Ruby yang mengetahui itu langsung segera menghindar lalu menggeret Reynand agar tidak terkena lampu itu.
Brak(bunyi suara lampu yang jatuh)
Semua orang kaget dan melongo melihat lamu itu terjatuh. Sedangkan Ruby dan Reynand yang menghindari lampu itu, jatuh terjerembab dengan posisi Ruby yang dibawah dan Reynand yang ada diatas.
Reynand kaget dengan kejadian yang baru saja terjadi hingga suara Ruby yang menginterupsi membuat Reynand tersadar. "Awas Reynand kamu berat!"
Reynand buru-buru berdiri, "kamu enggak papa kan?" tanya Reynand sambil membantu Ruby berdiri.
"Enggak papa kok aman" para kru yang tersadar segera menuju ke arah mereka berdua dan sibuk mengecek keadaannya.
"Kalian enggak papa kan?" tanya Arizal panik.
"Tenang aja kita berdua enggak papa kok mungkin hanya panik aja" ucap Ruby sambil tersenyum.
"Ya udah untuk hari ini pemotretan sudah sampai sini saja biarkan Reynand dan Ruby mengistirahatkan tubuh mereka dahulu agar rasa syok mereka hilang terlebih dahulu. Besok kita sambung pemotretannya lagi."
Semua kru mulai membubarkan diri masing-masing lalu OB mulai membersihkan ruangan itu. Ruby mulai mencari Luli karena sedari pemotretan set kedua tadi dia tidak melihat Luli sama sekali. Tiba-tiba dari arah samping Luli lari lalu memeluk tubuh Ruby.
"Ruby kamu enggak papa kan? katanya tadi kamu kejatuhan lampu spotlight ya? apa ada yang sakit bilang aku aja" Luli mulai membolak-balik tubuh Ruby mengecek keadaannya.
"Aku enggak kejatuhan kok cuman hampir aja kena untung aja aku tahu kalau enggak ya wassalam" mendengar penjelasan Ruby membuat Luli bernafas lega.
"Syukur deh kalau seperti itu, oh iya terus Reynand gimana? dia enggak papa kan?"
"Enggak papa kok tadi aku sempet narik dia buat ngehindarin lampu. Kamu tadi darimana aja sih kok aku enggak lihat kamu saat set kedua."
"Aku tadi keluar beliin kamu makan siang eh pulang-pulang dengar berita seperti itu langsung panik aku dan lari sekencang mungkin, nih masih ngos-ngosan" Luli menunjuk dadanya yang kembang kempis.
"Pulang yuk" ajak Ruby.
"Emang pemotretannya udah selesai? lah kemana para kru ini?"
"Semua suruh pulang karena kejadian ini dan akan dilanjutkan besok lagi."
"Oh gitu, ya udah ayok pulang eh ini kan masih siang mending kita ke taman yuk buat ngadem dan cuci mata siapa tahu nanti ada cogan lewat, gimana kamu mau enggak."
"Mau! ayok kita ke taman, aku juga perlu suasana baru bosen setiap hari habis dari kantor langsung pulang tidur gitu-gitu aja terus."
Mereka pun menuju taman yang berada tidak jauh dari kantor, kebetulan taman itu dekat dengan kampus jadinya siang-siang tetap saja ramai. Di sana juga banyak orang yang menjual jajanan yang ramah dikantong jadi menjadi tempat tongkrongan favorit para mahasiswa.
"Wah ternyata tamannya malah tambah bagus ya dari beberapa waktu yang lalu."
"He'em setuju banget, lihat itu di sana kalau buat foto bagus banget pas banget kita ke sini pas bunga tulipnya mau mekar. Ayo ke sana By" mereka berdua menuju hamparan bunga tulip yang sangat banyak itu.
"Ruby tolong fotoin aku dulu ya!" dengan semangat Luli memberikan ponselnya kepada Ruby lalu berpose ria.
Setelah itu mereka duduk di bangku bawah pohon yang rindang. "Lumayan panas ya hari ini aku pengen yang segar-segar deh" ucap Luli sambil mengipasi wajahnya dengan tangan.
"Iya sama nih aku juga pengen yang segar-segar rasanya tenggorokanku kering kerontang."
"Kalau gitu beli es krim yuk atau minuman dingin kamu pilih yang mana?" tanya Luli.
"Beli es krim aja yuk!" Luli mengangguk setuju.
Tidak jauh dari mereka ada penjual es krim beraneka rasa, Ruby memutuskan membeli es krim rasa matcha sedangkan Luli membeli rasa strawberry. Sesudah itu mereka kembali duduk di bawah pohon kembali.
"Oh iya By, gimana tadi malam apakah kamu sudah bertanya dengan suamimu?"
"Udah aku tanyain semuanya dan dia juga udah jujur bahwa dia adalah anak dari pak Prambudi" Luli kaget hingga ternganga.
"Seriusan? berarti kamu menantu dari pebisnis sukses yang hartanya kalau di hitung-hitung tidak akan habis tujuh turunan, wah hebat tapi kok suami kamu pelit gitu sama kamu?"
"Mas Arzan kan masih jadi karyawan biasa makanya gajinya kecil jadi enggak bisa ngasih uang banyak ke aku, dia bukan pelit."
"Oh gitu" Luli manggut-manggut mengerti.
"Eh By lihat itu deh cowok itu sepertinya lihat ke sini terus deh" Ruby pun melihat ke arah yang di tunjuk oleh Luli.
"Ih iya sepertinya dia lihatin kamu deh."
"Aku samperin aja ya sekalian kenalan siapa tahu itu jodohku."
"Eh jangan Li, emang kamu enggak malu nyamperin dulu?"
"Ngapain malu, sekarang itu kalau kita enggak gerak dulu pasti akan di ambil orang yang penting kamu do'ain aku semoga lancar" Luli langsung pergi menghampiri laki-laki itu.
Ruby hanya bisa menepuk jidatnya melihat perilaku Luli yang tidak tahu malu itu. Ruby hanya melihat di kejauhan, di sana Luli tampak malu-malu menanggapi laki-laki itu. sesudah itu Luli kembali lagi ke tempatnya tadi.
"Gimana pdkt nya lancar?" raut muka Luli tampak puas dan berseri-seri.
"Gila By ternyata laki-laki itu tadi adalah salah satu dosen dari kampus itu, aku enggak nyangka!" ucap Luli dengan riang gembira.
"Terus kamu dapet namanya enggak?"
"Dapet dong bahkan dia ngajak tukeran nomer telepon sama aku, aku enggak sabar deh jalan sama dia. Kamu tahu enggak dia itu tipe laki-laki idamanku banget udah ganteng, pinter, murah senyum dan sepertinya dia laki-laki yang setia."
"Tahu darimana kamu kalau dia laki-laki yang setia kamu aja baru ketemu hari ini" cibir Ruby.
"Ih By kelihatan tau mana laki-laki yang setia sama enggak, muka dia itu kalem banget seperti enggak ada bibit-bibit selingkuh."
"Sok banget ngomongnya seperti pengalaman aja, padahal dulu pernah bucin sama cowok katanya baik eh malah ujung-ujungnya diselingkuhin mana dia udah punya istri lagi. Tahu enggak Li biasanya yang mukanya kalem itu lebih bahaya daripada muka judes dan galak tau enggak sih" ucap Ruby mencoba memperingatkan Luli.
"Ya semoga aja yang ini enggak dan bisa sampai nikah, capek tahu By setiap hari pas kumpul di tanyain kapan nikah temen kamu loh udah nikah masa kmau belum" ucap Luli sambil menirukan ibu-ibu yang selalu menceramahinya.
"Kamu mikirnya kejauhan Li, kamu aja baru kenalan kok masih banyak tahapan hingga sampai jenjang pernikahan. Lagian kenapa sih kamu harus ngurusin omongan orang, nanti disaat kamu menderita atau susah orang-orang itu pun malah menyoraki penderita kamu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments