Setelah ke dua orang itu pergi Ruby dan Luli berjalan menuju lift kembali, Luli berjalan dengan muka yang bingung sedangkan Ruby tidak percaya apa yang tadi dia dengar. Selama di dalam lift Ruby maupun Luli saling diam, baru saat sudah ada di dalam mobil Luli mulai membuka suara.
"Kamu tau enggak soal itu By?" Ruby menggeleng.
"Kok bisa sih padahal kalian udah nikah selama sebulan loh dan kamu enggak tahu itu? gila sih, sebenarnya pernikahan kamu itu bagaimana sih By?" Ruby kembali menggeleng.
Luli hanya bisa menepuk jidatnya, "kamu gimana sih Ruby?" Ruby tidak menanggapi lagi dia hanya diam.
Melihat Ruby yang sepertinya sedikit syok membuat Luli tidak bertanya lagi dan menjalankan mobilnya. Di perjalanan pun Ruby hanya diam saja dengan pandangan kosong.
"Makasih ya Li" ucap Ruby lemah, Luli mengangguk.
Sampai rumah Ruby langsung masuk dan menuju ke dapur lalu mengambil air putih untuk menjernihkan pikirannya. Ruby menghela nafas lalu menghempaskan tubuhnya ke senderan kursi. Setelah beberapa lama akhirnya dia beranjak untuk mandi.
selesai mandi dia duduk di sofa ruang tamu untuk menunggu kepulangan Arzan, dia sudah tidak sabar untuk menanyakan semua tentang Arzan tanpa di tutup-tutupi. Lama menunggu Arzan akhirnya Ruby tertidur di sofa sampai Arzan pulang.
"Ruby bangun! kamu kenapa tidur di sini?" Arzan segera membangunkan Ruby yang tubuhnya sudah banyak di gerumuti nyamuk.
"Eungh...kamu udah pulang?"
"Hmm...ada apa?"
"Ada yang mau aku tanyakan ke kamu tapi mending kamu mandi dulu aja deh."
"Kamu mau tanya apa? apa sesuatu hal yang penting?" tanya Arzan penasaran.
"Sudah kamu mandi dulu sana" akhirnya Arzan menurut.
Tidak berapa lama akhirnya Arzan sudah kembali, "kamu mau aku bikinin minum apa?"
"Kopi aja" Ruby pun segera membuatkan kopi untuk Arzan.
"Ini mas kopinya" Ruby menaruh kopi itu di meja.
"Apa yang mau kamu tanyain?" sebelum bertanya Ruby duduk di sofa depan Arzan.
"Kamu mau tanya tentang kamu tapi kamu harus jawab jujur" Arzan mulai ketar-ketir tapi dia tetap mengangguk kaku.
"Apakah benar kamu yatim piatu? seperti yang kamu omongin ke keluargaku?"
"i...iya bener."
"Jawab jujur mas!" sorot mata Ruby mulai menajam.
"Huft...sebenarnya aku masih memiliki orang tua."
"Siapa orang tuamu? apakah orang tuamu adalah pak Prambudi pemilik perusahaan tempat kita bekerja? kamu anak sulungnya kan?" Arzan sontak melotot kaget mendengar pertanyaan dari Ruby.
"Kamu tahu darimana?" Ruby tersenyum smirk.
"Jadi benar ya apa yang aku dengar tadi?"
"Kamu mendengar apa?"
"Aku mendengar kalau kamu harus segera menggantikan ayah kamu itu memimpin perusahaan."
"Kamu tadi menguping pembicaraanku dengan Arizal ya?"
"Iya kenapa? kalau aku enggak menguping pembicaraan kamu pasti aku akan tetap seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa tentang kamu!" ucap Ruby mulai menggebu-gebu.
"Lancang banget kamu nguping pembicaraan aku!"
"Udah mendingan sekarang kamu ceritain semua tanpa ada yang di tutupi sama sekali!"
"Kamu sudah mendengarnya kan kenapa mesti aku ceritain kembali."
"Aku enggak puas kalau enggak dengar secara langsung."
"Ok aku memang anaknya seorang Prambudi, aku juga anak sulungnya."
"Sudah cuman itu aja enggak ada lagi?" Arzan menggeleng.
"Aku mau tanya berarti pernikahan kita ini orang tua kamu enggak tau sama sekali?"
"Ya enggaklah kan aku enggak ngomong sama mereka."
"Jangan bilang kamu mempermainkan pernikahan ini?"
"Enggak seperti itu, aku cuman mau ngetes kamu aja apakah kamu mata duitan atau enggak secara kan kamu tahu sendiri aku anak seorang pebisnis hebat yang memiliki perusahaan di mana-mana."
"Maaf ya mas Arzan aku enggak sematre itu memang selama pernikahan kita ini aku pernah nuntut kamu macam-macam? enggak kan? aku bisa nerima kamu apa adanya walaupun kamu bilang seorang yatim piatu, ternyata penilaian kamu tentang aku sangat buruk ya mas."
"Aku kan cuman mau ngetes aja enggak lebih, ngapain sih kamu mesti ngomel-ngomel enggak jelas seperti itu."
"Ya gimana aku enggak marah kalau aku di bohongi sama suami aku orang yang sudah aku percaya."
"Ya terus kamu maunya bagaimana?"
"Aku mau ketemu orang tua kamu."
"Enggak bisa kalau untuk sekarang ini."
"Kenapa enggak bisa sekarang mas? kamu malu ngenalin aku ke orang tua kamu?" tanya Ruby menuntut.
"Iya aku malu ngenalin kamu ke orang tuaku karena tingkah laku kamu udah mirip jalang!"
"Apa kamu bilang mas?!"
"Kamu jalang! semua laki-laki yang mendekati kamu pasti kamu akan mau apa itu kalau bukan jalang."
"Kamu jangan fitnah ya mas!" Ruby mulai emosi karena di tuduh yang tidak-tidak oleh Arzan.
"Aku enggak fitnah aku lihat sendiri dengan mata kepalaku! aku lihat kamu di pegang-pegang dan tertawa bahagia dengan laki-laki yang ada di divisi pemasaran itu!"
"Yang kamu maksud Aslan? Aslan itu cuman ngajak aku kenalan enggak lebih lagian aku ketawa sama dia karena dia lucu orangnya."
"Enggak urus namanya siapa mau Aslan, Uslun, Islin aku enggak perduli!"
"Kamu cemburu mas?"
"Aku? cemburu? enggak banget, buat apa aku cemburu sama kamu sungguh kurang kerjaan banget!"
"Beneran enggak cemburu?" tanya Ruby menyelidik dan menyipitkan matanya ke arah Arzan.
Arzan mengalihkan pandangannya ke arah lain, "beneran lah ngapain aku bohong, memang kerjaan kamu apa sih di perusahaan ayah?"
"Cieee...mulai perduli nih kemarin katanya enggak perduli aku kerja apa di sana tapi sekarang pengen tahu" ledek Ruby.
"Aku cuman tanya aja bukan berarti perduli sama kamu! perasaan jadi manusia pedenya kebangetan!" Arzan melirik sinis Ruby dan mengalihkan pandangan ke arah lain.
"Baik aku akan memberitahu biar kamu enggak penasaran dan enggak nuduh aku macam-macam. Aku di sana bekerja sebagai model untuk produk terbaru, kalau kamu bekerja sebagai apa secara kan kamu anak pemilik perusahaan."
"Aku bekerja sebagai pegawai biasa."
"Beneran?" Arzan mengangguk.
"Iya, kata ayah aku harus mulai dari bawah agar menjadi pemimpin yang bijaksana nanti kedepannya" lagi-lagi Arzan kembali berbohong kepada Ruby.
"Tapi aku lihat-lihat kerjaan kamu terlalu kursial dan sangat sibuk untuk ukuran seorang pegawai biasa."
"Ya agar aku terbiasa nanti ke depannya untuk tugas-tugas pemimpin nanti di saat aku sudah siap."
"Ouh...begitu, ya udah kamu harus bekerja lebih giat agar menjadi pemimpin perusahaan yang terbaik kedepannya" Ruby dengan mudahnya percaya dengan ucapan Arzan begitu saja.
"Iya pasti! aku ada pesan untuk kamu agar tidak mengumbar-umbar status pernikahan kita di depan umum sampai waktu yang tidak ditentukan."
"Tapi kenapa harus di sembunyikan?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Uthie
karena pernikahan kalian itu cuma 3 bulan Byyy 😡
2024-08-10
0