Ardi ingin membantu bayu dengan cara menikahi daira

Ardi mendengarkan cerita Bayu dengan seksama. Ia merasakan seolah-olah ia sedang menonton film drama yang sangat menyayat hati.

"Wah, kasian banget sih, Bayu," kata Ardi, dengan suara yang penuh simpati. "Tapi, kamu harus tetap kuat. Jangan sampai kamu terpuruk dalam kesedihan."

Bayu terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Ardi. Ia merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap.

"Ardi, aku tak tahu harus berbuat apa," kata Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku merasa sangat terluka dan kehilangan. Aku ingin mendapatkan keadilan untuk Daira dan anaknya."

Ardi menatap Bayu dengan tatapan yang penuh keprihatinan. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu.

"Bayu, aku akan membantumu," kata Ardi, dengan suara yang tegas. "Aku akan menikahi Daira."

Bayu terkejut mendengar perkataan Ardi. Ia tak menyangka bahwa Ardi akan menawarkan bantuan sebesar itu.

"Ardi, kamu serius?" tanya Bayu, dengan suara yang gemetar.

"Ya, Bayu, aku serius," jawab Ardi, dengan suara yang tegas. "Aku tahu ini adalah langkah yang berani, tapi aku ingin membantu kamu. Aku ingin Daira dan anaknya mendapatkan keadilan."

Bayu terdiam sejenak, mencoba mencerna perkataan Ardi. Ia merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap.

"Ardi, terima kasih," kata Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku tak tahu harus berkata apa. Kau adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki."

Ardi tersenyum lebar. Ia merasakan seolah-olah ia telah menemukan tujuan hidupnya. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu. Ia ingin memperjuangkan keadilan untuk Daira dan anaknya.

Ardi mendengarkan cerita Bayu dengan seksama. Ia merasakan seolah-olah ia sedang menonton film drama yang sangat menyayat hati.

"Wah, kasian banget sih, Bayu," kata Ardi, dengan suara yang penuh simpati. "Tapi, kamu harus tetap kuat. Jangan sampai kamu terpuruk dalam kesedihan."

Bayu terdiam sejenak, mencoba mencerna kata-kata Ardi. Ia merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap.

"Ardi, aku tak tahu harus berbuat apa," kata Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku merasa sangat terluka dan kehilangan. Aku ingin mendapatkan keadilan untuk Daira dan anaknya."

Ardi menatap Bayu dengan tatapan yang penuh keprihatinan. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu.

"Bayu, aku akan membantumu," kata Ardi, dengan suara yang tegas. "Aku akan menikahi Daira."

Bayu terkejut mendengar perkataan Ardi. Ia tak menyangka bahwa Ardi akan menawarkan bantuan sebesar itu.

"Ardi, kamu serius?" tanya Bayu, dengan suara yang gemetar.

"Ya, Bayu, aku serius," jawab Ardi, dengan suara yang tegas. "Aku tahu ini adalah langkah yang berani, tapi aku ingin membantu kamu. Aku ingin Daira dan anaknya mendapatkan keadilan."

Bayu terdiam sejenak, mencoba mencerna perkataan Ardi. Ia merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap.

"Ardi, terima kasih," kata Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku tak tahu harus berkata apa. Kau adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki."

Ardi tersenyum lebar. Ia merasakan seolah-olah ia telah menemukan tujuan hidupnya. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu. Ia ingin memperjuangkan keadilan untuk Daira dan anaknya.

Bayu terkejut mendengar perkataan Ardi. Ia tak menyangka bahwa Ardi akan menawarkan bantuan sebesar itu. Ia merasa terharu dan bersyukur memiliki sahabat seperti Ardi.

"Ardi, kamu serius?" tanya Bayu, dengan suara yang gemetar. "Kau bersedia menikahi Daira?"

Ardi mengangguk dengan tegas. "Ya, Bayu, aku serius. Aku tahu ini adalah langkah yang berani, tapi aku ingin membantu kamu. Aku ingin Daira dan anaknya mendapatkan keadilan."

Bayu terdiam sejenak, mencoba mencerna perkataan Ardi. Ia merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap. Ia merasakan seolah-olah ia tak sendiri dalam menghadapi kesedihan ini. Ia merasakan seolah-olah ia masih memiliki keluarga yang menyayanginya.

"Ardi, terima kasih," kata Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku tak tahu harus berkata apa. Kau adalah sahabat terbaik yang pernah kumiliki."

Ardi tersenyum lebar. Ia merasakan seolah-olah ia telah menemukan tujuan hidupnya. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu. Ia ingin memperjuangkan keadilan untuk Daira dan anaknya.

"Tidak usah berterima kasih, Bayu," jawab Ardi, dengan suara yang lembut. "Ini adalah kewajiban ku sebagai sahabatmu."

Ardi tiba-tiba terdiam, hatinya bertanya-tanya apakah Daira mau menerima dia dalam hidupnya. Ia merasa sedikit ragu untuk melakukan langkah ini.

"Bayu, apakah Daira akan menerima aku?" tanya Ardi, dengan suara yang gemetar.

Bayu menatap Ardi dengan tatapan yang penuh simpati. Ia tahu bahwa Ardi merasa ragu untuk melakukan langkah ini.

"Ardi, jangan khawatir," jawab Bayu, dengan suara yang lembut. "Aku akan membantumu menjodohkan dengan Daira. Aku yakin Daira akan menerimamu."

Ardi merasakan seolah-olah ada seberkas cahaya yang menyinari hatinya yang gelap. Ia merasakan seolah-olah ia tak sendiri dalam menghadapi kesedihan ini. Ia merasakan seolah-olah ia masih memiliki keluarga yang menyayanginya.

"Terima kasih, Bayu," kata Ardi, dengan suara yang gemetar. "Aku sangat berterima kasih pada kamu."

Bayu tersenyum lebar. Ia merasa sangat bahagia bisa membantu sahabat lamanya itu. Ia ingin memperjuangkan keadilan untuk Daira dan anaknya.

"Ardi, ayo kita ke rumah sakit," kata Bayu, dengan suara yang tegas. "Aku ingin menemui Daira dan memberitahukan rencana kita."

Ardi mengangguk setuju. Ia merasa sedikit deg-degan, tapi ia bertekad untuk membantu Bayu.

"Baiklah, Bayu," jawab Ardi, dengan suara yang gemetar. "Aku siap."

Mereka berdua kemudian naik ke motor dan melaju perlahan menuju rumah sakit. Bayu mencoba menenangkan hatinya yang masih bercampur aduk dengan kesedihan dan kemarahan. Ia ingin segera menemukan solusi untuk masalahnya ini.

"Aku harus kuat," gumam Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku harus mencari keadilan untuk Daira dan anaknya."

Ardi menatap Bayu dengan tatapan yang penuh simpati. Ia ingin membantu sahabat lamanya itu. Ia ingin memperjuangkan keadilan untuk Daira dan anaknya.

"Bayu, jangan khawatir," kata Ardi, dengan suara yang lembut. "Kita akan menemukan jalan keluar dari masalah ini."

Mereka berdua sampai di rumah sakit dan menemui Daira di kamar rawat. Daira terbaring lemah di ranjang, dengan wajah yang pucat dan mata yang bengkak akibat menangis.

"Daira," panggil Bayu, dengan suara yang gemetar. "Aku ingin menemui kamu."

Daira menatap Bayu dengan tatapan yang penuh kebingungan. Ia tak menyangka bahwa Bayu akan menemui dia di rumah sakit.

"Bayu, kenapa kamu ke sini?" tanya Daira, dengan suara yang gemetar.

"kamu tenang dulu adikku" ujar Bayu dengan suara lembut

"ini siapa kak" ujar Daira dengan terbata-bata

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!