caroline terus berlari mengejar kevin yang berjalan cepat tak tentu arah. Kevin berbelok menuju atap gedung menaikki tangga dengan setengah berlari.
caroline mendengus lelah dan menaikki tangga berlari saat dia menginjakkan kaki ke anak tangga berikutnya dia tersandung, lututnya membentur tangga keras dan meringis melihat kulitnya mengeluarkan darah kemudian dia kembali berdiri mengejar kevin. matanya menatap sekeliling saat tiba diatap gedung membuatnya merinding karena dari sini ia bisa melihat gedung lain.
lantai terakhir sangat menyeramkan jika aku bisa menebak orang yang patah hati lalu menerjungkan dirinya disini mungkin dia akan hancur berkeping-keping dan tak berbentuk lagi.
tersenyum melihat keberadaan kevin yang membelakanginya. caroline meringis saat berjalan karena lututnya perih. dengan sekuat tenaga ia menyingkirkan rasa sakitnya.
caroline berdiri disamping kevin membuat pria itu menoleh padanya dan kembali memalingkan wajah kedepan. hatinya sakit saat ini. jadi dia butuh sendiri.
"kenapa ikut?" suaranya sudah kembali melunak.
"aku hanya tidak membiarkan temanku sakit sendiri."
Karena rasanya sangat tidak enak vin. aku tidak ingin kau merasakan kesendirian dan mencoba melukai dirimu tapi melihat ini kau bukan pria yang akan menyakiti dirimu sendiri.
"Aku tidak marah hanya kesal." kevin tersenyum. dia tidak mungkin marah pada Arkana hanya saja ia terbawa suasana.
"pada saat seperti ini tidak membiarkan siapa pun untuk mendekat baik Arkana atau pun saga" ungkap kevin "karena aku tidak ingin mereka melihat sisi lemahku dan membuat mereka ikut lemah." caroline tersentuh mendengar ketulusan kevin.
"Karena hanya kau yang ingin menguatkan mereka. dengan melihatmu sedih kau tidak suka" tepat! jawaban caroline selalu tepat, kevin mengangguk.
"Tapi kau salah ternyata!" kevin menatap caroline yang menatap langit cerah "Dengan sikapmu seperti ini kau membiarkan dia kuat karena lalu kau menguatkan dirimu sendiri tanpa mereka." kevin menunduk menatap jalanan.
"Ada kalanya kita harus berbagi agar kita tahu arti keluarga jika dia memang ada sebagai keluarga untuk kita." lututnya yang berdarah tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan sakit dihatinya.
Tapi nyatanya tidak ada satupun dari keluargaku ada untukku, aku hanya menumpang bernafas dirumah mereka.
"Tapi melihat kekhawatiran di wajah tuan Arkana aku bisa menangkap dia tidak ingin kau terluka karena zevanya." melihat Arkana mengancam zevanya karena dia tidak ingin kevin terluka.
"zevanya segalanya untukku car. aku bahkan bisa memaafkannya yang meninggalkanku karna memilih pria lain, aku bahkan masih menunggunya untuk kembali, dan aku masih mengharapkannya untuk mencintaiku lagi." kevin menunduk dalam meratapi kisah cintanya yang kandas.
"Kau tidak salah vin, kau hanya membiarkan hatimu terus terluka." kevin mengangkat wajahnya menatap Caroline bertanya.
"iya kau memberikan dia ruang untuk menyakitimu lebih dalam, kau membiarkan dia membunuh hatimu perlahan-lahan."ada jeda disana membiarkan kevin mencerna ucapannya "jangan karena masalalu kau menutup mata akan masa depanmu dan seolah-olah wanita lain tidak akan pernah mendapatkan kesempatan menyembuhkan lukamu."
"Aku tidak bisa mencintai lagi car." kevin putus asa. bagaimana dia akan bahagia kalau zevanya terus menghantui pikirannya.
"Aku bukan menyuruhmu untuk jatuh cinta, itu terdengar egois dan aku tidak ingin jika wanita yang mencintaimu disebut sebagai pelarian." kevin terdiam meresapi perkataan caroline.
"Hanya kau yang bisa menyelamatkan dirimu." Caroline mengusap bahu kevin menyalurkan ketenangan "Dengan mengikhlaskannya hatimu selamat atau memberikan dia kesempatan dan melukaimu lebih dalam. hanya kau yang bisa memilih!" caroline tersenyum untuk menyadarkan pria didepannya.
Sedewa-dewasanya manusia bukan karena umurnya berarti dia tidak bisa terluka. hanya saja mereka butuh teman untuk menemaninya dan meringankan bebannya.
sepasang mata mengawasi mereka. pria itu, Arkana yang selalu memantau kevin dari jauh karena dia tahu apa yang sepupunya itu tdak suka dan tak sengaja mendengar suara caroline lalu mengangkat sudut bibirnya tersenyum dan meninggalkan tempat itu tanpa kecurigaan.
Kevin merasa tersentuh dengan kedewasaan caroline. bangga dengan pikiran gadis yang mengusap bahunya dan menyadarkan dirinya.
"terimakasih car.. aku tidak tahu kalau gadis kecil seperti mu bisa sedewasa ini." kevin memeluk caroline dan terus bergumam terimakasih.
Caroline tersenyum dan menepuk bahu kevin pelan untuk menenangkan pria itu kemudian mencubit pinggang kevin yang sontak melepas pelukannya dan mengusap pinggangnya.
"carr.. cubitanmu sangat keras." kevin tak percaya dengan tingkah bar-bar caroline.
"itu lebih baik daripada aku harus kehabisan nafas karna pelukanmu."
"kau sangat kecil jadi aku tidak sadar." ujar kevin bersalah.
"jangan menyebutku kecil vin... kau tidak tau ada berapa gedung yang aku robohkan karena mendapat hinaan seperti itu." ancam caroline membuat pria itu tertawa keras mendengar guraun caroline.
"oh yahh? Dengan apa kau robohkan gedung itu?" tanya kevin dengan sombong ia buat-buat.
"jari kelingkingku." timpal caroline.
Mendengar itu kevin semakin mengeraskan tawanya membuat caroline ikut tertawa.
yaaah begini lebih baik daripada harus melihat orang bersedih.
untukmu zevanya: semoga kau bahagia telah memilih pasanganmu dan meninggalkan luka pada pria yang sangat mencintaimu, aku akan mendoakanmu untuk terus bersama dengan milikmu tapi jika suatu saat tuhan menyadarkanmu minta maaflah pada seseorang yang kau buat hatinya terluka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments