Membersihkan Hama 3

Beberapa dari pelayan serta pengawal kini tidak dapat mengelak lagi, wajah mereka terpampang sangat jelas di cctv, apalagi kamera pengintai itu juga bisa mendengar percakapan mereka. Kepercayaan diri mereka langsung hancur lebur.

Tapi ada beberapa pelayan yang masih mencoba meminta bantuan dengan menghubungi dalang utama untuk membebaskan mereka, bukankah Zanaya sangat penurut dengan orang tersebut apapun yang dikatakannya, pikir mereka yang masih memiliki secercah harapan untuk di ampuni dan bekerja kembali dengan gaji tinggi.

Jika itu Zanaya pada kehidupan pertama dahulu, mungkin dengan senang hati Zanaya mengabulkan permintaan orang tersebut, tapi Zanaya yang berdiri sekarang didepan mereka ini bukanlah Zanaya yang mudah dibodohi, Zanaya yang sekarang adalah orang yang kejam tanpa pandang bulu setelah lahir dari kematian.

Entah berapa kali mereka mencoba menghubungi dalang utama, tapi sama seperti kemarin tetap tidak bisa sebab Zanaya sudah mengacaukan jaringan ponsel mereka tanpa diketahui siapapun.

Zanders akhirnya mengerti saat sang adik menyuruhnya untuk untuk memasang semua alat itu secara tersembunyi. Tapi yang menjadi pertanyaan bagaimana adiknya bisa mengetahui semua itu.

"Masih mencoba untuk menghubungi penyelamat kalian?" Suara dingin Zanaya membuat tubuh mereka menegang, spontan menjatuhkan ponselnya ke lantai hingga terdengar bunyi retakan.

"Apa maksud mu sayang?" tanya Liona bingung yang berdiri didekat sang putri.

Zanaya mengalihkan pandanganya menatap sang mama, "Mereka mencoba menghubungi malaikat penolongnya mah," jawab Zanaya dengan suara datar.

Sang mama menatap Zanaya dengan tatapan menyelidik, "Siapa malaikat penolong mereka?" tanya Liona penasaran.

"Coba mama tebak?" tantang balik Zanaya membuat sang mama mengerutkan keningnya menebak siapakah orangnya.

Setelah beberapa menit berpikir, "Mama menyerah, mama tidak punya pandangan pada siapapun," Zanaya mengangguk dengan tersenyum sinis, "Orang yang selama ini sering datang kesini dan sangat akrab dengan para pelayan serta pengawal," sahut Zanaya memberikan clue pada sang mama.

Pelayan dan pengawal mendengar itu sudah pasrah, ternyata Zanaya secerdas itu mengetahui jika mereka berpihak pada orang lain.

Liona berpikir sejenak kemudian dia menutup mulutnya dengan mata melotot, "Astaga, mama tidak percaya!" ucapnya menggelengkan kepalanya, lalu berbalik menatap sang suami dan anak sulungnya yang juga menampilkan raut wajah yang sama dengannya. Mereka juga terkejut sekaligus tidak percaya.

"Nanti Zay berikan buktinya mah," kata Zanaya santai kembali menatap ke depan, menikmati wajah pucat pasi milik pengkhianat.

"Hukuman apa yang pantas untuk pencuri seperti mereka kek?" Suara Zanaya kembali dingin membuat hampir seluruh pelayan serta pengawal menjatuhkan diri ke lantai.

"Nona ampuni kami! Kami tahu, kami bersalah" Kepala pelayan memohon menangkupkan tangannya berbicara mewakili seluruh pekerja yang terlibat sambil menundukkan kepalanya agar Zanaya iba melihatnya.

"Bukankah sudah kukatakan! Kalau aku mengetahuinya sendiri hukuman kalian lebih kejam daripada penjara yang menanti kalian" Zanaya menatap mereka yang memohon dengan kilat kebencian yang mendalam.

Tubuh mereka bergetar ketakutan mendengar ucapan Zanaya, seandainya saja mereka langsung mengaku saja mungkin hukuman mereka akan ringan, minimal dipecat pikir mereka.

"Nona kami mohon berikan kami satu kesempatan mengabdi pada keluarga anda!" ucap kepala pelayan yang diangguki seluruh pekerja di mansion itu.

Zanaya menatap kepala pelayan yang menunduk itu, Zanaya masih ingat tatapan kepala pelayan saat dikumpulkan semua, wanita parubaya itu menatapnya penuh ejekan serta cemoohan.

"Biar apa? Biar kalian bisa menguras habis harta yang tersimpan di rumah ini," Perkataan Zanaya menohok hati para pekerja Mansion yang memang sangat benar, jika seandainya mereka tidak ketahuan mereka tidak akan memohon seperti ini.

Mereka segera menggelengkan kepala panik "Tidak nona! Itu tidak benar, kami sungguh-sungguh ingin mengabdi," jawabnya memelas melihat mata Zanaya kemudian menunduk kembali suaranya penuh penyesalan tapi Zanaya tahu dalam hati mereka memaki Zanaya dengan berbagai nama kebun binatang.

'Awas saja kau nona bodoh! Jika aku selamat dari sini aku akan meracuni mu sampai mati' Itulah rata-rata ucapan para pekerja di dalam hati mereka.

Zanaya tidak mempedulikan permohonan serta tatapan iba itu, dia berbalik menatap sang kakek, "Kakek bukankah di rumah sakit milik kita kekurangan pendonor organ dalam, organ mereka sepertinya masih sehat dan segar,uu" Kali ini ucapan Zanaya membuat seluruh ruangan tiba-tiba hening, para pekerja seperti kehabisan oksigen mendengar ucapan yang terlontar dari mulut gadis cantik itu.

Bahkan orang tua dan kakak Zanaya menahan nafas dengan mata melotot tidak percaya menatap gadis didepannya ini yang hanya santai saat berbicara tadi, seolah pembicaraan itu hanya topik biasa pada umumnya.

Mereka tahu ucapan itu biasa bagi papa, kakek serta Zanders yang bergelut di bidang bisnis yang memiliki musuh yang banyak untuk itu mereka memiliki kelompok mafia apalagi perusahaan mereka nomor 1 se-Asia tapi untuk ukuran mama Liona serta remaja seperti Zanaya bukankah itu hal ekstrim.

Mama Liona mendekat ke arah putrinya, "Sayang! Bukankah lebih baik kita penjarakan mereka saja," Sang mama mencoba memberi saran.

Zanaya menghela nafas, "Lagian hanya mencuri perhiasan serta beberapa barang yang lainnya, kita bisa meminta mereka mengembalikannya," bujuk sang mama lagi, membuat para pekerja sedikit bernafas lega, lebih baik mereka dipenjara serta mengembalikan barang-barang yang dicuri meski tidak semua daripada organ dalam mereka di ambil, mereka bergidik ngeri membayangkan organ dalam mereka di ambil.

"Mah, seandainya mereka hanya mencuri sekali mungkin Zay akan menjebloskan langsung ke penjara tapi mereka sudah melakukan selama setahun terakhir ini hanya karena mendengar omongan seseorang," sahut Zanaya dingin membuat orang tua Zanaya tertegun, mereka kira ini pertama kalinya ternyata tidak, sedangkan para pekerja kembali ketakutan, kenapa nona bodoh ini tahu pikir mereka.

Sang mama menatap lembut sang anak memegang bahunya, "Biarlah, kita tidak akan miskin hanya dengan kehilangan beberapa perhiasan tapi nyawa seseorang bukanlah hal main-main," jawab sang mama mencoba ikhlas, sifat mama Zanaya memang sangat lembut makanya kakek, papa serta Zanders jika melakukan misi dia tidak akan memberi tahu wanita lembut itu.

Para pekerja kembali memiliki secercah harapan untuk lolos dari maut, tapi bukan Zanaya namanya jika membiarkan mereka lolos.

Zanaya terkekeh sinis kemudian melepas tangan sang mama dari bahunya berbalik menatap pekerja yang juga menatapnya, serempak mereka menundukkan kepala saat melihat tatapan Zanaya dengan kilat membunuh begitu kental.

Zanaya kembali berbalik menatap sang mama dengan dingin, "Mama mengatakan jika nyawa bukanlah sebuah mainan?" Mama Liona mengangguk tersenyum, "Lalu mengapa para pekerja mansion itu dengan senang hati menaburkan racun setiap hari di makanan kita, tanpa mempedulikan nyawa kita semua Mah?" tanya Zanaya dengan dingin membuat suasana kembali mencekam. Bahkan sang mama melunturkan senyumnya saat mendengar perkataan sang anak.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

apa mama Liona akan kasih kesempatan pd para pelayan kl th mereka di kasih racun tiap hari 😏😏

2025-01-27

0

Ririn Santi

Ririn Santi

wah panyasan pelayan berbust sesuka hati krn mama sbg penguasa rmh mudah dibodohi

2025-02-25

0

Land19

Land19

mampus kau pelayan.
sok² an banget dikira bakalan aman² Bae x yah .eh ternyata ketauan juga .

2025-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Kembali ke masa lalu?
3 Menemui Sang Kakek
4 Sihir atau Elemen?
5 Ruang ajaib
6 Mengecek Elemen
7 Latihan Keras Zanaya
8 Perubahan Zanaya
9 Kepulangan Zanaya
10 Membersihkan Hama
11 Membersihkan Hama2
12 Membersihkan Hama 3
13 Hukuman
14 Balasan Bagi Pengkhianat
15 Kesialan Fani
16 Vitamin Kematian
17 Hari Pertama Sekolah
18 Guru Arogan
19 Taruhan
20 Kedatangan Kevin Di Sekolah
21 Kedatangan Tamu tak Diundang
22 Pelayan Berulah?
23 Akhir Dari Mirna
24 Mengganggu?
25 Karina
26 Menyusup
27 Kita Impas!!
28 Siapa Yang Bersalah?
29 Di hukum
30 Kegelisahan Fani
31 Yuniar Berulah
32 Mati Kutu
33 Malu Tak Berujung
34 Misi penyelamatan
35 Mari Berpesta
36 Hot News
37 Kehancuran Keluarga Permadi
38 Kondisi Utari
39 Pengkhianat
40 Kematian Misterius yang Menggemparkan
41 Olimpiade
42 Aksi Zanaya
43 Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44 Pulau Atas Awan
45 Pesta Ulang Tahun
46 Perkenalkan Putri Kami
47 Terkejut
48 Awal Kehancuran
49 Kalah Taruhan
50 Kedatangan Polisi
51 Masuk ke Perangkap Sendiri
52 Kebusukan Fani
53 Trending nomor satu
54 Dokumen palsu
55 Diusir
56 Sepenggal kisah Masa lalu
57 Permainan Dimulai
58 Rando Wijaya
59 Fakta Baru
60 Gagal
61 Kedatangan Nyonya Tina
62 Keributan Di taman
63 Undangan Pesta
64 Rencana Busuk Revan
65 Tragedi
66 Mengembalikan Rencana Mereka
67 Kehancuran keluarga Revan
68 Pesan Kakek
69 Sahabat Zanaya Diculik
70 Berakhir?
71 Menjalani Takdir
72 Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73 Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74 Diremehkan
75 Terpukau
76 Cara mengatasi pengkhianat
77 Berkunjung Ke kediaman Dixon
78 Kediaman Jenderal Dixon
79 Penyerangan
80 Perjalanan Di Mulia
81 Membasmi Para Bandit
82 Susah Di tebak
83 Danau
84 Ada Nyamuk
85 Kawasan Troll
86 Visual
87 Negeri Kurcaci
88 Terpisah
89 Mencari Raja Zion
90 Menyelamatkan Raja Zion
91 Istri?
92 Pura-pura
93 Negeri Peri
94 Menolak Ikut Berperang
95 Bangunnya Pangeran Peri
96 Kembali Ke Kerajaan Azlan
97 Masalah Grand Duke Erland
98 Tak Terduga
99 Kedatangan Tiga Raja
100 Dansa
101 Rapat Strategi
102 Rencana Amora dan Liliana
103 Jamuan Teh
104 Kelompok Penculik Beraksi
105 Mengadu Domba
106 Biarkan Mereka Saling Membunuh
107 Memberikan Motivasi
108 Akhir Duke Lewis
109 Akhir dari Duke Barton
110 Menyatakan Cinta
111 Perdebatan Ibu Dan Anak
112 Keputusan Zanaya
113 Perang 1
114 Perang 2
115 Perang 3
116 Perang Usai
117 Pesta Kemenangan
118 Apa Yang Terjadi?
119 Haruskah Pergi?
120 Surat
121 Putri Bellina
122 Akhirnya Mereka Tahu
123 Orang angkuh
124 Balasan Untuk Orang Angkuh
125 Rencana Perjodohan
126 Penolakan Zanaya
127 Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128 Viral
129 Acara Keluarga
130 Keluarga Julid
131 Aku Merindukan mu
132 Flashback
133 Flashback 2
134 Ke Mansion Dixon
135 Melamar Zanaya
136 Perdebatan
137 Siapa Dia?
138 Wanita Materialistis
139 Done!
140 Ternyata Anak Orang Kaya
141 Penolong Sebenarnya
142 Akhir keluarga Bobby
143 Rencana Yang Gagal
144 Nasib Para benalu
145 Pernikahan
146 Malam Pengantin
147 Makan Siang Keluarga
148 Nadira dan Zanders
149 Pertunangan
150 Menuju Ending
151 Ending
152 Promo Karya Baru Author
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Kembali ke masa lalu?
3
Menemui Sang Kakek
4
Sihir atau Elemen?
5
Ruang ajaib
6
Mengecek Elemen
7
Latihan Keras Zanaya
8
Perubahan Zanaya
9
Kepulangan Zanaya
10
Membersihkan Hama
11
Membersihkan Hama2
12
Membersihkan Hama 3
13
Hukuman
14
Balasan Bagi Pengkhianat
15
Kesialan Fani
16
Vitamin Kematian
17
Hari Pertama Sekolah
18
Guru Arogan
19
Taruhan
20
Kedatangan Kevin Di Sekolah
21
Kedatangan Tamu tak Diundang
22
Pelayan Berulah?
23
Akhir Dari Mirna
24
Mengganggu?
25
Karina
26
Menyusup
27
Kita Impas!!
28
Siapa Yang Bersalah?
29
Di hukum
30
Kegelisahan Fani
31
Yuniar Berulah
32
Mati Kutu
33
Malu Tak Berujung
34
Misi penyelamatan
35
Mari Berpesta
36
Hot News
37
Kehancuran Keluarga Permadi
38
Kondisi Utari
39
Pengkhianat
40
Kematian Misterius yang Menggemparkan
41
Olimpiade
42
Aksi Zanaya
43
Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44
Pulau Atas Awan
45
Pesta Ulang Tahun
46
Perkenalkan Putri Kami
47
Terkejut
48
Awal Kehancuran
49
Kalah Taruhan
50
Kedatangan Polisi
51
Masuk ke Perangkap Sendiri
52
Kebusukan Fani
53
Trending nomor satu
54
Dokumen palsu
55
Diusir
56
Sepenggal kisah Masa lalu
57
Permainan Dimulai
58
Rando Wijaya
59
Fakta Baru
60
Gagal
61
Kedatangan Nyonya Tina
62
Keributan Di taman
63
Undangan Pesta
64
Rencana Busuk Revan
65
Tragedi
66
Mengembalikan Rencana Mereka
67
Kehancuran keluarga Revan
68
Pesan Kakek
69
Sahabat Zanaya Diculik
70
Berakhir?
71
Menjalani Takdir
72
Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73
Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74
Diremehkan
75
Terpukau
76
Cara mengatasi pengkhianat
77
Berkunjung Ke kediaman Dixon
78
Kediaman Jenderal Dixon
79
Penyerangan
80
Perjalanan Di Mulia
81
Membasmi Para Bandit
82
Susah Di tebak
83
Danau
84
Ada Nyamuk
85
Kawasan Troll
86
Visual
87
Negeri Kurcaci
88
Terpisah
89
Mencari Raja Zion
90
Menyelamatkan Raja Zion
91
Istri?
92
Pura-pura
93
Negeri Peri
94
Menolak Ikut Berperang
95
Bangunnya Pangeran Peri
96
Kembali Ke Kerajaan Azlan
97
Masalah Grand Duke Erland
98
Tak Terduga
99
Kedatangan Tiga Raja
100
Dansa
101
Rapat Strategi
102
Rencana Amora dan Liliana
103
Jamuan Teh
104
Kelompok Penculik Beraksi
105
Mengadu Domba
106
Biarkan Mereka Saling Membunuh
107
Memberikan Motivasi
108
Akhir Duke Lewis
109
Akhir dari Duke Barton
110
Menyatakan Cinta
111
Perdebatan Ibu Dan Anak
112
Keputusan Zanaya
113
Perang 1
114
Perang 2
115
Perang 3
116
Perang Usai
117
Pesta Kemenangan
118
Apa Yang Terjadi?
119
Haruskah Pergi?
120
Surat
121
Putri Bellina
122
Akhirnya Mereka Tahu
123
Orang angkuh
124
Balasan Untuk Orang Angkuh
125
Rencana Perjodohan
126
Penolakan Zanaya
127
Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128
Viral
129
Acara Keluarga
130
Keluarga Julid
131
Aku Merindukan mu
132
Flashback
133
Flashback 2
134
Ke Mansion Dixon
135
Melamar Zanaya
136
Perdebatan
137
Siapa Dia?
138
Wanita Materialistis
139
Done!
140
Ternyata Anak Orang Kaya
141
Penolong Sebenarnya
142
Akhir keluarga Bobby
143
Rencana Yang Gagal
144
Nasib Para benalu
145
Pernikahan
146
Malam Pengantin
147
Makan Siang Keluarga
148
Nadira dan Zanders
149
Pertunangan
150
Menuju Ending
151
Ending
152
Promo Karya Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!