Dua minggu kemudian sisi tebing bagian utara sudah terlihat rapi berundak dengan pagar dari batu tersusun dari atas hingga dasar. Dari jauh terlihat megah seperti sebuah bangunan besar.
Dan seminggu setelahnya sistem aliran air pun selesai juga dibuat. Nata memberi tahukan kepada warga kapan saatnya harus membuka pintu air, kapan saat nya menutup. Dan dibagian mananya.
Kemudian sehari setelahnya diadakanlah pesta untuk merayakan selesai dibuatnya bangunan baru tersebut.
"Sekali lagi terima kasih" ucap Couran kepada yang lain saat mereka sedang berkumpul di ruang tamu rumah Couran setelah pesta usai.
Nata dan Aksa hanya tersenyum. Kemudian mereka memberikan beberapa gulungan berisi rancangan alat-alat dan cara-cara sederhana yang berguna untuk pemakaian sehari-hari.
"Kemurahan dari utusan dewa" ucap Aksa sebelum Couran sempat berkata-kata setelah mendapati isi gulungan yang sangat berharga itu.
"Kemudian bagaimana rencana kalian kedepannya?" Tanya Loujze kemudian kepada Nata dan Aksa.
"Rencananya kami akan meminta kepala desa untuk memperpanjang pesta ini sampai seminggu lagi, sebelum kami memikirkan langkah selanjutnya" saut Aksa asal. Yang diacuhkan oleh yang lain.
"Mungkin kami akan pergi ke kota besar terdekat untuk mencari informasi lebih banyak. Sebelum kami benar-benar memutuskan apa yang akan kami lakukan kedepannya" jawab Nata kemudian.
"Kami bisa menemani kalian menuju kota besar terdekat, sejalan dengan kami pulang" ujar Deuxter.
"Apa kalian tidak punya rasa kuatir dan takut karena terjebak dan harus hidup dalam dunia asing ini?" Kali ini Lucia bertanya karena melihat tingkah mereka berdua yang selalu santai dan bersikap konyol setiap saat. Seolah terlempar kedunia lain adalah hal sepele buat mereka.
"Kekuatiran dan rasa takut hanyalah untuk rakyat jelata, tidak untuk utusan dewa" jawab Aksa dengan nada merendahkan.
"Kekuatiran dan rasa takut itu hasil dari ketidaktahuan. Kekurangan akan informasi dan atau tujuan" jawab Nata.
"Bukankah itu berarti saat ini kalian juga kekurangan informasi dan belum tau arah tujuan?"
"Benar, namun informasi dan tujuan itu masih memungkinkan untuk dicari. Jadi kenapa kami harus kuatir dan takut bila yang harus kami lakukan hanya mencoba mencari tahu" ucap Nata.
"Optimis sekali kalian"
"Berapa sebenarnya usia kalian? Rumit sekali ucapan mu" tanya Jean kemudian.
"Tujuh belas tahun" jawab Aksa dengan lantang.
-
Dan esoknya warga digegerkan dengan adanya dua orang yang sedang mencari Nata dan Aksa.
"Tuan Aksa! Tuan Nata! Ada yang mencari anda berdua di depan rumah kepala desa" Pria muda datang ke rumah Couran dengan tampak tergesa.
"Siapa yang mencari mereka? Kenapa anda terlihat tergesa-gesa?" Tanya Lucia yang baru saja selesai dengan sarapan paginya.
"Entahlah mereka Elf dan Yllgarian" jawab pria itu lagi.
"Elf dan Yllgarian?!" Tampak yang lain terkejut.
"Bagaimana bisa ada orang dari dunia ini yang mencari kami? Padahal hanya kalian-kalian saja yang mengetahui bahwa kami ada" ujar Nata dalam perjalanannya menuju rumah kepala desa.
"Terlebih Elf dan Yllgarian" tambah Lucia.
-
Terlihat sudah cukup banyak orang berkerumun di depan rumah kepala desa.
Dibalik kerumunan itu tampak seorang pria tinggi dengan warna kulit yang sangat pucat, berwajah tampan dengan warna mata dan rambut sehitam langit malam. Telinganya meruncing seperti bentuk daun. Memakai baju lengan panjang yang terbuat dari kulit bercorak gelap dan seperti martil dengan gagang yang sangat panjang, yang terlihat lebih seperti sebuah tombak tergantung dipunggungnya.
Disamping pria itu berdiri dengan kedua kaki belakangnya, seekor kelinci setinggi setengah orang dewasa dengan sebuah tongkat mungil dari kayu ditangannya. Mengenakan jubah dan topi kerucut yang memiliki corak bintang berwarna biru gelap. Dan dari pinggiran topinya yang pipih tampak kedua telinganya menyembul seperti antena.
"Ini dia!" Teriak Aksa melihat dua sosok tersebut.
"Kendalikan dirimu Aks"
"Kelinci dengan topi penyihir, dan ksatria penjaganya. Aku benar-benar terlempar kedunia fantasi!"
"Kenapa dengan tuan Aksa?" Tanya Huebert.
"Acuhkan saja"
"Berarti pasti mereka ini yang menyimpan relik legenda ku" ucap Aksa seraya memasuki kerumunan.
"Nata? Aksa?" Yang kelinci menyapa begitu mereka berdua mendekat.
"Dia bisa bicara" Celetuk Aksa.
"Aku Nata, dia Aksa" jawab Nata kemudian.
"Salam. Saya Lily" ucap sang kelinci memperkenalkan diri.
"Saya Val" kali ini yang pria mengenalakan diri.
"Kami kemari untuk melakukan sumpah setia pada kalian berdua. Kami sudah menunggu kedatangan kalian sejak lama" ujar Lily kemudian. Yang membuat banyak orang terperanjat mendengarnya.
"Ini dia! Akhirnya kita punya Dungeon Party yang sesungguhnya"
"Sebentar, pertama-tama bagaimana kalian bisa tau tentang kami yang ada di desa ini. Tentang nama kami?"
"Kami berdua adalah utusan Oracle. Dan dari beliau lah kami tahu tentang kalian" jawab Lily yang langsung disambut suara riuh warga desa yang ada disitu.
"Wah, program database terkenal juga disini" gumam Aksa.
"Kami diminta langsung oleh beliau untuk kemari dan menjaga kalian" kali ini Val yang berucap.
"Sebentar-sebentar, jadi siapa Oracle ini? Kenapa dia bisa tau tentang kami?" Nata semakin tidak mengerti.
"Yang benar saja kalian tidak tau siapa Oracle?" Ucap beberapa warga desa tak percaya mendengar ucapan Nata barusan.
"Alangkah baiknya bila kita melanjutkan perbincangan ini di dalam saja" sela Stevan kemudian memberi saran yang juga untuk membubarkan kerumunan warga yang bisa mengganggu kegiatan disekitar.
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Dewi Kematian
ad yg bisa rekomendasi novel seperti ini ga..? ini.. Luar Biasa Bagus..
2021-08-22
5
Zahra Saifanah
Bagus karyanya,,salah satu novel yg 👍👍👍
semangat teruss kk🤗🤗
jangaan lupa bantu like dan komen untuk mendukung authornya😘😘😘😘💞💕
2020-04-22
5