Ani menyerahkan buku itu pada Daira dengan senyum yang lembut. "Nih, Daira, buku yang kamu minta kemarin," kata Rani, sambil menyerahkan buku itu pada Daira.
Daira menerima buku itu dengan senyum yang bersyukur. "Makasih, Rani," jawab Daira. "Kamu baik banget."
"Sama-sama, Daira," jawab Rani. "Semoga kamu suka dengan bukunya."
Daira mengangguk setuju. Ia sangat senang mendapatkan buku itu. Ia sudah lama ingin membaca buku itu, namun ia tidak memiliki uang untuk membeli buku itu.
"Aku pasti suka dengan bukunya," jawab Daira. "Aku akan segera membacanya."
Rani menangguk setuju. Ia senang karena bisa membantu Daira. Ia tahu bahwa Daira adalah anak yang baik dan rajin belajar.
"Oke, Daira," jawab Rani. "Kalau sudah selesai membacanya, ceritakan ceritanya padaku, ya."
Daira menangguk setuju. Ia janji akan menceritakan ceritanya pada Rani setelah ia selesai membacanya.
"Oke," jawab Daira. "Aku akan menceritakan ceritanya padamu."
Rani kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan menuju bangkunya. Ia menatap Daira dengan senyum yang hangat.
"Semoga kamu senang membacanya, Daira," kata Rani.
Daira menangguk setuju dan tersenyum lebar. Ia merasa bahagia mendapatkan buku itu dari Rani. Ia sangat menghargai kebaikan hati Rani.
"Daira, mau makan siang di kantin?" ajak Rani, sambil menatap Daira dengan senyum.
Daira menangguk setuju. "Boleh," jawab Daira. "Sudah lama kita tidak makan bersama di kantin."
Rani tersenyum lebar. "Iya, ya," jawab Rani. "Ayo, kita ke kantin."
Rani dan Daira kemudian berjalan bersama menuju kantin. Mereka berbincang tentang berbagai hal selama berjalan.
"Daira, kamu sudah membaca buku yang aku berikan kemarin?" tanya Rani.
Daira menangguk setuju. "Sudah," jawab Daira. "Ceritanya menarik banget."
"Benar, kan?" kata Rani. "Aku juga suka dengan bukunya."
Rani dan Daira kemudian melanjutkan percakapan mereka sambil menunggu makanan yang mereka pesan. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
"Daira, kamu mau pesan apa?" tanya Rani.
"Aku mau pesan mie ayam," jawab Daira.
"Oke," jawab Rani. "Aku juga mau pesan mie ayam."
Rani dan Daira kemudian memesan makanan di kantin. Mereka menunggu makanan yang mereka pesan dengan sabar.
"Daira, kamu sudah mendengar tentang peristiwa yang terjadi di sekolah kita?" tanya Rani.
Daira menangguk tidak. "Belum," jawab Daira. "Ada apa?"
"Ada seorang siswa yang kehilangan handphone-nya," jelas Rani. "Kejadiannya tadi pagi."
Daira terkejut mendengar cerita Rani. "Wah, kasian," kata Daira.
"Iya," jawab Rani. "Semoga handphone-nya bisa ketemu lagi."
Rani dan Daira kemudian melanjutkan percakapan mereka sambil menikmati makanan yang mereka pesan. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
"Daira, mau makan siang di kantin?" ajak Rani, sambil menatap Daira dengan senyum.
Daira menangguk setuju. "Boleh," jawab Daira. "Sudah lama kita tidak makan bersama di kantin."
Rani tersenyum lebar. "Iya, ya," jawab Rani. "Ayo, kita ke kantin."
Rani dan Daira kemudian berjalan bersama menuju kantin. Mereka berbincang tentang berbagai hal selama berjalan.
"Daira, kamu sudah membaca buku yang aku berikan kemarin?" tanya Rani.
Daira menangguk setuju. "Sudah," jawab Daira. "Ceritanya menarik banget."
"Benar, kan?" kata Rani. "Aku juga suka dengan bukunya."
Rani dan Daira kemudian melanjutkan percakapan mereka sambil menunggu makanan yang mereka pesan. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
"Daira, kamu mau pesan apa?" tanya Rani.
"Aku mau pesan mie ayam," jawab Daira.
"Oke," jawab Rani. "Aku juga mau pesan mie ayam."
Rani dan Daira kemudian memesan makanan di kantin. Mereka menunggu makanan yang mereka pesan dengan sabar.
"Daira, kamu sudah mendengar tentang peristiwa yang terjadi di sekolah kita?" tanya Rani.
Daira menangguk tidak. "Belum," jawab Daira. "Ada apa?"
"Ada seorang siswa yang kehilangan handphone-nya," jelas Rani. "Kejadiannya tadi pagi."
Daira terkejut mendengar cerita Rani. "Wah, kasian," kata Daira.
"Iya," jawab Rani. "Semoga handphone-nya bisa ketemu lagi."
Rani dan Daira kemudian melanjutkan percakapan mereka sambil menikmati makanan yang mereka pesan. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
"Wah, udah bel nih," kata Rani, sambil menatap jam tangannya. "Ayo, kita ke kelas."
Daira menangguk setuju. "Iya," jawab Daira. "Kayaknya pelajaran selanjutnya matematika, ya?"
Rani menangguk setuju. "Iya, bener," jawab Rani. "Semoga bu Guru tidak nge-test kita hari ini."
Rani dan Daira kemudian berjalan bersama menuju kelas. Mereka berbincang tentang berbagai hal selama berjalan.
"Daira, kamu nanti sore ada kegiatan?" tanya Rani.
Daira mengeleng. "Enggak," jawab Daira. "Kenapa?"
"Nanti sore aku mau nonton film bareng sama teman-teman," jelas Rani. "Kamu mau ikut?"
Daira menangguk setuju. "Mau," jawab Daira. "Film apa?"
"Film horor," jawab Rani. "Seru banget."
Daira tersenyum lebar. "Wah, keren," kata Daira. "Aku suka nonton film horor."
Rani dan Daira kemudian melanjutkan percakapan mereka sampai tiba di kelas. Mereka masuk ke kelas dan duduk di bangku masing-masing.
"Oke, Daira," kata Rani. "Nanti sore kita ketemu di depan bioskop, ya?"
Daira menangguk setuju. "Oke," jawab Daira. "Sampai ketemu nanti sore."
Rani tersenyum lebar dan menangguk setuju. Ia senang karena bisa bertemu dengan Daira lagi nanti sore.
Rani dan Daira duduk di bangku mereka, menunggu Bu Dewi datang. Mereka berbincang tentang film horor yang akan mereka tonton nanti sore.
"Daira, kamu takut sama hantu?" tanya Rani, sambil menatap Daira dengan senyum nakal.
Daira menggeleng kuat. "Enggak," jawab Daira. "Aku malah suka nonton film horor."
Rani tersenyum lebar. "Serius?" tanya Rani. "Aku sih takut banget sama hantu."
Daira menangguk setuju. "Iya, aku malah seneng ngeliat hantu," jawab Daira. "Asal jangan beneran aja ketemu hantu."
Rani dan Daira tersenyum bersama. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
Tiba-tiba, Bu Dewi masuk ke kelas. Bu Dewi tersenyum lebar kepada para siswanya.
"Selamat pagi, anak-anak," sapa Bu Dewi. "Hari ini kita akan mempelajari tentang bahasa."
Para siswa menangguk mengerti dan menjawab salam Bu Dewi.
"Baiklah, silahkan buka buku halaman 20," perintah Bu Dewi.
Para siswa kemudian membuka buku teks mereka dan mencari halaman 20. Rani dan Daira juga membuka buku mereka dan siap untuk mendengarkan pelajaran Bu Dewi.
Bu Dewi kemudian mulai menjelaskan pelajaran tentang bahasa. Ia menjelaskan tentang jenis-jenis kalimat dan cara membuat kalimat yang benar.
Rani dan Daira dengan tekun mendengarkan penjelasan Bu Dewi. Mereka terlihat sangat fokus pada pelajaran.
"Akhirnya, bel pulang!" seru Rani, dengan wajah yang sumringah. Ia langsung merapikan buku dan alat tulisnya ke dalam tas.
"Iya, nih," jawab Daira, sambil mengikut Rani merapikan barang-barangnya. "Ayo pulang, Ran."
"Ayok," jawab Rani, sambil berdiri dan menawarkan tangannya pada Daira. "Pulang bareng, ya?"
Daira menerima uluran tangan Rani dengan senyum. "Iya, bareng," jawab Daira. "Nanti sore kita ketemu lagi di depan bioskop."
"Iya," jawab Rani. "Sampai ketemu nanti sore!"
Rani dan Daira kemudian keluar dari kelas dan berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Mereka berbincang tentang film horor yang akan mereka tonton nanti sore.
"Daira, kamu udah pernah nonton film horor yang bener-bener seram?" tanya Rani.
Daira menangguk setuju. "Pernah," jawab Daira. "Aku pernah nonton film horor bareng mama aku di bioskop."
"Wah, seram banget, ya?" kata Rani.
Daira menangguk setuju. "Iya," jawab Daira. "Sampe aku nggak berani tidur sendiri setelah nonton film itu."
Rani tersenyum lebar. "Hahaha," kata Rani. "Aku juga pernah ngalamin kayak gitu. Sampe aku tidur bareng mama aku selama satu minggu."
Rani dan Daira kemudian tertawa bersama. Mereka terlihat sangat ceria dan bahagia bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments