Vitamin Kematian

Keesokan harinya, Zanaya kini berdiri didepan cermin full body, dia menelisik penampilannya setelah merasa penampilannya sempurna, dia melangkah keluar kamar dengan senyum manis.

Dengan penuh percaya diri dia turun menggunakan tangga meskipun terdapat lift di mansion.

Tap! Tap! Tap!

Suara ketukan sepatu membuat orang yang berada dibawah mendongak melihat, seketika semua orang tertegun.

Zanaya tersenyum saat melihat kedua orangtuanya, serta kakek dan kakaknya sedang duduk di ruang keluarga menunggu sarapan selesai dibuat oleh pelayan.

"Pagi Mah, Pah, Kek, Kakak!" sapa Zanaya melangkah kan kakinya di tangga terakhir.

Cup!

Zanaya mencium pipi orang tuanya dan sang kakek, membuat mereka tersadar.

"Loh, tumben bangun pagi! Baru aja mama mau bangunin kamu," sahut sang mama terkejut.

"Sekarang mama tidak perlu bangunin Zay lagi," ujar Zanaya membuat keluarganya terkejut lagi.

"Kamu yakin sayang!" Sang mama agak ragu, sebab anaknya ini sangat susah bangun pagi.

"Iyalah, Zanaya udah bertekad sering bangun pagi," jawabnya yakin.

Dulu saat menjadi istri dia selalu bangun pagi untuk menyiapkan perlengkapan sang suami bejatnya untuk ke kantor serta sarapan, meski tidak pernah mendapatkan respon.

Mereka terharu melihat perubahan Zanaya, apalagi penampilannya saat ini sangat cantik meski tanpa make up.

"Kamu cantik sekali sayang!" puji sang papa mengelus rambut sang anak.

"Iya kamu cantik sekali! Kakak kira kamu kembali ke penampilan yang dulu mirip ondel-ondel" ujar Zanders keceplosan, membuat orang tuanya melototi dirinya, Zander menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apakah ada yang salah pikirnya.

Zanaya mengerucutkan bibirnya cemberut "Itukan dulu, sekarang Zay sudah berubah! Memang siapa yang mau jadi ondel-ondel?" balasnya merajuk.

"Kamu!" Kompak ke-empatnya menunjuk dirinya, membuat si empunya melotot, sedangkan Azay yang berdiri disampingnya terkikik geli.

Zanaya menoleh ke arah Azay lalu mendengus.

"Eh, maaf sayang! Kakek dan yang lainnya hanya bercanda," bujuk kakek Gerald agar sang cucu tidak ngambek.

"Ya, sudah yuk! Kita sarapan!" ajak sang mama, setelah melihat pelayan memberi kode.

Mereka melangkah ke meja makan, kemudian sarapan tanpa berbicara.

"Loh, sudah ada pelayan baru rupanya!" celetuk Zanaya setelah mereka selesai sarapan.

"Iya sayang! Tadi malam mereka datang, mereka semua dibawah suruhan kakek," sahut sang papa, membuat Zanaya mengangguk mengerti.

"Tenang saja! Mereka semua setia, sebab kakek sendiri yang memilih mereka," kata sang kakek menambahkan.

Zanaya melihat jam ditangannya, "Panggil semua pelayan dan pengawal baru ke aula, kecuali Alfa dan Beta tetap berjaga!" titah Zanaya tegas, membuat keluarganya bingung.

"Baik nona!"

"Kamu mau ngapain sayang?" tanya sang mama penasaran.

"Benar kakek juga sudah bilang tadi, mereka setia," sela Zanders membuat Zanaya menoleh ke arah mereka.

"Benar kata kakek, tapi lebih baik kita sediakan payung sebelum hujan," ujar Zanaya, membuat mereka mengerti, melangkah ke arah aula, masih banyak waktu untuk ke sekolah.

Sejak dirinya bereinkarnasi, dirinya tak mudah lagi percaya pada siapapun kecuali keluarganya.

Para pelayan dan pengawal yang baru berbaris rapi, di aula. Meski bingung mereka tetap diam.

"Saya mengumpulkan kalian disini untuk memberikan kalian ini!" Zanaya memperlihatkan sebuah benda sekecil beras.

Keluarga serta pekerja merasa bingung, apa yang mereka lakukan dengan benda itu pikir mereka.

"Benda ini kalian akan telan!" Semua pekerja terkejut, "Tenang saja, ini bukan racun tapi hanya sebuah vitamin," ujar Zanaya membuat mereka bernafas lega. Keluarga masih bingung apa yang dilakukan gadis cantik itu.

"Kalian maju satu persatu lalu telan didepan saya!" titah Zanaya, mereka segera bergantian, melangkah satu persatu mengambil sebutir yang mereka vitamin lalu menelannya didepan Zanaya, saat menyentuh lidah benda itu langsung melebur masuk ke tubuh.

Setelah selesai mereka kembali ke barisan, semua itu tidak luput dari mata tajam Zanaya, kali ini dia harus lebih dulu membuat perlindungan dari dalam keluarganya.

"Vitamin yang kalian telan, merupakan sebuah alat, jika kalian berkhianat sedikit saja pada keluarga ku maka benda itu akan meledakkan tubuh kalian dari dalam," ujar Zanaya tegas.

Glek!

Ternyata ini alasan mereka dikumpulkan, pikir mereka yang sedari tadi penasaran.

"Jika kalian tidak percaya silahkan coba sendiri! Meskipun kalian memuntahkannya, benda itu tidak akan pernah keluar, sebab benda yang kalian telan telah menyatu menjadi sel di dalam darah kalian. Benda itu bisa mendeteksi adanya pengkhianatan baik dalam bentuk perkataan mau pun perbuatan atau tulisan sekalipun," terang Zanaya menyeringai. Membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Aku sudah peringatkan kalian, jadi jangan salahkan saya jika kalian meledak. Silahkan coba kalau tidak percaya, maka kalian hanya tinggal nama," Zanaya meninggalkan mereka, keluar dari aula.

"Pergilah, kerjakan tugas kalian!" titah Kakek Gerald.

Mereka membubarkan diri, kembali ke pekerjaan masing-masing. Dengan hati yang masih berdegup kencang.

"Sejak kapan kamu ciptakan alat sehebat itu nak?" tanya sang papa takjub melihat sang anak.

"Waktu Zay liburan ke mansion kakek yang ada di luar negeri," jawabnya jujur, membuat mereka mengangguk.

"Boleh Papa minta juga alat itu untuk semua karyawan kantor?" pinta sang papa.

"Boleh" Zanaya mengeluarkan dari tasnya sebuah botol besar, memang dia sudah membuat banyak saat di ruang dimensi selama latihan kerasnya.

"Apa nama alat ini?" tanya sang kakak penasaran.

"Vitamin Kematian," Mereka kembali mengangguk mengerti.

Dia sudah banyak membuat persiapan, tak ingin lagi kecolongan, seperti yang dulu-dulu.

"Papa tenang saja, jika mayat pengkhianat di otopsi para dokter tidak akan menemukan penyebabnya," ungkap Zanaya semakin membuat keluarganya kagum.

"Ck, sepertinya kakak sudah kalah jauh dari adek kakak ini." Zanders mengacak rambut sang adik, bukan iri tapi dia malah termotivasi dengan sang adik.

"Baiklah sebaiknya kalian berangkat sudah jam tujuh!" seruan sang mama membuat mereka tersadar kemudian berangkat masing-masing ke arah tujuan berbeda.

Mereka memang sarapan dari jam setengah tujuh, sedangkan sekolah Zanaya masuk jam 7.30.

Zanaya menaiki motor sportnya berwarna putih melirik ke arah sang kakak.

"Bagaimana kita balapan!" tantang Zanaya.

"Tidak! Besok saja lagian kakak belum lihat kemampuan naik motor," tolak sang kakak.

"Baiklah!"

Mereka menancap gas motornya, melaju ke arah gerbang yang sudah dibuka otomatis.

Zanaya membawa motornya layaknya pembalap profesional, membuat Zanders lagi-lagi berdecak kagum.

Lima belas menit berkendara, akhirnya mereka berdua tiba disekolah elit internasional milik keluarga Dixon. Kedatangan keduanya sontak membuat para siswa-siswi yang berkeliaran mengalihkan atensi mereka.

Jika motor sport berwarna merah mereka sudah kenal, tapi motor yang berwarna putih mereka penasaran apalagi saat melihat ternyata seorang gadis yang mengendarai nya, bukankah itu luar biasa pikir mereka.

Zanders mulai membuka helmnya membuat para siswi menjerit histeris karena ketampanan Zanders di atas rata-rata, belum lagi dia anak orang terkaya di negara ini.

Apalagi para murid baru yang masuk, seolah terhipnotis.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

Zanaya berubah jd mengerikan bagi yg jahat sama dia dn keluarganya 👏

2025-01-27

0

Indy Metta

Indy Metta

looooohhhh.... katanya Zander hitam ada merahnya... kok gitu??

2025-02-11

0

Siti solikah

Siti solikah

aku senang zanaya berubah baik

2025-02-05

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Kembali ke masa lalu?
3 Menemui Sang Kakek
4 Sihir atau Elemen?
5 Ruang ajaib
6 Mengecek Elemen
7 Latihan Keras Zanaya
8 Perubahan Zanaya
9 Kepulangan Zanaya
10 Membersihkan Hama
11 Membersihkan Hama2
12 Membersihkan Hama 3
13 Hukuman
14 Balasan Bagi Pengkhianat
15 Kesialan Fani
16 Vitamin Kematian
17 Hari Pertama Sekolah
18 Guru Arogan
19 Taruhan
20 Kedatangan Kevin Di Sekolah
21 Kedatangan Tamu tak Diundang
22 Pelayan Berulah?
23 Akhir Dari Mirna
24 Mengganggu?
25 Karina
26 Menyusup
27 Kita Impas!!
28 Siapa Yang Bersalah?
29 Di hukum
30 Kegelisahan Fani
31 Yuniar Berulah
32 Mati Kutu
33 Malu Tak Berujung
34 Misi penyelamatan
35 Mari Berpesta
36 Hot News
37 Kehancuran Keluarga Permadi
38 Kondisi Utari
39 Pengkhianat
40 Kematian Misterius yang Menggemparkan
41 Olimpiade
42 Aksi Zanaya
43 Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44 Pulau Atas Awan
45 Pesta Ulang Tahun
46 Perkenalkan Putri Kami
47 Terkejut
48 Awal Kehancuran
49 Kalah Taruhan
50 Kedatangan Polisi
51 Masuk ke Perangkap Sendiri
52 Kebusukan Fani
53 Trending nomor satu
54 Dokumen palsu
55 Diusir
56 Sepenggal kisah Masa lalu
57 Permainan Dimulai
58 Rando Wijaya
59 Fakta Baru
60 Gagal
61 Kedatangan Nyonya Tina
62 Keributan Di taman
63 Undangan Pesta
64 Rencana Busuk Revan
65 Tragedi
66 Mengembalikan Rencana Mereka
67 Kehancuran keluarga Revan
68 Pesan Kakek
69 Sahabat Zanaya Diculik
70 Berakhir?
71 Menjalani Takdir
72 Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73 Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74 Diremehkan
75 Terpukau
76 Cara mengatasi pengkhianat
77 Berkunjung Ke kediaman Dixon
78 Kediaman Jenderal Dixon
79 Penyerangan
80 Perjalanan Di Mulia
81 Membasmi Para Bandit
82 Susah Di tebak
83 Danau
84 Ada Nyamuk
85 Kawasan Troll
86 Visual
87 Negeri Kurcaci
88 Terpisah
89 Mencari Raja Zion
90 Menyelamatkan Raja Zion
91 Istri?
92 Pura-pura
93 Negeri Peri
94 Menolak Ikut Berperang
95 Bangunnya Pangeran Peri
96 Kembali Ke Kerajaan Azlan
97 Masalah Grand Duke Erland
98 Tak Terduga
99 Kedatangan Tiga Raja
100 Dansa
101 Rapat Strategi
102 Rencana Amora dan Liliana
103 Jamuan Teh
104 Kelompok Penculik Beraksi
105 Mengadu Domba
106 Biarkan Mereka Saling Membunuh
107 Memberikan Motivasi
108 Akhir Duke Lewis
109 Akhir dari Duke Barton
110 Menyatakan Cinta
111 Perdebatan Ibu Dan Anak
112 Keputusan Zanaya
113 Perang 1
114 Perang 2
115 Perang 3
116 Perang Usai
117 Pesta Kemenangan
118 Apa Yang Terjadi?
119 Haruskah Pergi?
120 Surat
121 Putri Bellina
122 Akhirnya Mereka Tahu
123 Orang angkuh
124 Balasan Untuk Orang Angkuh
125 Rencana Perjodohan
126 Penolakan Zanaya
127 Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128 Viral
129 Acara Keluarga
130 Keluarga Julid
131 Aku Merindukan mu
132 Flashback
133 Flashback 2
134 Ke Mansion Dixon
135 Melamar Zanaya
136 Perdebatan
137 Siapa Dia?
138 Wanita Materialistis
139 Done!
140 Ternyata Anak Orang Kaya
141 Penolong Sebenarnya
142 Akhir keluarga Bobby
143 Rencana Yang Gagal
144 Nasib Para benalu
145 Pernikahan
146 Malam Pengantin
147 Makan Siang Keluarga
148 Nadira dan Zanders
149 Pertunangan
150 Menuju Ending
151 Ending
152 Promo Karya Baru Author
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Kembali ke masa lalu?
3
Menemui Sang Kakek
4
Sihir atau Elemen?
5
Ruang ajaib
6
Mengecek Elemen
7
Latihan Keras Zanaya
8
Perubahan Zanaya
9
Kepulangan Zanaya
10
Membersihkan Hama
11
Membersihkan Hama2
12
Membersihkan Hama 3
13
Hukuman
14
Balasan Bagi Pengkhianat
15
Kesialan Fani
16
Vitamin Kematian
17
Hari Pertama Sekolah
18
Guru Arogan
19
Taruhan
20
Kedatangan Kevin Di Sekolah
21
Kedatangan Tamu tak Diundang
22
Pelayan Berulah?
23
Akhir Dari Mirna
24
Mengganggu?
25
Karina
26
Menyusup
27
Kita Impas!!
28
Siapa Yang Bersalah?
29
Di hukum
30
Kegelisahan Fani
31
Yuniar Berulah
32
Mati Kutu
33
Malu Tak Berujung
34
Misi penyelamatan
35
Mari Berpesta
36
Hot News
37
Kehancuran Keluarga Permadi
38
Kondisi Utari
39
Pengkhianat
40
Kematian Misterius yang Menggemparkan
41
Olimpiade
42
Aksi Zanaya
43
Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44
Pulau Atas Awan
45
Pesta Ulang Tahun
46
Perkenalkan Putri Kami
47
Terkejut
48
Awal Kehancuran
49
Kalah Taruhan
50
Kedatangan Polisi
51
Masuk ke Perangkap Sendiri
52
Kebusukan Fani
53
Trending nomor satu
54
Dokumen palsu
55
Diusir
56
Sepenggal kisah Masa lalu
57
Permainan Dimulai
58
Rando Wijaya
59
Fakta Baru
60
Gagal
61
Kedatangan Nyonya Tina
62
Keributan Di taman
63
Undangan Pesta
64
Rencana Busuk Revan
65
Tragedi
66
Mengembalikan Rencana Mereka
67
Kehancuran keluarga Revan
68
Pesan Kakek
69
Sahabat Zanaya Diculik
70
Berakhir?
71
Menjalani Takdir
72
Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73
Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74
Diremehkan
75
Terpukau
76
Cara mengatasi pengkhianat
77
Berkunjung Ke kediaman Dixon
78
Kediaman Jenderal Dixon
79
Penyerangan
80
Perjalanan Di Mulia
81
Membasmi Para Bandit
82
Susah Di tebak
83
Danau
84
Ada Nyamuk
85
Kawasan Troll
86
Visual
87
Negeri Kurcaci
88
Terpisah
89
Mencari Raja Zion
90
Menyelamatkan Raja Zion
91
Istri?
92
Pura-pura
93
Negeri Peri
94
Menolak Ikut Berperang
95
Bangunnya Pangeran Peri
96
Kembali Ke Kerajaan Azlan
97
Masalah Grand Duke Erland
98
Tak Terduga
99
Kedatangan Tiga Raja
100
Dansa
101
Rapat Strategi
102
Rencana Amora dan Liliana
103
Jamuan Teh
104
Kelompok Penculik Beraksi
105
Mengadu Domba
106
Biarkan Mereka Saling Membunuh
107
Memberikan Motivasi
108
Akhir Duke Lewis
109
Akhir dari Duke Barton
110
Menyatakan Cinta
111
Perdebatan Ibu Dan Anak
112
Keputusan Zanaya
113
Perang 1
114
Perang 2
115
Perang 3
116
Perang Usai
117
Pesta Kemenangan
118
Apa Yang Terjadi?
119
Haruskah Pergi?
120
Surat
121
Putri Bellina
122
Akhirnya Mereka Tahu
123
Orang angkuh
124
Balasan Untuk Orang Angkuh
125
Rencana Perjodohan
126
Penolakan Zanaya
127
Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128
Viral
129
Acara Keluarga
130
Keluarga Julid
131
Aku Merindukan mu
132
Flashback
133
Flashback 2
134
Ke Mansion Dixon
135
Melamar Zanaya
136
Perdebatan
137
Siapa Dia?
138
Wanita Materialistis
139
Done!
140
Ternyata Anak Orang Kaya
141
Penolong Sebenarnya
142
Akhir keluarga Bobby
143
Rencana Yang Gagal
144
Nasib Para benalu
145
Pernikahan
146
Malam Pengantin
147
Makan Siang Keluarga
148
Nadira dan Zanders
149
Pertunangan
150
Menuju Ending
151
Ending
152
Promo Karya Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!