Bab 6. Dituduh Maling

"Kakak, pagi ini aku harus pergi ke sekolah. Ada pembahasan mengenai acara perpisahan sekolah yang akan dilaksanakan minggu depan. Maaf ya, pagi ini aku tidak bisa menemanimu?"

Sania sudah berdandan rapi hendak pergi ke sekolahnya. Sebenarnya dia sedih karena harus meninggalkan Viona sendiri di rumah. Tapi apa boleh buat, teman-temannya menginginkannya untuk datang ke sekolah karena ada acara untuk rencana perpisahan yang akan dilakukan minggu yang akan mendatang.

Tak jadi masalah buat Viona harus ditinggalkan sendiri di rumah, karena statusnya di situ bukan sebagai adik Dirgantara yang bisa bebas keluar rumah untuk datang ke sekolahnya, tapi dia menjadi istri atau sekedar menjadi teman adiknya.

"Ya nggak apa-apa, kamu pergi saja. Nanti kalau kamu tidak datang, teman-teman kamu pasti akan kecewa. Aku bisa jaga diri di rumah, toh ada bibi juga," balas Viona.

Sebenarnya Viona merasa iri dengan kehidupan yang dijalani oleh Sania, tapi sayangnya ia tak lagi bisa merasakan kebebasan bisa berkumpul bersama teman-temannya.

Ayahnya terlalu jahat, diusianya yang masih belia dipaksa untuk menikah hanya karena ingin melunasi hutang-hutangnya yang menumpuk.

Merasa dirinya tidak diadili, bahkan Kakak laki-laki dan kakak perempuannya masih bisa meneruskan kuliahnya di luar negeri sedangkan dia ..., tidak punya kesempatan untuk meraih cita-citanya dan meneruskan kuliahnya.

Sungguh miris kehidupannya saat ini. Bahkan tak sekalipun Ayahnya ada niatan untuk menghubunginya. Dia sudah dibuang seperti sampah yang tidak diinginkan kembali.

"Ya sudah, kalau memang begitu Aku pergi dulu ya, Kak. Kakak nggak usah repot-repot untuk masakin aku. Kalau kakak lapar Kakak bisa minta tolong sama bibi untuk dibuatin sarapan. Kakak jangan terlalu banyak beraktivitas."

Sebelum memutuskan untuk pergi, Sania memberikan saran pada iparnya agar tak terlalu lelah mengerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan oleh asisten rumah tangga.

Ia tidak ingin Viona tidak nyaman tinggal bersamanya. Dia sangat bersyukur karena Viona adalah gadis baik-baik, tak seperti bayangannya saat diantaranya belum pernah bertemu.

"Iya, kamu jangan khawatir. Aku akan jaga diriku dengan baik. Sampai jumpa nanti Nia."

Sania melambaikan tangannya melangkahkan kakinya keluar rumah.

Viona bergegas untuk menutup pintunya, karena tak ingin ada orang yang berniat jahat datang ingin mengobrak abrik kediaman suaminya.

"Ya Tuhan ..., bagaimana kedepannya nasibku ini? Apakah aku akan selamanya terperangkap dalam jebakan serigala? Rumah ini memang megah seperti istana, tapi penghuninya bagaikan hewan buas yang tak mau bersahabat dengan manusia. Sania bilang kalau Dirga memang dingin, tapi nyatanya dia tidak bisa bersikap baik padaku. Bahkan saat pergi ke luar kota, tidak sepatah kata pun dia ucapkan padaku, atau bahkan berniat menemuiku. Lalu untuk siapa Aku bertahan di sini?"

Viona berkecamuk dengan pemikiran yang tak bisa membuatnya tenang.

Dalam hati ia ingin sekali menjerit dan berlari keluar dari rumah mewah yang ditempatinya.

Rasanya percuma saja memiliki suami kaya raya dan tampan rupawan kalau tidak bisa menghargainya sebagai seorang istri.

"Nyonya, saya tadi sudah membuatkan sarapan buat nyonya. Sebaiknya Nyonya sarapan dulu ya?"

Bi Ningsih, salah satu pembantu di rumah itu selalu setia pada Viona.

Walaupun belum genap seminggu berkenalan dengan Viona, ia yakin kalau gadis itu baik dan penurut, buktinya saja saat ditinggal pergi oleh majikannya, dia tak pernah memiliki keinginan untuk keluar rumah.

"Bibi nggak usah repot-repot untuk membuatkanku sarapan, kalau aku lapar, aku bisa masak sendiri. Jangan samakan aku seperti Sania atau bahkan Tuan Dirga, Bi. Aku datang bukan sebagai majikan, tapi sebagai penebus hutang orang tuaku. Bibi tak pantas memanggilku nyonya."

Bibi terenyuh mendengar penjelasan dari Viona. Gadis itu berkaca-kaca. Begitupun juga dengan Ningsih. Ia ikut sesak merasakan apa yang dialami oleh Viona, pasti sangat menyakitkan bukan? Dinikahi oleh pemuda tampan dan kaya raya, tapi tak dianggap sebagai istri.

"Nyonya yang sabar ya? Semua pasti ada hikmahnya. Saya nggak berani memanggil anda dengan sebutan nama, karena biar bagaimanapun juga, anda tetap istrinya Tuan Dirgantara. Jika Tuan Dirga masih belum bisa menerima anda, nyonya jangan sedih, tunjukkan padanya bahwa anda wanita yang pantas untuk bersanding dengannya. Tunjukkan bakti anda pada Tuan Dirga, saya yakin kok, suatu saat nanti nyonya akan mendapatkan hikmah atas kesabaran nyonya. Sini peluk bibi."

Bi Ningsih merentangkan tangannya di depan Viona. Viona langsung menghambur dan menangis di pelukannya."

Orang lain saja punya kepedulian terhadap dirinya, tapi kenapa orang tuanya malah tega?

Dulu ibunya tega meninggalkannya demi pria lain. Sekarang Ayahnya tega menjadikannya sebagai jaminan hutang. Tidak mungkin juga Ayahnya ada niatan untuk menebusnya. Ia tak yakin orang tuanya punya keinginan untuk menyelamatkannya dari pria sombong seperti Dirgantara.

"Nyonya jangan sedih lagi ya? Kalau butuh apa-apa bilang sama bibi. Bibi akan selalu ada buat nyonya. Di sini nona Sania juga baik, dia bisa dijadikan teman curhat oleh nyonya. Masih banyak orang yang peduli pada nyonya."

Viona melepaskan pelukannya pada bibi dengan menghapus air matanya yang tak berhenti meleleh.

Hatinya sedikit lega. Ketakutannya berkurang, kini ia ingin kembali tegar karena masih banyak orang lain yang mempedulikannya.

"Terimakasih banyak ya, Bi. Bibi baik banget sama aku. Sejak kecil aku sudah tidak mendapatkan pelukan dari Mama. Di sini aku mendapatkan pelukan dari bibi."

Tak ingin berlarut larut dalam kesedihan, Viona berniat untuk beraktivitas untuk mengurangi kesedihannya. Ia tak enak berdiam diri, hanya makan dan tidur gratis di rumah orang. Walaupun dia sudah berstatus sebagai istrinya Dirgantara, ia cukup tau diri, dirinya hanyalah jaminan hutang.

"Iya nyonya. Yaudah, nyonya sekarang lebih baik istirahat. Jangan lupa sarapan, bibi udah siapkan. Kalau begitu bibi pamit ke belakang dulu ya nyonya?"

Bi Ningsih langsung bergegas ke belakang setelah menenangkan Viona. Viona pun bergegas menuju lantai dua berniat untuk membersihkan ruang kerja Dirgantara.

Ia ingin di saat Dirgantara pulang, ruang kerjanya sudah tertata rapi, karena ia yakin pria itu tidak pernah membersihkan ruangannya, dan tidak memperbolehkan orang lain masuk untuk membantu membersihkannya.

"Ya ampun ..., benar dugaanku, ruangannya sangat kotor. Pria itu benar-benar pemalas. Aku heran deh, apa ruangan kotor seperti ini bisa membuatnya nyaman?"

Viona langsung bergegas untuk merapikan dan menyapu lantainya. Tak sengaja ia menjatuhkan beberapa berkas di meja hingga membuatnya berantakan di lantai.

Brak!!

"Astaga, jatuh."

Viona langsung berjongkok untuk memungutinya. Bersamaan dengan itu seseorang membuka pintunya dengan cukup keras disertai pekikan suara yang begitu keras.

"Sedang apa kau di sini! Kau mau maling di rumahku! Dasar perempuan tidak tau diri! Dikasih hati malah ngelunjak!"

Dirgantara datang dengan emosi yang meluap-luap mendapati Viona sedang ada di ruangannya.

Dia melangkahkan kakinya mendekat pada Viona dan mendorongnya hingga gadis itu tengkurap di lantai.

Bukan hanya itu. Dengan kesalnya, pria itu menginjak tangan Viona dengan sepatu miliknya.

"Am-ampun Tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk mencuri. Saya hanya ingin ~~

"Diam!"

Viona 😭 nasibmu buruk sekali🥺 sudah membantu membersihkan ruangannya malah dianggap maling. Benar-benar kejam Dirgantara. Kalau saja dia suami author, pasti bakalan author karungin dan buang jauh-jauh ke hutan Amazon, atau lemparkan  saja ke laut biar menjadi santapan piranha 😫

Yang sudah mampir tinggalkan jejak, vote, like dan komennya ya? 😭 kita bisa bareng-bareng merujak  Dirgantara 😫

Terpopuler

Comments

Nana Risza

Nana Risza

sombong banget sih dirgantara

2024-08-01

1

ardiana dili

ardiana dili

lanjut

2024-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sebagai Jaminan
2 Bab 2. Dipaksa Menikah
3 Bab 3. Sah Menjadi Istri
4 Bab 4. Pria Jorok
5 Bab 5. Kecewa
6 Bab 6. Dituduh Maling
7 Bab 7. KDRT
8 Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9 Bab 9. Rubah Betina
10 Bab 10. Viona Pingsan
11 Bab 11. Berbohong
12 Bab 12. Ceraikan Saya!
13 Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14 Bab 14. Keganjengan
15 Bab 15. Tersudutkan
16 Bab 16. Diam-diam Perhatian
17 Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18 Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19 Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20 Bab 20. Masih Perawan
21 Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22 Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23 Bab 23. Ipar yang Kompak
24 Bab 24. Puasin Saya
25 Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26 Bab 26. Positif Hamil
27 Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28 Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29 Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30 Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31 Bab 31. Morning Sick
32 Bab 32. Orang Tua Kejam
33 Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34 Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35 Bab 35. Baperan
36 Bab 36. Tamu Tak Diundang
37 Bab 37. Baku Hantam
38 Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39 Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40 Bab 40. Dilema
41 Bab 41. Insecure
42 Bab 42. Jengkel
43 Bab 43. Udang Dibalik Batu
44 Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45 Bab 45. Mantan Adalah Maut
46 Bab 46. Sebatas Badut
47 Bab 47. Pergi
48 Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49 Bab 49. Bertemu Kembali
50 Bab 50. Jangan Egois
51 Bab 51. Kau Masih Istriku
52 Bab 52. Pengakuan
53 Bab 53. Merasa Digantung
54 Bab 54. Terpaksa Bertemu
55 Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56 Bab 56. Dermaga
57 Bab 57
58 Bab 58. Jangan Egois
59 Bab 59. Pergi ke Pesta
60 Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61 Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62 Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63 Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64 Bab 64. Bimbang
65 Bab 65. Kecewa Berat
66 Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67 Bab 67. Bertengkar di Mall
68 Bab 68. Perawan Tua
69 Bab 69. Akhir Bahagia
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1. Sebagai Jaminan
2
Bab 2. Dipaksa Menikah
3
Bab 3. Sah Menjadi Istri
4
Bab 4. Pria Jorok
5
Bab 5. Kecewa
6
Bab 6. Dituduh Maling
7
Bab 7. KDRT
8
Bab 8. Jangan Menggali Kuburanmu Sendiri
9
Bab 9. Rubah Betina
10
Bab 10. Viona Pingsan
11
Bab 11. Berbohong
12
Bab 12. Ceraikan Saya!
13
Bab 13. Sebegitu Bencikah Dia?
14
Bab 14. Keganjengan
15
Bab 15. Tersudutkan
16
Bab 16. Diam-diam Perhatian
17
Bab 17. Gengsi Gede-gedean
18
Bab 18. Gengsi Kok Dipelihara
19
Bab 19. Seperti Pungguk Merindukan Rembulan
20
Bab 20. Masih Perawan
21
Bab 21. Bertepuk Sebelah Tangan
22
Bab 22. Ada Apa Dengan Dokter Farhat?
23
Bab 23. Ipar yang Kompak
24
Bab 24. Puasin Saya
25
Bab 25. Ada Apa Dengan Viona?
26
Bab 26. Positif Hamil
27
Bab 27. Aku Tidak Ingin Berpisah Dengan Bayiku
28
Bab 28. Di Mana Hati Nuranimu?
29
Bab 29. Atau Kau Cemburu?
30
Bab 30. Menanti Kehadiran Si Kecil
31
Bab 31. Morning Sick
32
Bab 32. Orang Tua Kejam
33
Bab 33. Sebatas Kuli Bangunan
34
Bab 34. Aku Bukan Majikanmu!
35
Bab 35. Baperan
36
Bab 36. Tamu Tak Diundang
37
Bab 37. Baku Hantam
38
Bab 38. Bertemu Kakek Di Pemakaman
39
Bab 39. Dirga Jatuh Sakit
40
Bab 40. Dilema
41
Bab 41. Insecure
42
Bab 42. Jengkel
43
Bab 43. Udang Dibalik Batu
44
Bab 44. Siapa Perempuan Itu?
45
Bab 45. Mantan Adalah Maut
46
Bab 46. Sebatas Badut
47
Bab 47. Pergi
48
Bab 48. Kehidupan Baru Viona
49
Bab 49. Bertemu Kembali
50
Bab 50. Jangan Egois
51
Bab 51. Kau Masih Istriku
52
Bab 52. Pengakuan
53
Bab 53. Merasa Digantung
54
Bab 54. Terpaksa Bertemu
55
Bab 55. Jangan Pernah Pegang Angel
56
Bab 56. Dermaga
57
Bab 57
58
Bab 58. Jangan Egois
59
Bab 59. Pergi ke Pesta
60
Bab 60. Kau Harus Bertanggungjawab!
61
Bab 61. Izinkan Aku Untuk Memilikimu Kembali
62
Bab 62. Apa Tujuan Dia Mendekatiku?
63
Bab 63. Kau Ingin Menjualku?
64
Bab 64. Bimbang
65
Bab 65. Kecewa Berat
66
Bab 66. Menyingkirlah Dari Kehidupanku
67
Bab 67. Bertengkar di Mall
68
Bab 68. Perawan Tua
69
Bab 69. Akhir Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!