BAB 11

Di rasa darahnya sudah berhenti Ruby pun mulai mengambil satu persatu pecahan kaca lalu menyapu serpihan kaca yang kecil-kecil di masukkan ke dalam serok sampah. Setelah tidak ada serpihan lagi, Ruby pun berjalan ke luar rumah membuang pecahan kaca itu ke kotak sampah besar yang ada di depan rumahnya.

Sebelum masuk ke dalam rumah Ruby tidak melihat mobil suaminya lagi, entah kemana suaminya pergi. Dia masuk ke kamar Arzan kembali lalu mengepel bekas darahnya yang mulai mengering. Dia mengepel dengan kuat hingga telapak tangannya kembali mengeluarkan darah.

"Haduh kenapa darahnya keluar lagi sih" segera Ruby mengepel hingga tidak ada noda darah lagi dan keluar dari kamar Arzan. Dia langsung mengambil kotak obat, Ruby mulai membersihkan lukanya dan membalutnya dengan kain kasa.

Sedangkan di sisi lain saat ini Arzan tengah berada di apartemen Yuda. Tidak tahu kenapa dia tiba-tiba ke apartemen Yuda, yang ada di pikiran Arzan hanya pergi dari rumah dan pilihan yang paling dekat adalah apartemen Yuda.

"Kamu kenapa bro kok ke apartemenku tiba-tiba begini? kamu di usir oleh istrimu?" Yuda terkekeh.

Arzan tidak mengindahkan perkataan Yudi, tanpa di izinkan dia nyelonong masuk ke dalam. Yuda yang melihat ekspresi Arzan yang sedang kusut pun menghampirinya.

"Kenapa kamu malam-malam ke sini?"

"Aku mau numpang tidur di sini malam ini" ucap Arzan dengan pandangan ke depan.

"Kamu seperti enggak mempunyai rumah saja masa numpang tidur di tempatku" ejeknya.

Arzan mendengar itu melirik Yuda dengan tatapan tajamnya membuat Yuda seketika kicep. "Ya udah kalau mau tidur di sini tidur aja, kamu bisa tidur di kamar tamu."

Arzan mengeluarkan sesuatu dari kantung bajunya yang ternyata adalah foto yang di jatuhkan oleh Ruby tadi. Yuda kaget melihat Arzan yang masih menyimpan foto itu.

"Kamu masih nyimpen foto itu sampai sekarang?" Arzan mengangguk.

"Dan Ruby telah merusak foto ini dengan menjatuhkannya" ucap Arzan datar.

"Ouh aku tahu kamu tidur di sini karena marah sama Ruby? tapi sepertinya kamu terlalu berlebihan hanya karena foto itu jatuh sampai pergi dari rumah."

"Kamu bilang hanya? ini foto yang berharga buat aku hanya dengan foto ini aku merasa dia masih ada di dekatku" Arzan memandang foto itu dengan tatapan rindu.

"Terus Ruby gimana saat kamu tinggal pergi?"

"Dia kesakitan mungkin sekarang mulai kehabisan darah" ucap Arzan datar.

"Kok bisa? kamu apain dia?" Yuda panik mendengar itu.

"Hahaha aku jambak, tampar dan aku dorong ke pecahan kaca biar dia merasakan bagaimana sakitnya foto ini terjatuh ke lantai" ucap Arzan bahagia tidak merasakan salah sama sekali.

"Kamu kok goblok banget sih Zan! itu cuma foto, benda mati yang tidak akan meras sakit! beda sama Ruby yang bisa merasakan sakit! udah sana kamu pulang lihat kondisi istrimu" Yuda kaget sekaligus panik mendengar cerita Arzan.

"Enggak mau! buat apa melihat kondisinya sekarang yang terpenting mencarikan foto ini bingkai, Yuda kamu mau kan beliin aku bingkai?"

"Ogah! beli sendiri sana! aku mau tidur pusing melihat kamu yang udah gila seperti ini" ucap Yuda ketus, dia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Arzan yang sudah kelewat gila itu.

"Kamu tenang aja aku akan membelikan bingkai yang terbaik dan paling bagus buat kamu" Arzan berbicara sendiri dengan foto itu.

Arzan keluar dari apartemen Yuda, tujuannya saat ini adalah mall. Sampai di mall Arzan langsung menuju tempat bingkai yang paling bagus. Setelah mendapatkan apa yang dia cari, Arzan pun kembali ke apartemen Yuda.

Arzan mengambil foto yang masih berada di meja lalu langsung memasangkan ke bingkai. "Nah sekarang foto kamu kembali cantik" Arzan mengusap dan menciumi foto itu.

Setelah itu Arzan masuk ke kamar tamu yang berada di dekat ruang tamu. Arzan merebahkan tubuhnya dengan merangkul foto itu dan tidak lupa menyelimutinya juga.

Saat pagi tiba, Arzan terbangun karena foto yang berada di dalam pelukannya tidak ada di dekatnya. Ternyata foto yang dia cari tadi ada di bawah selimutnya.

"Untung kamu enggak ilang" Arzan mengelus foto itu dengan sayang.

"Arzan kamu udah bangun apa belum!" teriak Yuda di selingi dengan ketukan pintu.

"Udah, baru aja bangun kenapa Yud?"

"Enggak cuman bangunin kamu aja, kamu kerja enggak hari ini?"

"Kerja dong."

"Ya udah sana pulang! kalau enggak cepat pulang keburu kesiangan nanti kamu!"

"Iya, iya bawel banget sih kamu pagi-pagi begini!" Arzan keluar dari kamar dan langsung bertemu tatap dengan muka bantal Yuda.

"Sono pulang! dan minta maaf sama istri kamu."

"Ngapin minta maaf sama dia aku aja enggak punya salah kok."

"Terserah kamu aja deh yang penting aku udah nasehatin kamu" Yuda menggeret tangan Arzan menuju depan apartemennya.

"Jangan tarik-tarik gitu dong! kalau enggak ikhlas aku tidur disini ngomong dong dari semalam."

"Iya aku enggak ikhlas, udah sono pergi dari apartemen aku" Yuda menutup dan mengunci pintu apartemen.

Arzan yang terusir pun kembali pulang ke rumahnya, sampai rumah sudah ada sarapan di atas meja. Keadaan rumah juga sepi tidak ada tanda-tanda keberadaan Ruby sama sekali. Arzan tidak terlalu memperdulikannya, dia langsung masuk ke dalam kamar lalu menaruh foto itu ke nakas.

Setelah itu dia bersiap-siap pergi ke kantor dengan secepat kilat. Sebelum ke kantor Arzan sempat sarapan karena perutnya lapar sekali, semalam Arzan tidak sempat makan dia hanya memikirkan agar foto itu cepat mendapatkan bingkai.

Sesudah kenyang dia langsung pergi ke kantor, sampai kantor banyak karyawan yang berkumpul di divisi pemasaran. Karena penasaran Arzan bertanya ke salah satu karyawati yang juga berdesak-desakan.

Arzan menepuk pundak karyawati itu, karyawati itu pun menoleh. "Ada apa pak?"

"Ada apa sih kok ramai-ramai begini?" tanya Arzan penasaran.

"Ouh ini semua pada penasaran sama model baru yang akan bekerja di sini untuk peluncuran produk terbaru perusahaan kita."

"Tapi kenapa semua ingin melihatnya seperti ini?"

"Modelnya cantik banget pak makanya banyak sekali yang penasaran dan ingin melihatnya, bapak mau melihat?"

"Tidak, saya tidak tertarik mending saya mengerjakan laporan yang harus di kumpul besok" Arzan berlalu begitu saja menuju ruangannya.

"Sebenarnya siapa model baru itu hingga bisa membuat semua karyawan berbondong-bondong melihatnya" benak Arzan bertanya-tanya.

Sebenarnya dia penasaran dengan model baru itu tapi karena malas berdesakan dan berhimpit-himpitan akhirnya Arzan ke ruangannya saja. Nanti Arzan juga akan mencari tahu siapa model itu.

Terpopuler

Comments

Omah Tien

Omah Tien

gimana waktu kawin nya ya istri nya anak orang kaya ko mau jd budak nya pulang aja kenapa

2025-01-28

0

Uthie

Uthie

bodoh 😏

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!