Ch ~ {Bersyukur}

Ali membantu mendorong tempat tidur, ia membawa Bunga bersama pegawai lainnya masuk ke dalam ruang unit gawat darurat. Kedua gadis itu telah di pasang berbagai alat medis, termasuk selang oksigen.

Yang membedakan kondisi mereka berdua, Bunga masih dalam kondisi sadar saat di bawa ke rumah sakit. Sedangkan Kirana, wanita muda itu benar-benar tidak sadarkan diri sesaat ia mendapatkan hantaman keras terkahir dari Andrean.

Bunga melirik Kirana yang tak jauh darinya. Adiknya sedang terbaring di ranjang lainnya dengan kondisi yang tak sedikitpun menunjukkan ia akan sadar secepat itu. Kirana mendapatkan pertolongan khusus setelah dokter meletakkan defibrillator pada dada Kirana.

Sentakan tubuh wanita muda itu mengisyaratkan bahwa ia tidak dapat memompa jantungnya lagi. Cairan bening kembali mengalir dari sudut ujung kelopak mata Bunga. Akankah adiknya tak bisa di tolong dan meninggalkannya?

Tirai di tutup menjadi pertanda mereka harus berpisah. Kondisi Bunga berlanjut drop, sesaat ia tak rela berpisah dengan Kirana. Ia berpikiran bahwa Kirana sudah meninggalkannya. Ia mendengar suara dokter dan tenaga medis lainnya terus berhitung untuk membuat wanita itu bangun.

'Aku mohon Ki, bangunlah demi aku dan ibu.' perkataan itu menjadi terkahir ia ucapkan dengan perlahan menghilangnya kesadaran Bunga.

"Gawat, Bunga juga kritis," ucap Daniel.

Ali dan Gon membuang nafas kasar. Hal ini pasti akan terjadi dimana tubuh Bunga telah menandakan bahwa ia sudah tak sanggup lagi berjuang untuk hidup.

"Serahkan sama gue dulu, setelah itu baru kalian." ucap Nagendra, dokter kardiolog, ke Ali, Gon, dan Daniel. Ketiga insan itu keluar.

Gon membuang napas kasar kembali dengan di ikuti Daniel.

"Setelah ini kita harus apa? Mereka berdua nggak punya wali. Bapaknya dalam penjara, sedangkan ibunya harus segera di operasi." Gon bertukar pikir pada Ali dan Daniel. Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan khusus istirahat pegawai.

"Gue yang akan tanggung jawab," ucap Ali sembari membuka lemari pendingin untuk mengambil dan meminum seteguk air putih.

"Lo mau menikahi Bunga, Li?" tanya Daniel sembari duduk di samping Gon.

"Emangnya mau tanggung jawab dan menolong harus menikah dulu?" tanya Ali santai sembari ikut duduk.

"Fix, Lo malaikat tanpa sayap." Gon menunjuk Ali penuh dengan kebanggaan.

Ali tertawa ringan. "Lo berlebihan! Gue nggak ada niat dan maksud tertentu. Hanya aja siapa lagi yang menolong mereka. Kalian mau ikut bantu, bukannya semakin baik."

"Lo bener banget." Gon terus-terusan membuang napas kasar. "Kalau bukan kita siapa lagi. Kasihan mereka berdua. Masih usia muda dan di bawah umur, sudah mendapatkan tekanan tinggi dalam hidupnya."

"Emangnya mereka selamat ya?" tanya Daniel. "Tadi aja Nagendra dan dokter umum masih sibuk menyelamatkan mereka."

"Kalau itu kita hanya bisa berdoa. Mudah-mudahan mereka selamat," ucap Ali.

"Sungguh kejam kebangetan Andrean. Terbuat dari apa itu hatinya. Gue aja cuma ninggalin istri dan anak di rumah kepikiran terus setiap harinya. Enggak tenang kalau mereka gue tinggal di rumah. Apalagi, na'uzubillahiminzalik." Gon memijit pelipisnya yang terasa berdenyut hebat.

"Namanya juga udah nggak waras, kayak begitulah." Daniel tertawa kesal. "Kita lihat aja nanti gimana hasil dari penyelidikannya. Mudah-mudahan dia selamat dan segera bertobat." ingatnya pada kondisi Andrean yang terlihat baik-baik saja di luar, sedangkan bagian dalamnya menunggu waktu saja untuk pria itu ambruk sendirinya.

Pintu terbuka dengan polisi datang menghampiri. "Permisi! Siapa di antara kalian yang bernama Ali?"

Gon, Daniel, sontak terperanjat sembari melihat Ali.

"Saya! Ada apa Pak?" Ali berdiri menghadap, diikuti Gon dan Daniel.

"Maaf Bapak Ali. Anda harus ikut kami ke kantor polisi sekarang juga untuk mengikuti penyelidikan," jawab polisi itu sembari menyerahkan surat panggilan. "Pak Andrean melaporkan bahwa Anda telah membeli dan melakukan tindakan asusila pada anak di bawah umur."

"Maaf Pak. Ali bukan termasuk dalam hal ini. Kami berdua yang melakukannya. Semua itu juga bukan kami melakukan demi keuntungan sendiri. Bunga yang melakukan demi urusan pribadinya. Kami hanya perantara," jelas Gon.

"Lagian juga kami melakukan itu untuk membantu Bunga." sambung Daniel.

"Dan yang paling utama Pak, saya nggak melakukan apapun dengan Bunga." Ali menyakinkan bahwa ia tidak melakukannya.

"Tenang Bapak-Bapak! Lebih baik kalian bertiga ikut saya kekantor polisi untuk melakukan pemeriksaan dulu. Setelah itu kita baru menemukan hasil apakah kalian bertiga bersalah atau tidaknya," ucap polisi itu kembali.

Daniel mengangguk mantap. "Baiklah kami akan ke sana. Tapi berikan kami waktu untuk mendapatkan hasil dari wanita muda itu terlebih dahulu sebagai tanda bukti lainnya," pintanya.

"Akan panjang dan butuh waktu lama urusannya nunggu Bunga sadar Nil. Lo mau kita tidur di sel?" Gon mengingatkan Daniel.

"Ada!" Ali ingat bahwa Bunga mengatakan ia masih belum berhubungan dengan Andrean. "Melakukan pemeriksaan keperawan," ucap Ali lantang.

"Lo gila! Oke kalau Lo nggak tidur sama Bunga. Bukannya Lo lihat sendiri bahwa dia tadi aja, nggak pakek baju lagi Li," umpat Gon.

"Bunga sempat ngomong kalau dia belum diapa-apakan sama bapaknya. Kita coba dulu—bagaimana Pak?" ini adalah salah satu cara menyelamatkan posisi mereka bertiga.

Salah! Jelas mereka bertiga memanglah bersalah. Kalau tidak mendapatkan masalah ini juga, mereka tidak mungkin bisa menemukan dan menyelamatkan kedua wanita yang masih dalam penanganan medis. Nyawa mereka saja di ujung tanduk.

"Beri kami waktu untuk memeriksa kondisi Bunga dan Kirana dulu Pak. Jika kalian nggak percaya akan hasil dari kami bertiga, kalian bisa mengikuti proses tindakannya untuk mengawasi Kami. Bukannya bukti itu harus benar-benar jelas. Bahkan ya Pak, kami bertiga juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan untuk membuktikan bahwa kami nggak memiliki penyakit itu." Gon paling kuat membela dan membuktikan bahwa mereka tidaklah bersalah.

Anak dan istrinya menunggu di rumah. Ia malahan akan di masukkan ke dalam bui. Oh tentu Gon tidak mau. Lagian ia masih menyimpan bukti dan rekaman video di kala Bunga sendiri yang meminta untuk tidur bersama seorang pria. Jumlah uang serah terima saja Gon memiliki semuanya.

"Baiklah jika itu yang kalian inginkan. Tapi kalian harus mengikuti kami dulu ke kantor polisi untuk melakukan pemeriksaan." polisi itu masih tetap ingin membawa Ali, Gon, dan Daniel.

Bertepatan hal itu seorang perawatan masuk. "Dok, pasien kedua-duanya selamat. Tinggal," pria itu berhenti berbicara setelah ia sadar ada polisi di dalam sana.

"Maaf Pak. Sepertinya untuk sementara waktu kami belum bisa datang. Izinkan kami menyelamatkan nyawa Bunga dan Kirana dulu. Sekalian melakukan pemeriksaan fisik untuk di jadikan sebagai tanda bukti," ucap Ali.

Kedua polisi itu saling menatap dan setuju. Kondisi ini sepertinya lebih di utamakan. Sedangkan ketiga pria itu masih bersyukur bisa di berikan pertolongan dan keringan. Semoga hasilnya bisa menyelamatkan mereka juga.

Terpopuler

Comments

Yus Warkop

Yus Warkop

ooh di andrean malah lspor jelas" dia yg bejad

2025-01-05

0

Ekha, S

Ekha, S

Semangat Ali yakin aja kalian nggk salah kok

2024-09-10

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor semangat berkarya thor 🥰❤️❤️

semoga mereka gak dapat masalah gara" si Andrian

2024-09-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ch ~
2 Ch ~
3 Ch ~
4 Ch ~ {Tidak begitu tenang}
5 Ch ~ {Tak tinggal diam}
6 Ch ~ {Tak berdaya}
7 Ch ~ {Berusaha}
8 Ch ~ {Berontak}
9 Ch ~ {Khawatir}
10 Ch ~ {Bersyukur}
11 Ch ~ {Kesal dan Kesedihan}
12 Ch ~ {Kurang nyaman}
13 Ch ~ {Histeris}
14 Ch ~ {Sebanding sama saja setara}
15 Ch ~ {Sebagai bentuk penyemangat}
16 Ch ~ {Mengambulkan permintaan}
17 Ch ~ {Cukup sadar}
18 Ch ~ {Pendekatan}
19 Ch ~ {Tak sekuat baja}
20 Ch ~ {Ketahuan}
21 Ch ~ {Jalan yang harus di pilih}
22 Ch ~ {Merasa sedikit lebih aman}
23 Ch ~ {Penuh sindiran}
24 Ch ~ {Tatapan dan teguran}
25 Ch ~ {Mengundurkan diri}
26 Ch ~ {Keputusasaan di ujung harapan}
27 CH ~ {Cahaya di tengah luka}
28 Ch ~ {Kehangatan keluarga}
29 Ch ~ {Awal yang baru}
30 Ch ~ {Antara peran dan perasaan}
31 Ch ~ {Dalam hening malam}
32 Ch ~ {Komitmen dan keteguhan}
33 Ch ~ {Tekad yang tersulut}
34 CH ~ {Permainan licik di balik dapur}
35 Ch ~ {Malam penuh rasa}
36 Ch ~ {Penuh kejutan dan tawa}
37 Ch ~ {Jejak takdir}
38 Ch ~ {Kebenaran yang memisahkan}
39 Ch ~ {Langkah terakhir bersama}
40 Ch ~ {Kembali ke rumah}
41 Ch ~ {Pilihan yang tersimpan}
42 Ch ~ {Perasaan yang tersembunyi}
43 Ch ~ {Awal dari sesuatu yang baru}
44 Ch ~ {Dilindungi}
45 Ch ~ {Undangan}
46 Ch ~ {Persiapan}
47 Ch ~ {Berbeda}
48 Ch ~ {Rencana}
49 Ch ~ {Aku aja yang tanggung jawab}
50 Ch ~ {Mengungkapkan perasaan}
51 Ch ~ {Awal yang baru}
52 Ch ~ {Frustasi}
53 Ch ~ {Istri pengganti}
54 Ch ~ {Nyaman dan aman}
55 Ch ~ {Perasaan cemas}
56 Ch {Bimbang}
57 Ch ~ {Merasa bersalah}
58 Ch ~ {Mencoba memahami}
59 Ch ~ {Jalan-jalan}
60 Ch ~ {Tegang}
61 Ch ~ {Kadang hidup itu memang aneh}
62 Ch ~ {Tamat}
63 Ch ~ {Bab Spesial}
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Ch ~
2
Ch ~
3
Ch ~
4
Ch ~ {Tidak begitu tenang}
5
Ch ~ {Tak tinggal diam}
6
Ch ~ {Tak berdaya}
7
Ch ~ {Berusaha}
8
Ch ~ {Berontak}
9
Ch ~ {Khawatir}
10
Ch ~ {Bersyukur}
11
Ch ~ {Kesal dan Kesedihan}
12
Ch ~ {Kurang nyaman}
13
Ch ~ {Histeris}
14
Ch ~ {Sebanding sama saja setara}
15
Ch ~ {Sebagai bentuk penyemangat}
16
Ch ~ {Mengambulkan permintaan}
17
Ch ~ {Cukup sadar}
18
Ch ~ {Pendekatan}
19
Ch ~ {Tak sekuat baja}
20
Ch ~ {Ketahuan}
21
Ch ~ {Jalan yang harus di pilih}
22
Ch ~ {Merasa sedikit lebih aman}
23
Ch ~ {Penuh sindiran}
24
Ch ~ {Tatapan dan teguran}
25
Ch ~ {Mengundurkan diri}
26
Ch ~ {Keputusasaan di ujung harapan}
27
CH ~ {Cahaya di tengah luka}
28
Ch ~ {Kehangatan keluarga}
29
Ch ~ {Awal yang baru}
30
Ch ~ {Antara peran dan perasaan}
31
Ch ~ {Dalam hening malam}
32
Ch ~ {Komitmen dan keteguhan}
33
Ch ~ {Tekad yang tersulut}
34
CH ~ {Permainan licik di balik dapur}
35
Ch ~ {Malam penuh rasa}
36
Ch ~ {Penuh kejutan dan tawa}
37
Ch ~ {Jejak takdir}
38
Ch ~ {Kebenaran yang memisahkan}
39
Ch ~ {Langkah terakhir bersama}
40
Ch ~ {Kembali ke rumah}
41
Ch ~ {Pilihan yang tersimpan}
42
Ch ~ {Perasaan yang tersembunyi}
43
Ch ~ {Awal dari sesuatu yang baru}
44
Ch ~ {Dilindungi}
45
Ch ~ {Undangan}
46
Ch ~ {Persiapan}
47
Ch ~ {Berbeda}
48
Ch ~ {Rencana}
49
Ch ~ {Aku aja yang tanggung jawab}
50
Ch ~ {Mengungkapkan perasaan}
51
Ch ~ {Awal yang baru}
52
Ch ~ {Frustasi}
53
Ch ~ {Istri pengganti}
54
Ch ~ {Nyaman dan aman}
55
Ch ~ {Perasaan cemas}
56
Ch {Bimbang}
57
Ch ~ {Merasa bersalah}
58
Ch ~ {Mencoba memahami}
59
Ch ~ {Jalan-jalan}
60
Ch ~ {Tegang}
61
Ch ~ {Kadang hidup itu memang aneh}
62
Ch ~ {Tamat}
63
Ch ~ {Bab Spesial}

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!