Pertemuan Terakhir

Setelah warga mengetahui fakta yang sebenarnya, emosi terhadap Ajat mendadak padam, lalu tiba-tiba warga berlari ke arah sungai dan menyiram kobaran api yang sudah terlanjur melahap rumah Ajat.

Warga lainnya ikut terpancing, mereka menyesal sudah membakar rumah Ajat. Kini, mereka berbondong-bondong melemparkan air ke arah kobaran api yang masih menyala hebat.

Wijaya tertegun sedih menatap mereka, lalu Arini mendekati Wijaya, berbisik dengan nada pelan namun terdengar penuh emosi, "Kamu kejam Wijaya, kamu tetaplah pemimpin desa yang pilih kasih! Aku tidak akan pernah memaafkanmu."

"Arini, ayo pergi dari desa ini sebelum polisi datang," ucap ibunya menarik lengan Arini.

"Aku tahu Ajat juga bersalah, tapi kekejaman bapakmu tidak bisa disembunyikan, Arini... Kamu harus bertanggung jawab atas tindakan bapakmu," tegas Wijaya menatap Arini dengan penuh emosi.

"Akang Wijaya, tolong lepaskan anak saya," pinta ibunya.

"Tidak bisa bu, di mata hukum seseorang yang tahu kejadian pembunuhan apalagi ikut bekerja sama dan menyembunyikan pelaku, juga bersalah," jawab Wijaya, memegang lengan Arini dengan penih tenaga.

"Lepaskan aku!" teriak Arini.

"Akang Wijaya, tolong lepaskan Arini," ibunya menangis memohon belas kasih sang Kepala Desa.

"Tidak bisa, bahkan jika Ajat ada di depan mataku, dia juga akan aku tangkap. Semua orang harus mempertanggung jawabkan tindakannya," kata Wijaya.

"Aku mau dibawa kemana, lepaskan aku!" Arini meronta, dengan tenaganya dia berusaha melawan cengkraman tangan Wijaya yang kekar.

"Ke balai desa," kata Wijaya, menyeret Arini meninggalkan lokasi.

Arini tidak bisa melawan lagi, dia hanya bisa pasrah menerimanya. Di kurung dalam ruangan balai desa, di luar, ibu-ibu berkumpul dan bergosip.

"Gak nyangka ya, si Neng Arini meuni setega itu," Wijaya mendengar bisikan seorang warga.

"Saya akan turun ke bawah, tolong jaga Arini. Jangan sampai dia kabur," Kata Wijaya, beberapa pemuda mengangguk.

Wijaya, dengan membawa barang bukti, pergi ke Desa Sagara Dua lagi untuk menemui Ujang, dia ingin meminta bantuan Ujang lagi menghubungi pihak kepolisian.

Saat di perjalanan, dia bertemu dengan Ajat yang ternyata bersembunyi di hutan perbatasan Desa Talaga Seungit dan Karajaan Sagara. Ajat muncul dari balik pepohonan memanggil nama Wijaya.

"Kang Wijaya," teriaknya.

"Jat! Ajat!" jawab Wijaya, suaranya nyaris pecah karena kaget.

"Akang, maafkan saya Kang. Saya sudah melakukan perbuatan dosa," ucap Ajat dengan suara bergetar penuh penyesalan.

"Jat, kamu mau bersembunyi sampai kapan?" tanya Wijaya sedih.

"Saya takut Kang, saya menyesal!" jawab ajat, matanya berkaca-kaca lalu meneteskan air mata, dia pun mencoba menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya.

"Selama kamu hidup dan bersembunyi, perasaan bersalah akan terus menemanimu. Semua rasa bersalah itu akan hilang kalau kamu mengakui kesalahan itu di hadapan hukum adat dan negara. Ajat, aku tidak pernah menyalahkan kamu. Tapi aku harap kamu menyerahkan diri ke polisi. Hanya itu satu-satunya jalan terbaik."

"Kang Wijaya, saya takut. Kang, tolong jangan bawa saya ke polisi. Saya takut Kang," Ajat akhirnya menangis.

Tangisan itu, mengingatkan Wijaya pada masa kecil saat Ajat menangis karena tidak punya mainan perahu, lalu Wijaya mengajaknya membuat perahu dari kulit semangka.

Wijaya menatap sedih sahabatnya dan perasaan bimbang kini menyeruak dalam dirinya. Di hati kecilnya, dia tidak ingin Ajat ditangkap polisi.

"Kang Wijaya, biarkan aku pergi menghilang dari desa adat ini, aku tidak akan pernah kembali. Aku akan merahasiakan harta karun itu dari siapapun," kata Ajat.

Ajat mundur perlahan lalu pergi menghilang dari balik pepohan.

Episodes
1 Tanghulu Sate Buah Viral
2 Ada Mayat di Kolam Ikan
3 Kedatangan Polisi dan Wartawan
4 Terbukanya Rahasia Baru
5 Perbedaan Pendapat
6 Semakin curiga
7 Saung di ladang jagung
8 Sanghyang salaka bumi
9 Gadis-gadis kota
10 Air rebusan bunga niskala
11 Hutan larangan
12 Jiwa yang terlepas dari raga.
13 Melarikan diri
14 Penyesalan Ajat
15 Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16 Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17 Pertemuan Terakhir
18 Rayuan Istri Orang Lain
19 Bimbang
20 Kabut di Pagi Hari
21 Rapat di Balai Desa
22 Golok Sakti Ki Dayat
23 Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24 Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25 Pertemuan dengan Raja Hutan
26 Mawangi si Gadis Cantik
27 Keluarga Mawangi
28 Malam Mencekam!!
29 Pertarungan Mahkluk Gaib
30 Prabu Laga Winar
31 Padang Savana
32 Pertarungan Pencak Silat
33 Bertemu Raja Monyet
34 Raja Monyet yang berbohong
35 Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36 Air Terjun Naga
37 Ilmu Kanuragan
38 Duel di Pagi Hari
39 Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40 Dewi Ratna Sari
41 Jebakan Dewi
42 Hukuman Untuk Dewi
43 Malam Bulan Purnama
44 Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45 Akhir dari Meditasi
46 Cerita Made
47 Membuka Mata Batin
48 Sejarah Cincin Batu Biru
49 Cerita Tentang Keabadian
50 Undangan Dari Kerajaan
51 Raksasa yang Kelaparan
52 Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53 Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54 Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55 Kabar dari Siluman Tanah
56 Ada Apa Dengan Desa Adat?
57 Harta atau Nyawa
58 Firasat Buruk Guru Spiritual
59 Misi Untuk Made
60 Misi Untuk Made Bagian 2
61 Sampai di Desa Karajaan Sagara
62 Bertemu Wulandari
63 Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64 Api Unggun Raksasa
65 Tuduhan Tanpa Bukti
66 Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67 Kedatangan Pasukan Kepolisian
68 Pembebasan Desa Adat
69 Harta Karun Leluhur
70 Pagi yang Menegangkan
71 Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72 Panggilan Tanggung Jawab
73 Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74 Manusia Setengah Iblis
75 Membalaskan Dendam
76 Perang Energi
77 Pertolongan di Ujung Harapan
78 Ketegangan di Teras Rumah
79 Kepergian Warga Desa
80 Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81 Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82 Senjata Dari Bambu
83 Melawan Dedemit Wanita
84 Kembali ke Masa Lalu
85 Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86 Mengungkap Fakta
87 Perpisahan dan Air Mata
88 Membelah Waktu
89 Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90 Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91 Dua Lawan Satu
92 Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93 Kembalinya Sukma Sang Raja
94 Serigala Merah
95 Kabut Ilusi
96 Kabut Ilusi Bagian Kedua
97 Restu Alam Semesta
98 Mencari Pak Toha
99 Menangkap Pak Toha
100 Akhir Kisah Wijaya Kusuma
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tanghulu Sate Buah Viral
2
Ada Mayat di Kolam Ikan
3
Kedatangan Polisi dan Wartawan
4
Terbukanya Rahasia Baru
5
Perbedaan Pendapat
6
Semakin curiga
7
Saung di ladang jagung
8
Sanghyang salaka bumi
9
Gadis-gadis kota
10
Air rebusan bunga niskala
11
Hutan larangan
12
Jiwa yang terlepas dari raga.
13
Melarikan diri
14
Penyesalan Ajat
15
Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16
Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17
Pertemuan Terakhir
18
Rayuan Istri Orang Lain
19
Bimbang
20
Kabut di Pagi Hari
21
Rapat di Balai Desa
22
Golok Sakti Ki Dayat
23
Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24
Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25
Pertemuan dengan Raja Hutan
26
Mawangi si Gadis Cantik
27
Keluarga Mawangi
28
Malam Mencekam!!
29
Pertarungan Mahkluk Gaib
30
Prabu Laga Winar
31
Padang Savana
32
Pertarungan Pencak Silat
33
Bertemu Raja Monyet
34
Raja Monyet yang berbohong
35
Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36
Air Terjun Naga
37
Ilmu Kanuragan
38
Duel di Pagi Hari
39
Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40
Dewi Ratna Sari
41
Jebakan Dewi
42
Hukuman Untuk Dewi
43
Malam Bulan Purnama
44
Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45
Akhir dari Meditasi
46
Cerita Made
47
Membuka Mata Batin
48
Sejarah Cincin Batu Biru
49
Cerita Tentang Keabadian
50
Undangan Dari Kerajaan
51
Raksasa yang Kelaparan
52
Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53
Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54
Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55
Kabar dari Siluman Tanah
56
Ada Apa Dengan Desa Adat?
57
Harta atau Nyawa
58
Firasat Buruk Guru Spiritual
59
Misi Untuk Made
60
Misi Untuk Made Bagian 2
61
Sampai di Desa Karajaan Sagara
62
Bertemu Wulandari
63
Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64
Api Unggun Raksasa
65
Tuduhan Tanpa Bukti
66
Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67
Kedatangan Pasukan Kepolisian
68
Pembebasan Desa Adat
69
Harta Karun Leluhur
70
Pagi yang Menegangkan
71
Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72
Panggilan Tanggung Jawab
73
Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74
Manusia Setengah Iblis
75
Membalaskan Dendam
76
Perang Energi
77
Pertolongan di Ujung Harapan
78
Ketegangan di Teras Rumah
79
Kepergian Warga Desa
80
Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81
Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82
Senjata Dari Bambu
83
Melawan Dedemit Wanita
84
Kembali ke Masa Lalu
85
Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86
Mengungkap Fakta
87
Perpisahan dan Air Mata
88
Membelah Waktu
89
Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90
Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91
Dua Lawan Satu
92
Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93
Kembalinya Sukma Sang Raja
94
Serigala Merah
95
Kabut Ilusi
96
Kabut Ilusi Bagian Kedua
97
Restu Alam Semesta
98
Mencari Pak Toha
99
Menangkap Pak Toha
100
Akhir Kisah Wijaya Kusuma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!