Bab 4. Pria Jorok

"Kakak, ayo kutunjukkan kamar Bang Dirga padamu. Tentunya kau sudah lelah bukan?"

Begitu baiknya adik Dirgantara menyambutnya, sedangkan Dirga sendiri tak menghargainya sebagai istri. Jika saja pria itu menghargainya, tidak mungkin juga dia ditinggalkan setelah selesai melakukan ijab qobul.

"Sania, kenapa rumah ini begitu sepi? Di mana penghuninya? Maksudnya orang tua kamu?" tanya Viona.

Setibanya Ia di rumah suaminya tidak mendapati satupun keluarga dari suaminya terkecuali adik perempuannya.

Bahkan saat ijab qobul di rumahnya ia juga tidak mendapati keluarga Dirgantara datang dan mengucapkan selamat padanya.

"Kakak aku hanya tinggal bersama Bang Dirga saja, mama sama papa sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Kami sudah menjadi yatim piatu Kak."

Sania berkaca-kaca menjelaskan pada Viona mengenai kepergian orang tuanya yang tragis.

Semenjak orang tuanya pergi untuk selamanya, Sania memutuskan untuk mengurung diri di dalam rumah. Dia tidak ingin mendengar pertanyaan-pertanyaan yang buruk mengenai orang tuanya. Dia masih belum sepenuhnya bisa menerima kepergian kedua orang tuanya.

"Ya ampun ..., kakak ikut prihatin ya? Kamu yang sabar Sania, di sini ada kakak yang akan menemani kamu. Kamu jangan merasa sendirian, kalau kamu butuh teman curhat atau butuh sesuatu kamu bisa minta sama kakak. Kita akan menjadi saudara sekaligus menjadi sahabat."

Sania langsung menghambur dan memeluk Viona. Dia menangis sesenggukan. Setelah kehilangan kedua orang tuanya kini dia mendapatkan saudara ipar yang baik dan pengertian.

Viona juga merasakan hal yang sama. Sejak kecil dia sudah ditinggalkan oleh ibunya dan masih belum puas bermanja-manja dengan ibunya, sayangnya ibunya bukan pergi karena meninggal, tapi pergi bersama pria lain dan meninggalkannya tanpa rasa iba.

"Terima kasih banyak Kak. Kakak baik banget sama aku. Bang Dirga tidak salah memilih Kakak sebagai istrinya. Selama ini bang Dirga selalu jutek sama perempuan. Bahkan aku berpikir kalau bang Dirga tidak serius dengan pernikahannya."

Bukan hanya dirinya saja yang merasa bahwa Dirga sombong tapi adik perempuannya juga bilang kalau Dirga terlalu jutek sama perempuan.

Bisa jadi Dirga juga tak begitu mempedulikan adiknya yang membutuhkan perhatian.

"Ini kamarnya Bang Dirga, ayo silahkan masuk kak."

Sania membukakan salah satu pintu kamar yang ada di rumahnya.

Sebuah kamar berukuran besar yang sudah seperti kapal pecah karena jarang ditempati. Dirga melarang siapapun masuk dan membersihkan kamarnya, dia tak pernah percaya pada siapapun, kecuali adiknya saja."

"Ini seriusan kamarnya Abang kamu, Nia?" tanya Viona terkejut.

Viona hampir tak percaya melihat kamar dari laki-laki yang sudah menikahinya.

Pria kaya dan juga tampan namun sangatlah jorok. Kamarnya sangat berantakan tidak karuan. Barang-barang Dirga, baju kotor apapun yang ada di dalam kamar itu sangatlah berantakan seperti kamar yang tidak pernah terawat.

Sania menyengir kuda, dengan mengangguk. Ia dibuat malu sendiri melihat kejorokan kakak laki-lakinya.

"Maaf ya kak, kakak nggak bisa langsung istirahat. Tapi kalau kakak nggak nyaman, kakak istirahat aja dulu di kamar tamu, biar aku yang bersihin. Soalnya bibi nggak berani bersihin kamar ini, bang Dirga melarang siapapun memasuki kamarnya."

Viona hanya terbengong dan membatin. Apa mungkin semua pria sama joroknya seperti Dirga. Sebagai pengantin baru harusnya ia mendapatkan fasilitas yang mewah, tapi disuguhkan dengan barang-barang kotor yang berserakan. Tak mungkin saja ia akan berdiam diri melihat kamar suaminya yang berantakan? Toh ia juga akan ikut menempatinya.

"Enggak usah, Nia. Biar aku aja yang bersihin. Kamu istirahat saja di luar. Aku mau ganti baju dulu dan segera membersihkannya. Tapi nggak masalah kan, kalau aku membersihkan ruangan ini? Apakah abangmu akan marah juga?"

Viona serba salah. Di situ ia datang sebagai orang baru. Walaupun statusnya sudah menjadi istri Dirga, tapi tetap saja ia takut Dirga akan marah jika ia lancang membersihkan kamarnya yang begitu kotor, namun ia juga merasa sangat risih tinggal di tempat pengap dengan bau yang cukup menyengat.

"Kakak nggak papa kalau mau bersihin, biar aku bantu. Maaf ya kak, kakak datang tapi disuguhi pemandangan yang tak mengenakkan."

Viona mengulas senyuman tipis dan geleng-geleng kepala. Ia membuka pintu kamar mandi, dan melihat juga isi didalamnya.

Nampak berantakan. Bahkan sabun mandi sudah terendam di dalam bak mandi.

"Ya Tuhan ..., benar-benar sangat jorok! Aku pikir dia pria yang suka kebersihan. Kalau gini aku tak yakin dia memakai pakaian bersih. Pasti pakaian yang dikenakannya tadi bau keringat. Ih, amit-amit!"

Dengan menggerutu, Viona keluar dari dalam kamar mandi menuju kamar. Dia ingin menggantikan pakaiannya sebelum melanjutkan aktivitas baru di rumah suaminya.

"Kakak, aku ambilkan kain pel dulu ya? Kakak bisa ganti baju dulu."

Sania langsung bergegas keluar untuk mengambil kain pel di teras belakang.

Sedangkan Viona langsung membuka koper dan menggantikan pakaiannya.

Viona memulai kegiatannya dengan membuka gorden dan juga jendela, dengan begitu udara akan masuk dan mengurangi bau yang kurang enak.

Viona juga mengambil pakaian dan juga barang yang berserakan kemudian merapikannya. Sprei, semua yang ada di ruangan itu diganti, dan ia langsung menyingkirkannya dengan memasukkan ke mesin cuci.

"Bagaimana dia bisa tidur dengan nyenyak? Untung saja tak ada ular yang nyempil di bawah bantal. Huh, amit-amit!"

Viona menggerutu sembari bersih-bersih. Setelah tertata rapi dia berniat untuk mencuci semua barang-barang yang kotor dan meminta iparnya untuk mengepel lantainya.

"Nia, kamu tolong pel lantainya ya? Kakak mau nyuci dulu. Nanti setelah selesai, kamu bisa langsung istirahat."

Sania mengangguk. "Baik kak."

Sania langsung mengepel lantainya, sedangkan Viona langsung mencuci kolor milik suaminya yang mungkin sudah seminggu tertumpuk di atas sofa.

Setelah selesai dengan pekerjaannya, Sania keluar dari kamar Dirgantara, meninggalkan Viona yang masih sibuk mencuci di kamar mandi.

Tidak sengaja gadis itu berpapasan dengan Dirgantara yang baru pulang dari kantor hendak melangkahkan kakinya menuju ruang kerjanya.

"Abang! Abang sudah pulang?" tanya Sania.

"Humm."

Hanya deheman yang menjadi jawabannya. Benar-benar sangat menyebalkan. Walaupun tampan, siapa juga yang mau berdekatan dengan pria jutek dan dingin seperti dia.

"Abang nggak ingin bertemu dengan kak Viona? Dia lagi ada di kamar, sedang bersih-bersih."

Dengan cepat Dirgantara menoleh pada Sania dengan memberikan tatapan datar tak berekspresi. "Memangnya penting?!"

Dengan arogannya pria itu langsung masuk ke ruang kerjanya meninggalkan Sania yang terbengong di luar pintu.

Sungguh tak berperasaan. Menikahi anak orang tapi tidak memiliki rasa kepedulian.

"Kenapa Abang begitu? Seharusnya dia senang dengan pernikahannya? Apa ada yang salah dengan kak Viona?"

Halo pembaca setia Novel, terimakasih sudah setia menemani hari-hari author dalam menciptakan karya-karya baru 💞 support terus karya author biar makin gercep bikin ceritanya hehe ...

Jangan lupa setelah baca tinggalkan jejak vote, like dan komen ya?? Buat penyemangat author 🥰🥰 matur nuhun 🙏🙏😊

Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!