Arkana Ivander-chapter 5

Jonas mendorong pintu ruangan presdir itu sambil meneliti ruangan yang tampak berantakan dari segala

arah. “Tuan, nona grace sudah datang.”

Suara parau yang terdengar datar dan dingin dari arah depan, tepatnya di dekat jendela kaca

sebesar dinding.

Jonas mendengus dan menggaruk kepalanya frustasi. Ia hanya ingin Tuannya itu menemui tamunya

sendiri bukan menyerahkannya padanya.

“Ada yang salah dengan gagasanku jon?” lalu siluet tegap itu menampakkan wujudnya.

“A-ah tidak tuan, kalau begitu saya permisi,” sebelum melangkah Jonas menghentikkan langkahnya

mendengar pernyataan Arkana yang terdengar menyeramkan.

“katakan padanya dia akan menjadi sekretarisku,”

Jonas mengernyit. “Apa anda yakin tuan?”

Arkana mengangguk. “Kau pikir Tn. grace akan menerimanya jika kau mengirim anaknya menjadi OB”

Jonas hanya mengangguk pasrah. Nada sinis Arkana membuatnya bungkam dan tak banyak bicara, selain.

“Baik tuan.”

Melihat pintu sudah tertutup kembali Arkana kembali duduk di kursinya. Sambil membuang napas panjang. merapatkan punggung ke kursi empuknya.

“Aku tidak tahu alasan dibalik permintaannya- kupikir mereka sedang merencanakan sesuatu.” kata Arkana meraih berkas kontrak kerja sama dengan perusahaan grace company. Tanpa pikir panjang lagi, ja menggoreskan tanda tangan pada berkas itu.

Melihat map berwarna biru Arkana kembali membukanya lalu meneliti tiap katanya, laporan dari detektif rehan membuat rahang Arkana kembali mengeras.

Arkana percaya selalu ada jejak yang ditinggalkan oleh pelaku. lembar berikutnya, gambar mobil yang sudah hancur tak berbentuk. Arkana menajamkan matanya, pada kata sabotase- ia yakin kecelakaan orang tuanya merupakan kesengajaan.

10th tahun, Arkana butuh waktu lama untuk mengumpulkan bukti-bukti pembunuh kedua orang tuanya. Mereka begitu lihai hingga kecelakaan orang tuanya Nampak seperti kecelakaan biasa untuk mengelabui polisi tapi

kurangnya bukti yang di kumpulkan polisi membuat pihak kepolisian menutup kasus tersebut dua tahun yang lalu. Namun, Arkana tak percaya hal itu hingga membuatnya turun tangan dan bekerja sama dengan seorang detektif secara tertutup.

Banyak hal yang terjadi setelah ia mengambil alih posisi ayahnya, teror demi teror ia dapatkan bahkan dua pengawal perusahaan tewas saat ia menghadiri wawancara. Menjadi korban karena kesalahannya. Beberapa upaya Arkana lakukan untuk menjaga keamanan karyawan atau pengawal perusahaannya demi keselamatan mereka.

Alangkah menyedihkan takdir hidupnya hingga ia tak bisa meloloskan diri dari kepungan kenangan. Makin kuat ia memberontak, makin kuat juga kenangan mencengkram ingatannya. Andai saja ia bertemu dengan orang tuanya walau dengan perantara mimpi, akan ia ceritakan pada mereka segala keluh kesah yang ia alami semenjak kepergiannya. Akan ia utarakan bagaimana rindu menolak untuk di pejamkan. Walau hanya sebatas kata andai, ia sudah senang bukan kepalang-Apalagi jika itu benar terjadi.

Seperti hari ini. Kenyataan bahkan belum ada titik terang dalam menemukan pelaku pembunuh orang tuanya dan dua korban menjadi kebengisan orang itu.

Banyak harapan yang berharap takdir melangitkan harapannya, agar tuhan mendengar dan mengabulkan permohonannya.

Sepintas Arkana bertanya, apa pemintaannya cukup berat? hingga ia harus menunggu 10th tahun lamanya, apa permintaannya sangat

sulit hingga ia harus melewati banyak penderitaan?! Bila ada yang mengira jika ia kuat menghadapi hari-hari yang menyiksa ini, sungguh mereka salah besar. Ia tidak sekuat itu. Mungkin topeng yang ia pakai setiap hari terlihat tegar namun apa yang tampak tak selalu sama dengan apa yang dirasakan. Ia bisa berpura-pura kuat dan tegas di depan banyak orang, terutama di hadapan keluarganya, namun topengnya akan jatuh jika di hadapkan dengan kenangannya.