Semakin curiga

Wijaya Kusuma tidak langsung pergi ke balai desa, dia ingin menemui Ki Dayat, seseorang yang dituakan di desa ini. Wijaya sudah menganggapnya sebagai kakeknya sendiri dan menjadi tempat untuk mengadu.

Namun belum sampai di rumah Ki Dayat, perjalanannya harus terhenti karena Ajat tiba-tiba muncul di depannya, dengan nafas tersengal-sengal, Ajat memberi informasi; rombongan dari desa Karajaan Sagara tiba-tiba datang.

"Bahkan Kepala Desa juga datang, siapa yang sudah mengundang mereka?" tanya Ajat heran.

"Tidak mungkin ada warga yang mengundang mereka tanpa melalui saya, ayo kesana!" tegas Wijaya.

Wijaya dan Ajat berjalan cepat menuju balai desa, ternyata benar. Mereka sudah ada di sana dan tengah mengobrol dengan penduduk desa. Wijaya berjalan menghampiri Kepala Desa Karajaan Sagara, menatapnya dengan kesal.

"Pak Toha, sedang apa di sini?" keluh Wijaya.

"Saya dengar malam ini akan ada pesta panen, tentu saja sebagai tetangga yang baik, kita datang kemari untuk memberi selamat."

"Dulu saat Bapak saya menjabat sebagai Kepala Desa apakah kalian juga datang kemari, sepertinya tidak pernah ya?" sindir Wijaya.

"Karena Pak Rama Wijaya terlalu menutup diri. Seakan tidak mau berhubungan dengan desa kami, sekarang pemimpin baru sepertimu lah yang bisa menjadi jembatan antara dua desa ini."

Wijaya geram melihat Pak Toha si Kepala Desa yang sedang bersandiwara menjadi orang baik-baik, dia masih ingat bagaimana saat dia menyepelekan mayat pemuda tak di kenal itu.

Ajat yang berada di belakang Wijaya lalu mendekati Pak Toha, "Tidak ada pesta malam ini, jadi percuma saja datang kesini."

"Tidak ada pesta? Lalu ini apa?" Pak Toha menunjuk gamelan yang ada di hadapannya.

"Tidak jadi digunakan, untuk menghormati pemuda yang meninggal di desa kami, tidak ada hiburan malam ini," jawab Wijaya.

"Konyol sekali, kenapa kalian selalu mempersulit hidup kalian? Hidup hanya sekali, kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik? Sama seperti saat kamu datang ke desaku untuk meminta pertolongan, andai saja di desa ini ada listrik dan kalian memiliki ponsel, kalian tidak akan capek-capek naik turun meminta bantuan kami," kritik Pak Toha.

"Untuk kalian semua, minggu ini di Desa Karajaan Sagara akan di adakan acara meriah, pasar malam terbesar yang pernah ada. Ada banyak hiburan dan pesta, silahkan datang ke desa kami! Haha!"

Wijaya Kusuma lalu mendekati pak Toha dan berbisik, "ku dengar sebelum bapakku tewas, dia bertemu denganmu. Aku tidak akan diam, akan aku cari tahu apa penyebab dia meninggal!"

"Cari tahu saja sampai mati, kamu tidak akan pernah bisa mendapatkan jawabannya" jawab Pak Toha dengan pelan namun ketus, dia lalu berteriak pada rombongan dari desanya, "Ayo kita pulang! Tidak akan ada penari malam ini."

Wijaya dan beberapa orang yang ada di balai desa terdiam menatap kepergian mereka, Wijaya menggertakan giginya menahan amarah yang berkobar di dalam dadanya, Wijaya jadi semakin yakin; ada sesuatu di balik kematian bapaknya.

"Dasar Kepala Desa aneh, tak di undang datang, tak disuruh pulang malah pulang," gerutu Ajat.

"Jat, kita siapin tikarnya sekarang ya. Sepertinya ibu-ibu sudah hampir selesai masaknya," ucap Wijaya.

"Iya, Kang. Mari kita siapkan tempat duduknya," Ajat lalu berlari ke arah tumpukan tikar.

Wijaya dan Ajat lalu menggelar tikar di balai desa untuk tempat duduk para tamu, mereka bekerja dengan cepat dan memastikan semua sudut tikar tertata dengan rapih.

Beberapa orang juga ikut membantu memindahkan cemilan di beberapa sudut.

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

udah lambat... pendek pulak chapter nya..😵

2024-10-28

1

Was pray

Was pray

ceritanya menarik tapi sayang up nya lambat. ntar pembaca lupa sama jalan ceritanya dan bosan menunggu

2024-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Tanghulu Sate Buah Viral
2 Ada Mayat di Kolam Ikan
3 Kedatangan Polisi dan Wartawan
4 Terbukanya Rahasia Baru
5 Perbedaan Pendapat
6 Semakin curiga
7 Saung di ladang jagung
8 Sanghyang salaka bumi
9 Gadis-gadis kota
10 Air rebusan bunga niskala
11 Hutan larangan
12 Jiwa yang terlepas dari raga.
13 Melarikan diri
14 Penyesalan Ajat
15 Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16 Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17 Pertemuan Terakhir
18 Rayuan Istri Orang Lain
19 Bimbang
20 Kabut di Pagi Hari
21 Rapat di Balai Desa
22 Golok Sakti Ki Dayat
23 Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24 Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25 Pertemuan dengan Raja Hutan
26 Mawangi si Gadis Cantik
27 Keluarga Mawangi
28 Malam Mencekam!!
29 Pertarungan Mahkluk Gaib
30 Prabu Laga Winar
31 Padang Savana
32 Pertarungan Pencak Silat
33 Bertemu Raja Monyet
34 Raja Monyet yang berbohong
35 Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36 Air Terjun Naga
37 Ilmu Kanuragan
38 Duel di Pagi Hari
39 Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40 Dewi Ratna Sari
41 Jebakan Dewi
42 Hukuman Untuk Dewi
43 Malam Bulan Purnama
44 Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45 Akhir dari Meditasi
46 Cerita Made
47 Membuka Mata Batin
48 Sejarah Cincin Batu Biru
49 Cerita Tentang Keabadian
50 Undangan Dari Kerajaan
51 Raksasa yang Kelaparan
52 Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53 Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54 Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55 Kabar dari Siluman Tanah
56 Ada Apa Dengan Desa Adat?
57 Harta atau Nyawa
58 Firasat Buruk Guru Spiritual
59 Misi Untuk Made
60 Misi Untuk Made Bagian 2
61 Sampai di Desa Karajaan Sagara
62 Bertemu Wulandari
63 Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64 Api Unggun Raksasa
65 Tuduhan Tanpa Bukti
66 Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67 Kedatangan Pasukan Kepolisian
68 Pembebasan Desa Adat
69 Harta Karun Leluhur
70 Pagi yang Menegangkan
71 Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72 Panggilan Tanggung Jawab
73 Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74 Manusia Setengah Iblis
75 Membalaskan Dendam
76 Perang Energi
77 Pertolongan di Ujung Harapan
78 Ketegangan di Teras Rumah
79 Kepergian Warga Desa
80 Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81 Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82 Senjata Dari Bambu
83 Melawan Dedemit Wanita
84 Kembali ke Masa Lalu
85 Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86 Mengungkap Fakta
87 Perpisahan dan Air Mata
88 Membelah Waktu
89 Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90 Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91 Dua Lawan Satu
92 Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93 Kembalinya Sukma Sang Raja
94 Serigala Merah
95 Kabut Ilusi
96 Kabut Ilusi Bagian Kedua
97 Restu Alam Semesta
98 Mencari Pak Toha
99 Menangkap Pak Toha
100 Akhir Kisah Wijaya Kusuma
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tanghulu Sate Buah Viral
2
Ada Mayat di Kolam Ikan
3
Kedatangan Polisi dan Wartawan
4
Terbukanya Rahasia Baru
5
Perbedaan Pendapat
6
Semakin curiga
7
Saung di ladang jagung
8
Sanghyang salaka bumi
9
Gadis-gadis kota
10
Air rebusan bunga niskala
11
Hutan larangan
12
Jiwa yang terlepas dari raga.
13
Melarikan diri
14
Penyesalan Ajat
15
Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16
Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17
Pertemuan Terakhir
18
Rayuan Istri Orang Lain
19
Bimbang
20
Kabut di Pagi Hari
21
Rapat di Balai Desa
22
Golok Sakti Ki Dayat
23
Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24
Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25
Pertemuan dengan Raja Hutan
26
Mawangi si Gadis Cantik
27
Keluarga Mawangi
28
Malam Mencekam!!
29
Pertarungan Mahkluk Gaib
30
Prabu Laga Winar
31
Padang Savana
32
Pertarungan Pencak Silat
33
Bertemu Raja Monyet
34
Raja Monyet yang berbohong
35
Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36
Air Terjun Naga
37
Ilmu Kanuragan
38
Duel di Pagi Hari
39
Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40
Dewi Ratna Sari
41
Jebakan Dewi
42
Hukuman Untuk Dewi
43
Malam Bulan Purnama
44
Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45
Akhir dari Meditasi
46
Cerita Made
47
Membuka Mata Batin
48
Sejarah Cincin Batu Biru
49
Cerita Tentang Keabadian
50
Undangan Dari Kerajaan
51
Raksasa yang Kelaparan
52
Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53
Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54
Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55
Kabar dari Siluman Tanah
56
Ada Apa Dengan Desa Adat?
57
Harta atau Nyawa
58
Firasat Buruk Guru Spiritual
59
Misi Untuk Made
60
Misi Untuk Made Bagian 2
61
Sampai di Desa Karajaan Sagara
62
Bertemu Wulandari
63
Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64
Api Unggun Raksasa
65
Tuduhan Tanpa Bukti
66
Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67
Kedatangan Pasukan Kepolisian
68
Pembebasan Desa Adat
69
Harta Karun Leluhur
70
Pagi yang Menegangkan
71
Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72
Panggilan Tanggung Jawab
73
Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74
Manusia Setengah Iblis
75
Membalaskan Dendam
76
Perang Energi
77
Pertolongan di Ujung Harapan
78
Ketegangan di Teras Rumah
79
Kepergian Warga Desa
80
Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81
Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82
Senjata Dari Bambu
83
Melawan Dedemit Wanita
84
Kembali ke Masa Lalu
85
Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86
Mengungkap Fakta
87
Perpisahan dan Air Mata
88
Membelah Waktu
89
Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90
Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91
Dua Lawan Satu
92
Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93
Kembalinya Sukma Sang Raja
94
Serigala Merah
95
Kabut Ilusi
96
Kabut Ilusi Bagian Kedua
97
Restu Alam Semesta
98
Mencari Pak Toha
99
Menangkap Pak Toha
100
Akhir Kisah Wijaya Kusuma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!