Saat sekretaris itu membawa caroline ke sebuah ruangan yang berada di sudut, caroline merasa, firasatnya mengatakan untuk berhati-hati. Lagi pula, perusahaan ini adalah rival ayahnya sangat sesuatu ia di kirim kemari.
Jonas mendorong pintu kaca lebar itu sambil meminta caroline untuk masuk. “Nona caroline, ini ruangan sekretris anda!”
Caroline hampir menjatuhkan mulutnya jika saja ia tak lupa pada harga dirinya. Ada yang salah dengan pemandangan disana, tumpukan benada-benda yang ta layak pakai, juga, debu yang setia menempel di kaca dan
lantai.
Lebih bagus jika disebut gudang melainkan sebuah ruangan
Jonas tersenyum dalam melihat ekspresi lucu gadis itu, Tuannya benar-benar kejam jika harus menyuruhnya membersihkan sendiri ruangan
itu. Bahkan Arkana belum memunculkan tanda-tanda untuk menemui gadis itu.
Hingga notifikasi pesan membuatnya mengalihkan perhatiannya saat caroline membersihkan bajunya yang kotor karena menabrak kardus. Benar, ia tak salah lagi, Arkana mengatakan OB di liburkan hari ini.
Aku kasian padanya…semoga ia bertahan dengan mental presdir ivander.
“Lalu, apa harus seperti ini?” Tanya caroline menatap Jonas yang berdiri di depan pintu.
Lalu seorang dua orang pria datang dan membawa alat seperti pel, sapu dan pembersih kaca. Menaruhnya tepat di bawah kakinya. Caroline sudah merasakan aroma tidak menyenangkan.
“Kuharap nona bersiap untuk membersihkan ruangan anda.”
Mata caroline menyipit. “Apa aku tidak salah dengar?”
Jonas menggeleng. “pendengaran anda sangat baik. Kebutulan hari ini tim OB di liburkan,”
“APA?”
Mata caroline melotot, salah, ia ingin kabur dari sini hell baru saja sekretaris itu mengatakan bahwa ia menjadi sekretaris seorang presdir dan mengapa ia harus- tenggorokannya tercekat, ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi,
Jika aku memilih… aku akan duduk sampai bokongku panas menyelesaikan lima lukisan daripada harus melakukan itu- ini gila… sangat gilaa… presdir itu gila dan semuanya gila.
“beberapa peralatan akan di kirim setelah anda menyelesaikan tugas anda. Saya permisi,”
Caroline masih mematung menatap peralatan dibawah kakinya. Firasatnya benar untuk menyuruhnya berhati-hati. Lihat, akibat keteledorannya untuk membawa dirinya kemari, ia juga yang terkena imbasnya.
Tolonglah, aku alergi dengan debu. Bisa saja besok aku akan pilek….
Caroline mulai mengulung lengan bajunya dan mencepol asal rambutnya. Mentalnya baru saja di serang hari ini, ia bahkan belum mempersiapkan diri. Dia akan mengingatnya dengan baik, bagaimana perusahaan seterkenal ini
memperlakukannya dengan tidak manusiawi!
Ia membawa beberapa kadus ke luar dari ruangan yang penuh dengan kaca itu dan juga meja, kursi yang tidak dalam kondisi baik-baik saja. Untung saja pengasingan di rumah membuatnya mandiri dan kerap membantu pelayan jika kelurganya tidak berada dirumah. Hanya saja, ia masih benci pada debu.
Hingga ruangan itu benar-benar kosong, caroline meraih mesin pembersih debu daripada sapu yang bergerak lambat, menurutnya dan lebih memilih alat canggih yang menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah.
Peluh keringat mulai membanjiri pelipis gadis itu, bahkan pekerjaannya hampir selesai 80%, terakhir, ia hanya perlu mengepel lantai sampai terlihat lebih bersih. Caroline haus, tenggerokannya kering.
Saga tak salah, tidak ada yang bertahan jika harus di perlakukan seperti ini- tapi, jangan salah aku tidak akan menyerah… semangat car!
Nyalinya benar-benar di uji di perusahaan ini. Ia berpikir bagaimana sosok presdir itu, apa ia malaikat tampan berwujud iblis? Atau ia dewa yunani berhati dermawan? Caroline bahkan mengutik kata itu dengan bberapa
laman gosip yang membuat presdir itu menjadi perbincangan di kalangannya.
Ahh jika saja aku bisa melihatnya secara langsung mungkin Davina dan meody akan iri heheh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Muhammad Arifin
kenapa ceritanya berasa lompat2...
2024-09-15
0