Kedatangan Kevin Di Sekolah

Pagi harinya keluarga Dixon kini tengah sarapan bersama dalam keadaan hening. Hingga dua orang wanita dengan wajah dingin datang menghampiri, berdiri di dekat Zanaya, membuat keluarga bertanya-tanya tapi mereka memilih diam melanjutkan sarapan.

"Mah, ini bodyguard untuk Mama. Jika Mama ingin kemana-mana," ujar Zanaya setelah mereka selesai sarapan.

Mama Liona mengerutkan keningnya, "Loh, kenapa pakai bodyguard sih sayang? Biasanya Mama jalan sendiri itupun pengawal bayangan papa juga ada, jadi itu untuk Zay saja," tolaknya halus.

Gadis cantik itu menggeleng, "Tidak Mah, bodyguard ini khusus untuk Mama, lagian pengawal papa itu laki-laki mana bisa menemani Mama sampai dari dalam, jika ingin melakukan spa atau meeting atau Mama mau jalan-jalan ke mall," terang Zanaya, tak ingin di tolak.

Semalam setelah dari ruang kerja sang ibu, dia menemui sang kakek di kamar dan menceritakan semuanya termasuk jika kakak dari ibunya yang palsu sesuai perkataan mereka di kehidupan pertamanya.

Setelah berdiskusi, Zanaya dan sang kakek kompak memutuskan memberi pengawal dengan manusia Terminator untuk sang mama.

Dan disinilah si manusia Terminator sudah berdiri dengan wajah dingin membuat sang meringis.

"Bagaimana menurut Papa?" Zanaya menatap sang meminta pendapat sang ayah.

Zidan mengangguk, "Papa setuju, selama ini mama selalu menolak jika diberi bodyguard alasannya mereka laki-laki jadi sekarang tak ada alasan," kata sang papa membuat mama Liona menghela nafas.

"Baiklah Mama setuju," ujar mama Liona pasrah

Zanaya tersenyum senang, "Mama tenang aja, mereka bisa di percaya dan yang paling penting mereka baik meskipun wajah mereka datar-datar saja," kata gadis itu dengan menenangkan sang mama.

"Oh, iya mah. Ini namanya Caca," Zanaya menunjuk pada wanita berambut kuncir satu "Dan ini Lily" Tunjuknya pada wanita berambut pendek menunduk hormat sebagai perkenalan tanpa berbicara apapun.

"Yah udah. Zay, berangkat Mah, Pah, Kek!" pamit Zanaya, tak lupa gadis cantik itu mencium pipi kedua orangtuanya serta sang kakek.

"Zanders juga yah Mah, Pah, Kek," pemuda tampan itu, mengambil tas ranselnya tanpa mencium pipi keluarganya seperti Zanaya.

"Kok kamu tidak cium kami sih?" goda sang papa membuat pemuda tampan itu mendengus dengan wajah masam, membuat keluarganya terkekeh.

Sesampainya kedua bersaudara itu di sekolah, mereka langsung disuguhi suara histeris pemuja Zanders dan suara cibiran untuk Zanaya yang bisa datang bersama Zanders, banyak yang tidak tahu jika keduanya saudara. Orang-orang pikir jika Fani lah yang putri keluarga Dixon, sebab gadis itu yang mengaku sendiri.

Baru saja Zanaya membuka helmnya yang membuat kaum Adam terpesona, tiba-tiba suara yang dibenci gadis cantik menyapanya.

"Hai Naya, kita boleh bicara tidak?" sapanya dengan lembut.

"Bicara aja disini!" ucap gadis cantik itu datar.

"Tapi aku ingin bicara berdua denganmu," ujarnya kekeh.

"Bicara disini atau tidak sama sekali," tegas Zanaya dengan wajah datar. Tangan Fani mengepal kuat, dia sekuat tenaga tidak mencakar wajah menyebalkan Zanaya.

Mata Fani mulai berkaca-kaca, dia pikir Zanaya hanya pura-pura amnesia karena pengaruh dari keluarganya, jadi dia ingin menjauhkan Zanaya dari Zanders.

Sedangkan Zanders hanya mendengus melihat wajah sok polos gadis yang suka meracuni pikiran sang adik.

"Kamu kenapa berubah Naya?" tanyanya dengan suara lirih

Gadis cantik itu mendengus, "Apa kamu tuli? Aku amnesia, kalau hanya itu yang kamu katakan jangan ganggu aku!" sarkas Zanaya menatap datar Fani, dia mulai melangkah bersama Zanders, tapi Fani menghalangi jalannya.

"Aku ini sepupu kamu tahu!" ucapnya pelan, menghadang jalan kedua saudara itu

Zanaya menaikkan salah satu alisnya, "Terus kalau kau sepupuku, kau mau apa? Itu tidak berpengaruh sama sekali padaku?" sarkas Zanaya, berlalu meninggalkan Fani.

Para murid yang melihat itu mengerutkan keningnya, dalam benak mereka bertanya-tanya apa yang dibicarakan dua gadis cantik itu.

Tapi jika dilihat, Zanaya jauh lebih cantik dibandingkan Fani yang wajahnya hanya terlihat biasa jika tak memakai make up natural, sebab Zanaya tidak memakai make up saja secantik itu pikir mereka.

"Sialan!" umpat Fani menendang kerikil saat parkiran telah sepi.

Kini Zanaya belajar dengan tenang, meskipun geng Revan kini selalu curi-curi pandang ke arahnya, tapi gadis cantik itu tak peduli asal tidak mengganggu dirinya.

Selama pembelajaran berlangsung, murid serta guru yang mengajar terkejut melihat perubahan Zanaya, bahkan gadis itu dengan mudah menjawab pertanyaan yang guru berikan bahkan Revan yang notabennya yang rangking satu di kelas ini, tak sempat berpikir karena kalah cepat oleh Zanaya.

Tentu kecerdasan Zanaya, membuat para guru kagum bahkan ada yang bergosip, para siswa di kelasnya pun mulai bergosip menceritakan kecerdasan Zanaya.

"Kamu cerdas!" puji Nadira yang sekelas dengan Zanaya.

"Aku hanya belajar semalam, jadi tahu," sahut Zanaya merendah membuat kedua gadis yang menjadi teman barunya mengangguk meski mereka masih canggung.

Zanaya kini dipanggil ke ruang guru, dengan santai dia berjalan keluar tanpa melirik Revan sama sekali.

Revan tertegun saat melihat ke arah bangkunya tak ada bekal sama sekali, dulu setiap jam istirahat kotak bekal akan tersimpan rapi di bawah kolong meja itu.

"Kamu cari apa?" tanya Dika membuat Revan menggeleng sedangkan Alfa tersenyum miring, dia tahu apa yang ada dipikiran temannya itu.

Saat sampai di ruang guru, Zanaya diberi kesempatan memperbaiki nilai-nilainya yang anjlok. Dengan santai dia mengerjakan walaupun guru didepannya mengawasi dirinya, tak berapa lama kini gadis itu selesai menjawab soal yang diberikan dengan benar.

Dari bawah Zanaya bisa mendengar dan melihat jika saat ini paman Kevin telah datang mengambil mobil sport yang telah dia jual, dengan membawa beberapa pengawal serta beberapa polisi yang berpakaian biasa.

"Bapak tidak bisa seenaknya mengambil milik orang, ini mobil saya Pak," Suara Fani terdengar menolak saat paman Kevin mengambil kunci mobil di tangannya.

"Saya tidak mengambil milik mu, tapi mobil ini telah saya beli pada pemilik aslinya," sahut Paman Kevin datar

"Bapak ini salah orang, sahabat saya ini tidak pernah menjual mobil kesayangannya," ujar April membela sahabatnya, Fani.

"Tapi sahabat kamu ini memang bukan pemilik asli mobil ini, sedangkan saya sudah membayarnya pada pemilik asli mobil ini," ujar paman kevin.

"Ada apa ini?" Tiba-tiba suara kepala sekolah menyela saat melihat murid yang harusnya ke kantin malah berkumpul di parkiran entah melihat apa.

"Selamat siang Pak Albert!" sapa Kevin mengulurkan tangannya.

"Eh, selamat siang Tuan Kevin. Ada apa anda datang kemari?" tanya kepala sekolah ramah menjabat tangan asisten pemilik sekolah ini.

"Saya ingin mengambil mobil yang sudah saya beli ini Pak," ujar Kevin jujur menunjuk mobil sport berwarna merah muda.

.

Terpopuler

Comments

Land19

Land19

apa yg Lo banggain fan.
sedangkan semuanya milik zanaya jadi dia berhak dong mau di gimanain.

2025-01-25

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

rasain tu fani....malu enggak ha...ha..ha...

2024-12-12

1

Siti solikah

Siti solikah

fani fani

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Kembali ke masa lalu?
3 Menemui Sang Kakek
4 Sihir atau Elemen?
5 Ruang ajaib
6 Mengecek Elemen
7 Latihan Keras Zanaya
8 Perubahan Zanaya
9 Kepulangan Zanaya
10 Membersihkan Hama
11 Membersihkan Hama2
12 Membersihkan Hama 3
13 Hukuman
14 Balasan Bagi Pengkhianat
15 Kesialan Fani
16 Vitamin Kematian
17 Hari Pertama Sekolah
18 Guru Arogan
19 Taruhan
20 Kedatangan Kevin Di Sekolah
21 Kedatangan Tamu tak Diundang
22 Pelayan Berulah?
23 Akhir Dari Mirna
24 Mengganggu?
25 Karina
26 Menyusup
27 Kita Impas!!
28 Siapa Yang Bersalah?
29 Di hukum
30 Kegelisahan Fani
31 Yuniar Berulah
32 Mati Kutu
33 Malu Tak Berujung
34 Misi penyelamatan
35 Mari Berpesta
36 Hot News
37 Kehancuran Keluarga Permadi
38 Kondisi Utari
39 Pengkhianat
40 Kematian Misterius yang Menggemparkan
41 Olimpiade
42 Aksi Zanaya
43 Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44 Pulau Atas Awan
45 Pesta Ulang Tahun
46 Perkenalkan Putri Kami
47 Terkejut
48 Awal Kehancuran
49 Kalah Taruhan
50 Kedatangan Polisi
51 Masuk ke Perangkap Sendiri
52 Kebusukan Fani
53 Trending nomor satu
54 Dokumen palsu
55 Diusir
56 Sepenggal kisah Masa lalu
57 Permainan Dimulai
58 Rando Wijaya
59 Fakta Baru
60 Gagal
61 Kedatangan Nyonya Tina
62 Keributan Di taman
63 Undangan Pesta
64 Rencana Busuk Revan
65 Tragedi
66 Mengembalikan Rencana Mereka
67 Kehancuran keluarga Revan
68 Pesan Kakek
69 Sahabat Zanaya Diculik
70 Berakhir?
71 Menjalani Takdir
72 Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73 Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74 Diremehkan
75 Terpukau
76 Cara mengatasi pengkhianat
77 Berkunjung Ke kediaman Dixon
78 Kediaman Jenderal Dixon
79 Penyerangan
80 Perjalanan Di Mulia
81 Membasmi Para Bandit
82 Susah Di tebak
83 Danau
84 Ada Nyamuk
85 Kawasan Troll
86 Visual
87 Negeri Kurcaci
88 Terpisah
89 Mencari Raja Zion
90 Menyelamatkan Raja Zion
91 Istri?
92 Pura-pura
93 Negeri Peri
94 Menolak Ikut Berperang
95 Bangunnya Pangeran Peri
96 Kembali Ke Kerajaan Azlan
97 Masalah Grand Duke Erland
98 Tak Terduga
99 Kedatangan Tiga Raja
100 Dansa
101 Rapat Strategi
102 Rencana Amora dan Liliana
103 Jamuan Teh
104 Kelompok Penculik Beraksi
105 Mengadu Domba
106 Biarkan Mereka Saling Membunuh
107 Memberikan Motivasi
108 Akhir Duke Lewis
109 Akhir dari Duke Barton
110 Menyatakan Cinta
111 Perdebatan Ibu Dan Anak
112 Keputusan Zanaya
113 Perang 1
114 Perang 2
115 Perang 3
116 Perang Usai
117 Pesta Kemenangan
118 Apa Yang Terjadi?
119 Haruskah Pergi?
120 Surat
121 Putri Bellina
122 Akhirnya Mereka Tahu
123 Orang angkuh
124 Balasan Untuk Orang Angkuh
125 Rencana Perjodohan
126 Penolakan Zanaya
127 Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128 Viral
129 Acara Keluarga
130 Keluarga Julid
131 Aku Merindukan mu
132 Flashback
133 Flashback 2
134 Ke Mansion Dixon
135 Melamar Zanaya
136 Perdebatan
137 Siapa Dia?
138 Wanita Materialistis
139 Done!
140 Ternyata Anak Orang Kaya
141 Penolong Sebenarnya
142 Akhir keluarga Bobby
143 Rencana Yang Gagal
144 Nasib Para benalu
145 Pernikahan
146 Malam Pengantin
147 Makan Siang Keluarga
148 Nadira dan Zanders
149 Pertunangan
150 Menuju Ending
151 Ending
152 Promo Karya Baru Author
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Kembali ke masa lalu?
3
Menemui Sang Kakek
4
Sihir atau Elemen?
5
Ruang ajaib
6
Mengecek Elemen
7
Latihan Keras Zanaya
8
Perubahan Zanaya
9
Kepulangan Zanaya
10
Membersihkan Hama
11
Membersihkan Hama2
12
Membersihkan Hama 3
13
Hukuman
14
Balasan Bagi Pengkhianat
15
Kesialan Fani
16
Vitamin Kematian
17
Hari Pertama Sekolah
18
Guru Arogan
19
Taruhan
20
Kedatangan Kevin Di Sekolah
21
Kedatangan Tamu tak Diundang
22
Pelayan Berulah?
23
Akhir Dari Mirna
24
Mengganggu?
25
Karina
26
Menyusup
27
Kita Impas!!
28
Siapa Yang Bersalah?
29
Di hukum
30
Kegelisahan Fani
31
Yuniar Berulah
32
Mati Kutu
33
Malu Tak Berujung
34
Misi penyelamatan
35
Mari Berpesta
36
Hot News
37
Kehancuran Keluarga Permadi
38
Kondisi Utari
39
Pengkhianat
40
Kematian Misterius yang Menggemparkan
41
Olimpiade
42
Aksi Zanaya
43
Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44
Pulau Atas Awan
45
Pesta Ulang Tahun
46
Perkenalkan Putri Kami
47
Terkejut
48
Awal Kehancuran
49
Kalah Taruhan
50
Kedatangan Polisi
51
Masuk ke Perangkap Sendiri
52
Kebusukan Fani
53
Trending nomor satu
54
Dokumen palsu
55
Diusir
56
Sepenggal kisah Masa lalu
57
Permainan Dimulai
58
Rando Wijaya
59
Fakta Baru
60
Gagal
61
Kedatangan Nyonya Tina
62
Keributan Di taman
63
Undangan Pesta
64
Rencana Busuk Revan
65
Tragedi
66
Mengembalikan Rencana Mereka
67
Kehancuran keluarga Revan
68
Pesan Kakek
69
Sahabat Zanaya Diculik
70
Berakhir?
71
Menjalani Takdir
72
Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73
Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74
Diremehkan
75
Terpukau
76
Cara mengatasi pengkhianat
77
Berkunjung Ke kediaman Dixon
78
Kediaman Jenderal Dixon
79
Penyerangan
80
Perjalanan Di Mulia
81
Membasmi Para Bandit
82
Susah Di tebak
83
Danau
84
Ada Nyamuk
85
Kawasan Troll
86
Visual
87
Negeri Kurcaci
88
Terpisah
89
Mencari Raja Zion
90
Menyelamatkan Raja Zion
91
Istri?
92
Pura-pura
93
Negeri Peri
94
Menolak Ikut Berperang
95
Bangunnya Pangeran Peri
96
Kembali Ke Kerajaan Azlan
97
Masalah Grand Duke Erland
98
Tak Terduga
99
Kedatangan Tiga Raja
100
Dansa
101
Rapat Strategi
102
Rencana Amora dan Liliana
103
Jamuan Teh
104
Kelompok Penculik Beraksi
105
Mengadu Domba
106
Biarkan Mereka Saling Membunuh
107
Memberikan Motivasi
108
Akhir Duke Lewis
109
Akhir dari Duke Barton
110
Menyatakan Cinta
111
Perdebatan Ibu Dan Anak
112
Keputusan Zanaya
113
Perang 1
114
Perang 2
115
Perang 3
116
Perang Usai
117
Pesta Kemenangan
118
Apa Yang Terjadi?
119
Haruskah Pergi?
120
Surat
121
Putri Bellina
122
Akhirnya Mereka Tahu
123
Orang angkuh
124
Balasan Untuk Orang Angkuh
125
Rencana Perjodohan
126
Penolakan Zanaya
127
Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128
Viral
129
Acara Keluarga
130
Keluarga Julid
131
Aku Merindukan mu
132
Flashback
133
Flashback 2
134
Ke Mansion Dixon
135
Melamar Zanaya
136
Perdebatan
137
Siapa Dia?
138
Wanita Materialistis
139
Done!
140
Ternyata Anak Orang Kaya
141
Penolong Sebenarnya
142
Akhir keluarga Bobby
143
Rencana Yang Gagal
144
Nasib Para benalu
145
Pernikahan
146
Malam Pengantin
147
Makan Siang Keluarga
148
Nadira dan Zanders
149
Pertunangan
150
Menuju Ending
151
Ending
152
Promo Karya Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!