Pembeli Pertama

Pak Min memang sangat sayang dengan istrinya apalagi rela bolak balik hanya untuk pesugihan. Sebenarnya pak Min ingin menggantikan tugas istrinya yang harus pergi ke tempat Ki Idam tetapi bu Intan melarang dengan alasan tidak bisa mengubah orang yang awal datang.

Semenjak melakukan proses pesugihan mie ayam pak Min mulai kembali ramai dan memakai antrian.

Karena pengalaman sebelumnya kini pak Min menahan diri agar tidak menyewa tempat yang layak terlebih dahulu. Di pikiran nya hanya takut gagal lagi membangun usaha ini.

Setiap hari pak Min berjualan seorang diri anaknya Fatimah hanya membantu menyiapkan bahan-bahan mie ayam sedangkan Fahmi rutin belanja kebutuhan dagangan.

Keluarga pak Min sangat kompak dalam urusan usaha, semua nya mau berjuang dan lebih penting tidak gengsi saat membantu orangtua berjualan di pinggir jalan.

Beberapa kali Fahmi membantu pak Min sehabis pulang sekolah karena kegiatan sekolah Fahmi juga pada jadi pak Min tidak mau mengganggu anak-anak nya.

Biarkan dirinya yang berusaha jualan agar cita-cita anak nya bisa terwujud.

Kalau Agus semenjak menikah jarang komunikasi lagi dengan orangtuanya sebab Agus menghindari perdebatan masalah mie ayam mertua dan bapaknya.

Agus juga menjaga perasaan istrinya, dia tidak ingin melihat istrinya bersedih karena ucapan ibu atau bapaknya yang sering menyinggung keluarga Namira.

Setelah menikah dengan Namira, Agus sering mendengar bahkan melihat sikap orangtuanya yang sedikit jutek dengan Namira walaupun sang istri selalu beralasan baik-baik saja tetapi Agus ingin pernikahan nya sebagai ibadah yang benar-benar panjang.

Demi menyenangkan perasaan istrinya Agus memilih kost yang sedikit jauh dari orangtuanya tapi dekat dengan mertua nya.

Masalah pekerjaan Agus masih bisa menggapai nya menggunakan kendaraan roda dua miliknya.

Kembali ke Pak Min.

Fahmi baru saja pulang belanja membeli barang-barang yang kurang.

"Semenjak ibu berteman dengan bu Sarah jarang ada dirumah ya, pak" Fahmi sambil mengeluarkan beberapa box untuk disusun ke gerobak

"Biarkan saja. Bapak itu belum bisa membahagiakan kalian. Cari lah kebahagiaan masing-masing asal jangan sampai kelewat batas" pak Min membuat olahan ayam

Fahmi hanya melihat ke arah bapaknya.

"Teteh nggak bantu bapak?" Fahmi

"Lagi bikin tugas, kalau udah selesai bilangnya mau bantu" pak Min

"Mana aja yang udah siap buat dibawa dagang" Fahmi berdiri menunggu perintah selanjutnya

"Susun itu mie-mie ke dalam laci yang ada di gerobak" pak Min

Tapi diperintah dua kali, Fahmi bergegas menyusun mie serta botol-botol saos, kecap, sambal dan juga kuah kaldu.

"Pak" panggil Fatimah

"Imah udah selesai" pak Min tersenyum

"Sudah, oh iya pak. Bos Imah menawarkan tempat kosong untuk berjualan harganya murah beda sama yang sebelumnya tapi ini sedikit masuk ke dalam gang" Fatimah semangat

"Bukannya bapak nggak mau, bapak tuh trauma takut seperti kemarin gagal" pak Min sedih

"Inshaallah kali ini nggak akan gagal pak, yang penting kita berusaha dan juga berdoa minta kepada sang Maha Kuasa agar usaha kita lancar serta bisa membantu orang dengan cara membuka lapangan pekerjaan" Fatimah tersenyum manis nampak lesung pipi nya

Ya Allah aku jauh dari mu, aku sudah terlanjur bersekutu dengan setan. Gumam pak Min merasa sangat sedih dan bersalah terhadap anak-anak nya

"Bismillah pak, bapak pasti bisa" semangat dari Fahmi membuyarkan lamunan pak Min

"Teteh ambil ya pak tempat nya, sekarang teteh juga kuliah sambil bekerja jadi bisa bantu sedikit-sedikit kebutuhan rumah atau kedai" Fatimah

"Apalagi menu handalan bapak ini benar-benar enak luar biasa" Fahmi ikut menyemangati

"Kalian berlebihan memuji mie ayam becek ini" pak Min malu sendiri

"Aa Agus nggak kesini-sini lagi" Fahmi pelan tapi masih terdengar oleh Fatimah dan pak Min

"Aa mu itu lebih mendukung mertuanya di bandingkan bapaknya sendiri. Dia nggak akan peduli bapaknya mau bangkrut apa nggak yang penting mertuanya tetap jualan" sinis pak Min

"Nggak boleh begitu pak, Fatimah yakin aa juga nggak ikut campur urusan mie ayam mertua nya. Aa Agus kan bekerja pasti sudah lelah mikirin kerjaannya belum keluarga kecilnya agar tetap bahagia" tutur Fatimah mengingatkan bapaknya

"Aa juga yang membantu bapak mencari lapak setelah selesai sewa kios berakhir, berarti aa masih perhatian dengan bapak" Fahmi menimpali

"Sudah nggak perlu bahas aa kalian" pak Min badmood

"Pak, kata bos teteh tempatnya bisa di pakai hari ini. Menurut bapak dan Fahmi gimana?" Fatimah menatap kedua lelaki yang ada di hadapannya

"Boleh, karena Fahmi hari ini nganggur gimana kalau Fahmi langsung bawa gerobak ke tempat itu sama teteh" Fahmi sangat semangat

"Ya nggak bisa begitu dong, belum menyiapkan bangku sama meja" pak Min ragu

"Kita sistem lesehan untuk sementara pak" Fahmi masih merayu bapaknya

"Apa yakin lesehan" pikir pak Min

"Yakin 1000%" ucap Fahmi dan Fatimah lalu keduanya tertawa

Senang rasanya pak Min bisa melihat kedua anaknya akur dan tertawa dalam keadaan orangtua yang tidak memiliki apapun.

Fahmi dan Fatimah membawa gerobak ke tempat untuk berjualan.

"Lumayan masuk gang nya nggak terlalu jauh," ucap Fahmi

"Iya dek, lahan kosong yang di samping gang juga punya bos" Fatimah

Fatimah membuka rolling door sedangkan Fahmi mencari posisi yang pas untuk memarkirkan gerobaknya.

"Disini gimana teh?" tanya Fahmi

"Iya pas, gerobak simpan aja diluar kamu beli rantai dan gembok untuk mengunci roda gerobak" Fatimah memberikan uang

"Teteh bisa sendiri dulu menyusun semua" tanya Fahmi khawatir

"Bisa, sekalian bawa meja lipat yang kecil-kecil itu ya buat di rapihkan" Fatimah memberikan arahan barang apa saja yang harus dibawa oleh Fahmi

Warga yang lalu lalang melewati gerobak mie ayam pada melirik. Fatimah memasang banner nama usahanya "MIE AYAM BECEK".

Tidak lupa juga Fatimah memasak stiker di gerobak paling depan. Menu Handalan "Mie Gede Becek" "Tentukan Level Sesuai Selera Kepedesan Mu".

"Cukup menarik" lirih Fatimah

"Ini mie ayam ya, neng?" tanya salah satu ibu seperti nya warga sini

"Ah iya Bu" Fatimah menjawab dengan ramah tidak lupa juga dengan senyuman

"Baru berjualan disini, sebelumnya ibu nggak pernah lihat" warga

"Benar bu, baru sewa hari ini" Fatimah

"Apa sudah di buka?"

"Siang baru buka bu, bahan mie nya juga belum di bawa kesini masih dirumah semua" Fatimah

"Jam 11 kira-kira sudah buka belum?"

"Inshaallah di usahakan sudah buka" Fatimah

"Begini aja deh ibu pesan 2 bungkus dulu ya mau cobain, jam 11 ibu ambil"

"Boleh banget bu. Mau mie apa?" Fatimah senang belum buka sudah ada yang pesan lalu dia memberikan menu

"Hem, saya pesan Mie ayam biasa 1 sama mau coba ini mie ayam gede becek level 1 nya 1 juga ya"

Fatimah menulis pesanan ibu tersebut.

"Mie ayam becek nya mau pakai topping tambahan bu?" tanya Fatimah

bersambung...

...🍎Happy Reading🍎...

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥ɳαɳƈყ

𝓐𝔂⃝❥ɳαɳƈყ

pak min ampun dah anaknya taat agama gitu ehh bapak ibunya pilih yang singkat nyari rejeki nya

2024-08-14

0

🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️

🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️

kalo pak min yang kesana masa jeruk makan jeruk yo piye to pak.. haddehh.. udah gak bener ini weehh..

2024-08-13

0

ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝙹𝙸𝙽 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●

ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝙹𝙸𝙽 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●

bu Intan ma pak Min dah diluar jalur.

2024-08-13

0

lihat semua
Episodes
1 Kedai Mie
2 Awal Mula
3 Praktek Pertama
4 Menunggu Hasil
5 Pembeli Pertama
6 Ludes Tak Tersisa
7 Pak Min Kesal
8 Merasa Di Kerjain Orangtua Sendiri
9 Bu Intan Mulai Berbohong
10 Perempuan Selain Sarah & Intan
11 Protes Rahayu
12 Kedai Yang Lebih Luas
13 Mutiara Melihat
14 Nasehat Untuk Jeje
15 Fahmi Melawan
16 Cerita Fahmi
17 Meninggal
18 Keanehan
19 Merasa Di Fitnah
20 Ada Rasa Menyesal
21 Mengikuti Bu Intan
22 Tutup Lebih Awal
23 Berkumpul
24 Mimpi Fahmi
25 Kejujuran Fahmi
26 Pengumuman
27 Menemui Mutiara
28 Bu Intan Kembali
29 Mencari Cara
30 Ada Apa Dengan Fahmi?
31 Bu Intan Gelisah
32 Tragis
33 Kekacauan
34 Celaka
35 Kondisi Tenang
36 Keresahan Namira
37 Ustadz Ilham
38 Berulah Terus
39 Kematian
40 Ternyata...
41 Pemakaman
42 Tidak Nyaman
43 Kejiwaan Pak Min
44 Mie Ayam Becek Rasa Mangga
45 Jualan Laris
46 Mencari Yang Tak Tau Dimana
47 Menemukan Ponsel
48 Kenyataan Baru
49 Canda Tawa Keluarga Namira
50 Bertamu Ke Rumah Bu Sarah
51 Ki Idam Di Ancam Istri
52 Pak Min Sadar
53 Bertemu Zahwa
54 Bertemu Pak Sumitro
55 Kemana Keluarga Zahwa?
56 Musibah
57 Pak Sumitro Bebas
58 Petunjuk Selanjutnya
59 Perjalanan
60 Kejadian
61 Iwan Tidak Mau Ikut
62 Iwan Tidak Salah
63 Misi Penyelamatan
64 Bilik
65 Ada Apa Dengan Rudy?
66 Titik Temu
67 Wajah Intan Nampak
68 Ada Yang Hilang
69 Di Serang Hewan
70 Pertarungan Ustadz Arifin
71 Bertemu
72 Selamat dan Kembali Ke Desa Hideung
73 Rudy Kembali Sadar
74 Pulang
75 Keputusan Besar
76 Diskusi Keluarga Sudirman
77 Keputusan Agus
78 Pak Min Kurang Setuju
79 Bandara
80 Bertemu Paman dan Bibi
81 Beradaptasi
82 Mendapat Informasi Tentang Pak Min
83 PENGUMUMAN
84 Mulai Usaha Lagi
85 Melihat Keanehan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kedai Mie
2
Awal Mula
3
Praktek Pertama
4
Menunggu Hasil
5
Pembeli Pertama
6
Ludes Tak Tersisa
7
Pak Min Kesal
8
Merasa Di Kerjain Orangtua Sendiri
9
Bu Intan Mulai Berbohong
10
Perempuan Selain Sarah & Intan
11
Protes Rahayu
12
Kedai Yang Lebih Luas
13
Mutiara Melihat
14
Nasehat Untuk Jeje
15
Fahmi Melawan
16
Cerita Fahmi
17
Meninggal
18
Keanehan
19
Merasa Di Fitnah
20
Ada Rasa Menyesal
21
Mengikuti Bu Intan
22
Tutup Lebih Awal
23
Berkumpul
24
Mimpi Fahmi
25
Kejujuran Fahmi
26
Pengumuman
27
Menemui Mutiara
28
Bu Intan Kembali
29
Mencari Cara
30
Ada Apa Dengan Fahmi?
31
Bu Intan Gelisah
32
Tragis
33
Kekacauan
34
Celaka
35
Kondisi Tenang
36
Keresahan Namira
37
Ustadz Ilham
38
Berulah Terus
39
Kematian
40
Ternyata...
41
Pemakaman
42
Tidak Nyaman
43
Kejiwaan Pak Min
44
Mie Ayam Becek Rasa Mangga
45
Jualan Laris
46
Mencari Yang Tak Tau Dimana
47
Menemukan Ponsel
48
Kenyataan Baru
49
Canda Tawa Keluarga Namira
50
Bertamu Ke Rumah Bu Sarah
51
Ki Idam Di Ancam Istri
52
Pak Min Sadar
53
Bertemu Zahwa
54
Bertemu Pak Sumitro
55
Kemana Keluarga Zahwa?
56
Musibah
57
Pak Sumitro Bebas
58
Petunjuk Selanjutnya
59
Perjalanan
60
Kejadian
61
Iwan Tidak Mau Ikut
62
Iwan Tidak Salah
63
Misi Penyelamatan
64
Bilik
65
Ada Apa Dengan Rudy?
66
Titik Temu
67
Wajah Intan Nampak
68
Ada Yang Hilang
69
Di Serang Hewan
70
Pertarungan Ustadz Arifin
71
Bertemu
72
Selamat dan Kembali Ke Desa Hideung
73
Rudy Kembali Sadar
74
Pulang
75
Keputusan Besar
76
Diskusi Keluarga Sudirman
77
Keputusan Agus
78
Pak Min Kurang Setuju
79
Bandara
80
Bertemu Paman dan Bibi
81
Beradaptasi
82
Mendapat Informasi Tentang Pak Min
83
PENGUMUMAN
84
Mulai Usaha Lagi
85
Melihat Keanehan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!