Bab 7. KDRT

"Ayo keluar dari sini! Keluar!!"

Belum sempat berdiri, Dirgantara menyeret tangan Viona keluar dari ruangannya.

Pria itu murka. Ia tak bisa memaafkan siapapun yang sudah melanggar peraturannya.

Ia tak peduli meskipun Viona menjerit kesakitan, Dirgantara enggan melepaskan cengkraman tangan kekarnya.

"Jangan coba-coba mencari masalah denganku Viona! Kau berada di sini karena Ayahmu sudah menjualmu. Jika saja Ayahmu bisa mengembalikan uangku, aku tak sudi menikahi wanita ingusan seperti dirimu! Jangan anggap kau sebagai nyonya di rumah ini, karena sampai kapanpun, aku tak akan menganggapmu sebagai istriku. Kau hanya budakku, jangan belagu jadi orang!"

Teriakan Dirgantara sangat menyayat hati. Rasa sakit akibat cengkraman pria itu tak sebanding dengan lontaran kata-kata kasar yang dilayangkan padanya.

Semua penghuni rumah itu hanya terbengong melihat Tuannya mengamuk. Mereka tak berani menolong Viona walaupun wanita itu sudah tak berdaya.

"Tuan, saya mohon lepaskan Tuan ..., saya minta maaf sudah lancang masuk ke ruangan Tuan, tapi saya nggak ada niatan untuk mencuri. Saya hanya ingin membantu membersihkan ruangan Tuan."

Viona dengan isakan tangisnya mencoba untuk memberikan penjelasan pada Dirgantara. Dia tak suka dianggap pencuri, karena seumur hidupnya, dia tak pernah mencuri.

Sebagai seorang istri, ia ingin sekali membantu suaminya untuk membersihkan ruang kerjanya. Ia pikir suaminya tak akan marah jika ia yang masuk untuk mengerjakannya, tapi nyatanya, Dirgantara buta hati, tanpa mencaritahu kebenarannya, langsung saja pria itu menuduh dan menghajarnya.

"Jangan coba-coba membohongiku dengan segala macam alasan! Aku tidak pernah percaya pada siapapun! Apalagi mempercayai wanita sepertimu! Dasar maling!"

Setiap kata yang keluar dari mulut Dirgantara selalu pedas. Pria itu benar-benar tidak punya perasaan. Di saat Viona mengaduh kesakitan, dia masih juga menarik tangannya menuju kamar tamu. Dia tidak ingin Viona tinggal di kamarnya, bahkan dia tidak menganggap Viona sebagai istrinya.

"Aku peringatkan padamu! Jangan coba-coba lancang menyentuh barang-barang yang ada di rumah ini, apalagi masuk ke dalam kamarku atau bahkan ruang kerjaku. Jangan kau pikir Aku menganggapmu sebagai istri, jadi kau bisa seenaknya sendiri main masuk ke tempat orang tanpa permisi. Sekali lagi kau masuk ke tempatku, awas saja kau!"

Pria itu membuka pintu kamar tamu dan mendorong Viona begitu keras hingga mukanya membentur lantai. Untung saja giginya tak ada yang lepas.

Viona terjatuh ke lantai dengan kondisi yang begitu miris. Gadis itu hanya bisa menangis menatap tangannya yang membiru setelah diinjak oleh Dirgantara.

Dirgantara menutup pintunya dengan cukup kencang hingga membuat Viona maupun pembantu di rumahnya terkejut bukan main.

"Siapa yang sudah mengizinkannya masuk ke ruanganku?"

Beberapa orang yang ada di sana tak ada yang menjawab. Mereka tak merasa menyuruh Viona memasuki ruangan Dirgantara.

Tatapan amarah pria itu kian menjadi. Bukan hanya Viona, tapi pembantu di rumahnya juga disalahkan atas kecerobohan Viona.

Di saat yang bersamaan, datanglah Sania dari sekolahnya. Dia melihat Dirgantara datang dengan beberapa pembantu dirumahnya berkumpul dengan wajah menunduk.

Sania yakin, telah terjadi sesuatu di rumah itu. Ia tak mendapati Viona bersama mereka.

"Ada apa ini? Abang, apa yang sudah terjadi di rumah ini? Mana kak Viona?"

Sania sangat mengkhawatirkan Viona. Dia yakin telah terjadi sesuatu pada gadis itu saat kedatangan kakaknya.

Dari pagi dia sudah mengkhawatirkan Viona yang ditinggalkannya di rumah sendirian bersama dengan asisten rumah tangga. Makanya dia buru-buru pulang, dan ingin segera menemui Viona.

"Kenapa kalian semua diam? Di mana Kak Fiona sekarang?"

Melihat kemarahan kakaknya, Sania yakin, Dirgantara habis memarahi Viona, buktinya saja Viona tidak ada bersamanya.

Tak mendapatkan jawaban dari kakaknya ataupun asisten rumah tangganya, Sania langsung melangkahkan kakinya untuk mencari Viona di kamar Dirgantara.

"Kau mau apa ingin masuk ke kamarku? Jangan pernah mengajari orang lain untuk bersikap kurang ajar di rumah ini. Aku sudah peringatkan pada kalian semua jangan sampai ada yang masuk ke dalam kamarku ataupun ruang kerjaku, tapi rupanya kalian semua tuli! Kalian sudah mengabaikan perintahku!"

Sania yang hampir membuka kena pintu di kamar kakaknya, ia urungkan. Dia yakin, Viona tak lagi ada di kamar Dirgantara.

Kembali Sania melangkahkan kakinya mendekati Dirgantara. Dia ingin tahu apa yang sudah terjadi selama ia tak ada di rumah.

"Maksud Abang apa?! Aku menyuruh orang lain masuk ke kamar Abang? Orang lain siapa yang Abang maksud? Kak Viona?"

Sania menghela nafas yang membuatnya begitu sesak. Dirgantara terlalu angkuh dan juga sombong. Bahkan istrinya sendiri dianggap orang asing.

Benar-benar tidak punya hati nurani! Setiap perempuan yang dinikahi seharusnya diperlakukan dengan baik, bukan malah dijadikan musuh. Hanya orang gila saja yang menganggap istrinya sebagai orang asing, atau musuhnya.

"Bang! Kak Viona itu bukan orang lain, dia istrimu! Kamu punya tanggung jawab penuh untuk menafkahinya secara lahir batin. Dia sudah mengorbankan dirinya untuk menerima lamaranmu! Bukannya kamu sendiri yang menginginkannya untuk kau nikahi. Apa salah, jika aku memintanya untuk tinggal di kamarmu? Jangan sombong jadi orang. Dia datang berharap mendapatkan kenyamanan dari suaminya, tapi apa yang Abang berikan? Abang bahkan tidak menganggapnya ada. Abang pergi juga tak pamitan sama dia! Abang jahat tau nggak!"

Sania cukup berani melawan kakaknya. Ia hanya ingin menyadarkan jika kakaknya itu sudah egois. Sangat keterlaluan sudah membuat anak orang menderita tinggal bersamanya.

Dirgantara hanya diam dengan membuang muka. Ternyata adiknya lah yang sudah meminta Viona untuk tinggal di kamarnya, tentunya Sania juga yang mengizinkan Viona untuk memasuki ruang kerjanya.

"Bibi, di mana kak Viona berada?"

Sania mengedarkan pandangannya pada pembantu yang tidak begitu jauh berdiri di depannya.

Ia yakin pembantu dirumahnya mengetahui apa saja yang dilakukan Dirgantara terhadap Viona.

Bi Ningsih takut-takut menjawabnya. Dia juga kasihan melihat Viona diseret dari ruang kerja Dirgantara hingga mendorongnya masuk ke kamar tamu. Ia yakin gadis itu sekarang dalam keadaan kesakitan, tak satupun dari mereka ada yang berani menolongnya.

"Anu non, nyonya sekarang ada di kamar tamu."

Mendengar penjelasan dari bi Ningsih, Sania langsung melangkahkan kakinya menuju kamar tamu. Ia membuka pintunya dan mendapati Viona yang masih terkapar di lantai dengan kondisi yang tak baik-baik saja.

"Ya Tuhan .., Kak Vi! Apa yang sudah terjadi padamu? Siapa yang sudah membuatmu seperti ini? Apakah bang Dirga pelakunya?"

Sania langsung membantu mengangkat tubuh ringkih Viona menuju ranjang. Ia melihat luka lebam di tangan dan juga sudut bibirnya.

Viona tak punya kekuatan, dia pun tumbang di tempat tidur.

"BANG DIRGA!! APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADANYA! KAU SUDAH MEMBUAT ANAK ORANG MENDERITA KARENA ULAHMU! DASAR PENJAHAT! JIKA SAMPAI DIA MATI, KAU JUGA BAKALAN MEMBUSUK DI DALAM PENJARA!!

Ya Tuhan ...😭😭, jangan mati dulu Vi!😫 author belum gajian buat beli karangan bunga 😭

Kakak dear! Jangan lupa vote like komen ya? Author terbawa suasana 😭

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

satu kata untuk dirga brengsekk

2024-08-05

2

ardiana dili

ardiana dili

lanjut

2024-08-01

1

Nana Risza

Nana Risza

satu kata untuk dirgantara .kejam

2024-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!