Taruhan

Zanaya segera naik ke kamarnya meninggalkan kedua orang yang berada di sofa itu dengan bingung. Tak berselang lama Zanaya kembali dengan membawa sebuah dokumen ditangannya, dia masih mengenakan seragam sekolah.

"Nih, semua surat-surat nya lengkap Paman, Paman bisa baca sendiri," ujar Zanaya menyodorkan surat-surat mobil sportnya.

"Paman bisa menjualnya lagi dengan harga tinggi jika tak ingin mobil itu lagi," sambung Zanaya.

Kevin menghela nafas, "Baik Paman akan beli, tapi Paman hanya punya uang 1 M Nona, bagaimana?" ungkap Kevin jujur,

Dengan semangat Zanaya mengangguk, "Tak masalah yang penting mobil itu dijual," jawabnya mantap.

"Memang kenapa Nona ingin menjualnya, kalau Paman boleh tahu?" tanya paman Kevin penasaran.

"Saya hanya tidak ingin melihat mobil itu lagi, daripada saya bakar mending Paman beli, kan?" imbuh Zanaya membuat Kevin dan Zanders terbelalak kaget.

Zanders memijit pelipisnya, dia tahu sang adik ingin mengambil mobilnya dari Fani dengan cara menjualnya tapi dia tidak tahu jika sang adik punya pemikiran ingin membakar mobil tersebut.

'Orang kaya mah bebas' kata Paman Kevin dalam hati, meringis menggaruk keningnya.

"Apakah Paman mau saya mengurus surat-surat ini menjadi nama anak paman?" tawar Zanaya.

Paman Kevin menggeleng, "Tak perlu nona, biar paman yang melakukannya," tolaknya halus, tidak mungkin bukan dia menyuruh anak majikannya sendiri.

"Baiklah, ini kwitansi pembayarannya!" Zanaya menyodorkan kertas pada paman Kevin yang diterima baik oleh paman Kevin.

"Terimakasih Nona," ujar paman Kevin, dia senang bisa membelikan sebuah mobil sport sebagai hadiah untuk putrinya yang sudah lama diimpikan sang putri.

"Oh, iya. Kalau perlu Paman besok mengambil mobil itu, di sekolah saya dengan membawa pengawal dan polisi," saran Zanaya.

"Memang kenapa Nona?" tanya Paman Kevin bingung.

"Pokoknya bawa saja!" titah Zanaya membuat paman Kevin mengangguk.

"Ingat Paman ambil mobil itu pada Fani! Paman kenal Fani kan?" Paman Kevin mengangguk.

"Kalau begitu paman akan transfer uangnya sekarang," ujar paman Kevin senang.

"Terimakasih Paman, senang bisa berbisnis dengan Paman," sahut Zanaya mengulurkan tangan nya yang disambut paman Kevin.

"Loh, ada apa ini?" tanya Zidan sang papa yang datang dengan pakaian formalnya, kemudian duduk disamping sang putri.

"Ini Pah, Zay jual mobil sport Zay yang baru pada paman Kevin bolehkan, Pah?" tanya Zanaya jujur.

"Oh tidak apa-apa kok! Tapi mobil sport kamu kan berwarna merah muda," kata Zidan, dia ingat mobil baru sang putri berwarna merah muda

"Ini untuk putri saya Tuan, dia akan berulang tahun," sahut Paman Kevin yang di angguki Zidan. Dia tak bertanya mengapa sang anak menjualnya, sebab yang dia tahu Fani memakai mobil itu.

"Ya, sudah. Silahkan minum Kevin setelah itu kita kembali ke kantor!" ucap Zidan saat pelayan datang membawa minuman segar yang kebetulan mereka juga haus, sebab cuaca yang terik.

"Papa pergi dulu, jangan keluar kemana-mana! Kamu harus pulih total," ujar Zidan memberi ultimatum pada sang putri, kemudian bangkit setelah meminum minumannya.

"Siap Papa," kata Zanaya mengangkat tangannya hormat membuat sang papa tersenyum senang mengelus rambut sang anak.

***

Ditempat lain sekumpulan anak sekolahan sedang berkumpul di sebuah rumah yang mereka sebut basecamp nya.

"Si Zanaya ternyata cantik banget yah," puji Mahen melihat salah satu sosial media yang sedang meng-upload foto terbarunya.

"Iya padahal dulu aja, wajahnya mirip ondel-ondel," sahut Doni.

"Tapi kenapa sekarang dia merubah penampilannya, kenapa bukan dari dulu?" tanya Dika menimpali dengan wajah bingung.

"Mungkin lagi cari inspirasi," celetuk Doni

"Inspirasi apaan anjing," kata Mahen menjitak kepala Doni

"Tapi Itu beneran Zanaya hilang ingatan?" celetuk Doni yang mengelus kepalanya yang kena' jitakan.

"Yah benar lah, kamu tidak lihat dia tidak kenal kita semua, terutama Revan," sahut Mahen yang sedang bermain game di ponselnya.

"Bagus deh kalau gitu," ujar Doni.

"Bagusnya dari mananya Bambang?" tanya Dika menggeplak kepala Doni.

"Yah bagus, si Revan tidak risih lagi digangguin sama Zanaya, Betul 'kan Van?" tanya Doni meminta pendapat Revan yang hanya diam memandangi ponselnya. Selama ini Zanaya memang selalu menempeli Revan kemana pun dia berada.

"Menurut aku, dia hanya pura-pura amnesia biar dapat perhatianku, lihat saja belum seminggu dia akan kembali seperti dulu," sahut Revan masih percaya diri.

"Mau taruhan?" tantang Alfa yang dari tadi diam menyimak.

"Apa taruhannya?" tantang balik Revan.

"Kalau kamu yang menang, ambil mobil sport milikku tapi kalau kamu kalah, berikan motor sport milik mu. Bagaimana, deal?" Alfa mengulurkan tangannya.

Revan menyeringai, "Oke, Deal!" ucap Revan menjabat tangan Alfa.

"Jangkanya berapa hari?" tanya Mahen

" Seminggu" sahut Revan.

"Tidak usah seminggu, sebulan deh," ujar Alfa memberi kompromi.

"Yakin kamu? Seminggu saja pasti Zanaya kembali nempel sama aku apalagi sebulan," ujarnya percaya diri.

"Jangan terlalu percaya diri, nanti jatuhnya sakit," sindir Alfa

"Ya sudah sebulan, kamu yang minta yah" kata Revan seolah tidak mendengar sindiran Alfa.

"Al, kamu serius?" tanya Doni melotot tak percaya.

"Serius lah"

"Bagaimana kalau kamu kalah?" tanyanya.

"Yah kasih mobil sport milikku," jawabnya enteng, Alfa memang anak orang terkaya nomor dua setelah keluarga Dixon.

"Kalau begitu, aku balik duluan," pamit Alfa saat menerima telfon dari orang tuanya, meninggalkan keempat temannya.

"Siap-siap aja kalah," cibir Revan dengan senyum miring.

"Tapi bagaimana kalau kamu yang kalah?" tanya Mahen.

"Tidak mungkinlah, secara Zanaya cinta mati sama aku," ujarnya penuh percaya diri.

"Seandainya Alfa menang, siap-siap aja kasih motor sport kesayangan milik kamu," kata Dika menepuk pundak sahabatnya yang hanya dibalas acuh.

Malam harinya Zanaya, mendatangi sang mama yang sedang berada di ruang kerjanya, yah kedua orangtuanya memang memiliki masing-masing ruang kerja.

"Ma, Zay boleh masuk tidak?" tanya Zanaya menyembulkan kepalanya di pintu.

Sang mama yang fokus pada laptopnya mendongak, "Masuk aja sayang!"

Zanaya mendorong pintu masuk ruang kerja sang mama kemudian duduk di sofa yang ada disana, terlihat foto keluarga mereka terpajang rapi di ruangan itu membuat Zanaya tersenyum bahagia.

"Ada apa sayang?" Sang mama menghampiri sang putri duduk disamping putrinya.

"Kok muka mama kayak kusut gitu?" Zanaya mengernyit heran.

Liona menghela nafas "Tidak apa-apa sayang," bohong sang mama, Zanaya jelas tidak percaya.

"Mama jujur saja, ada apa?" tanya Zanaya.

Liona menatap manik biru sang putri yang sangat cantik, "Paman kamu Gibran, bikin mama pusing selalu saja minta uang padahal dulu dia tidak seperti itu," ungkap sang mama jujur.

Zanaya ingat sebelum dia ditembak, para pengkhianat itu bilang jika Pamannya yang saat ini palsu.

"Mah, sejak kapan paman berubah?" tanya Zanaya.

Mama liona mencoba menerawang mengingat-ingat "Sepertinya sebelum menikah," kata sang mama.

"Sebelum nikah, paman dulu kemana atau suka kemana?" tanya Zanaya, membuat sang mama bingung tapi tetap menjawabnya.

"Sebulan sebelum menikah, paman bilang ingin mendaki gunung, karena itu memang hobinya, dia bilang dirinya tidak akan bebas jika sudah berumah tangga," ujar sang mama membuat Zanaya mengangguk.

"Setelah dari mendaki gunung sifatnya berubah," gumam sang mama yang masih didengar Zanaya.

Terpopuler

Comments

ira rodi

ira rodi

ini paman yg mana bapaknya si fani atau paman angkat si dokter allen....

2024-11-30

0

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

apa paman Gibran yg asli di sekap sama ortunya Fani ya 🤔🤔

2025-01-27

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

jadi paman yg sebenarnya udah di bunuh ya..

2024-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Kembali ke masa lalu?
3 Menemui Sang Kakek
4 Sihir atau Elemen?
5 Ruang ajaib
6 Mengecek Elemen
7 Latihan Keras Zanaya
8 Perubahan Zanaya
9 Kepulangan Zanaya
10 Membersihkan Hama
11 Membersihkan Hama2
12 Membersihkan Hama 3
13 Hukuman
14 Balasan Bagi Pengkhianat
15 Kesialan Fani
16 Vitamin Kematian
17 Hari Pertama Sekolah
18 Guru Arogan
19 Taruhan
20 Kedatangan Kevin Di Sekolah
21 Kedatangan Tamu tak Diundang
22 Pelayan Berulah?
23 Akhir Dari Mirna
24 Mengganggu?
25 Karina
26 Menyusup
27 Kita Impas!!
28 Siapa Yang Bersalah?
29 Di hukum
30 Kegelisahan Fani
31 Yuniar Berulah
32 Mati Kutu
33 Malu Tak Berujung
34 Misi penyelamatan
35 Mari Berpesta
36 Hot News
37 Kehancuran Keluarga Permadi
38 Kondisi Utari
39 Pengkhianat
40 Kematian Misterius yang Menggemparkan
41 Olimpiade
42 Aksi Zanaya
43 Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44 Pulau Atas Awan
45 Pesta Ulang Tahun
46 Perkenalkan Putri Kami
47 Terkejut
48 Awal Kehancuran
49 Kalah Taruhan
50 Kedatangan Polisi
51 Masuk ke Perangkap Sendiri
52 Kebusukan Fani
53 Trending nomor satu
54 Dokumen palsu
55 Diusir
56 Sepenggal kisah Masa lalu
57 Permainan Dimulai
58 Rando Wijaya
59 Fakta Baru
60 Gagal
61 Kedatangan Nyonya Tina
62 Keributan Di taman
63 Undangan Pesta
64 Rencana Busuk Revan
65 Tragedi
66 Mengembalikan Rencana Mereka
67 Kehancuran keluarga Revan
68 Pesan Kakek
69 Sahabat Zanaya Diculik
70 Berakhir?
71 Menjalani Takdir
72 Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73 Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74 Diremehkan
75 Terpukau
76 Cara mengatasi pengkhianat
77 Berkunjung Ke kediaman Dixon
78 Kediaman Jenderal Dixon
79 Penyerangan
80 Perjalanan Di Mulia
81 Membasmi Para Bandit
82 Susah Di tebak
83 Danau
84 Ada Nyamuk
85 Kawasan Troll
86 Visual
87 Negeri Kurcaci
88 Terpisah
89 Mencari Raja Zion
90 Menyelamatkan Raja Zion
91 Istri?
92 Pura-pura
93 Negeri Peri
94 Menolak Ikut Berperang
95 Bangunnya Pangeran Peri
96 Kembali Ke Kerajaan Azlan
97 Masalah Grand Duke Erland
98 Tak Terduga
99 Kedatangan Tiga Raja
100 Dansa
101 Rapat Strategi
102 Rencana Amora dan Liliana
103 Jamuan Teh
104 Kelompok Penculik Beraksi
105 Mengadu Domba
106 Biarkan Mereka Saling Membunuh
107 Memberikan Motivasi
108 Akhir Duke Lewis
109 Akhir dari Duke Barton
110 Menyatakan Cinta
111 Perdebatan Ibu Dan Anak
112 Keputusan Zanaya
113 Perang 1
114 Perang 2
115 Perang 3
116 Perang Usai
117 Pesta Kemenangan
118 Apa Yang Terjadi?
119 Haruskah Pergi?
120 Surat
121 Putri Bellina
122 Akhirnya Mereka Tahu
123 Orang angkuh
124 Balasan Untuk Orang Angkuh
125 Rencana Perjodohan
126 Penolakan Zanaya
127 Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128 Viral
129 Acara Keluarga
130 Keluarga Julid
131 Aku Merindukan mu
132 Flashback
133 Flashback 2
134 Ke Mansion Dixon
135 Melamar Zanaya
136 Perdebatan
137 Siapa Dia?
138 Wanita Materialistis
139 Done!
140 Ternyata Anak Orang Kaya
141 Penolong Sebenarnya
142 Akhir keluarga Bobby
143 Rencana Yang Gagal
144 Nasib Para benalu
145 Pernikahan
146 Malam Pengantin
147 Makan Siang Keluarga
148 Nadira dan Zanders
149 Pertunangan
150 Menuju Ending
151 Ending
152 Promo Karya Baru Author
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Kembali ke masa lalu?
3
Menemui Sang Kakek
4
Sihir atau Elemen?
5
Ruang ajaib
6
Mengecek Elemen
7
Latihan Keras Zanaya
8
Perubahan Zanaya
9
Kepulangan Zanaya
10
Membersihkan Hama
11
Membersihkan Hama2
12
Membersihkan Hama 3
13
Hukuman
14
Balasan Bagi Pengkhianat
15
Kesialan Fani
16
Vitamin Kematian
17
Hari Pertama Sekolah
18
Guru Arogan
19
Taruhan
20
Kedatangan Kevin Di Sekolah
21
Kedatangan Tamu tak Diundang
22
Pelayan Berulah?
23
Akhir Dari Mirna
24
Mengganggu?
25
Karina
26
Menyusup
27
Kita Impas!!
28
Siapa Yang Bersalah?
29
Di hukum
30
Kegelisahan Fani
31
Yuniar Berulah
32
Mati Kutu
33
Malu Tak Berujung
34
Misi penyelamatan
35
Mari Berpesta
36
Hot News
37
Kehancuran Keluarga Permadi
38
Kondisi Utari
39
Pengkhianat
40
Kematian Misterius yang Menggemparkan
41
Olimpiade
42
Aksi Zanaya
43
Titik Terang Keberadaan Gibran Asli
44
Pulau Atas Awan
45
Pesta Ulang Tahun
46
Perkenalkan Putri Kami
47
Terkejut
48
Awal Kehancuran
49
Kalah Taruhan
50
Kedatangan Polisi
51
Masuk ke Perangkap Sendiri
52
Kebusukan Fani
53
Trending nomor satu
54
Dokumen palsu
55
Diusir
56
Sepenggal kisah Masa lalu
57
Permainan Dimulai
58
Rando Wijaya
59
Fakta Baru
60
Gagal
61
Kedatangan Nyonya Tina
62
Keributan Di taman
63
Undangan Pesta
64
Rencana Busuk Revan
65
Tragedi
66
Mengembalikan Rencana Mereka
67
Kehancuran keluarga Revan
68
Pesan Kakek
69
Sahabat Zanaya Diculik
70
Berakhir?
71
Menjalani Takdir
72
Kedatangan Sang Gadis Ramalan
73
Tugas Pemilik Seluruh Elemen
74
Diremehkan
75
Terpukau
76
Cara mengatasi pengkhianat
77
Berkunjung Ke kediaman Dixon
78
Kediaman Jenderal Dixon
79
Penyerangan
80
Perjalanan Di Mulia
81
Membasmi Para Bandit
82
Susah Di tebak
83
Danau
84
Ada Nyamuk
85
Kawasan Troll
86
Visual
87
Negeri Kurcaci
88
Terpisah
89
Mencari Raja Zion
90
Menyelamatkan Raja Zion
91
Istri?
92
Pura-pura
93
Negeri Peri
94
Menolak Ikut Berperang
95
Bangunnya Pangeran Peri
96
Kembali Ke Kerajaan Azlan
97
Masalah Grand Duke Erland
98
Tak Terduga
99
Kedatangan Tiga Raja
100
Dansa
101
Rapat Strategi
102
Rencana Amora dan Liliana
103
Jamuan Teh
104
Kelompok Penculik Beraksi
105
Mengadu Domba
106
Biarkan Mereka Saling Membunuh
107
Memberikan Motivasi
108
Akhir Duke Lewis
109
Akhir dari Duke Barton
110
Menyatakan Cinta
111
Perdebatan Ibu Dan Anak
112
Keputusan Zanaya
113
Perang 1
114
Perang 2
115
Perang 3
116
Perang Usai
117
Pesta Kemenangan
118
Apa Yang Terjadi?
119
Haruskah Pergi?
120
Surat
121
Putri Bellina
122
Akhirnya Mereka Tahu
123
Orang angkuh
124
Balasan Untuk Orang Angkuh
125
Rencana Perjodohan
126
Penolakan Zanaya
127
Tetap Pada Pendirian Masing-masing
128
Viral
129
Acara Keluarga
130
Keluarga Julid
131
Aku Merindukan mu
132
Flashback
133
Flashback 2
134
Ke Mansion Dixon
135
Melamar Zanaya
136
Perdebatan
137
Siapa Dia?
138
Wanita Materialistis
139
Done!
140
Ternyata Anak Orang Kaya
141
Penolong Sebenarnya
142
Akhir keluarga Bobby
143
Rencana Yang Gagal
144
Nasib Para benalu
145
Pernikahan
146
Malam Pengantin
147
Makan Siang Keluarga
148
Nadira dan Zanders
149
Pertunangan
150
Menuju Ending
151
Ending
152
Promo Karya Baru Author

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!