Jiwa yang terlepas dari raga.

Ajat kembali lagi ke candi itu melewati jalan yang tadi dia lewati. Kali ini, dia membawa keranjang anggurnya yang sempat dia tinggalkan di pinggiran kebun. Ajat berniat menyembunyikan harta karun itu dibawah tumpukan anggur.

Niatnya sudah bulat, menurutnya, ini adalah kesempatan emas untuk merubah nasib. Setelah kematian orang tuanya, dia hanya tinggal sebatang kara di desa adat ini. Jadi tidak ada alasan lagi untuk tetap menjadi warga desa.

Akhirnya Ajat sudah sampai di depan tembok kuno yang menjadi pintu masuk ke area candi. Namun langkah Ajat terhenti saat Pak Arifin muncul di hadapannya sambil mengacungkan golok, "akhirnya, aku menemukanmu! Kamu pikir, aku akan berhenti mengejarmu? Meskipun ini hutan larangan, aku tidak perduli."

"Hentikan Pak Arifin, saya tidak perduli lagi denganmu, meskipun kamu adalah pembunuh pemuda itu, aku tidak perduli. Karena aku akan segera meninggalkan desa ini," ungkap Ajat.

Namun, Pak Arifin tidak percaya dengan omongan pemuda dihadapanya, "iya, aku yang membunuh pemuda itu! Dia pemuda yang datang dari kota untuk melamar anak gadisku, dia pemuda miskin, dia tidak akan pernah menikahi anakku! Aku memang telah membunuhnya dengan air rebusan bunga niskala, haha!"

"Sudah kuduga, hanya racun bunga niskala yang bisa membunuh orang lain dalam sekejap!" tegas Ajat, dia lalu menyimpan keranjangnya di atas tanah dan menunjuk ke arah candi.

"Pak, candi itu."

"Apa? Saya juga tahu itu candi, sudah! Tidak usah basa-basi lagi! Hiaaah!!" tiba-tiba saja Pak Arifin berlari dengan mengangkat goloknya, berusaha menebas Ajat.

"Tunggu! Di dalam candi itu ada harta karunnya!!" teriak Ajat sembari memejamkan mata.

"Harta karun!" tambahnya.

"Harta karun, omong kosong!" teriak Pak Ajat penuh emosi.

"Benar! Jika tidak percaya, ayo kita kesana dan lihat bersama-sama! Aku tidak berbohong!"

"Awas kalau kau bohong!" teriak Pak Arifin, masih mengarahkan golok ke bagian leher Ajat.

Lalu ajat meminta waktu, dia akan menunjukan harta karunnya asalkan Pak Arifin mengurungkan niatnya untuk menebas golok tajam itu ke dirinya.

Pak Arifin lalu setuju, mereka berdua berjalan ke pelataran candi, Ajat lalu menginjak lantai batu yang sebelumnya dia injak dengan tidak sengaja. Pak Arifin pun dibuat terbelalak saat melihat pintu candi bergeser dengan ajaibnya.

"Lihat, itu semua harta karun!" tegas Ajat.

Pak Arifin kaget bukan kepalang, dia pun menjatuhkan goloknya dan berlari masuk ke dalam, Pak Arifin tertawa bahagia dan berteriak seperti orang yang kehilangan akal sehat.

"Hahaha, kita kaya! Ini semua emas! Kita kaya!" teriak Pak Arifin, namun tiba-tiba di tengah gegap gempitanya, sesuatu terasa menancap di badannya, seketika rasa sakit menyebar dan terasa rasa ngilu yang teramat menyiksa.

Pak Arifin sadar, sebuah golok sudah menancap dibagian tubuhnya, dia lemas saat melihat darah keluar dari dalam pakaiannya. Pak Arifin melihat ke arah Ajat dengan tatapan kosong.

"Yang kaya bukan kita, tapi aku sendiri! Enak saja, aku yang menemukan harta ini, tapi kau yang tertawa dengan puas. Pembunuh sepertimu tidak akan pernah berakhir bahagia, pergilah ke neraka untuk menebus dosamu," ucap Ajat dengan tatapan mata tajam.

Pak Arifin lemas, badannya bergetar hebat. Dia tengah masuk ke fase sekarat, ditengah rasa sakit yang menghujam tubuhnya, dia membalas ucapan Ajat.

"Aku, pembunuh, kau pun juga pembunuh, kau pikir, kau akan...." Pak Arifin ternyata tidak bisa menyelesaikan kalimat yang keluar dari mulutnya, nyawanya sudah terlepas dari raga. Jasadnya kini kaku tak bergerak sedikit pun.

Ajat menghela nafas panjang, dia merasa lega karena sudah berhasil melenyapkan si penganggu. Ajat lalu membawa keranjangnya dan memasukan sebanyak mungkin harta dari dalam candi itu, lalu menutup bagian atasnya dengan anggur.

Ajat sudah berubah, dia bukan lagi pemuda desa yang lugu dan baik hati. Setumpuk harta di depan matanya sudah merubah dirinya menjadi seorang pembunuh.

Episodes
1 Tanghulu Sate Buah Viral
2 Ada Mayat di Kolam Ikan
3 Kedatangan Polisi dan Wartawan
4 Terbukanya Rahasia Baru
5 Perbedaan Pendapat
6 Semakin curiga
7 Saung di ladang jagung
8 Sanghyang salaka bumi
9 Gadis-gadis kota
10 Air rebusan bunga niskala
11 Hutan larangan
12 Jiwa yang terlepas dari raga.
13 Melarikan diri
14 Penyesalan Ajat
15 Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16 Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17 Pertemuan Terakhir
18 Rayuan Istri Orang Lain
19 Bimbang
20 Kabut di Pagi Hari
21 Rapat di Balai Desa
22 Golok Sakti Ki Dayat
23 Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24 Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25 Pertemuan dengan Raja Hutan
26 Mawangi si Gadis Cantik
27 Keluarga Mawangi
28 Malam Mencekam!!
29 Pertarungan Mahkluk Gaib
30 Prabu Laga Winar
31 Padang Savana
32 Pertarungan Pencak Silat
33 Bertemu Raja Monyet
34 Raja Monyet yang berbohong
35 Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36 Air Terjun Naga
37 Ilmu Kanuragan
38 Duel di Pagi Hari
39 Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40 Dewi Ratna Sari
41 Jebakan Dewi
42 Hukuman Untuk Dewi
43 Malam Bulan Purnama
44 Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45 Akhir dari Meditasi
46 Cerita Made
47 Membuka Mata Batin
48 Sejarah Cincin Batu Biru
49 Cerita Tentang Keabadian
50 Undangan Dari Kerajaan
51 Raksasa yang Kelaparan
52 Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53 Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54 Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55 Kabar dari Siluman Tanah
56 Ada Apa Dengan Desa Adat?
57 Harta atau Nyawa
58 Firasat Buruk Guru Spiritual
59 Misi Untuk Made
60 Misi Untuk Made Bagian 2
61 Sampai di Desa Karajaan Sagara
62 Bertemu Wulandari
63 Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64 Api Unggun Raksasa
65 Tuduhan Tanpa Bukti
66 Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67 Kedatangan Pasukan Kepolisian
68 Pembebasan Desa Adat
69 Harta Karun Leluhur
70 Pagi yang Menegangkan
71 Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72 Panggilan Tanggung Jawab
73 Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74 Manusia Setengah Iblis
75 Membalaskan Dendam
76 Perang Energi
77 Pertolongan di Ujung Harapan
78 Ketegangan di Teras Rumah
79 Kepergian Warga Desa
80 Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81 Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82 Senjata Dari Bambu
83 Melawan Dedemit Wanita
84 Kembali ke Masa Lalu
85 Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86 Mengungkap Fakta
87 Perpisahan dan Air Mata
88 Membelah Waktu
89 Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90 Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91 Dua Lawan Satu
92 Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93 Kembalinya Sukma Sang Raja
94 Serigala Merah
95 Kabut Ilusi
96 Kabut Ilusi Bagian Kedua
97 Restu Alam Semesta
98 Mencari Pak Toha
99 Menangkap Pak Toha
100 Akhir Kisah Wijaya Kusuma
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tanghulu Sate Buah Viral
2
Ada Mayat di Kolam Ikan
3
Kedatangan Polisi dan Wartawan
4
Terbukanya Rahasia Baru
5
Perbedaan Pendapat
6
Semakin curiga
7
Saung di ladang jagung
8
Sanghyang salaka bumi
9
Gadis-gadis kota
10
Air rebusan bunga niskala
11
Hutan larangan
12
Jiwa yang terlepas dari raga.
13
Melarikan diri
14
Penyesalan Ajat
15
Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16
Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17
Pertemuan Terakhir
18
Rayuan Istri Orang Lain
19
Bimbang
20
Kabut di Pagi Hari
21
Rapat di Balai Desa
22
Golok Sakti Ki Dayat
23
Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24
Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25
Pertemuan dengan Raja Hutan
26
Mawangi si Gadis Cantik
27
Keluarga Mawangi
28
Malam Mencekam!!
29
Pertarungan Mahkluk Gaib
30
Prabu Laga Winar
31
Padang Savana
32
Pertarungan Pencak Silat
33
Bertemu Raja Monyet
34
Raja Monyet yang berbohong
35
Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36
Air Terjun Naga
37
Ilmu Kanuragan
38
Duel di Pagi Hari
39
Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40
Dewi Ratna Sari
41
Jebakan Dewi
42
Hukuman Untuk Dewi
43
Malam Bulan Purnama
44
Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45
Akhir dari Meditasi
46
Cerita Made
47
Membuka Mata Batin
48
Sejarah Cincin Batu Biru
49
Cerita Tentang Keabadian
50
Undangan Dari Kerajaan
51
Raksasa yang Kelaparan
52
Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53
Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54
Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55
Kabar dari Siluman Tanah
56
Ada Apa Dengan Desa Adat?
57
Harta atau Nyawa
58
Firasat Buruk Guru Spiritual
59
Misi Untuk Made
60
Misi Untuk Made Bagian 2
61
Sampai di Desa Karajaan Sagara
62
Bertemu Wulandari
63
Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64
Api Unggun Raksasa
65
Tuduhan Tanpa Bukti
66
Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67
Kedatangan Pasukan Kepolisian
68
Pembebasan Desa Adat
69
Harta Karun Leluhur
70
Pagi yang Menegangkan
71
Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72
Panggilan Tanggung Jawab
73
Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74
Manusia Setengah Iblis
75
Membalaskan Dendam
76
Perang Energi
77
Pertolongan di Ujung Harapan
78
Ketegangan di Teras Rumah
79
Kepergian Warga Desa
80
Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81
Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82
Senjata Dari Bambu
83
Melawan Dedemit Wanita
84
Kembali ke Masa Lalu
85
Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86
Mengungkap Fakta
87
Perpisahan dan Air Mata
88
Membelah Waktu
89
Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90
Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91
Dua Lawan Satu
92
Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93
Kembalinya Sukma Sang Raja
94
Serigala Merah
95
Kabut Ilusi
96
Kabut Ilusi Bagian Kedua
97
Restu Alam Semesta
98
Mencari Pak Toha
99
Menangkap Pak Toha
100
Akhir Kisah Wijaya Kusuma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!