Bab 17. Gengsi Gede-gedean

Dirga masuk ke dalam rumahnya dengan menenteng kresek dari supermarket.

Sania yang mengetahui kedatangannya hanya menyapa sekilas. "Baru pulang bang?"

Tak menjawab Dirga malah melemparkan kresek yang dibawanya itu pada adik perempuannya.

Sania terbengong dengan menangkap kresek tersebut dan berniat untuk membukanya.

"Bukan milikmu," sahut pria itu tak suka adiknya terlalu kepo ingin tau apa yang ada di dalam kresek itu.

Alis Sania tertaut, kalau bukan miliknya, lantas untuk apa diberikan padanya?

Aneh bukan? Apa abangnya cuma ingin memameri belanjaannya?

"Kalau bukan untukku, kenapa kau berikan padaku, dodol!"

Sania melangkahkan kakinya menuju meja dan meletakkan kresek itu di atas meja.

Sebenarnya ada rasa penasaran dengan isi dari kresek itu, tapi dia tak ada hak untuk membukanya.

"Ya kau berikan padanya lah!!"

"Maksudnya pada Kak Viona? Kenapa kau tak memberinya sendiri? Dia kan istrimu, kenapa harus nyuruh aku? Apakah selamanya kau akan bersikap jutek padanya? Ingat Bang! Kak Viona itu masih sangat muda, tentunya dia akan mencari pria yang bisa menghormatinya. Untuk apa mempertahankan orang yang tidak bisa menghormatinya sepertimu. Toh, di dunia ini orang ganteng bukan cuman kamu doang."

Dirga membuang nafas kasar dan meraih kembali kresek yang ada di atas meja.

Tak ingin semakin stres oleh ocehan adiknya, ia putuskan untuk menyerahkan langsung kresek itu pada pemiliknya.

Tiba di kamar tamu, Dirga ragu-ragu untuk membuka pintunya. Sebenarnya ia gengsi untuk menemui wanita yang menjadi penghuni kamar tamu.

Tanpa mengucap salam terlebih dahulu, Dirga langsung nyelonong masuk ke dalam.

"Aaaaaaaaa ......

Mendapati Dirgantara masuk tanpa permisi, refleks membuat Viona langsung berteriak.

Betapa tidak terkejut, tak disangka-sangka pria itu sudah ada di dalam kamarnya dengan kondisi dirinya yang hanya mengenakan handuk setelah selesai mandi.

Belum sempat mengganti pakaiannya, Dirgantara sudah terlanjur masuk dan mereka saling bertatapan.

"Dasar ceroboh! Kau ingin memamerkan tubuh kerempengmu itu padaku? Sorry, aku tak tergiur oleh tubuhmu yang tak ada bagus-bagusnya. Apa kau pikir melihat penampilanmu yang seperti ini membuat barangku bangun?"

Tatapan Viona langsung tertuju pada pusat milik Dirga yang katanya tidak bangun. Justru di situ ia merasakan keanehan. Ada sesuatu yang nampak begitu menonjol, tapi bukan pisang.

Viona merutuki dirinya yang begitu ceroboh karena melihat barang milik suaminya membuat otaknya seketika traveling. Ia membayangkan sesuatu yang sulit untuk bisa dijabarkan.

"Hei! Apa yang kau pikirkan? Jangan berpikir kotor kau ya! Awas kalau kau sampai menghayal tidur denganku, karena itu tidak akan terjadi!"

Dengan logat arogannya pria itu bersumpah untuk tidak menjamahnya, tapi yang namanya manusia hanya bisa berucap, tapi tak bisa memutuskan. Jika Tuhan berkehendak untuk menyatukan mereka, apalah artinya ucapan Dirgantara?

"Maaf Tuan, saya hanya ingin memastikan kalau barang anda beneran tidak bereaksi setelah mengetahui tubuh kerempeng saya. Tapi saya rasa ada yang aneh di bawah sana. Kalau misalnya barang anda mati, lantas yang berdiri kokoh itu apa? Apakah Tuan tadi memasukkan pisang Ambon ke dalam celana?"

Bluss!!

Seketika wajah Dirga bersemu merah. Dia menunduk menoleh ke bawah pusatnya. Benar saja, barangnya nampak begitu menonjol seperti buah pisang Ambon.

"Dasar mata kucing! Cepat tutup matamu! Aku hanya mengantarkan ini."

Dirga melemparkan kresek ke tempat tidur dan langsung bergegas keluar dari kamar tamu.

Viona buru-buru menutup pintunya dan menguncinya dari dalam.

Dia mengusap dada masih terngiang dibenaknya bayangan yang menonjol di bagian tubuh suaminya.

"Tidak! Aku tidak boleh mengingatnya! Apa itu tadi? Aku bahkan belum pernah mengenalinya. Buang jauh-jauh bayangan jorok itu dari pikiranmu Vi! Dia tak mungkin mau menyentuhmu, jadi jangan terlalu berharap banyak padanya."

Viona segera mengambil baju ganti sebelum membuka kresek yang dilemparkan Dirgantara ke atas ranjang.

Dia juga sudah sangat penasaran dengan isi dari kresek itu.

"Dia ngasih apa sih?"

Setelah berbenah diri, Viona menuju ranjang dan membuka kresek putih yang entah apa isinya.

"Astaga!!"

Viona melebarkan bola matanya saat menemui bungkus roti tawar yang bertuliskan charm safe night yang ada sayapnya dengan beberapa peralatan mandi seperti yang disebutkan pada Dirgantara.

Ia tak menyangka pria itu akan pergi sendiri untuk membelikannya. Melihatnya yang anti disentuh ia tak malu membelikan pembalut untuknya.

"Astaga! Aku benar-benar nggak percaya pria kejam itu memberikanku pembalut? Gimana tadi pas di supermarket? Apa dia memilihnya sendiri atau pegawai yang memilihkannya? Ini aku harus bilang terimakasih lewat chat atau langsung menemui di ruangannya? Tapi kalau menemui dia di ruangannya, aku yakin sekali dia bakalan marah, tapi kalau lewat chat, sopan nggak sih?"

Vania membawa peralatan mandi dan pembalutnya ke kamar mandi. Ia hanya ingin berjaga jaga sewaktu membutuhkannya.

***

Di ruang kerjanya, mendadak otak Dirgantara menjadi blank setelah melihat pemandangan yang begitu sempurna di kamar tamu. Betapa tidak, baru kali ini ia melihat yang putih bening sudah sah menjadi miliknya tapi masih dianggurin. Ia masih belum ada niatan untuk menjamahnya, tapi melihat gunung kembar yang nampak menonjol tak seberapa besar membuatnya berkali-kali meneguk ludah.

"Ck, sial! Dasar perempuan murahan! Bisa-bisanya dia hanya mengenakan handuk saja tanpa melapisinya dengan pakaian yang sopan. Kalau aku tiba-tiba khilaf bagaimana coba? Tapi tak mungkin juga aku menjamahnya. Di sini dia kubeli untuk kujadikan mainanku, atau sekedar temannya Sania, bukan untuk melayaniku di kasur?!"

Dirgantara sudah seperti orang gila saja. Berulang kali ia mengumpat mengingat bayangan-bayangan yang sebelumnya tidak pernah didapatkan.

Walaupun dia sering bermain ke klub malam dia selalu menghindari wanita-wanita murahan yang datang menghampiri dan memberikan kesenangan untuknya. Sejahat-jahatnya dia tidak ingin berbuat maksiat dengan orang yang bukan muhrimnya.

Di saat ia sedang bergelut dengan pemikirannya yang kacau, tiba-tiba saja pintunya diketuk dari luar.

Seketika pandangannya tertuju pada pintu yang masih tertutup. Dia meyakini Sania lah yang sudah datang ke ruang kerjanya.

"Siapa?" tanya Dirgantara dengan suaranya yang keras menggema di ruangannya.

"Saya Tuan. Bolehkah saya masuk?"

Dirgantara sangat mengenal, suara itu bukan adik ataupun pembantunya, tapi suara Viona.

Entah ada apa lagi gadis itu mencarinya. Padahal bayangan jorok yang bertebaran di otak kecilnya saja masih belum sirna.

Tak ingin membuat gadis itu tetap  berdiri di depan pintu, ia pun memintanya untuk masuk ke ruang kerjanya.

"Masuklah!"

Viona berucap syukur setelah diizinkan masuk oleh pria bengis itu.

Niatannya datang menemui Dirgantara hanya ingin mengucapkan terima kasih karena sudah membelikan keperluannya.

"Maaf Tuan, saya mengganggu pekerjaan anda sebentar. Karena Tuan sudah membelikan keperluan saya, sebagai tanda minta maaf saya buatkan minuman hangat. Ini minuman jahe dicampur dengan susu, semoga Tuan suka."

Viona dengan tangannya yang gemetaran nervous ia menyodorkan secangkir susu jahe ke atas meja kerjanya Dirgantara.

Walaupun ia tak yakin Dirgantara akan menyukainya, tak ada salahnya jika ia ingin membalas sedikit kebaikannya.

"Apa kau pikir aku suka dengan makanan buatanmu? Jangan mimpi! Aku lebih baik puasa selamanya daripada kau yang membuatkan makanan."

Dengan arogannya pria itu menolak minuman buatan Viona.

Viona sedikit kecewa. Bukan karena penolakannya, tapi ucapannya yang pedas macam merica bubuk.

"Oh, okelah kalau begitu, saya akan membawanya keluar. Saya akan berikan pada pak satpam. Saya rasa pak satpam butuh minuman hangat."

Perlahan Viona mengambil cangkir yang ada di meja, namun dengan cepat Dirgantara menahan tangannya.

"Taruh kembali dan pergilah! Jangan mengganggu pekerjaanku, atau kau bakalan tahu akibatnya!"

Dengan melenggang pergi, Viona mengumpat dalam hati 'shit! Bilang aja kalau mau, sok-sokan gengsi gede-gedean'

Mantan author bilang cowok macam Dirga itu cuek bebek 😁, sok gak peduli tapi tak ingin kehilangan 😫 di depan mata pura-pura tak suka, di dalam hati siapa yang tau 😁🤭 eits itu cuma kata mantan, buktinya udah jadi mantan, apa bedanya dengan Dirga🙄

Terpopuler

Comments

Hesty

Hesty

uup gi thooor bih bnyk

2024-08-10

1

ardiana dili

ardiana dili

lanjut

2024-08-10

1

kaylla salsabella

kaylla salsabella

wuhhaaaaa Dirga ...Dirga pengen banget tak bejek " tuh orang ya

2024-08-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!