"Ma Dira bahagia kok. Mama jangan berpikiran yang tidak-tidak, Kak Dariel tidak bisa datang karena ada pertemuan penting dengan rekan kerjanya. Mama tau sendiri kan perusahaan kak Dariel lagi masa pemulihan, perusahaannya kan baru bangkit dari kebangkrutan," Jelas Nadhira yang memotong perkataan ibunya.
"Kak Dariel sayang kok sama Dira Ma, seperti biasa," Bohongnya.
"Putri Papa sudah datang?" Suara Arthur. Melihat istrinya belum juga kembali ia berniat menyusulnya ke kamar, tetapi justru mendapati istrinya bersama putrinya sedang mengobrol.
Melihat Papanya, Nadhira langsung berlari dan menghampirinya, "Dira kangen Papa," Ucapnya dalam pelukannya.
"Papa juga kangen sama kamu sayang."
"Tadi sama Mama enggak dipeluk, giliran sama Papa aja," Celetuk Maya yang cemburu dengan suaminya.
Anak dan Ayah itu tertawa melihat ibu juga istrinya yang merasa cemburu. Nadhira kemudian menarik ibunya dan memeluk kedua orang tuanya bersamaan. Mereka terlihat sedang menuangkan perasaan rindu karena setelah menikah putri mereka sekarang sudah tidak tinggal bersama mereka.
Di sudut rumah itu terlihat seseorang sedang menatap ke arah mereka dengan tawa seringai. Wajahnya begitu tidak sukanya melihat bahagia dan tawa dari Nadhira. Ia adalah Millie saudara tiri Nadhira.
Arthur sebelum menikah dengan Maya, ia sudah pernah menikah dengan ibunya Millie. Namun istrinya itu meninggal setelah melahirkan putri mereka. Setelah usia Millie tujuh tahun ia menikah kembali dan setahun kemudian memiliki Nadhira.
Tetapi kelahiran Nadhira tidak pernah disukai oleh Millie, karena ia sudah mengambil perhatian, cinta, dan kasih sayang Ayahnya yang membuatnya begitu sangat membenci adik tirinya itu. Ayahnya menikah lagi saja ia tidak terima, ditambah kehadiran Nadhira membuat kebencian semakin bertambah.
Kebenciannya benar-benar semakin besar karena Nadhira yang pintar, mudah bergaul dan juga bisa diandalkan dalam hal apapun membuat Ayahnya selalu saja memujinya. Bahkan saat masih di bangku SMA Nadhira sering dibawa ke kantor jika liburan sekolah.
Ayahnya bukan pilih kasih, jika mengajak Nadhira pasti Millie juga diajak. Tetapi ia selalu menolak, ia tidak ingin belajar bersama dengan adik tirinya tersebut karena memang niat Ayahnya untuk mengajari kedua putrinya tentang perusahaan.
Bahkan Millie sering menggangu atau mencelakai Nadhira dengan sengaja untuk melukainya. Pernah ia sengaja mendorong Nadhira ke kolam renang karena tahu adiknya itu tidak bisa berenang, Untung saja Ayahnya melihat saat itu sehingga Nadhira baik-baik saja.
Walau begitu Nadhira tidak sama sekali bilang pada Ayahnya tentang kejadian itu, ia hanya bilang jika ia terpeleset dan terjatuh. Kebaikan Nadhira itu justru disangka munafik oleh Millie, padahal Nadhira begitu sangat menyayanginya.
"Zivanna, apa kabar kamu?," Raut wajah Nadhira terlihat bahagia ketika melihat ponakan kecilnya berlari menghampirinya.
"Baik Tante," Jawabnya.
Saat Nadhira hendak menggendong ponakannya tersebut, ibunya tiba-tiba saja datang dan langsung menggendongnya.
"Pa ayo kita makan, Mas Bara sudah nungguin dari tadi," Ucap Millie.
Mereka semua berjalan ke arah meja makan yang sudah tersedia banyak makanan di sana. Terlihat suami Millie sudah duduk menunggu di sana. Jika dihadapan Ayahnya Millie begitu sangat baik dan selalu ceria, ia sama sekali tidak memperlihatkan ketidak sukaanya pada ibu dan adik tirinya tersebut.
"Oh iya, ini hadiah ulang tahun untuk Papa," Meletakkan kotak jam tangan di sisi Arthur.
Dengan senyum bahagia ia membuka hadiah dari putrinya tersebut, sebuah jam tangan keluaran terbaru sebagai hadiah. Melihat hadiah tersebut membuat Nadhira diam mematung, ia menatap jam dan wajah kakaknya bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments