Malam harinya mereka berhenti dan beristirahat jauh dari hutan. Di sabana yang mempunya bentuk dataran yang tidak rata. Membuat tenda sederhana dan api ungun ditengahnya. Langit tampak penuh dengan bintang meski bulan terlihat hanya sepenggal saja. Angin malam terasa lembut membelai tanah itu. Terasa damai.
Pria yang sedang terluka tadi kini mulai tenang terbaring didalam kereta. Terdengar nafasnya mulai teratur. Meskipun keringat dingin masih terus berjatuhan dan demam yang masih belum turun.
"Yang kulakukan itu hanya pertolongan pertama saja, tetap pria itu harus mendapat perawat lagi, menghindari lukanya infeksi atau kembali terbuka" ujar Aksa setelah membersihkan tubuhnya dari bekas darah.
"Tak kusangka kau mengerti perihal ke-tabib-an seperti itu. Kalian benar-benar penuh kejutan" ujar Couran.
"Ditempat kami itu disebut ke-dokter-an" timpal Aksa.
"Sekali lagi terima kasih. Nama saya adalah Huebert, sedang teman saya yang terluka itu bernama Deuxter, dan satu lagi bernama Loujze" ucap pria bernama Huebert itu berterima kasih serta mengenalkan diri.
"Oh, teman yang ditinggalnya tadi" gumam Aksa.
Pria ini punya tubuh yang kekar. Terlihat otot di lengan dan perutnya adalah hasil dari latihan fisik berat yang telah lama ia lakukan. Rambut hitamnya dipotong sangan pendek yang menambah keangkeran dari raut wajahnya yang sudah memiliki bentukan rahang tegas itu.
"Kami bertiga dari desa Tirgis di kaki bukit Simor di timur wilayah Estrinx. Desa pemburu. Kami bertiga adalah pemburu"
Kemudian ucapan Huebert disela oleh kedatangan seseorang. Berjalan muncul dari kegelapan malam. Itu adalah pria yang dikenalkan Huebert sebagai Loujze tadi. Seorang Getzja. Bahkan pria itu tidak terlihat tergores sedikitpun.
"Oh, teman yang ditinggalkan tadi!" Aksa sedikit berteriak karena terkejut.
Nata dan Aksa belum bisa percaya, pria dengan kulit coklat gelap, berambut abu-abu panjang dikuncir kuda, dan bermata kuning seperti mata kucing ini bisa lolos dari monster seperti itu tadi tanpa goresan luka sedikitpun.
"Loujze!"
"Untung tidak susah mencari jejak kalian. Bagaimana keadaan Deuxter?"
"Untunglah, berkan tuan Aksa ini nyawa Deuxter bisa terselamatkan"
"Terima kasih tuan Aksa, kami berhutang budi padamu" ujar Loujze seraya membungkung sopan kearah Aksa.
"Baiklah, kalian berhutang budi padaku" saut Aksa cepat.
"Dia adalah utusan dewa" ucap Huebert kemudian. Yang direspon dengan wajah pasrah oleh yang lain. Karena yang lain tau kalau Huebert belum tau ocehan Aksa yang asal ngomong itu.
"Pemuda yang menyebut utusan dewa ini sebenarnya hanya pemuda biasa yang beruntung karena terlahir dengan kemampuan mengingat yang sangat kuat" jelas Nata kepada Huebert dan Loujze untuk meluruskan keadaan.
"Benar, aku tidak pernah lupa akan semua hal yang pernah aku lihat, dengar, rasa, dan kenal" Aksa menimpali dengan nada sombong.
"Jadi memang benar anda adalah utusan dewa" ucap Loujze kemudian.
Aksa mengangguk dalam.
-
"Jadi kenapa kalian sampai bisa berhadapan dengan Manticore itu tadi?" Tanya Jean setelah mereka selesai makan malam dan sedang duduk melingkari api unggun. Bersiap istirahat.
"Kami bertiga sedang dalam ritual ujian untuk menjadi seorang pemburu dewasa di desa kami" jawab Huebert.
"Kami diharuskan mengumpulkan beberapa hal dari beberapa hewan tertentu sebagai tanda pengesahan bahwa kami adalah seorang pemburu yang handal" imbuh Loujze.
"Dan salah satunya dari Manticore tadi?" Tanya Lucia kemudian.
"Bukan, Manticore itu adalah nasih sial kami. Tadinya kami hanya ingin mengambil bulu burung Gagak Merah yang memiliki sarang didalam hutan itu" jelas Huebert kemudian.
"Sayang nya saat kami hendak keluar hutan. Kami bertemu dengan hewan buas tadi itu" tambah Loujze.
"Beruntungnya kalian punya Getzja" ujar Jean. Yang dijawab dengan senyuman kecil dari Huebert dan Loujze.
"Jadi apakah Getzja ini bukan termasuk dalam ras manusia?" Tanya Nata tiba-tiba.
"Mereka adalah ras manusia" jawab Lucia yang seperti sedang menyergah Nata bertanya seperti itu.
"Getzja adalah salah satu dari empat kaum ras manusia" Kali ini Couran yang menjelaskan.
"Kaum?"
"Kaum digunakan untuk menandai jenis dalam suatu ras" jawab Couran.
"Oh, sub-class" gumam Aksa.
"Dan seperti apa perbedaan jenis-jenis ras manusia ini? Apakah dari bentuk fisik?" Nata kembali bertanya.
"Itu salah satunya. Tapi ada hal yang lebih unik yang mencirikan kaum-kaum ras manusia. Seperti contohnya Getzja ini. Mereka adalah ras manusia yang memiliki stamina dan kemampuan fisik yang sangat kuat sejak lahir. Namun mereka sangat lemah dalam penggunaan aliran Jiwa. Atau sebaliknya kaum Seithr. Mereka dilahirkan dengan kemampuan pengendalian aliran Jiwa yang sangat handal. Namun stamina dan fisik mereka lebih lemah dari kaum-kaum ras manusia yang lain"
"Dan dua sisanya?"
"Kaum Narva dan kaum Morra. Narva adalah manusia unggulan. Mereka dianugrahi pengendalian aliran Jiwa yang handal juga fisik yang tidak terlalu lemah. Para bangsawan biasanya adalah kaum Narva"
"Sedang Morra?"
"Saya adalah Morra. Kaum rakyat biasa. Kami adalah manusia yang sedikit lebih kuat dari Narva dibidang fisik, dan sedikit lebih lemah dibidang sihir"
"Jadi Narva dan Morra itu nyaris tak ada bedanya? Lalu bagaimana caranya membedakan mereka?"
"Fisik kami. Narva memiliki kulit putih dan mata berwarna langit"
"Kaukasoid" gumam Aksa.
"Oh, jadi itu sebabnya" ucap Nata seperti baru saja menemukan suatu yang hilang.
"Sebabnya apa?" Tanya Couran.
"Kenapa tuan Couran tidak mencurigai kami sebagai rombongan bandit saat pertama kali bertemu, dan alasan Huebert langsung berbicara sopan kepada Lucia meski baru pertama bertatap muka"
"Putri Lucia!" Sergah Jean.
"Maaf. Maksud ku putri Lucia. Jadi itu semua karena ciri fisik sang putri adalah ciri fisik seorang bangsawan?"
"Benar" jawab Couran. "Semua orang pasti tau kalau nona Lucia adalah putri bangsawan hanya dengan melihat dari penampilan fisiknya saja" jelasnya lagi.
"Dan lalu seperti apa ciri fisik kaum Sait, Sait, apa itu tadi?" Aksa bertanya.
"Kaum Seithr berambut lurus, bermata sedikit kecil, dan berkulit persik"
"Mongoloid" timpal Aksa kemudian.
"Sebentar. Boleh saya menyela. Tapi mengapa tuan Nata mempertanyakan hal-hal umum seperti ini, seolah anda belum pernah mendengar atau melihatnya sama sekali" Sela Huebert yang terlihat tak mengerti.
Lalu kemudian Nata terdiam. Dia lupa sekarang dia bersama orang asing, "Itu karena kami bukan dari dunia ini" jawab Nata dengan sedikit ragu.
"Bukan dari dunia ini?" Tampak Huebert tak percaya dengan ucapan Nata barusan, namun kemudian tampak Couran, Lucia dan Jean mengangguk dan mengisaratkan bahwa yang diucapkan Nata itu memang benar.
"Jadi Anda benar-benar utusan dewa" ucap Louzje yang terlihat bergairah.
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
PHSNR👾
pengen q getok kepalanya 😂😅😂
2024-12-24
1
V⃝🌟 Ky ɪⷶʀͩᴠͥɪᷠɴͩɢͣ 🌅🐉
gw gk perduli lu lu pade mw ngomen atau kagak di sini.
intinya author nya the best... 💯
2022-01-16
2
KhaLisa_BM
ada ni teman aksa yg terlalu bersemangat mengira mereka benar utusan dewa....
2021-07-25
2