Mutiara Melihat

Sekolah

"Je, kamu hari ini ulang tahun ya" Kalisa senyum

"Ih, Kalisa ember deh mulutnya" Jeje cemberut kesal

"Hahaha, iya maaf aku khilaf" goda Kalisa

"Itu namanya bukan khilaf memang sengaja" Jeje masih kesal

"Makan-makan" teriak temannya yang lain

"Tuh kan, ah jadi pada minta traktir" Jeje menangis

"Udah sih Je. Traktir kami semua nggak mahal" Rio menimpali

"Satu kelas sama aja menghabiskan uang tabungan Jeje" sahut Jeje

"Anak Sultan pasti banyak uangnya" Nur mengelus punggung Jeje

"Ayo dong Je, kapan lagi ini di traktir sama anak pengusaha batu bara" teman Jeje yang lain bernama Tian

"Oke, tapi Jeje batasi biaya makannya" Jeje senyum

"Maksudnya? Jangan bilang kami minumnya beli sendiri" Sutan menatap Jeje curiga

"Terimakasih Sutan sudah memberikan ide tambahan. Muach" Jeje senang

"Yeh itu bukan ide, aku curiga" Sutan kesal

"Jeje traktir kalian hanya makan cilok di kantin" Jeje heboh sendiri bertepuk tangan

"Apaan, nggak mau cilok aku bisa beli sendiri" protes Kalisa

"Astaghfirullah kalian itu nggak pernah bersyukur deh" Jeje geleng-geleng kepala

"Jangan cilok juga, Je. Makan diluar sekolah pizza gitu" Rio ikut memberikan ide

"Nggak ada, itu mahal" sanggah Jeje tidak mau traktir yang mahal apa lagi untuk satu kelas yang isinya ada 30 murid

"PELIT!!" ucap Nur

"Alhamdulillah, Nur" Jeje dengan gaya centilnya

"Terus makan-makan apa dong" sahut Rossa teman perempuan yang lainnya

"Disini itu yang murah meriah hanya mie ayam pak Min itu" Jeje senyum

"Bosen, Je. setiap saat kita nongkrong disana" timpal Kalisa lesu

"MAU APA NGGAK?" teriak Jeje tiba-tiba suaranya berubah jadi laki-laki sejati

Yang lain pada saling pandang baru pertama mendengar suara Jeje yang sesungguhnya.

"Hahaha" tawa satu kelas

"Hua.. Hua" Jeje tiba-tiba menangis kencang

"Heh, kenapa nangis kamu?" tanya Bram panik

"Jahat, kalian jahat sama Jeje" isak Jeje

"Waduh, khodam nya hilang lagi. Hahaha" Rio tertawa ngakak

"Io nakal deh sama Jeje" Jeje memukul lengan Rio. Io adalah panggilan manja Jeje

"Apa sih Je. Jijik tau" Rio menghindar

"Sekarang bilang jijik, kemarin kemana aja. Hello" Jeje mengibas rambutnya yang pendek

"Ini jadi makan-makan apa nggak sih" tanya Naura senyum

"Pulang sekolah kumpul aja di pak Min" Jeje dengan gaya sombongnya

"Bener ya, awas kamu sampai bohong" ancam Tian

"Iya Tian kesayangan Jeje" Jeje bergelayutan manja di lengan Tian

Jeje memang orang yang sangat pegang omongan. Dia tidak pernah ingkar dalam berucap.

Banyak yang senang dengan Jeje karena hal itu, Jeje juga anak orang kaya tetapi tidak pernah malu bergaul dengan anak tukang gorengan sekalipun.

Secara tidak langsung orangtua Jeje sebenarnya berhasil mendidik Jeje. Rajin shalat, ngaji dan tak pandai berdusta.

Ibu bapak Jeje sering di panggil bu haji dan pak haji. Jeje anak paling disayang walaupun gaya nya dan tingkahnya seperti wanita.

"Wah, bapak di serbu ini" pak Min senang melihat rombongan anak sekolah datang

"Pesan duluan aja, Jeje mau santai" Jeje mencari tempat duduk yang nyaman

"Hp siapa ini getar" Sutan mencari sumber getaran

"Seperti di tas Nur deh" Kalisa memegang tas yang tergeletak di atas meja

"Nah iya benar" Rio pun ikut memegang

"Kemana dia" tanya Jeje makan pilus

"Toilet" Sutan menjawab

Tidak lama Nur datang. "Nur hp mu getar" Jeje memberitahu

"ASTAGHFIRULLAH" Nur tiba-tiba berteriak

"Kenapa?" tanya Rio panik dengan yang lain juga

"Aku lupa, hari ini minta jemput sama kak Mutiara" Nur menepuk dahinya sendiri

"Ajak kesini Nur" semangat Rio senyum manis pada Nur

"Aku telepon balik deh" Nur mendial kembali nomor kakak nya

"Iya, iya cepetan" Rio tidak sabar

"Kadal buncit denger nama kak Mutiara gatel" Jeje dengan sinis

"Biarin" Rio jutek

📱Nur

Kakak dimana?

📱Kak Mutiara

Harusnya kakak yang bertanya kamu dimana? Kata satpam udah bubar kelas mu

📱Nur

Ini Jeje ulang tahun jadi traktir makan, kakak datang kesini ya kata Jeje mau sekalian di traktir (Nur nyengir melihat Jeje melotot padahal Jeje tidak bilang mau traktir)

📱Kak Mutiara

Jauh nggak, dek

📱Nur

Deket sekolah, Nur share lokasi ke kakak ya. Pokok nya tempat mie ayam becek udah banyak yang kenal

📱Kak Mutiara

Ya sudah cepat

Nur mengirim lokasi saat ini ke kakak nya.

"Nyari kesempatan dalam kesusahan" sindir Jeje

"Tambah satu orang doang aja" Nur senyum

Tidak lama kak Mutiara datang dan mencari Nur ataupun Jeje.

Mutiara kenal dengan Jeje karena dulu kecilnya TK bareng sama Nur.

"Kak Mut" panggil Jeje melambaikan tangan ke atas memberi tanda

Mutiara hanya senyum melihat tingkah Jeje lalu menghampiri.

"Selamat ya Jeje jadi anak yang sukses, soleh yang penting harus menjadi lelaki sejati" Mutiara memeluk Jeje layaknya seorang kakak dan adik

Rio berdiri dan merentangkan tangan.

"Ngapain kamu?" tanya Sutan aneh melihat Rio

"Mau di peluk kak Mutiara juga dong, masa Jeje doang" Rio menjawab tanpa melihat Sutan

"Maaf ya Rio, yang ulang tahun hanya Jeje. Kakak peluk jeje aja" Mutiara duduk di samping Jeje

Seketika Rio cemberut.

"Kakak mau pesan apa? Disini mie ayam nya di jamin enak" Jeje semangat menunjukan menu yang ada

"Pesan nya dimana?" tanya Mutiara

"Biasanya langsung ke pak Min tuh, tapi karena ini hari spesial Jeje karyawan itu bisa dipanggil aja" Jeje menunjuk pak Min yang lagi meracik mie

Mutiara melihat ke arah yang ditunjuk Jeje. Membeku tubuh Mutiara. Nur yang paham dengan keadaan kakak nya menyenggol lengan Mutiara.

"Apa yang kakak lihat?" tanya Nur berbisik dengan khawatir

"Jangan pesan apapun" Mutiara berbicara pelan

Mutiara melihat ada 2 sosok makhluk aneh. Pertama berwujud pocong yang mengeluarkan banyak air liur ke dalam mie yang ada di mangkok, kedua sosok anak kecil yang mengaduk mie tersebut sambil di jilati dan di aduk kembali dengan tangan nya yang terlihat kotor sekali.

Astaghfirullah. Kenapa masih ada aja yang pakai penglaris begini. Batin Mutiara

Kedua sosok itu tersenyum melihat Mutiara seperti sedang menggodanya.

Apa tempat ini ramai ada makhluk itu, bukan karena enak atau viral. Mutiara masih berdebat dengan pikirannya sendiri

"Kalian yang disini sudah pesan makanan?" Mutiara bertanya sambil menatap Rio, Sutan, Nur, Kalisa dan Jeje

"Belum, masih antri juga. Biarkan teman yang lain duluan" Rio menjawab lebih dulu

"Bagus. lebih baik kita keluar dari sini sekarang mencari tempat yang lebih layak, kakak yang traktir kalian. Tetapi Jeje harus bayar terlebih dahulu apa yang teman-teman sudah pesan" Mutiara serius dengan suara pelan

Bersambung...

...🍊Happy Reading🍊...

Terpopuler

Comments

𝓐𝔂⃝❥EᷤIᷴNᷫAͥ●⑅⃝ᷟ◌ͩ🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ

𝓐𝔂⃝❥EᷤIᷴNᷫAͥ●⑅⃝ᷟ◌ͩ🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ

astaghfirullah untung mutiara bisa melihat yaa kalau ngak masih aja mereka makan disitu, bayangi makanan nya dari air liur juga tangan kotor setan hish nauzubillahminzalik.

2024-09-04

0

ˢ⍣⃟ₛᴀʏᴀɴɢɴʏᴀ'𝐆❤️⃟Wᵃf𝐕⃝⃟🏴‍☠

ˢ⍣⃟ₛᴀʏᴀɴɢɴʏᴀ'𝐆❤️⃟Wᵃf𝐕⃝⃟🏴‍☠

mutiara bisa melihat mahluk halus weh dan memang biasanya pocong yang dipakai penglaris pedagang yang jualan makanan 🤧😔

2024-08-23

0

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁FAIZ💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

akhirnya ada juga yang bisa melihat setan setan penglaris di warung mu min pak min..

2024-08-14

0

lihat semua
Episodes
1 Kedai Mie
2 Awal Mula
3 Praktek Pertama
4 Menunggu Hasil
5 Pembeli Pertama
6 Ludes Tak Tersisa
7 Pak Min Kesal
8 Merasa Di Kerjain Orangtua Sendiri
9 Bu Intan Mulai Berbohong
10 Perempuan Selain Sarah & Intan
11 Protes Rahayu
12 Kedai Yang Lebih Luas
13 Mutiara Melihat
14 Nasehat Untuk Jeje
15 Fahmi Melawan
16 Cerita Fahmi
17 Meninggal
18 Keanehan
19 Merasa Di Fitnah
20 Ada Rasa Menyesal
21 Mengikuti Bu Intan
22 Tutup Lebih Awal
23 Berkumpul
24 Mimpi Fahmi
25 Kejujuran Fahmi
26 Pengumuman
27 Menemui Mutiara
28 Bu Intan Kembali
29 Mencari Cara
30 Ada Apa Dengan Fahmi?
31 Bu Intan Gelisah
32 Tragis
33 Kekacauan
34 Celaka
35 Kondisi Tenang
36 Keresahan Namira
37 Ustadz Ilham
38 Berulah Terus
39 Kematian
40 Ternyata...
41 Pemakaman
42 Tidak Nyaman
43 Kejiwaan Pak Min
44 Mie Ayam Becek Rasa Mangga
45 Jualan Laris
46 Mencari Yang Tak Tau Dimana
47 Menemukan Ponsel
48 Kenyataan Baru
49 Canda Tawa Keluarga Namira
50 Bertamu Ke Rumah Bu Sarah
51 Ki Idam Di Ancam Istri
52 Pak Min Sadar
53 Bertemu Zahwa
54 Bertemu Pak Sumitro
55 Kemana Keluarga Zahwa?
56 Musibah
57 Pak Sumitro Bebas
58 Petunjuk Selanjutnya
59 Perjalanan
60 Kejadian
61 Iwan Tidak Mau Ikut
62 Iwan Tidak Salah
63 Misi Penyelamatan
64 Bilik
65 Ada Apa Dengan Rudy?
66 Titik Temu
67 Wajah Intan Nampak
68 Ada Yang Hilang
69 Di Serang Hewan
70 Pertarungan Ustadz Arifin
71 Bertemu
72 Selamat dan Kembali Ke Desa Hideung
73 Rudy Kembali Sadar
74 Pulang
75 Keputusan Besar
76 Diskusi Keluarga Sudirman
77 Keputusan Agus
78 Pak Min Kurang Setuju
79 Bandara
80 Bertemu Paman dan Bibi
81 Beradaptasi
82 Mendapat Informasi Tentang Pak Min
83 PENGUMUMAN
84 Mulai Usaha Lagi
85 Melihat Keanehan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kedai Mie
2
Awal Mula
3
Praktek Pertama
4
Menunggu Hasil
5
Pembeli Pertama
6
Ludes Tak Tersisa
7
Pak Min Kesal
8
Merasa Di Kerjain Orangtua Sendiri
9
Bu Intan Mulai Berbohong
10
Perempuan Selain Sarah & Intan
11
Protes Rahayu
12
Kedai Yang Lebih Luas
13
Mutiara Melihat
14
Nasehat Untuk Jeje
15
Fahmi Melawan
16
Cerita Fahmi
17
Meninggal
18
Keanehan
19
Merasa Di Fitnah
20
Ada Rasa Menyesal
21
Mengikuti Bu Intan
22
Tutup Lebih Awal
23
Berkumpul
24
Mimpi Fahmi
25
Kejujuran Fahmi
26
Pengumuman
27
Menemui Mutiara
28
Bu Intan Kembali
29
Mencari Cara
30
Ada Apa Dengan Fahmi?
31
Bu Intan Gelisah
32
Tragis
33
Kekacauan
34
Celaka
35
Kondisi Tenang
36
Keresahan Namira
37
Ustadz Ilham
38
Berulah Terus
39
Kematian
40
Ternyata...
41
Pemakaman
42
Tidak Nyaman
43
Kejiwaan Pak Min
44
Mie Ayam Becek Rasa Mangga
45
Jualan Laris
46
Mencari Yang Tak Tau Dimana
47
Menemukan Ponsel
48
Kenyataan Baru
49
Canda Tawa Keluarga Namira
50
Bertamu Ke Rumah Bu Sarah
51
Ki Idam Di Ancam Istri
52
Pak Min Sadar
53
Bertemu Zahwa
54
Bertemu Pak Sumitro
55
Kemana Keluarga Zahwa?
56
Musibah
57
Pak Sumitro Bebas
58
Petunjuk Selanjutnya
59
Perjalanan
60
Kejadian
61
Iwan Tidak Mau Ikut
62
Iwan Tidak Salah
63
Misi Penyelamatan
64
Bilik
65
Ada Apa Dengan Rudy?
66
Titik Temu
67
Wajah Intan Nampak
68
Ada Yang Hilang
69
Di Serang Hewan
70
Pertarungan Ustadz Arifin
71
Bertemu
72
Selamat dan Kembali Ke Desa Hideung
73
Rudy Kembali Sadar
74
Pulang
75
Keputusan Besar
76
Diskusi Keluarga Sudirman
77
Keputusan Agus
78
Pak Min Kurang Setuju
79
Bandara
80
Bertemu Paman dan Bibi
81
Beradaptasi
82
Mendapat Informasi Tentang Pak Min
83
PENGUMUMAN
84
Mulai Usaha Lagi
85
Melihat Keanehan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!