"Tolong kamu buatkan minum untuk tamu saya, secepatnya ya" setelah itu interkom di matikan.
"Oh iya sebelum membahas kerjasama kita perkenalkan nama saya Prambudi" lanjut Prambudi mengenalkan diri.
"Oh iya perkenalkan juga pak ini Ruby model yang akan bekerja di sini dan yang berada di sebelahnya adalah Yuli asisten saya" Ruby dan Yuli memberikan senyum sopan saat Luli memperkenalkan mereka.
"Baik kalau begitu kita langsung bahas perjanjiannya tapi untuk itu mohon tunggu sebentar karena anak saya yang akan menangani kerja sama ini belum sampai. Mohon tunggu sebentar ya" Prambudi mengucapkan itu dengan raut cemas.
"Baik pak kita akan menunggunya anda tidak perlu cemas begitu" Luli mencoba menenangkan.
"Bagaimana saya tidak cemas nona kalau anak saya yang satu itu sungguh sangat bandel dan keras kepala sekali" seketika Prambudi memijat keningnya mengingat kelakuan anaknya.
"Hallo semuanya, maaf saya terlambat karena tadi harus mengurus pacar-pacar saya yang tiba-tiba tantrum secara mendadak. Biasa orang ganteng kalau mau pergi pasti di tangisin, oh iya siapa nona-nona cantik ini?"
Pemuda yang baru saja masuk itu adalah Arizal anak ke dua Prambudi. Pemuda Casanova yang memiliki perempuan di mana-mana. Baginya mempunyai satu perempuan tidak cukup, dia ingin mempunyai banyak perempuan yang bisa menemaninya saat dia butuh.
Saat Arizal masuk ke dalam ruangan Prambudi dengan tidak sopan tiga perempuan yang berada di dalam menampilkan ekspresi yang berbeda-beda, Luli menampilkan ekspresi geli dan jijik, Ruby menahan tawa dan Yuli yang ekspresinya lempeng-lempeng saja.
"Nah ini dia yang selalu membuat saya pusing dengan semua kelakuannya itu" Prambudi malu sendiri mempunyai anak seperti Arizal ini.
"Ayah jangan menjelekkan aku di hadapan nona-nona ini dong, perkenalkan nama saya Arizal anak yang paling tampan yang berasal dari sperma bapak Prambudi yang topcer" ucap Arizal tanpa malu sama sekali.
"Arizal kamu jangan seperti itu! kamu mau ayah kutuk jadi batu!"
"Kalau ayah mengutukku menjadi batu pasti nanti ayah bakal menyesal karena sudah mengutuk orang yang sangat tampan seperti ku ini."
"Diam kamu! kamu ingin ayah pecat dan tidak bisa membiayai pacar-pacar kamu itu!" diancam seperti itu membuat Arizal langsung menciut.
"Jangan dong yah, memang ayah enggak kasihan kalau nanti pacar-pacar aku kelaparan lalu menjadi kurus dan tidak bahenol lagi kan jadi enggak enak di peluk" mohon Arizal dengan memasang wajah memelas.
"Makanya kerja yang benar biar enggak ayah pecat!" Prambudi berucap tegas seperti berbicara dengan bawahannya sendiri.
Luli, Ruby dan Yuli hanya diam melihat perdebatan ayah anak itu yang tidak ada habisnya. Sedangkan Luli sedari tadi dia melirik sinis dan membatin ke arah Arizal.
"Dasar anak manja tapi gaya-gayaan menjadi Casanova" batin Luli dengan melirik sinis Arizal.
"Ok mari kita bahas kerjasama ini" Arizal mulai mode serius, semua orang yang ada di ruangan itu fokus mendengarkan apa yang di jelaskan Arizal. Setengah jam kemudian rapat selesai, pihak Luli setuju dengan isi perjanjiannya. Mereka semua berjabat tangan tanda setuju, setelah sudah tidak ada yang di bahas kembali Luli, Ruby dan Yuli pamit pulang.
"Baik dengan ini nona Ruby akan menjadi model perusahaan ini sampai setengah bulan ke depan, sampai bertemu di pertemuan selanjutnya" ucap Arizal genit dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah Luli. Luli yang di beri kedipan oleh Arizal mengernyit jijik dan langsung berlalu pergi dari ruangan Prambudi, di ikuti juga oleh Ruby dan Yuli di belakangnya.
Saat berada di lobby kantor tidak sengaja mata Ruby melihat Arzan sedang berada di dekat kotak sampah lalu mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Ruby menajamkan pandangannya agar dengan jelas melihat apa yang di keluarkan Arzan.
Ruby kaget melihat apa yang di keluarkan dan di buang Arzan ke kotak sampah, ternyata yang di buang oleh Arzan adalah makanan yang selalu dia buat dan di bawakan. melihat itu hati Ruby nyeri dan ada perasaan kecewa di dalamnya, Sebenarnya Ruby akan menghampiri Arzan tapi panggilan Luli yang menyuruhnya agar cepat masuk ke mobil pun membuat Ruby tidak jadi menghampiri Arzan.
"Kamu lihat apa sih kok berdiri jogrok di sana aja?" tanya Luli penasaran.
"Enggak lihat apa-apa kok" Ruby menjawab berbohong karena apabila Ruby mengatakan melihat Arzan membuang bekal yang di buatnya sendiri pasti Luli langsung marah-marah kepada Arzan dan membuat keributan, itu yang tidak di inginkan oleh Ruby.
"Beneran kamu enggak lihat apa-apa tapi kok ekspresi muka kamu kaget sih, apa jangan-jangan kamu lihat hantu ya tadi?" tebak Luli dengan pemikiran anehnya itu.
"Mana ada hantu di siang bolong seperti ini nona" ucap Yuli menimbrung dengan tangan yang sibuk menyetir.
"Kamu benar juga Yul terus apa dong yang di lihat Ruby, ayo Ruby katakan" Luli tambah penasaran dan itu yang tidak di inginkan oleh Ruby karena saat Luli penasaran pasti dia akan bertanya terus-menerus sampai orang yang ditanyainya jengah.
"Haduh perut aku lapar banget nih Li ayo kita cari makan ini sebentar lagi masuk jam makan sih loh" Ruby mencoba mengalihkan pembicaraan.
Luli melihat jamnya, ternyata benar apa yang di katakan oleh Ruby bahwa sudah akan masuk jam makan siang. Jam Luli sudah menunjukkan pukul 12.45.
"Ya udah ayok kita cari makan, mau makan dimana nih? kamu mau makan apa Ruby?" tanya Luli.
Ruby bernafas lega akhirnya bisa mengalihkan pertanyaan Luli pada hal yang di lihatnya tadi. "Kalau aku sih ikut aja terserah mau makan dimana aja."
"Kalau kamu Yul? kamu pengen makan apa?"
"Aku juga ikut saja non."
"Emm... bagaimana kalau kita makan di restoran beef yang baru buka beberapa hari lalu, kalian mau enggak?" Ruby dan Yuli mengangguk setuju.
Akhirnya mereka meluncur menuju restoran yang disebutkan oleh Luli. Sampai di sana restoran itu cukup ramai, maklum saja restoran baru pasti semua orang ingin mencicipi makanannya.
"Wah ramainya, ayo kita cari tempat duduk yang nyaman" mereka duduk di meja yang berada di dekat jendela kaca yang langsung menghadap ke arah kolam yang berisi banyak ikan koi berbagai warna.
Mereka segera memesan makan, sambil menunggu pesanannya selesai mereka membahas kerjasama yang terjadi tadi.
"Luli kalau boleh tahu sebenarnya aku jadi model apa sih?" tanya Ruby penasaran karena saat rapat tadi dia tidak di beritahu akan menjadi model dari barang apa.
"Astaga jadi kamu selama rapat tadi enggak tahu?" Ruby hanya menjawab dengan gelengan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments