Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan

Malam itu Dirgantara keluar rumah setelah dihubungi oleh Farhat, temannya yang berprofesi sebagai dokter.

Seperti biasa, jika ada waktu luang mereka berdua bertemu dan menghabiskan waktu bersama dengan minum-minuman beralkohol di salah satu club'

Tak butuh waktu lama, Dirgantara sampai di club' malam di mana dia terbiasa menghabiskan waktu luangnya.

"Hai bro! Apa kau sudah dari tadi menungguku disini?" tanya Dirgantara dan langsung memesan minuman pada petugas bartender.

Dia menarik kursi kayu yang ada di depan meja bartender menemani Farhat yang sudah meneguk secangkir minumannya.

Walaupun profesinya sebagai dokter, Farhat tak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya untuk tidak minum alkohol. Sudah menjadi makanannya setiap hari dia selalu menyiapkan alkohol di lemari pribadinya.

"Belum lama. Aku lagi jenuh aja di rumah," balas pria itu dengan kembali menuangkan bir ke dalam cangkir kecil.

"Memangnya kau tak ada kegiatan di rumah sakit? Apa kau sudah dipecat?"

Dengan selorohnya Dirgantara meledek sembari menerima minuman yang disediakan oleh petugas bartender untuknya.

Farhat tak marah dengan ucapan Dirgantara. Sudah menjadi kebiasaannya mereka bercengkrama dan saling meledek.

"Ngawur! Tidak mungkin aku dipecat dari rumah sakit kakekku. Kalau aku sampai dipecat, aku bakalan protes tak mau lagi tinggal bersamanya. Selama ini aku yang ngerawat dia, bukan cucunya yang lain. Padahal dia punya cucu perempuan, harusnya dia lebih memilih cucu perempuannya, tapi dia malah memilih aku. Enak aja mau mecat aku, bakalan ku pecat juga jadi kakekku."

Kedua pemuda itu melepas tawanya. Suka sekali menggibahi orang tua yang tak berdaya.

Dirgantara sudah sangat mengenal keluarga Farhat, begitupun juga dengan keluarga Farhat, hubungan antar keluarga itu sangatlah baik. Bahkan dulu kakeknya Farhat berkeinginan untuk menjodohkan Dirgantara dengan cucu perempuannya, tapi berhubung cucu perempuannya hamil diluar nikah dengan pacarnya, rencana perjodohan itu diurungkan.

"By the way, kau sendiri bagaimana? Maksudnya pernikahanmu dengan Viona? Apakah berjalan dengan baik? Atau kau berniat untuk membuatnya menjadi janda?"

Dirgantara mendelik dan menjitak kepala sahabatnya. Tentu saja Ia tak akan melepaskan Viona begitu saja. Rugi besar jika ia menceraikan gadis itu dengan cepat, bahkan belum sekalipun ia menjamahnya. Rugi besar jika membeli barang tapi tak digunakan, semakin lama barang itu semakin rusak, karatan karena tak terpakai.

"Kau berharap nunggu Viona jadi janda gitu? Sembarangan! Kau langkahi dulu mayatku kalau kau menginginkan jandaku. Memangnya di dunia ini tak ada perempuan lain sampai kau mengharapkan jandanya Viona. Aku tak akan menjandakan dia, dan berhentilah mengharap. Jangan seperti pungguk merindukan rembulan, sampai matipun tak akan kesampaian."

Hening, seketika mereka berdua sama-sama diam dengan pemikirannya masing-masing.

Dirga sangat terganggu oleh pertanyaan sahabatnya. Dia sudah menaruh kecurigaan saat mengajak Viona datang ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya, dan kini, Farhat semakin lancang menanyakan kapan dirinya ingin menjandakan Viona.

"Sorry, aku hanya ingin tau saja hubunganmu sama dia. Aku lihat diantara kalian sama-sama kurang bahagia. Sikapmu begitu jutek padanya."

Dirgantara memberikan tatapan yang menghunus. Netra tajamnya terarah pada titik mata Farhat dengan seringaian buas.

Ia paling benci dengan orang yang suka ikut campur masalah pribadinya, walaupun Farhat teman yang baik dan suka menolongnya, tetap saja ia tidak suka dengan Farhat yang ikut campur. Apalagi  pria itu menginginkan dirinya berpisah dengan Viona.

"Darimana kau tau kalau pernikahanku dengan Viona tak bahagia? Jadi orang jangan sok tau! Lebih baik kau pikirkan masa depanmu sendiri, tidak usah ikut campur urusan rumah tanggaku dengan Viona."

Dirgantara langsung meraih gelas kecil dan menuangkan minuman untuk ditenggaknya.

Mereka sama-sama kembali hening fokus pada minumannya masing-masing.

Di hati Dirgantara cukup dongkol, tapi ia tahan untuk tidak tersulut emosi.

Cukup lama diam, Farhat kembali mengulangi ucapannya. Ia tak bisa tenang dan selalu terngiang-ngiang oleh bayangan Viona. Perasaan yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, kini dirasakan saat bertemu dengan wanita yang statusnya sudah menjadi istri dari sahabatnya.

"Bukannya aku terlalu ikut campur urusan kamu dengan istrimu, tapi di sini aku merasa ada yang ganjal aja. Aku yakin sekali luka lebam yang ada di tangan dan wajah istrimu bukanlah jatuh dari lantai kamar mandi, tapi kamu sudah melakukan KDRT padanya. Benarkah seperti itu Dirga? Kau sudah menyakiti fisik dan mentalnya? Kalau kau memang tidak mencintainya, aku rasa kau harus melepaskannya, jangan menyiksa anak orang. Kalau memang orang tuanya berhutang padamu, kau tinggal bilang saja padaku, biar aku bayar semua hutang-hutang orang tuanya, dan lepaskan dia untukku. Aku janji akan menjaganya dengan sepenuh hati."

Bug!!

Dua bogeman langsung melayang di wajah Farhat. Tanpa basa-basi Dirgantara langsung menghadiahi kepalan tangan pada sahabatnya karena sudah lancang ingin menjadi orang ketiga di rumah tangganya.

Seketika Farhat tersungkur di lantai dengan mukanya yang langsung berubah membiru.

Awalnya dia dia memendam amarahnya tidak mau membuat kegaduhan apalagi dia sudah mengenali Farhat dengan sangat baik, tapi semakin diam dia merasa diinjak-injak harga dirinya sebagai laki-laki ia tak mau direndahkan oleh orang lain.

"Kau sadar dengan apa yang kau ucapkan itu! Kau sudah menabuh genderang peperangan denganku! Selama ini aku selalu bersikap baik dan menganggapmu seperti saudaraku sendiri, dan inikah balasanmu? Kau ingin menjadi duri yang tumbuh di tanaman milik orang lain?! Kau benar-benar payah! Nyesel aku sudah terlalu percaya padamu! Kupikir kau teman yang baik! Yang bisa saling suport, saling tukar pikiran! Dibalik sikap baikmu, ternyata ada kemauannya. Sampai-sampai kau menginginkanku bercerai dari Viona, karena kau memendam perasaan padanya! Dasar teman lakhlat!"

Dengan degub jantung yang berdetak begitu kencang, Dirgantara meluapkan emosinya yang terpendam. Selain itu Dirgantara maupun dokter Farhat sudah terpengaruh oleh minuman keras, mereka mulai meracau dan melantur, tapi ucapan Farhat masih bisa dipahami oleh Dirgantara, bahwa pria itu sudah terang-terangan menyatakan perasaannya terhadap Viona.

Sebelum memutuskan untuk pergi, kembali Dirgantara memberikan peringatan padanya agar tak menjadi duri dalam daging.

"Sekali lagi kuperingatkan padamu, jangan sekali-kali kau dekati Viona! Dia itu milikku. Jika kau ingin mencari pasangan, cari saja wanita lain. Di sini kau bisa memilih banyak model perempuan cantik dan menarik, TAPI BUKAN VIONA! VIONA ITU HANYA MILIKKU! PAHAM LO!!"

Setelah itu, dengan berjalan gontai, Dirgantara keluar dari club. Rencananya ingin menenangkan diri setelah berdebat dengan adiknya, malah dihadapkan dengan situasi yang menjengkelkan.

"Brengsek! Dasar teman nggak ada akhlak! Awas saja kalau sampai aku tahu dia masih mengganggu Viona! Akan kupatahkan lehernya!!"

Loh .. loh .. loh!! Kenapa harus marah, Dirga! Bukannya Viona bukan wanita idamanmu? Terus apa masalahnya jika Farhat menyukainya? 🤔🤔🤔

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

bagaimana Dirga enggak sanggupkan kamu kalau Farhat ada hati sama Viona,,tuh kamu juga tidak menganggap Viona isteri kamu,,justeru itu kamu Dirga buang egomu,,sebelum Farhat benar-benar mengambil jandamu🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-08-12

2

ardiana dili

ardiana dili

lanjut

2024-08-12

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

ealah Dirga ..ga ...klu suka bilang aja jangan gengsi

2024-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!