Bab 3. Sah Menjadi Istri

Keesokan harinya, Viona dirias menggunakan gaun pengantin, gadis itu nampak begitu cantik, namun sayangnya dia tak bahagia, hatinya hancur ketika dipaksa untuk menikah dengan orang yang tidak disukainya. Viona masih belum siap untuk menikah, apalagi menikah dengan orang yang tidak disukainya.

Rasanya Viona ingin kabur atau loncat dari jendela kamar. Bahkan di setiap sudut dijaga begitu ketat untuk berjaga-jaga agar pengantin tidak kabur.

"Sudahkah kamu bersiap Vi? Di bawah Dirgantara tengah menunggumu. Penghulu sudah datang dan siap menikahkan kalian."

Viona menggeleng sembari menangis. Ia tak mau keluar untuk melakukan ijab qobul, ia ingin pernikahan itu dibatalkan.

Ia tak mau menikah dengan pria sombong yang suka merendahkan orang lain. Hanya dengan membayangkan untuk hidup bersamanya saja membuatnya gelisah tak tenang.

"Tidak Papa! Aku nggak mau menikah sama dia. Tolong batalkan pernikahan ini. Aku tidak mau jadi istrinya!"

Arnav melotot. Tak mungkin ia menuruti keinginan anaknya untuk membatalkan acara pernikahannya yang sudah dipersiapkan. Bahkan penghulu dan calon pengantin pria sudah datang dan siap untuk melakukan ijab qobul.

"Apa kau sudah gila, Viona! Kau tidak boleh sebodoh itu! Apa kau ingin melihat Papamu ini membusuk di penjara? Keselamatan Papa ada ditanganmu, Vi! Apa kau tega membiarkan Papamu ini mendekam di penjara?"

Viona menggeleng. Ia juga tidak tega melihat Ayahnya mendekam di dalam penjara, tapi dia juga tak sanggup untuk menikah dengan pria arogan seperti Dirgantara.

Viona tahu betul siapa Dirgantara. Dulu Dirgantara pernah menabraknya sewaktu berangkat sekolah, dan pria itu tak mau bertanggungjawab, dan sekarang, ia harus menikahinya?

"Kenapa harus aku yang menikah Pa! Kan masih ada kakak. Kakak lebih pantas untuk menikah, aku masih belum cukup umur untuk menikah. Ayolah Pa! Jangan keras kepala seperti ini. Kita bicara baik-baik, jangan memutuskan pernikahan ini secara sepihak. Aku tak setuju!"

Arnav menahan untuk tidak emosi. Tidak mungkin juga ia menghubungi anak keduanya untuk pulang dan menikah dengan Dirgantara. Dia tidak memiliki banyak waktu, jika sampai terlambat, jeruji besi menantinya.

"Nggak ada pilihan lain Vi! Turuti saja permintaan Papa! Kamu harus menikah hari ini juga. Cepatlah keluar, jangan sampai membuat Dirgantara marah karena ulahmu!"

Arnav langsung membalikkan badannya dan meninggalkan Viona yang ditemani oleh perias.

"Papa jahat! Papa Tega! Aku nggak nyangka demi bayar hutang Papa tega menjualku!"

Viona menangis duduk di ranjang. Ia merutuki nasibnya yang begitu buruk. Seharusnya ia masih bisa mengejar impiannya untuk menjadi pramugari,tapi kandas karena ia dipaksa menikah demi melunasi hutang Ayahnya.

"Mama! Ini semua gara-gara Mama. Karena ulah Mama, di sini aku jadi korbannya. Di mana letak hati nurani Mama sebagai seorang ibu?"

Seorang wanita yang berprofesi sebagai sekertaris ayahnya masih stand by di kamar Viona, wanita itu setia menemani Viona dan membenahi riasannya yang sudah tidak tertata rapi. Maskara dan airliner sudah meleleh tersapu oleh air mata. Wajah Viona juga nampak begitu sembab karena tak berhenti menangis.

"Nona Viona, sebaiknya nona lekas turun sebelum Tuan Dirgantara marah. Saya cukup mengenal siapa sosok calon suami nona."

Dengan helaan nafas berat, akhirnya Viona memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Ia tak sendiri, sekertaris itupun menemaninya turun menuju tempat yang digunakan untuk acara ijab qobul.

Viona duduk di sebelah pria muda dengan mengenakan pakaian formal untuk melakukan ijab qobul.

Pernikahan yang diselenggarakan secara sederhana, tidak ada tamu undangan yang hadir, hanya beberapa rekan dekat Ayah Viona dan juga rekan dekat dari Dirgantara sebagai saksi jalannya prosesi pernikahan.

"Karena pengantin wanita sudah datang, bisakah acara kita mulai sekarang? Ini Tuan dan nona tandatangani sebagai surat perjanjian pra nikah."

Penghulu menyodorkan sebuah kertas yang harus ditandai oleh Dirgantara dan juga Viona.

Tanpa membaca isi suratnya, Viona langsung menandatanganinya, karena percuma, biarpun ia menolak, tak membuat orang tuanya membatalkan acara pernikahannya.

"Baik, kita lakukan ijab kabulnya sekarang."

Dirgantara berjabat tangan dengan penghulu untuk mengikrarkan ijab qobul. Tatapannya tegas, tak sedikitpun menoleh pada Viona.

"Saya nikah dan kawinkan engkau saudara Dirgantara bin almarhum Yahya dengan putri kami Viona Rosalina bin Arnav dengan mas kawin emas 50 karat berserta uang tunai senilai tujuh milyar dibayar tunai!"

"Saya terima nikahnya Viona Rosalina binti Arnav dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi? Apakah pernikahan ini sah?" tanya Penghulu.

"Sah!!"

Semua orang yang ada di dalam ruangan itu serempak mengesahkan pernikahan mereka.

Viona lemas dengan air mata yang tak berhenti menetes. Bukan kebahagiaan yang dirasakan, tapi penderitaan yang menyambutnya.

Satu persatu orang membubarkan diri setelah ijab qobul selesai.

Tinggal beberapa orang saja yang masih ada di dalam rumah Viona.

"Bersiaplah. Mulai hari ini kau sudah menjadi istri dari Dirgantara. Ikutlah bersama suamimu, dan berjanjilah untuk menjadi istri yang baik buat dia."

Arnav menahan untuk tidak menangis. Dia melenggang pergi meninggalkan Viona yang belum sempat menjawabnya.

"Papa benar-benar jahat! Dia benar-benar tak peduli dengan perasaanku! Aku bahkan tidak diberi kesempatan untuk menjawab, atau bahkan memilih."

Viona melangkahkan kakinya keluar rumah menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumah.

Dia tak lagi mendapati Dirgantara, pria itu sudah meninggalkannya setelah ijab qobul selesai.

"Mari nyonya, saya akan mengantarkan anda ke rumah Tuan Dirga."

Asisten pribadi Dirgantara membukakan pintu mobil dengan wajah menunduk. Viona sebenarnya sangat malas untuk ikut bersamanya, tapi mengingat statusnya bukan lagi lajang, dia tak bisa berbuat apa-apa.

"Di mana dia sekarang?" tanya Viona yang tak mendapati pria yang sudah menikahinya.

"Tuan Dirgantara sedang sibuk. Beliau sedang pergi ke kantor."

***

Setibanya di kediaman Dirgantara yang mewah berlantai empat, Viona mendapatkan sambutan hangat dari penghuni rumah. Di situ ada seorang wanita muda yang seumuran dengannya. Dia langsung memberikan sambutan dan menyapanya dengan ramah.

"Kakak ipar Viona ya?"

Viona mengerutkan keningnya. Dia dipanggil dengan sebutan kakak ipar, berarti wanita itu adik perempuannya Dirgantara, tapi sifatnya jauh berbeda dengan Dirgantara.

"Selamat datang di rumah kami kak. Kenalin dulu, namaku Sania,  aku adiknya Bang Dirga."

Sania mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Viona, dan Viona membalas jabatan tangannya. Dia bersyukur, setidaknya di rumah Dirga dia masih mendapatkan sambutan baik dari keluarganya.

"Ayo kita masuk kak, jangan sungkan-sungkan. Kamu kan sudah menjadi kakak iparku, berarti kamu sudah menjadi kakakku. Aku senang sekali bang Dirga mau menikah, dengan begini aku memiliki teman."

Tujuan Dirga memilih untuk menikahi Viona, sebenarnya ingin mencarikan teman buat adiknya. Selama ini adiknya kesepian dan tidak pernah memiliki teman, selain itu ia juga tak mau kehilangan uangnya yang tak mungkin bisa terbayarkan oleh Arnav.

"Kakak Viona! Aku harap kakak betah tinggal di sini ya? Apapun yang terjadi berjanjilah untuk tidak meninggalkanku."

Tak bisa dibayangkan menikah dengan orang yang bukan pilihan, sudah pasti kehidupannya bakalan nano-nano. Semoga saja kehidupan Viona tak menyeramkan setelah menikah. 😔😔

Kalau tak bahagia, lebih baik kabur saja 🏃🏃 eits, tapi jangan besti online yang kabur😁😁, simak terus perjalanan Viona menghadapi pria dingin yang menjadi pasangannya. Jangan lupa tinggalkan jejak ya guys, vote like dan komennya, thanks 😘🥰

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

1 bunga mendarat dengan sempurna/Rose/

2024-07-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!