Setelah menerima laporan Bayu yang detail dan didukung bukti video, pihak sekolah SMA Tunas Bangsa langsung bergerak cepat. Mereka memanggil siswi yang terlibat dalam pembullyan Daira, yaitu Ani dan Lisa
Dalam pertemuan yang menegangkan, pihak sekolah mempertanyakan tindakan mereka dan menunjukkan bukti video pembullyan. Siswi tersebut awalnya mencoba membantah dan meringankan perbuatan mereka, namun bukti yang kuat membuat mereka tak berkutik.
Pihak sekolah, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan menghormati hak setiap siswa, memutuskan untuk memberikan sanksi tegas.Ani dan Lisa dikeluarkan dari SMA Tunas Bangsa. Keputusan ini diambil untuk memberikan efek jera dan menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua siswa.
Pengumuman dikeluarkan kepada seluruh siswa dan orang tua, menekankan pentingnya sikap saling menghormati dan menolak segala bentuk bullying. Sekolah juga berjanji untuk terus meningkatkan program anti bullying dan memberikan pendampingan bagi siswa yang membutuhkan.
Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, bahwa tindakan bullying tidak akan ditolerir dan akan mendapatkan konsekuensi yang serius.
Flash back saat Daira dibully Lisa dan Ani
Lisa dan Ani, dengan senyum sinis di wajah mereka, mendekati Daira yang sedang duduk sendirian di kantin. "Eh, Daira, denger-denger, kamu kok makin diem sih? Gimana kabar ayah tirinya? Masih suka nge-bully kamu?" celetuk Lisa, suaranya meninggi.
Ani menimpali dengan tertawa mengejek, "Hahaha, kasian ya, Daira. Ayah tirinya kayak gitu. Kamu harus kuat ya, jangan cengeng!"
Daira hanya diam, menunduk, menahan air mata yang hampir tumpah. Ia merasa sakit hati mendengar ejekan mereka, terutama karena mereka tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ayah tirinya memang kasar, tapi ia tidak pernah menceritakan pelecehan yang ia alami. Ia takut, takut jika cerita itu terbongkar, ia akan dianggap lemah dan menjadi bahan ejekan.
Tanpa diketahui Lisa dan Ani, Daira diam-diam merekam percakapan mereka dengan ponselnya. Ia ingin membuktikan bahwa Lisa dan Ani adalah orang yang jahat, yang menyerang ia tanpa mengetahui fakta sebenarnya. Ia ingin membuka mata mereka dan membuat mereka menyesali perbuatan mereka.
Daira menahan amarahnya. Ia bertekad untuk membongkar kejahatan Lisa dan Ani, dan membela diri dari tuduhan yang tidak berdasar. Ia akan membuat mereka menyesal telah menyakiti perasaannya.
flash back of
Bu Dewi, guru kelas Daira, menghela napas panjang. Ia menatap foto Daira yang tertempel di papan pengumuman kelas. Sudah hampir seminggu Daira tidak masuk sekolah, dan Bu Dewi merasa khawatir.
"Bayu, kamu sedang di mana?" Bu Dewi menghubungi Bayu melalui telepon.
"Di rumah, Bu. Ada apa, Bu?" Bayu menjawab dengan suara yang sedikit lelah.
"Daira kok tidak masuk sekolah lagi, ya?" Bu Dewi bertanya dengan nada lembut. "Ibu khawatir dengan keadaannya."
"Iya, Bu. Daira lagi sedih. Ia enggak mau sekolah lagi," jawab Bayu, suaranya terdengar sedih.
"Kenapa, sih? Cerita sama Ibu, ya?" Bu Dewi mencoba mencari tahu sebab Daira tidak mau sekolah.
"Teman-temannya mengobrak-ngobrak kehidupan pribadinya, Bu. Mereka mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Daira," jelas Bayu dengan nada sedih.
"Oh, jadi begitu. Ibu sudah tahu pelakunya, dan mereka sudah dikeluarkan dari sekolah," Bu Dewi menjelaskan dengan nada tegas. "Ibu ingin Daira kembali ke sekolah. Sekolah adalah tempat yang aman untuk belajar dan berteman. Ibu yakin Daira bisa menjalani harinya dengan bahagia di sekolah."
"Terima kasih, Bu. Saya akan mencoba membujuk Daira untuk kembali ke sekolah," jawab Bayu dengan nada yang sedikit optimis.
"Baiklah, Bayu. Ibu menunggu kabar baik dari kamu," kata Bu Dewi dengan nada yang menyenangkan.
Bayu menutup telepon dan menatap Daira yang sedang duduk di pojok kamar, menunduk lesu. "Daira, Bu Dewi menghubungi aku. Beliau khawatir dengan kamu," kata Bayu dengan nada lembut.
"Aku enggak mau sekolah lagi, Kak," jawab Daira dengan suara yang tertahan.
"Teman-teman yang membully kamu sudah dikeluarkan dari sekolah, Daira," jelas Bayu. "Sekolah adalah tempat yang aman untuk belajar dan berteman. Kamu bisa menjalani harinya dengan bahagia di sekolah."
Daira mengangkat wajahnya, matanya memandang Bayu dengan tatapan yang masih sedih. "Benarkah, Kak?" tanyanya dengan suara yang gemetar.
"Iya, Daira. Ibu Dewi mengatakan itu," jawab Bayu sambil mengusap rambut Daira dengan lembut.
Daira tersenyum sedikit, matanya berbinar dengan seberkas harapan. "Baiklah, Kak. Aku akan coba kembali ke sekolah," katanya dengan suara yang sedikit tebal.
Bayu tersenyum lebar. Ia merasa lega mendengar kata-kata Daira. Ia berharap Daira bisa kembali menjalani harinya dengan bahagia di sekolah.
"Ibu Dewi menunggu kamu di sekolah, Daira," kata Bayu dengan nada yang menyenangkan.
Daira mengangguk, matanya menatap Bayu dengan tatapan yang penuh rasa syukur. Ia berharap kehidupan sekolahnya bisa kembali normal seperti sebelumnya.
Setelah percakapan panjang dan penuh pengertian dengan Bayu, sebuah senyum tipis akhirnya muncul di wajah Daira. Bayu berhasil menanamkan kembali rasa percaya diri dan harapan di hati adiknya. Ia berhasil meyakinkan Daira bahwa sekolah adalah tempat yang aman, bahwa pelaku pembullyan sudah mendapatkan hukuman yang setimpal, dan bahwa ia tidak sendirian. Bayu menawarkan dukungan penuhnya, menjelaskan bahwa ia akan selalu ada untuk Daira, siap mendengarkan curhatnya, dan membantunya melewati masa-masa sulit.
Keesokan harinya, Daira terlihat lebih ceria. Meskipun masih sedikit ragu dan takut, ia memutuskan untuk kembali ke sekolah. Bayu mengantarnya sampai ke gerbang sekolah, memegang erat tangan Daira. Ia menatap mata Daira, memberikan semangat dan keyakinan.
"Jangan takut, ya," bisik Bayu, "Kakak selalu ada untukmu."
Daira mengangguk, mencoba tersenyum lebih lebar. Ia menghirup udara pagi yang segar, mencoba melupakan kejadian buruk yang telah dialaminya. Ia melangkah masuk ke halaman sekolah, melangkah menuju masa depan yang lebih baik, dengan dukungan penuh dari kakaknya dan keyakinan baru untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Ia melangkah dengan tegap, dengan kepala terangkat tinggi, siap untuk menjalani harinya dengan semangat baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments