Kepulangan Zanaya

Zanaya kini sudah siap kembali ke Indonesia, bahkan saat keluar dari ruang dimensi para pelayan dan pengawal sang kakek sangat terkejut melihat perubahannya.

Saat berjalan di area mansion sang kakek membuat penghuni rumah itu tidak bisa mengalihkan perhatiannya, ada yang tercebur ke kolam, ada yang menabrak tembok bahkan asisten sang kakek Jhon tidak mengenalinya.

Zanaya tengah merapikan barang-barangnya untuk dimasukkan kedalam koper tanpa bantuan pelayan, terbiasa selama 3 tahun diruang dimensinya membuatnya mandiri.

"Kamu yakin untuk pulang besok nak bersama kakek?" tanya Kakek Gerald masuk ke kamar Zanaya setelah mengutuk pintu.

"Iya kek, Zanaya siap pulang besok. Kan' beberapa hari lagi Zanaya sekolah," jawabnya sambil melipat beberapa helai pakainya membuat kakek Gerald mengangguk.

Kakek Gerald memang memutuskan ikut pulang dan menetap disana, sebab perusahaan milik kakek Gerald sudah diubah sistemnya menjadi auto pilot yang hanya di cek melalui ponsel ataupun laptop jika ada masalah bisa langsung ketahuan karena memiliki alarm, semua itu tak luput dari Zanaya yang membuatnya membuat sang kakek berdecak kagum pada sang cucu.

"Baiklah segera berkemas dan tidur lah segera agar tubuhmu menjadi segar keesokan harinya," nasehat kakek Gerald sebelum keluar kamar mengelus kepala sang cucu, lalu keluar dari kamar.

Setelah menyelesaikan barang-barang miliknya Zanaya berbaring di kasur king sizenya menatap langit-langit kamar.

"I'm coming Indonesia!" ucapnya kemudian mata biru itu tertutup seiring deru nafasnya yang teratur.

Hari ini Zanaya telah berada di jet pribadi milik sang kakek, Orang tua Zanaya dan kakeknya pemilik perusahaan terbesar di Asia dan nomor 1 di Indonesia. Makanya jika masalah uang tidak akan habis, bahkan diruang dimensinya koin emas, emas batangan bahkan mata uang kertas jaman sekarang, bertumpuk banyak membuat Zanaya pusing sebab jika di ambil, ruangan uang itu akan terisi kembali dengan sendirinya.

Bahkan Zanaya pernah bersama Azay membuat kapal-kapalan serta pesawat dari uang kertas dollar lalu menerbangkannya serta menaruh kapal-kapalnya itu di selokan agar mengalir.

Pernah membagikan di pengemis jalanan dan untuk pelayan di mansion kakeknya. Tapi uang itu bukannya berkurang semakin banyak. Jadi Zanaya memutuskan membiarkan begitu saja.

Saat sedang membaca buku tiba-tiba seseorang duduk disebelahnya.

"Kamu ngapain sih keluar nanti ada yang lihat kamu?" tanya Zanaya berbisik pada Azay yang sedang memakan es krim melihat-lihat keluar jendela.

Dengan mulut belepotan penuh eskrim Azay menjawab, "Tenang tuan, tidak ada yang bisa lihat Azay kecuali nona dan kakek," jawabnya semangat membuat Zanaya mendengus. "Lagi pula Azay juga pengen rasain naik pesawat, juga mau lihat kehidupan zaman sekarang selama ini kan saya cuman lihatnya sosmed," tambahnya lagi dengan tersenyum riang pada Zanaya yang hanya mencibir.

"Awas aja kalau kamu ribut atau ganggu aku!" ancam Zanaya membuat Azay mengangkat tangan hormat.

"Siap"

Pramugari yang melihat Zanaya berbicara sendiri tiba-tiba merinding disko, dia mengira Zanaya bisa melihat hantu, membuat tubuh pramugari itu bergetar.

'Jangan-jangan jet pribadi ini ada penunggunya lagi' ucap pramugari itu dalam hati

Kakek Gerald yang melihat itu terkekeh pelan, dia bisa lihat Azay sedang berbicara pada Zanaya membuat pramugari itu salah paham.

"Kamu kembali ke tempat!" titah sang kakek membuat pramugari itu lari terbirit-birit membuat Azay bingung.

"Dia kenapa nona?" tanyanya pada Zanaya yang hanya membalas dengan mengangkat bahunya acuh membuat Azay cemberut.

"Dia lihat hantu," celetuk sang kakek membuat Azay melotot lalu memeluk Zanaya disampingnya dengan sangat erat.

"Lepas" Zanaya melototi Azay.

"Takut nona, ada hantu," ujarnya dengan wajah memelas.

Zanaya mendengus," Kamu hantunya." ketus Zanaya membuat mata Azay membulat.

"Kok saya sih nona, orang cantik gini dikira hantu, mata pramugari itu rabun kali," jawabnya sewot tidak terima dikatakan hantu, Zanaya memijit pelipisnya sang penjaga ruang ini makin hari makin lancar pengetahuannya tentang bahasa zaman modern.

Pesawat pribadi itu mendarat dengan sempurna setelah mengudara selama 23 jam setelah beberapa kali transit.

Kini Zanaya menggeret kopernya bersama sang kakek, dengan memakai kacamata hitam dengan celana jeans putih dan kaos all size berwarna biru serta sneaker berwarna senada dengan kaos, Zanaya melangkah dengan penuh percaya diri.

Bahkan kini dia menjadi pusat perhatian, walaupun pakaiannya sederhana tapi harga pakaian itu tidak sesederhana, banyak yang memuji kecantikannya tapi Zanaya tidak perduli, dapat Zanaya lihat kedua orang tuanya dan kakaknya telah menunggu, dengan melepas kacamatanya Zanaya melangkah dengan semangat, meninggalkan sang kakek.

"Mama!" Zanaya langsung memeluk ibunya membuat ibunya tersentak kaget.

"Maaf anda siapa yah?" tanya sang mama dengan formal bingung begitupun papa dan kakaknya.

"Lah! Masa' sama anak sendiri lupa sih!" ucap Zanaya mengerucutkan bibirnya membuat ketiga orang itu kaget, benar itu suara Zanaya dan matanya pun sama.

"Zay?" Zanaya mengangguk, keluarganya langsung memeluknya erat.

"Ya, ampun mama sampai pangling loh, sampai-sampai mama nggk kenal" celoteh sang mama setelah pelukan mereka terlepas membuat Zanaya terkekeh, perubahannya memang sangat signifikan.

"Kakak hampir aja jatuh cinta loh sama adek sendiri," gurau sang kakak membuat kedua orangtuanya melotot.

"Awas aja kamu!" Sang mama menggeplak bahu sang anak membuat empunya meringis.

"Duh, mama nih sama anak sendiri dipukulin," gerutu Zanders membuat Zanaya terkekeh lucu.

"Gimana kabar kamu sayang? Maafin papa yah nggk jenguk kamu di rumah sakit waktu itu," ucap sang papa menyesal

"Udah itu nggk perlu diingat lagi pah, lagian Zay juga udah sembuh kok," kata Zanaya membuat sang papa terkejut, inikah putrinya yang manja dan egois itu.

"Udah-udah kita pulang lagian papa juga capek ini," Suara kakek Gerald menginterupsi mereka yang sedang tamu kangen tidak tahu tempat.

"Pah! Bagaimana keadaan pada disana?" tanya Zidan memeluk sang papa, orang tua satu-satunya.

"Baik, papa baik." singkatnya.

"Trus perusahaan papa siapa yang urus?" tanya sang anak, pasalnya sang papa enggan pergi jika perusahaannya bukan ditangan orang yang tepat.

"Tenang saja! perusahaan papa udah auto pilot, jadi disini pun papa bisa mengurusnya," jawabnya santai membuat sang anak melotot pasalnya di perusahaan Indonesia belum ada yang menjalankan sistem auto pilot, sebab membuatnya sangat susah.

"Papa udah dapat orang kepercayaan yang ahli dalam bidang IT?" tanya Zidan penasaran.

"Sudah!" Kakek Gerald berjalan keluar bandara diikuti sang anak yang sudah ada menantu dan kedua cucunya menunggu.

"Kasih tahu Zidan pah orangnya! Zidan juga mau buat sistem auto pilot," ujar sang anak yang diabaikan sang papa.

"Kakek sama papa lama banget deh! Udah jamuran kita nunggunya," omel Zanaya membuat keduanya terkekeh.

Terpopuler

Comments

Tasnim thufaila Qotrunnada

Tasnim thufaila Qotrunnada

bagi zay..buat biaya syahriah anak.
udah nunggak 4 bln.

2025-01-11

1

Land19

Land19

wong yg nyiptain dan jadi ahli IT nya aja si zaya, anak dan adiknya sendiri

2025-01-25

0

Wahyu Purwati

Wahyu Purwati

novel mu kocak Thor, bikin ketawa 🤣

2025-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Kembali ke masa lalu?
3 Menemui Sang Kakek
4 Sihir atau Elemen?
5 Ruang ajaib
6 Mengecek Elemen
7 Latihan Keras Zanaya
8 Perubahan Zanaya
9 Kepulangan Zanaya
10 Membersihkan Hama
11 Membersihkan Hama2
12 Membersihkan Hama 3
13 Hukuman
14 Balasan Bagi Pengkhianat
15 Kesialan Fani
16 Vitamin Kematian
17 Hari Pertama Sekolah
18 Guru Arogan
19 Taruhan
20 Kedatangan Kevin Di Sekolah
21 Kedatangan Tamu tak Diundang
22 Pelayan Berulah?
23 Akhir Dari Mirna
24 Mengganggu?
25 Karina
26 Menyusup
27 Kita Impas!!
28 Siapa Yang Bersalah?
29 Di hukum
30 Kegelisahan Fani
31 Yuniar Berulah
32 Mati Kutu
33 Malu Tak Berujung
34 Misi penyelamatan
35 Mari Berpesta
36 Hot News
37 Kehancuran Keluarga Permadi
38 Kondisi Utari
39 Pengkhianat
40 Kematian Misterius yang Menggemparkan
41 Olimpiade
42 Aksi Zanaya
43 Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44 Pulau Atas Awan
45 Pesta Ulang Tahun
46 Perkenalkan Putri Kami
47 Terkejut
48 Awal Kehancuran
49 Kalah Taruhan
50 Kedatangan Polisi
51 Masuk ke Perangkap Sendiri
52 Kebusukan Fani
53 Trending nomor satu
54 Dokumen palsu
55 Diusir
56 Sepenggal kisah Masa lalu
57 Permainan Dimulai
58 Rando Wijaya
59 Fakta Baru
60 Gagal
61 Kedatangan Nyonya Tina
62 Keributan Di taman
63 Undangan Pesta
64 Rencana Busuk Revan
65 Tragedi
66 Mengembalikan Rencana Mereka
67 Kehancuran keluarga Revan
68 Pesan Kakek
69 Sahabat Zanaya Diculik
70 Berakhir?
71 Menjalani Takdir
72 Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73 Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74 Diremehkan
75 Terpukau
76 Cara mengatasi pengkhianat
77 Berkunjung Ke kediaman Dixon
78 Kediaman Jenderal Dixon
79 Penyerangan
80 Perjalanan Di Mulia
81 Membasmi Para Bandit
82 Susah Di tebak
83 Danau
84 Ada Nyamuk
85 Kawasan Troll
86 Visual
87 Negeri Kurcaci
88 Terpisah
89 Mencari Raja Zion
90 Menyelamatkan Raja Zion
91 Istri?
92 Pura-pura
93 Negeri Peri
94 Menolak Ikut Berperang
95 Bangunnya Pangeran Peri
96 Kembali Ke Kerajaan Azlan
97 Masalah Grand Duke Erland
98 Tak Terduga
99 Kedatangan Tiga Raja
100 Dansa
101 Rapat Strategi
102 Rencana Amora dan Liliana
103 Jamuan Teh
104 Kelompok Penculik Beraksi
105 Mengadu Domba
106 Biarkan Mereka Saling Membunuh
107 Memberikan Motivasi
108 Akhir Duke Lewis
109 Akhir dari Duke Barton
110 Menyatakan Cinta
111 Perdebatan Ibu Dan Anak
112 Keputusan Zanaya
113 Perang 1
114 Perang 2
115 Perang 3
116 Perang Usai
117 Pesta Kemenangan
118 Apa Yang Terjadi?
119 Haruskah Pergi?
120 Surat
121 Putri Bellina
122 Akhirnya Mereka Tahu
123 Orang angkuh
124 Balasan Untuk Orang Angkuh
125 Rencana Perjodohan
126 Penolakan Zanaya
127 Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128 Viral
129 Acara Keluarga
130 Keluarga Julid
131 Aku Merindukan mu
132 Flashback
133 Flashback 2
134 Ke Mansion Dixon
135 Melamar Zanaya
136 Perdebatan
137 Siapa Dia?
138 Wanita Materialistis
139 Done!
140 Ternyata Anak Orang Kaya
141 Penolong Sebenarnya
142 Akhir keluarga Bobby
143 Rencana Yang Gagal
144 Nasib Para benalu
145 Pernikahan
146 Malam Pengantin
147 Makan Siang Keluarga
148 Nadira dan Zanders
149 Pertunangan
150 Menuju Ending
151 Ending
152 Promo Karya Baru Author
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Kembali ke masa lalu?
3
Menemui Sang Kakek
4
Sihir atau Elemen?
5
Ruang ajaib
6
Mengecek Elemen
7
Latihan Keras Zanaya
8
Perubahan Zanaya
9
Kepulangan Zanaya
10
Membersihkan Hama
11
Membersihkan Hama2
12
Membersihkan Hama 3
13
Hukuman
14
Balasan Bagi Pengkhianat
15
Kesialan Fani
16
Vitamin Kematian
17
Hari Pertama Sekolah
18
Guru Arogan
19
Taruhan
20
Kedatangan Kevin Di Sekolah
21
Kedatangan Tamu tak Diundang
22
Pelayan Berulah?
23
Akhir Dari Mirna
24
Mengganggu?
25
Karina
26
Menyusup
27
Kita Impas!!
28
Siapa Yang Bersalah?
29
Di hukum
30
Kegelisahan Fani
31
Yuniar Berulah
32
Mati Kutu
33
Malu Tak Berujung
34
Misi penyelamatan
35
Mari Berpesta
36
Hot News
37
Kehancuran Keluarga Permadi
38
Kondisi Utari
39
Pengkhianat
40
Kematian Misterius yang Menggemparkan
41
Olimpiade
42
Aksi Zanaya
43
Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44
Pulau Atas Awan
45
Pesta Ulang Tahun
46
Perkenalkan Putri Kami
47
Terkejut
48
Awal Kehancuran
49
Kalah Taruhan
50
Kedatangan Polisi
51
Masuk ke Perangkap Sendiri
52
Kebusukan Fani
53
Trending nomor satu
54
Dokumen palsu
55
Diusir
56
Sepenggal kisah Masa lalu
57
Permainan Dimulai
58
Rando Wijaya
59
Fakta Baru
60
Gagal
61
Kedatangan Nyonya Tina
62
Keributan Di taman
63
Undangan Pesta
64
Rencana Busuk Revan
65
Tragedi
66
Mengembalikan Rencana Mereka
67
Kehancuran keluarga Revan
68
Pesan Kakek
69
Sahabat Zanaya Diculik
70
Berakhir?
71
Menjalani Takdir
72
Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73
Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74
Diremehkan
75
Terpukau
76
Cara mengatasi pengkhianat
77
Berkunjung Ke kediaman Dixon
78
Kediaman Jenderal Dixon
79
Penyerangan
80
Perjalanan Di Mulia
81
Membasmi Para Bandit
82
Susah Di tebak
83
Danau
84
Ada Nyamuk
85
Kawasan Troll
86
Visual
87
Negeri Kurcaci
88
Terpisah
89
Mencari Raja Zion
90
Menyelamatkan Raja Zion
91
Istri?
92
Pura-pura
93
Negeri Peri
94
Menolak Ikut Berperang
95
Bangunnya Pangeran Peri
96
Kembali Ke Kerajaan Azlan
97
Masalah Grand Duke Erland
98
Tak Terduga
99
Kedatangan Tiga Raja
100
Dansa
101
Rapat Strategi
102
Rencana Amora dan Liliana
103
Jamuan Teh
104
Kelompok Penculik Beraksi
105
Mengadu Domba
106
Biarkan Mereka Saling Membunuh
107
Memberikan Motivasi
108
Akhir Duke Lewis
109
Akhir dari Duke Barton
110
Menyatakan Cinta
111
Perdebatan Ibu Dan Anak
112
Keputusan Zanaya
113
Perang 1
114
Perang 2
115
Perang 3
116
Perang Usai
117
Pesta Kemenangan
118
Apa Yang Terjadi?
119
Haruskah Pergi?
120
Surat
121
Putri Bellina
122
Akhirnya Mereka Tahu
123
Orang angkuh
124
Balasan Untuk Orang Angkuh
125
Rencana Perjodohan
126
Penolakan Zanaya
127
Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128
Viral
129
Acara Keluarga
130
Keluarga Julid
131
Aku Merindukan mu
132
Flashback
133
Flashback 2
134
Ke Mansion Dixon
135
Melamar Zanaya
136
Perdebatan
137
Siapa Dia?
138
Wanita Materialistis
139
Done!
140
Ternyata Anak Orang Kaya
141
Penolong Sebenarnya
142
Akhir keluarga Bobby
143
Rencana Yang Gagal
144
Nasib Para benalu
145
Pernikahan
146
Malam Pengantin
147
Makan Siang Keluarga
148
Nadira dan Zanders
149
Pertunangan
150
Menuju Ending
151
Ending
152
Promo Karya Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!