Evakuasi Jenazah Pak Arifin

Wijaya Kusuma tidak menjawab pertanyaan Arini, dengan langkah yang semakin tegang, dia menuju pelataran candi. Sepertinya, sesuatu yang mengerikan telah terjadi di dalam ruangan candi itu.

Firasat Wijaya benar, saat pintu terbuka, tampak sesosok jasad bersimbah darah. Itu adalah Pak Arifin. Arini sontak menjerit dengan histeris, jeritannya memecah keheningan hutan larangan.

Wijaya Kusuma segera menghampiri jasad Pak Arifin. Meskipun tubuhnya sudah bersimbah darah dengan luka menganga di perut, Wijaya tetap memeriksa nadinya.

Arini terus menangis dan menjerit, Wijaya Kusuma lalu mengamati sekeliling ruangan mendapati harta karun yang sudah berantakan tidak seperti saat pertama kali dia lihat.

"Bapak! Pasti Ajat sudah membunuh Bapak!" ucap Arini histeris.

"Arini, kamu harus jujur. Sebenarnya ada masalah apa Bapakmu dengan Ajat?" tanya Wijaya Kusuma menatap Arini dengan tatapan tajam.

"Aku tidak.. Tahu.. Kang," jawab Arini terbata-bata.

"Kamu harus jujur, karena cepat atau lambat, polisi akan tahu kebenarannya. Aku Kepala Desa ini, hanya aku yang bisa membuatmu selamat. Kalau warga desa tahu kebenarannya, mereka tidak akan segan-segan melakukan kerusuhan."

"Kang Wijaya!!" Arini tiba-tiba memeluk Wijaya Kusuma dan menangis di dekapan Wijaya.

"Katakan," kata Wijaya lembut.

"Pemuda yang tewas di kolam ikan beberapa hari yang lalu dibunuh oleh bapak," ungkap Arini dengan suara berat.

"Ya, terima kasih atas kejujuranmu,"

"Tolong tangkap Ajat! Meskipun Bapak sudah membunuh tapi bapak juga korban pembunuhan!"

Wijaya nampak terdiam mendengar Arini mengucapkan hal itu, seolah itu adalah karma yang harus diterima oleh bapaknya. Dia menunduk, menyembunyikan ekspresi wajahnya yang penuh dengan konflik batin.

Sebuah akhir yang tidak pernah dia duga, pembunuh pemuda itu sekarang sudah mati di bunuh oleh sahabat karibnya, Ajat Sutradja.

"Kang Wijaya! Tolong jangan laporkan kematian bapakku ke kepolisian, biarkan ini menjadi rahasia antara kita berdua. Toh, bapak sudah meninggal," bujuk Arini.

Wijaya bimbang menatap jasad Pak Arifin, di satu sisi dia harus melaporkan pembunuhan ini ke polisi namun di sisi lain semua orang akan mengetahui lokasi candi tersembunyi ini.

Wijaya ingin mendiskusikan hal ini kepada Ki Dayat terlebih dahulu, akhirnya Arini dan Wijaya kembali ke desa. Namun, kematian Pak Arifin membuat istrinya histeris dan pada akhirnya kematian itu tidak bisa di tutupi lagi.

Semua warga menjadi tahu, mereka berbondong-bondong datang ke hutan larangan. Penampakan candi dan jasad Pak Arifin membuat perasaan mereka campur aduk, takjub sekaligus ngeri.

Saat Arini kembali ke candi untuk melihat evakuasi jasad, semua harta yang ada di dalam candi sudah kosong. Arini bertanya-tanya dalam hatinya: kemana Wijaya Kusuma memindahkan harta karun di dalam ruangan tersebut?

Tanpa diketahui oleh Arini, Wijaya sudah memberitahu Ki Dayat dan diam-diam Ki Dayat bersama orang-orang terpilih sudah memindahkan harta leluhur itu ke tempat lain.

Wijaya mengingat pesan Ki Dayat, "Harta leluhur harus tetap menjadi misteri, kemunculannya bisa membuat perpecahan antar warga. Oleh sebab itu harta ini harus tetap tak bertuan."

Wijaya Kusuma tertegun menatap jasad Pak Arifin yang dibawa kembali ke desa, Wijaya menghela nafas dan menatap langit.

"Ajat, meskipun kamu berencana mencuri harta itu. Pada akhirnya kamu berhasil melawan nafsumu sendiri, dimana kamu Jat?" ucap Wijaya dalam hati, dia pun melangkah mengikuti warga kembali ke desa meninggalkan hutan larangan.

Terpopuler

Comments

Ejan Din

Ejan Din

arini kmu bilang apa... nuntut bahawa ajat membunuh... bagaimana pula jika ajat yang dibunuh bapak mu... apa kamu akan diam saja Dan dibuang ke kolam ikan Lele... sedangkan kekasih juga bapa mu yang bunuh..

2024-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Tanghulu Sate Buah Viral
2 Ada Mayat di Kolam Ikan
3 Kedatangan Polisi dan Wartawan
4 Terbukanya Rahasia Baru
5 Perbedaan Pendapat
6 Semakin curiga
7 Saung di ladang jagung
8 Sanghyang salaka bumi
9 Gadis-gadis kota
10 Air rebusan bunga niskala
11 Hutan larangan
12 Jiwa yang terlepas dari raga.
13 Melarikan diri
14 Penyesalan Ajat
15 Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16 Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17 Pertemuan Terakhir
18 Rayuan Istri Orang Lain
19 Bimbang
20 Kabut di Pagi Hari
21 Rapat di Balai Desa
22 Golok Sakti Ki Dayat
23 Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24 Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25 Pertemuan dengan Raja Hutan
26 Mawangi si Gadis Cantik
27 Keluarga Mawangi
28 Malam Mencekam!!
29 Pertarungan Mahkluk Gaib
30 Prabu Laga Winar
31 Padang Savana
32 Pertarungan Pencak Silat
33 Bertemu Raja Monyet
34 Raja Monyet yang berbohong
35 Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36 Air Terjun Naga
37 Ilmu Kanuragan
38 Duel di Pagi Hari
39 Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40 Dewi Ratna Sari
41 Jebakan Dewi
42 Hukuman Untuk Dewi
43 Malam Bulan Purnama
44 Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45 Akhir dari Meditasi
46 Cerita Made
47 Membuka Mata Batin
48 Sejarah Cincin Batu Biru
49 Cerita Tentang Keabadian
50 Undangan Dari Kerajaan
51 Raksasa yang Kelaparan
52 Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53 Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54 Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55 Kabar dari Siluman Tanah
56 Ada Apa Dengan Desa Adat?
57 Harta atau Nyawa
58 Firasat Buruk Guru Spiritual
59 Misi Untuk Made
60 Misi Untuk Made Bagian 2
61 Sampai di Desa Karajaan Sagara
62 Bertemu Wulandari
63 Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64 Api Unggun Raksasa
65 Tuduhan Tanpa Bukti
66 Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67 Kedatangan Pasukan Kepolisian
68 Pembebasan Desa Adat
69 Harta Karun Leluhur
70 Pagi yang Menegangkan
71 Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72 Panggilan Tanggung Jawab
73 Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74 Manusia Setengah Iblis
75 Membalaskan Dendam
76 Perang Energi
77 Pertolongan di Ujung Harapan
78 Ketegangan di Teras Rumah
79 Kepergian Warga Desa
80 Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81 Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82 Senjata Dari Bambu
83 Melawan Dedemit Wanita
84 Kembali ke Masa Lalu
85 Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86 Mengungkap Fakta
87 Perpisahan dan Air Mata
88 Membelah Waktu
89 Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90 Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91 Dua Lawan Satu
92 Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93 Kembalinya Sukma Sang Raja
94 Serigala Merah
95 Kabut Ilusi
96 Kabut Ilusi Bagian Kedua
97 Restu Alam Semesta
98 Mencari Pak Toha
99 Menangkap Pak Toha
100 Akhir Kisah Wijaya Kusuma
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tanghulu Sate Buah Viral
2
Ada Mayat di Kolam Ikan
3
Kedatangan Polisi dan Wartawan
4
Terbukanya Rahasia Baru
5
Perbedaan Pendapat
6
Semakin curiga
7
Saung di ladang jagung
8
Sanghyang salaka bumi
9
Gadis-gadis kota
10
Air rebusan bunga niskala
11
Hutan larangan
12
Jiwa yang terlepas dari raga.
13
Melarikan diri
14
Penyesalan Ajat
15
Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16
Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17
Pertemuan Terakhir
18
Rayuan Istri Orang Lain
19
Bimbang
20
Kabut di Pagi Hari
21
Rapat di Balai Desa
22
Golok Sakti Ki Dayat
23
Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24
Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25
Pertemuan dengan Raja Hutan
26
Mawangi si Gadis Cantik
27
Keluarga Mawangi
28
Malam Mencekam!!
29
Pertarungan Mahkluk Gaib
30
Prabu Laga Winar
31
Padang Savana
32
Pertarungan Pencak Silat
33
Bertemu Raja Monyet
34
Raja Monyet yang berbohong
35
Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36
Air Terjun Naga
37
Ilmu Kanuragan
38
Duel di Pagi Hari
39
Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40
Dewi Ratna Sari
41
Jebakan Dewi
42
Hukuman Untuk Dewi
43
Malam Bulan Purnama
44
Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45
Akhir dari Meditasi
46
Cerita Made
47
Membuka Mata Batin
48
Sejarah Cincin Batu Biru
49
Cerita Tentang Keabadian
50
Undangan Dari Kerajaan
51
Raksasa yang Kelaparan
52
Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53
Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54
Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55
Kabar dari Siluman Tanah
56
Ada Apa Dengan Desa Adat?
57
Harta atau Nyawa
58
Firasat Buruk Guru Spiritual
59
Misi Untuk Made
60
Misi Untuk Made Bagian 2
61
Sampai di Desa Karajaan Sagara
62
Bertemu Wulandari
63
Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64
Api Unggun Raksasa
65
Tuduhan Tanpa Bukti
66
Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67
Kedatangan Pasukan Kepolisian
68
Pembebasan Desa Adat
69
Harta Karun Leluhur
70
Pagi yang Menegangkan
71
Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72
Panggilan Tanggung Jawab
73
Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74
Manusia Setengah Iblis
75
Membalaskan Dendam
76
Perang Energi
77
Pertolongan di Ujung Harapan
78
Ketegangan di Teras Rumah
79
Kepergian Warga Desa
80
Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81
Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82
Senjata Dari Bambu
83
Melawan Dedemit Wanita
84
Kembali ke Masa Lalu
85
Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86
Mengungkap Fakta
87
Perpisahan dan Air Mata
88
Membelah Waktu
89
Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90
Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91
Dua Lawan Satu
92
Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93
Kembalinya Sukma Sang Raja
94
Serigala Merah
95
Kabut Ilusi
96
Kabut Ilusi Bagian Kedua
97
Restu Alam Semesta
98
Mencari Pak Toha
99
Menangkap Pak Toha
100
Akhir Kisah Wijaya Kusuma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!