Dan akhirnya sisa malam itu mereka habiskan dengan saling berusaha mengenalkan diri dan mengerti tentang hal-hal dasar untuk berkomunikasi.
"Berarti teori kita benar selama ini, bahwa melakukan tekanan pada partikel dengan kecepatan tinggi akan membuka celah dimensi di antara galaksi ini," ucap Aksa saat mereka berdua masih bersila didepan api unggun mendekati tengah malam. Sementara tampak yang lain sudah mulai terlelap.
"Tapi tampaknya usaha kita mengecilkan mesin Pemecah Partikel itu berhasil. Hanya saja kita perlu mencari cara untuk mengendalikan input-output dari energi ledakannya," ucap Nata seraya menulis sesuatu di atas kertas.
"Apa menurutmu kita benar-benar berada di Axis 47, Nat?" tanya Aksa terlihat meragu.
"Kau yang beri tahu aku, apakah menurutmu peta bintang dilangit itu seperti yang seharusnya dilihat dari posisi Axis 47?"
"Karena itulah. Aku merasa peta bintang di sini terlihat aneh, nyaris semua rasi nya sama seperti yang ada di planet kita, hanya saja posisi nya terbalik," jawab Aksa seraya menatap ke langit yang tampak jelas menunjukan kerlip bintang-bintangnya. "Canopus dan Signus harusnya ada di posisi yang berlawanan." Aksa menunjuk ke beberapa bintang.
"Aku juga merasa demikian. Jadi seolah langit ini adalah pantulan langit dari dunia kita. Mungkin kita tidak sedang melompati ruang saja, tapi juga realitas. Karena kita belum tau pasti celah itu di antara galaksi yang sama atau galaksi lain yang identik," ucap Nata seraya kembali menulis.
"'Ya, ada juga kemungkinan itu. Berarti, apa menurutmu kita telah membuktikan teori tentang jagat infinit?" Aksa terdengar mulai bersemangat.
"Sayang nya sebelum kita bisa kembali pulang, kita akan dianggap gagal dan menghilang dari dunia peraihan Nobel," yang kemudian dijawab oleh Nata dengan jawaban pesimis.
"Ngomong-ngomong, mulai sekarang lebih baik jangan memakai kertas dan ballpoin dari tempat kita. Untuk menghindari hal-hal jadi semakin rumit, lebih baik kita menggunakan apa yang ada di dunia ini saja," saran Aksa kemudian.
"Wah, tumben kau bener kali ini. Sebelum kita tahu seperti apa dunia ini, memang lebih baik kalau kita jangan sampai terlalu jadi pusat perhatian." Tampak Nata setuju akan usulan Aksa tersebut.
"Aku memang selalu bener, kau pikir? Tapi memang kita harus berhati-hati, pria tua itu saja tampak kaget setengah mati melihat sniker dan tas ini," ucap Aksa lagi.
"Tapi tampaknya pria itu cukup terpelajar. Dia cepat mengerti tentang pengetahuan baru," ucap Nata menilai.
"Benar. Juga dipenuhi dengan rasa penasaran yang tinggi. Apa kita harus memberitahukan yang sebenarnya pada mereka, bila nanti kita sudah mampu berbicara dengan mereka?" tanya Aksa kemudian.
"Kita lihat dulu perkembangannya. Bila kita harus mengatakan yang sebenarnya pun, kita harus tetap berhati-hati dalam memberikan informasi kepada mereka. Kita tidak tahu nantinya akan berdampak apa informasi itu terhadap mereka," ucap Nata kuatir.
"Menurutmu setinggi apa peradaban dunia ini?" Aksa kembali menatap ke arah langit.
"Mungkin setara dengan peradaban para Viking saat mereka mulai berlayar menyeberang antartika?" tebak Nata kemudian.
"Tapi harapanku, di dunia ini aku bisa bertemu dengan Penyihir, Elf, Assasin, Kerajaan, Naga, Relik
Legenda, dan kemudian menikahi seorang putri," ucap Aksa berandai-andai.
"Sudah hentikan delusimu itu, sekarang yang kita perlukan adalah mencoba mengenal dunia ini lebih banyak lagi, sebelum kita tentukan apa yang akan kita lakukan selanjutnya," balas Nata.
"Berarti kita harus ikut dengan mereka lebih lama lagi?"
"Iya. Kurasa mereka orang-orang baik."
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 295 Episodes
Comments
Hadi Ghorib
505 up
2021-01-20
1
nabawi ahmad
alur ceritanya lambat dan mudah diingat
2020-07-07
5
Bredmod Fiber Gaming
k9
2020-05-06
2