caroline benar-benar hampir gila karena ulah Arkana. tuan jonas memberi tugas untuk melayani Arkana karena ia harus mengecek proyek di negara xxx. Dengan keadaan seperti ini kesabarannya terkuras karena ulah monster itu.
"kenapa kau berdiri disana? kemari!" arkana dengan setengah berteriak.
lihatkan! ya tuhan, selamatkan kupingku.
"maaf tuan." jawab caroline cepat. berjalan mendekat.
"bacakan ini untukku." Melempar berkas kedepan.
caroline meraih berkas itu dengan tangan gemetar. ia berkali-kali menenangkan jantungnya. sudah berapa hari Arkana menyiksanya dan itu menyiksa batinnya.
"kenapa lama sekali? jangan bilang kau tidak tahu membaca, apa ayahmu benar-benar berbohong padaku. jangan menatapku seperti itu." kesal Arkana menatap tajam.
tolong gantikan aku! siapapun itu aku rela bertukar tempat...
caroline mulai membacakan yang sama sekali tidak ia mengerti. sedangkan Arkana hanya tersenyum dalam melihat wajah takut caroline, ia tahu mungkin gadis itu sedang memaki-maki dirinya.
"Apa kau tidak diberikan makan? besarkan suaramu!" ketus Arkana.
"heiii! apa kau kesal? kenapa kau tinggikan suaramu."
apa maunya sih?
"maaf tuan."
"hmm turunkan nada suaramu."
caroline mengambil nafas dalam-dalam kembali membaca lanjutan yang sudah terjeda.
kevin yang masuk akan meminta tanda tangan Arkana mengernyit tak suka melihat gadis manisnya disiksa dan merasa kasihan.
Andai saja aku bisa menyelamatkanmu dari pria itu tapi hanya kau yang bisa selamatkan dirimu car.
"hai caro..." sapa kevin. mendengar suara yang tampak familiar ditelinganya caroline menoleh ke arah asal suara.
caroline tersenyum... melihat kekhawatiran di wajah kevin ia hanya mengode dengan sorot mata 'aku tidak apa'.
"Tanda tangani ini." ketus kevin tanpa menatap Arkana.
mendengar keketusan kevin Arkana mengernyit heran. dia merasa telah berbuat salah tapi saat dia mengintropeksi Arkana merasa sama sekali tidak berbuat salah.
"Kau kenapa? ngambek?" tanya Arkana acuh.
"tidak apa... sini!" kevin meminta berkas yang sudah Arkana tanda tangani tanpa melihat Arkana lagi. caroline yang melihat itu tersenyum.
"heh bodoh.. kau ini seperti anak-anak saja. tampangmu sama sekali tidak cocok, sana ngaca!" usir Arkana mengibaskan tangannya.
"Sangat menganggu." kevin akan memukul kepala Arkana jika dia tidak ketahuan lebih dulu.
"Caro setelah ini kau mandi air garam yaah." ujar kevin tersenyum pada caroline yang tertawa pelan.
"Memangnya aku membawa kesialan padanya." gerutu Arkana dalam hati.
"harus sabar oke? anggap angin lalu, duluan car istrihat nanti aku akan mentraktirmu makan di kafe." kevin berpamitan pura-pura tidak melihat Arkana.
"Traktir apaan! diperusahaanku semua digratiskan, sok-sok an!" ketus Arkana.
kevin ngacir mendengar nada yang seperti akan meledak sebentar lagi jika dia bertahan lebih lama, dia akan menenggalamkan dirinya ke laut.
ohh jadi toh perusahaan ini semua fasilitas digratiskan termasuk restaurant dan kafe dong? baik juga nih monster.
"kau kenapa diam? lanjutkan!" bentak Arkana.
Baru juga dia dipuji malah ngelunjak. guys aku menarik kata-kataku jika dia baik hati.
"Maaf tuan." caroline mendengus dan kembali pada berkas ditangannya.
Arkan menyandarkan tubuhnya kekursi kebesarannya. ia sama sekali tidak memerhatikan suara caroline, dia hanya sedikit mengerjai gadis itu. Dengan suasana hati seperti ini Arkana merasa lebih baik. penyiksaannya pada caroline lebih parah daripada sekretaris sebelumnya. biasanya dia menyuruh korbannya membersihkan toiletnya dengan alasan 'jonas selalu lupa menyiramnya' dan alih-alih jonas selalu mendapatkan tatapan menjijikkan.
Arkana mengingat ketika menyuruh caroline untuk membuatkannya kopi dengan buatannya sendiri, lumayan saat meminumnya tapi dengan hati kejamnya ia menyemprotkan air kopi itu disepatu caroline dengan alasan 'Ini sangat panas. apa kau ingin membuat bibirku melepuh?' dan caroline ikut merasakan panas menjalar di punggung kakinya dengan sekuat tenaga ia tahan untuk tidak menyentuh kakinya.
"Sana kembali keruanganmu. suaramu tidak enak didengar!" usir Arkana masih memejamkan matanya.
"Sangat menganggu." mencebikkan bibirnya dengan mata masih terpejam.
Caroline tergelak mendengar itu. dia merasa lelah dengan batinnya yang sudah berkali-kali ia paksakan untuk kuat.
"keluar sana!" caroline bangun dari duduknya, menyerahkan berkas pada Arkana namun tak kunjung di ambil dia meletakkan kemejanya.
melihat caroline menutup pintu dengan ekor matanya. Arkana tersenyum puas, merasa takdir ada ditangannya.
Lihat sampai dimana ia bertahan! setelah ini mungkin ia memohon ke ayahnya dan mengadukan semuanya. lakukan saja itu tidak membuatku takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Bundha Via
kejamnya oppa Arkana 😁
2020-06-07
1
Mami Mara
sungguh terlaaaaluuuuu
2020-01-11
1