~Penjara, Biro Pengawas~
Han Shi tertidur sambil duduk memeluk lututnya. Di dalam tidurnya, Han Shi bermimpi bertemu dengan permaisuri Li Shi, ibunya. Dalam mimpi itu mereka berpelukan penuh haru. Permaisuri Li Shi memeluk Han Shi dengan erat dalam pelukannya. Hanya satu hal yang ada dalam pikiran Han Shi saat itu. 'Pelukan ibu terasa hangat. 'Han Shi tersenyum tipis dalam tidurnya.
Permaisuri Li Shi menyentuh kepala Han Shi dengan lembut. Dia berkata kalau Han Shi harus kuat, karena ke depannya hidup Han Shi akan penuh rintangan dan lebih sulit lagi. Han Shi bertanya-tanya.
"Rintangan apa yang akan muncul setelah ini? jika lebih sulit dari sekarang, bagaimana aku bisa mengatasinya? sekarang saja, Kak Han Sa dan Han Byu belum bisa menemukan jalan keluar. Dan Kak Han Su menghilang entah kemana. Sekarang aku sendirian, dan belum cukup kuat. Apa yang harus kulakukan, ibu? "Tanyanya.
" Bersabarlah, saudaramu pasti akan memenuhi janjinya.Mereka akan membantumu. Kalian harus saling mempercayai satu sama lain. Tumbuhlah menjadi lebih kuat, dan hadapi semua rintangan yang akan datang bersama-sama. Mengerti? "Ujar Permaisuri Li Shi dengan senyuman lembutnya.
" Kenapa ibu berkata seperti itu? seperti akan terjadi hal yang mengerikan saja. "
"Han Shi, putri kecilku. Bangunlah dan kuatkan dirimu. " Permaisuri Li Shi merentangkan tangannya seperti hendak menerima pelukan. Han Shi berlari kecil hendak memberikan pelukan pada ibunya, namun saat pelukan Han Shi mendarat, perlahan Permaisuri Li Shi menghilang dengan semburat cahaya yang mengelilingi nya.
[ dunia nyata ]
"Yang Mulia, bangunlah?! Tolong jangan mati di sel busuk ini. Kumohon, Putri cantikku. "
Suara teriakan dayang Noh membuat Han Shi terbangun dari tidurnya. Dia mendapati Dayang Noh sedang menepuk-nepuk pipinya dengan pandangan sedih dan khawatir.
"Yang Mulia! anda baik-baik saja? fiuuhh... syukurlah. " Dayang Noh menghela nafas lega.
"Dayang Noh, apa yang kau lakukan di sini? bagaimana kau bisa masuk? " Tanya Han Shi heran.
"Aku memaksanya untuk membuka pintu sel. " Jawab Dayang Noh sambil menunjuk penjaga yang terlihat sama khawatirnya dengan Dayang Noh.
"Hamba khawatir dengan keadaan Yang Mulia, jadi hamba bergegas kemari untuk melihat Yang Mulia. Tapi saat tiba, hamba terkejut karena melihat Yang Mulia terus diam dan tidak bergerak sedikitpun.Hamba sempat berpikiran buruk dan langsung mendesak penjaga agar membukakan pintu sel. Hamba memanggil-manggil Yang Mulia,tapi Yang Mulia tidak merespon sedikitpun.Tangan Yang Mulia juga terasa dingin. Jadi,Hamba pikir... "
"Ssuutt, banyak sekali kata 'Yang Mulia' yang kau ucapkan. hem ...kau terlalu banyak berpikir Dayang noh, aku baik-baik saja. Tadi aku hanya tertidur. Dan tidurku terlalu lelap. He... " Sahut Han Shi sambil menunjukkan senyuman imutnya.
"Anda terlalu santai Yang Mulia, tidakkah anda lihat kalau hamba sangat mengkhawatirkan Yang Mulia? " Dayang Noh memegang tangan Han Shi dengan lembut.
Han Shi tersenyum tipis dan menaruh tangannya di punggung tangan Dayang Noh.
"Aku baik-baik saja, tidak usah khawatir. Oh ya, dan berhentilah memanggilku Yang Mulia. Aku bukan Putri kerajaan ini selama dua bulan ke depan. Lagi pula, jika nanti ada orang yang mendengar kau memanggilku seperti itu, kau bisa dianggap sebagai pemberontak dan bernasib sama sepertiku. Dijebloskan ke penjara. " Jelas Han Shi mencoba untuk memberi pengertian.
"Hamba tidak keberatan, jika hamba masuk penjara justru itu hal bagus. Karena hamba bisa menemani Yang Mulia disini. " Balas Dayang noh tidak peduli.
"Oh iya. Tadi di pintu masuk hamba melihat Permaisuri Deok Hwa memakai pakaian biasa dan berbincang dengan seorang penjaga. Apa dia baru saja menengokmu, Yang Mulia? " Sambungnya.
"Apa? Ibu Ratu datang kemari? Emm... entahlah, aku tidak tahu. Sepertinya dia bermaksud menengokku tapi setelah dia melihat kalau aku tertidur dia mengurungkan niatnya dan kembali pulang. " Balas Han Shi dengan santai.
Dayang Noh memandang Han Shi penuh khawatir.
'Putri cantikku yang malang. Kau tidak tahu sekejam apa Permaisuri Deok Hwa. Siapa tahu dia datang kesini untuk mencelakaimu. 'Gumamnya dalam hati.
Dayang Noh menghela nafas dan mengelus pelan tangan Han Shi yang dingin.
"Baiklah Yang Mulia. Terima kasih karena Yang Mulia baik-baik saja. Maaf, hamba harus segera kembali sebelum ada yang menyadari kalau hamba tidak berada di istana dalam. Tolong jaga diri Yang Mulia baik-baik dan tetaplah sehat. "
"Terima kasih kau telah peduli padaku, Dayang noh. Jangan khawatir aku akan tetap sehat. Cepat pergilah, sepertinya waktumu berkunjung sudah habis. " Ujar Han Shi yang dari tadi memperhatikan penjaga yang gelisah di pintu sel.
Dayang Noh bangkit dan memberi hormat. Dia berjalan keluar dan berlalu pergi. Han Shi di tinggalkan sendiri lagi di dalam sel yang gelap dan dingin itu.
'Kenapa aku memimpikan ibu?apa sebenarnya yang ingin ibu sampaikan? masalah apa yang akan muncul setelah ini? 'gumam Han Shi penuh tanya.
***
~Paviliun Timur, Kediaman Putra Mahkota. ~
"Kau darimana saja, Kak? Aku sudah menunggumu dari tadi. " Keluhan Han Byu menjadi ucapan selamat datang bagi Han Sa yang baru saja tiba di paviliun nya.
Wajah Han Sa terlihat kesal dan gelisah seperti mengkhawatirkan sesuatu. Dia berjalan mondar-mandir di ruangan itu.
Han Byu yang melihat gelagat kakaknya yang tidak biasa itu, segera bangkit dari kursinya dan bertanya.
"Kenapa kau bertingkah aneh lagi, kak? apa yang membuatmu gelisah seperti itu? "
"Han Byu, kau sudah melihat keadaan Han Shi? " Tukas Han Sa yang balik bertanya.
"Yah, tadi aku pergi ke penjara istana. Tapi dia sedang tidur. Sepertinya dia baik-baik saja. Dia sungguh tenang, di tempat seperti itu dia masih bisa tidur. Memangnya kenapa? " Tanya Han Byu lagi.
"Ibu tadi dari sana, sepertinya dia tiba setelah kau melihat Han Shi. Jadi kalian tidak berpapasan. eh apa kau tadi melihat hal yang mencurigakan? " Sahut Han Sa bertanya lagi dengan wajah serius.
"Tentu saja kami tidak berpapasan. Kau menyuruhku untuk melihat Kak Han Shi secara diam-diam kan? Lalu apa? Kenapa kau terlihat tidak tenang seperti itu? apa yang menggangu hatimu? Ayolah kak, jangan membuatku terlihat bodoh dengan terus bertanya padamu seperti ini?! " Protes Han Byu yang mulai kesal dengan jawaban Han Sa yang malah kembali bertanya.
Han Sa terdiam. Sebenarnya dia ingin menceritakan sebuah kejadian di masa lalu. Namun lidahnya kelu dan mulutnya membisu tak mampu mengatakan apapun.
"Memangnya kenapa kalau ibu menjenguk Kak Han Shi? bukankah itu normal jika seorang ibu mengkhawatirkan anaknya? sekalipun seorang ibu sambung, ibu tetaplah seorang ibu. Jadi dia pergi menengok. Apa ada yang salah sampai kau gelisah seperti itu? Hey kak, kenapa kau malah melamun? Kenapa kau diam saja dan tidak merespon pertanyaanku? " sahut Han Byu sambil mengibaskan tangannya di depan wajah Han Sa.
'sepertinya sekarang bukan saat yang tepat bagiku untuk bercerita tentang ibu. 'Gumam Han Sa dalam hatinya.
"Han Byu, kau harus membantuku! " Ujar Han Sa tiba-tiba.
"Hah? Apa? kenapa kau tiba-tiba meminta bantuan ku? bukankah kau akan menjelaskan tentang perubahan sikapmu, Kak? " Han Byu keheranan. Dia menyernyitkan dahinya seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ah, kau sepertinya menyembunyikan sesuatu dariku Kak. Ceritakan apa yang sebenarnya terjadi sebelum kau dan ayah pergi ke aula utama tadi malam. " Seperti biasa, Han Byu memang sangat peka dan pintar.
Han Sa tersenyum tipis. Perkataannya ditangkap dengan baik oleh Han Byu. Dia menghela nafasnya dan duduk dengan tenang.
"Kemarin malam, Perdana Menteri datang mengahadap ayah. Tepat pada saat aku dan ayah berbincang dan mendengar berita tentang Han Shi. Dia mendesak untuk mengadakan rapat darurat dan menghadirkan Han Shi. Dia berbicara seperti seorang penegak hukum yang taat aturan. Dia tahu kalau kelemahan ayah adalah Han Shi, jadi dia kira ayah akan membela Han Shi apapun yang terjadi. Sudah jelas tujuannya adalah membuat ayah terlihat seperti pemimpin yang tidak adil. Dia berusaha memecah fokus ayah pada urusan istana dengan menghancurkan nama baik Han Shi. Ayah tidak ingin masuk ke dalam jebakan Perdana Menteri, jadi kami memutuskan untuk bersikap dingin pada Han Shi. Agar Perdana Menteri melepaskan Han Shi dan tidak menyakitinya lagi. "
"Aah aku mengerti. Sekarang semuanya jelas, selain pengalihan topik Perdana Menteri juga punya rencana lain. Kau benar, jika ayah membela Han Shi, maka Perdana Menteri akan lebih mudah menghasut para keluarga korban untuk menyudutkan Han Shi dan otomatis menghancurkan ayah dengan melakukan pemberontakan. Tapi kak, Kau ingin bantuan seperti apa dariku? " Tanya Han Byu.
"Kirim orang terbaikmu untuk membela Han Shi di pengadilan besok. Dan kau, kau juga harus menjauhi Han Shi. Buat seolah-olah kita membiarkan Han Shi dengan masalahnya seorang diri. Perdana Menteri ingin kita terpecah belah, jadi kita berakting seolah kita masuk dalam jebakannya. " jelas Han Sa.
"Tapi, kalau begitu kita akan menyakiti Kak Han Shi dengan mengorbankan kepercayaannya pada kita. Tubuh dan hati Kak Han Shi akan tersakiti sekaligus. Apa kau yakin dengan rencanamu Kak? " Han Byu menggigit bibir bawahnya. Pandangannya penuh dengan rasa khawatir. Di saat seperti ini, dia tidak bisa menemukan jalan keluar yang terbaik. Han Sa dan Han Byu benar-benar terjebak dalam sebuah situasi yang sulit.
***
bersambung...
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Aziya
15 like 🥰
2021-01-02
1