Perbedaan Pendapat

Wijaya Kusuma sangat kaget mengetahui informasi dari sahabatnya, Ajat. Dia tidak pernah tahu bahwa di balik kematian sang bapak, ada gosip yang menyertainya.

Rasa penasaran menguasai Wijaya, dia bertanya-tanya. Apakah benar bapaknya telah dihabisi oleh Kepala Desa Karajaan Sagara? Pertanyaan tersebut mulai menghantuinya saat ini dan langkahnya kembali ke Desa Talaga Seungit diiringi dengan perasaan rasa tak tenang.

Ajat yang berjalan di belakang Wijaya merasa menyesal sudah membahas hal itu, dia takut terjadi keributan antara Wijaya dan warga desa. Ajat lalu mempercepat langkahnya mengimbangi langkah Wijaya yang terburu-buru.

"Kang, soal tadi yang saya omongin. Tolong jangan dibahas lagi ke orang lain ya Kang, mungkin benar kata Akang, semua itu hanyalah gosip semata."

"Tenang saja Jat, aku tidak akan membawa-bawa kamu. Sejujurnya aku kaget dan aku ingin menyelidiki tentang itu."

"Sudah Kang, tidak usah diselidiki. Saya takut terjadi keributan antara desa kita dan desa tetangga," tukas Ajat.

"Jat, kita berteman sudah lama, dari semenjak kita kecil. Kenapa kamu menyembunyikan hal itu dariku?" keluh Wijaya.

"Maaf Kang, saya juga tahu hal itu dari orang lain secara tidak sengaja. Rasanya masuk akal kalau mereka menyembunyikan ceritanya dari Akang."

"Masuk akal bagaimana, Jat? Karena saya akan menggantikan bapak jadi Kepala Desa?"

"Iya Kang," jawab Ajat, berharap Wijaya segera mengakhiri obrolan itu.

Mereka akhirnya sampai di Desa Talaga Seungit. Wijaya sudah ditunggu oleh banyak orang yang mempertanyakan tentang pesta panen yang seharusnya malam ini digelar dengan meriah.

"Pak Kepala Desa, bagaimana ini pesta panennya?" tanya seorang bapak-bapak.

"Iya nih, kan kita sudah tanggung memasok banyak makanan laut," sambung seorang wanita paruh baya.

Seperti ini tugas seorang Kepala Desa, selalu dihadapkan pada sebuah masalah dan harus dituntut mengambil keputusan secepatnya. Wijaya melihat raut wajah mereka yang terlihat bimbang.

Mereka terpecah, beberapa orang ingin pesta panen tetap diadakan namun beberapa lagi merasa tidak enak berpesta disaat ada kasus penemuan mayat pemuda tak dikenal itu.

Mereka pun berdebat dan saling melontarkan pendapat. Suasana seketika berubah menjadi ricuh. Wijaya Kusuma lalu sedikit berteriak, "tolong perhatiannya!!"

Setelah Wijaya berteriak suasana perlahan membaik, kekacauan tadi kini berubah menjadi tatapan-tatapan warga menunggu keputusan yang diambil oleh Wijaya Kusuma. Wijaya lalu berkata, "pesta panennya tetap akan kita laksanakan, namun kali ini kita adakan dengan lebih tenang untuk menghormati pemuda yang tewas di kolam ikan."

"Maksudnya kita hanya makan-makan saja?" tanya seorang pria.

"Iya, tanpa adanya pertunjukan tari dan kesenian, hanya makan bersama," jawab Wijaya tegas.

"Yah, tidak ada hiburan mah atuh bukan pesta panen namanya," keluh pemuda itu.

"Iya, mana seru atuh!" sambung lainnya.

"Kalian tidak punya empati, hari ini kan kita baru saja mengalami musibah, ada mayat pemuda yang ditemukan di desa kita, benar kata Kepala Desa," balas warga yang berbeda pandangan.

"Sudah hentikan perdebatan ini, acara pesta panen akan dilakukan tanpa acara hiburan!" tegas Wijaya Kusuma, dia lalu pergi meninggalkan gerombolan warga tersebut.

Wijaya menemui ibunya yang sedang membantu memasak untuk acara malam ini.

"Ada apa Wijaya? Mamah teh lagi sibuk, seharusnya jam segini masakan sudah matang, gara-gara warga banyak yang ke kolam ikan melihat pemeriksaan Polisi, masaknya jadi tertunda."

"Mah, apa ada yang Mamah sembunyikan tentang kematian Bapak?"

"Maksud kamu apa, kematian bapak apanya?"

Wijaya sejenak terdiam lalu merenung, apakah ibunya tidak tahu tentang kabar itu? Pikir Wijaya Kusuma.

"Kamu teh lagi bahas apa, Nak?"

"Nggak jadi Mah, saya mau ke balai desa dulu, silahkan lanjutkan kegiatan Mamah," Wijaya lalu pergi meninggalkan Ibunya yang masih melihat dirinya dengan tatapan heran.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

Terus berkarya tulis, semoga lancar novelnya 👏Wijaya Kusuma👍.

2024-08-25

1

Minchio

Minchio

makasi dik.

2024-08-01

0

Ropin Mudian

Ropin Mudian

seru banget bang chio.

2024-08-01

1

lihat semua
Episodes
1 Tanghulu Sate Buah Viral
2 Ada Mayat di Kolam Ikan
3 Kedatangan Polisi dan Wartawan
4 Terbukanya Rahasia Baru
5 Perbedaan Pendapat
6 Semakin curiga
7 Saung di ladang jagung
8 Sanghyang salaka bumi
9 Gadis-gadis kota
10 Air rebusan bunga niskala
11 Hutan larangan
12 Jiwa yang terlepas dari raga.
13 Melarikan diri
14 Penyesalan Ajat
15 Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16 Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17 Pertemuan Terakhir
18 Rayuan Istri Orang Lain
19 Bimbang
20 Kabut di Pagi Hari
21 Rapat di Balai Desa
22 Golok Sakti Ki Dayat
23 Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24 Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25 Pertemuan dengan Raja Hutan
26 Mawangi si Gadis Cantik
27 Keluarga Mawangi
28 Malam Mencekam!!
29 Pertarungan Mahkluk Gaib
30 Prabu Laga Winar
31 Padang Savana
32 Pertarungan Pencak Silat
33 Bertemu Raja Monyet
34 Raja Monyet yang berbohong
35 Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36 Air Terjun Naga
37 Ilmu Kanuragan
38 Duel di Pagi Hari
39 Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40 Dewi Ratna Sari
41 Jebakan Dewi
42 Hukuman Untuk Dewi
43 Malam Bulan Purnama
44 Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45 Akhir dari Meditasi
46 Cerita Made
47 Membuka Mata Batin
48 Sejarah Cincin Batu Biru
49 Cerita Tentang Keabadian
50 Undangan Dari Kerajaan
51 Raksasa yang Kelaparan
52 Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53 Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54 Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55 Kabar dari Siluman Tanah
56 Ada Apa Dengan Desa Adat?
57 Harta atau Nyawa
58 Firasat Buruk Guru Spiritual
59 Misi Untuk Made
60 Misi Untuk Made Bagian 2
61 Sampai di Desa Karajaan Sagara
62 Bertemu Wulandari
63 Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64 Api Unggun Raksasa
65 Tuduhan Tanpa Bukti
66 Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67 Kedatangan Pasukan Kepolisian
68 Pembebasan Desa Adat
69 Harta Karun Leluhur
70 Pagi yang Menegangkan
71 Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72 Panggilan Tanggung Jawab
73 Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74 Manusia Setengah Iblis
75 Membalaskan Dendam
76 Perang Energi
77 Pertolongan di Ujung Harapan
78 Ketegangan di Teras Rumah
79 Kepergian Warga Desa
80 Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81 Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82 Senjata Dari Bambu
83 Melawan Dedemit Wanita
84 Kembali ke Masa Lalu
85 Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86 Mengungkap Fakta
87 Perpisahan dan Air Mata
88 Membelah Waktu
89 Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90 Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91 Dua Lawan Satu
92 Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93 Kembalinya Sukma Sang Raja
94 Serigala Merah
95 Kabut Ilusi
96 Kabut Ilusi Bagian Kedua
97 Restu Alam Semesta
98 Mencari Pak Toha
99 Menangkap Pak Toha
100 Akhir Kisah Wijaya Kusuma
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Tanghulu Sate Buah Viral
2
Ada Mayat di Kolam Ikan
3
Kedatangan Polisi dan Wartawan
4
Terbukanya Rahasia Baru
5
Perbedaan Pendapat
6
Semakin curiga
7
Saung di ladang jagung
8
Sanghyang salaka bumi
9
Gadis-gadis kota
10
Air rebusan bunga niskala
11
Hutan larangan
12
Jiwa yang terlepas dari raga.
13
Melarikan diri
14
Penyesalan Ajat
15
Evakuasi Jenazah Pak Arifin
16
Memadamkan Emosi Yang Berkobar
17
Pertemuan Terakhir
18
Rayuan Istri Orang Lain
19
Bimbang
20
Kabut di Pagi Hari
21
Rapat di Balai Desa
22
Golok Sakti Ki Dayat
23
Golok Sakti Ki Dayat Bagian Kedua
24
Perjalanan Menuju Air Terjun Naga
25
Pertemuan dengan Raja Hutan
26
Mawangi si Gadis Cantik
27
Keluarga Mawangi
28
Malam Mencekam!!
29
Pertarungan Mahkluk Gaib
30
Prabu Laga Winar
31
Padang Savana
32
Pertarungan Pencak Silat
33
Bertemu Raja Monyet
34
Raja Monyet yang berbohong
35
Pertarungan Terakhir Macan Prabu
36
Air Terjun Naga
37
Ilmu Kanuragan
38
Duel di Pagi Hari
39
Terbukanya Mata Batin Wijaya Kusuma
40
Dewi Ratna Sari
41
Jebakan Dewi
42
Hukuman Untuk Dewi
43
Malam Bulan Purnama
44
Malam Bulan Purnama Bagian kedua
45
Akhir dari Meditasi
46
Cerita Made
47
Membuka Mata Batin
48
Sejarah Cincin Batu Biru
49
Cerita Tentang Keabadian
50
Undangan Dari Kerajaan
51
Raksasa yang Kelaparan
52
Sambutan dari Raja Erlangga Kusuma
53
Awal Mula Terciptanya Peraturan Adat
54
Raja Erlangga dan Pertolongan Sosok Leluhur
55
Kabar dari Siluman Tanah
56
Ada Apa Dengan Desa Adat?
57
Harta atau Nyawa
58
Firasat Buruk Guru Spiritual
59
Misi Untuk Made
60
Misi Untuk Made Bagian 2
61
Sampai di Desa Karajaan Sagara
62
Bertemu Wulandari
63
Bertemu Wulandari Bagian Kedua
64
Api Unggun Raksasa
65
Tuduhan Tanpa Bukti
66
Tuduhan Tanpa Bukti Bagian Kedua
67
Kedatangan Pasukan Kepolisian
68
Pembebasan Desa Adat
69
Harta Karun Leluhur
70
Pagi yang Menegangkan
71
Bayang-Bayang Ilmu Hitam Ajat
72
Panggilan Tanggung Jawab
73
Langkah Baru: Ponsel Pertama Kepala desa
74
Manusia Setengah Iblis
75
Membalaskan Dendam
76
Perang Energi
77
Pertolongan di Ujung Harapan
78
Ketegangan di Teras Rumah
79
Kepergian Warga Desa
80
Ketika Sejarah Bicara: Munculnya Raja Erlangga
81
Tenaga Dalam dan Kebangkitan Jiwa
82
Senjata Dari Bambu
83
Melawan Dedemit Wanita
84
Kembali ke Masa Lalu
85
Mencari Jawaban: Bertemu Nyi Rohaya
86
Mengungkap Fakta
87
Perpisahan dan Air Mata
88
Membelah Waktu
89
Akhir Jabatan Kepala Desa Talaga Seungit
90
Acara Pergantian Kepala Desa Adat
91
Dua Lawan Satu
92
Raja Erlangga Kusuma: Pertemuan Dua Dimensi Waktu
93
Kembalinya Sukma Sang Raja
94
Serigala Merah
95
Kabut Ilusi
96
Kabut Ilusi Bagian Kedua
97
Restu Alam Semesta
98
Mencari Pak Toha
99
Menangkap Pak Toha
100
Akhir Kisah Wijaya Kusuma

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!