Bab 15. Tersudutkan

Setibanya di rumah Viona disambut oleh Sania yang tengah mengkhawatirkannya.

Sania khawatir kalau iparnya akan diperlakukan dengan sangat buruk oleh kakak laki-lakinya yang begitu bengis dan juga kejam.

Ia berharap, Dirgantara bisa merubah sikapnya lebih baik lagi, karena wanita seperti Viona sangatlah langka, selain baik, Viona juga cantik dan begitu perhatian. Walaupun sudah diperlakukan dengan sangat buruk, tak membuat wanita itu menyerah dan kabur dari rumahnya.

"Kakak! Apa kata dokter? Apakah kak Vi baik-baik saja?"

Gadis itu begitu gelisah. Sejak kepergian Viona dengan Dirga dia sengaja duduk di serambi depan menunggu kedatangannya kembali. Dan kini Viona sudah kembali. Buru-buru ia menyambut dan menghampirinya keluar dari mobil.

"Alhamdulillah. Dokter bilang aku cuma mimisan. Nggak ada penyakit yang serius kok," jawab Viona.

Sania mengerutkan keningnya. "Mimisan? Tapi kenapa harus mengeluarkan banyak darah. Pasti dokter lagi mengarang cerita. Orang sakit dibilang mimisan!"

Sebenarnya Sania sendiri tak padam dengan artinya mimisan. Mungkin dia terlalu memikirkan kondisi Viona, sehingga tidak bisa membuatnya berpikir dengan baik dan mencoba mencari tahu lewat Mbah google.

Begitu beruntungnya Viona mendapatkan ipar yang begitu baik dan respek padanya, sangat berbeda dengan ipar-ipar yang ada di luar sana yang selalu ingin mengadu domba dan bermuka dua.

"Sania, mimisan itu disebabkan karena terlalu kelelahan dan stres berat. Jadi bukan masalah penyakit yang membahayakan. Kamu nggak perlu khawatir kalau aku ini penyakitan."

Viona memberikan pengertian terhadap iparnya agar mengerti maksud dari kata mimisan.

Dari situ Sania baru tahu kalau mimisan bukanlah penyakit yang membahayakan tapi disebabkan karena kelelahan dan juga stres berat.

"Syukurlah kalau begitu kak. Aku sangat mengkhawatirkanmu. Jadi kakak mimisan karena terlalu kelelahan dan juga stres berat?"

Tatapan sinis Sania beralih pada kakak laki-lakinya yang tengah mengekorinnya di belakang dengan menunduk dan mengetik sesuatu di handphonenya.

Ia benar-benar dibuat kesal oleh kakak laki-lakinya itu. Pria yang seharusnya menjadi pelindung malah menjadi musuh untuk istrinya sendiri.

"Ini gara-gara kamu Bang! Apa kamu tidak melakukan KDRT pada kak Vi, dia tidak akan mengalami hal yang buruk. Awas aja kalau sampai kamu kembali mengulanginya lagi. Aku tidak akan segan-segan mengantarkan dalam penjara!"

Mendapatkan omelan dari adiknya, kembali Dirgantara tersulut emosi.

Pria itu memasukkan handphonenya ke kantong celana dengan mengomel. "Kau itu apa-apaan sih! Terus-menerus menyudutkanku! Aku tidak akan melakukan tindakan yang konyol kalau tidak  terganggu. Sudah kukatakan berkali-kali pada kalian yang ada di rumah ini, jangan sampai ada orang yang masuk ke dalam kamarku atau bahkan ke ruang kerjaku. Biarkan saja berantakan, kalian nggak usah terlalu ikut campur memasuki tempat privasiku!"

Sania geleng-geleng kepala dibuat jengkel karena sikap egois kakak laki-lakinya.

Bahkan di kamarnya sangatlah berantakan. Semua baju berserakan dalam keadaan kotor. Bahkan untuk kolornya saja berantakan di atas sofa dan juga meja, sangatlah tidak enak dipandang, dan sekarang sudah rapi dan bersih, semuanya dicuci dan dikemas bagus di dalam lemari, tapi dia bukannya bersyukur, malah melarang Viona dan juga dirinya untuk masuk ke dalam kamarnya.

"Abang! Kemarin waktu Abang masuk di dalam kamar melihat kamarmu tertata rapi bagaimana perasaanmu? Apakah kamu merasa senang dengan pakaianmu yang sudah rapi terkemas di dalam lemari? Bahkan kolormu saja sudah dicuci dan dirapikan oleh kak Viona. Tidakkah kau bersyukur dan berterima kasih padanya?"

Di situ Viona hanya diam dengan menahan tawa mendengar celotehan kakak beradik yang tak berhenti berdebat.

Sania terus-menerus menyerang kakaknya dan melakukan pembelaan padanya, karena gadis itu juga jenggah melihat sikap dingin kakaknya yang terlalu arogan dan sulit untuk diberi pengertian.

"Memangnya aku menyuruh dia untuk mencuci kolorku? Kalian tahu tidak? Barang yang aku kenakan itu adalah privasiku. Dan barang privasiku dikuasai oleh dia," tunjuknya pada Viona dengan mata elangnya yang menusuk tajam.

Sontak Viona membalikkan badannya dengan bola matanya melebar.

Dirgantara menuduhnya sudah menguasai barang privasinya. Padahal di situ dia hanya ingin membantu membersihkannya.

Sangatlah jorok jika seorang pengusaha besar memakai pakaian kotor untuk pergi ke kantor. Namun rupanya pria itu  tidak memiliki rasa syukur sama sekali dengan apa yang sudah dimilikinya.

"Tuan! Saya tidak ada niatan buruk terhadap anda, apalagi menguasai barang privasi anda. Saya tidak pernah menguasai apapun, Tuan! Saya hanya membantu untuk membersihkan ruangan anda dan juga pakaian anda. Mohon Tuan jangan berlebihan menuduh saya yang bukan-bukan. Saya bahkan bukan pencuri di rumah ini. Saya datang ke sini juga keinginan Tuan, bukan keinginan saya sendiri. Kalau Tuan tidak menikahi saya, tentunya saya juga tidak akan berada di rumah ini," bantah Viona.

Sania bangga karena Viona mulai berani membantah suaminya. Bukan karena dia memberikan dukungan yang buruk pada kakak iparnya, tapi memang orang seperti Dirgantara harus dikasih pengertian agar tidak semena-mena terhadap orang lain.

Selama posisinya benar, Viona akan terus membantahnya. Dia tidak ingin direndahkan dan dianggap buruk oleh orang yang sudah menikahinya dan menempatkannya di rumah itu.

"Kau itu bang ..., kebangetan jadi cowok. Jangan mentang-mentang kau menjadi penguasa di rumah ini, sikapmu bisa seenaknya sendiri terhadap orang lain. Di sini masih ada aku yang memiliki kekuasaan yang sama seperti dirimu! Jadi aku harap kau jangan sok-sokan menjadi orang yang berkedudukan tinggi dan kami harus mengikuti semua keinginanmu!"

Skakmat. Dirgantara hanya diam tidak menjawabnya. Mungkin ucapan adiknya memang benar. Sania memiliki kekuasaan yang sama di rumah itu karena dia juga sebagai Putri tunggal orang tuanya.

Viona menarik tangan Sania yang terlalu berani membantah kakak laki-lakinya. Dia hanya tidak ingin Sania mendapatkan amarah dan dianggap sebagai pelindungnya.

"Sania! Tolong jaga ucapanmu! Nanti dia bakalan marah sama kamu. Aku tidak ingin kamu dilibatkan dalam urusan kami. Biarkan saja dia terus-menerus menyalahkanku, mungkin dengan begitu dia akan puas."

Viona sengaja bicara berbisik agar tidak didengar oleh Dirgantara.

Gadis itu hanya khawatir kalau Sania akan mendapatkan perlakuan yang buruk sama seperti yang dialaminya.

"Kakak jangan khawatir. Selama kakak posisinya benar, aku akan~~~

Suara dering telepon mengganggu celotehan mereka.

Sania merogoh handphonenya dan mendapati teman sekolahnya tengah menghubunginya.

Viona meminta Sania untuk menerima panggilan yang kemungkinan ada kepentingan mendesak.

"Kakak, aku tinggal sebentar. Jaga dirimu baik-baik. Cepatlah istirahat, nanti aku akan kembali menemuimu."

Sania langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan menuju kamarnya untuk menerima telepon dari sahabatnya di sekolah.

Sedangkan Viona langsung bergegas menuju kamarnya, tapi langkahnya terhenti karena Dirgantara menghalangi jalannya.

"Puas kau mendapatkan perlindungan dari adikku!"

Satu kata yang cukup membuatnya dongkol kembali keluar dari mulut pedasnya.

Hareudang ... Hareudang ... Hareudang .... Panas! Panas! Panas!🔥🔥🔥

Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!