BAB 13

"Arzan kamu..." belum selesai Luli berucap, tangan Luli yang masih di genggaman Ruby di remas membuat Luli diam dan tidak bicara kembali.

"Pak Arzan kenal dengan dua perempuan itu?" bisik wanita yang berada di samping Arzan.

Ruby mulai menajamkan pendengarannya apabila tiba-tiba dia mengenalkan Ruby sebagai istrinya dia akan sangat senang. Ruby tunggu sampai beberapa menit tapi tidak ada jawaban dari Arzan.

Selama di lift bagian belakang tubuh Ruby panas seperti ada leser yang siap membakar tubuhnya. Ruby mencoba tidak perduli dan hanya diam saja, setelah keluar dari lift pun langsung keluar tidak bertegur sapa sama sekali.

Sampai di mobil Luli langsung bertanya karena rasa penasarannya sudah tidak terkontrol. "Kamu kenapa tadi di dalam lift hanya diam saja dan tidak menegur Arzan sebagaimana suami istri yang bertemu. Kalian enggak nyebunyiin pernikahan di hadapan publik kan?"

"Entah aku juga tidak tahu, tapi yang pasti kalau Arzan tidak bilang apa-apa dan tidak mengakui ku di hadapan umum aku harus diam saja tidak boleh langsung bertegur sapa dengannya."

"Kenapa seperti itu?" tanya Luli bingung.

"Entah aku juga tidak tahu, ayo kita pulang saja badanku rasanya capek nih" Ruby malas membahas lebih lanjut tentang itu.

Luli hanya mengangguk lalu mulai menjalankan mobilnya menuju rumah Ruby. Sampai di rumah pun Ruby langsung keluar tanpa menawarkan Luli mampir seperti biasanya. Luli pun maklum dengan perilaku Ruby, dia berpikir bahwa Ruby capek makanya seperti itu.

Sampai rumah Ruby langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang tanpa menghapus makeup dan mandi. Dia tertidur pulas hingga berjam-jam, dia terbangun keadaan luar ruangan sudah petang.

Karena tenggorokannya haus Ruby pergi ke dapur untuk mengambil minum tapi saat berada di undakan terakhir Ruby bersitatap dengan Arzan yang baru saja pulang. Ruby tidak menghiraukan sama sekali, dia hanya melirik sekilas lalu lanjut berjalan.

"Kamu tadi kenapa ada di perusahaan?" tanya memecah keheningan.

Langkah Ruby terhenti, "aku ada kerjaan di sana."

"Kamu bekerja di sana? memang kamu bisa kerja apa? kamu kan cuma bisa mengusahakan saja" ucap Arzan menusuk.

"Kamu enggak perlu tahu" ucap Ruby cuek dan melanjutkan langkahnya kembali.

"Cih baru bekerja saja kepala kamu sudah besar."

Arzan menyusul langkah Ruby yang menuju ke dapur dan terus mengoceh tapi Ruby tidak menghiraukannya sama sekali, dia bersikap cuek.

"Kamu dengerin aku ngomong enggak sih?" tanya Arzan kesal.

"Kamu ngomong apa?" tanya Ruby sambil melirik kan matanya.

"Dengerin aku! aku enggak perduli pekerjaan kamu apa di perusahaan tapi ingat! jangan sampai orang-orang tahu dengan status kita di sana, beritahu juga sahabatmu itu!" Ruby hanya menjawab dengan deheman.

"Kamu dengar kan? kalau di omongin itu ngangguk enggak cuman dehem aja!"

"Iya aku dengar semua yang kamu omongin, udah kan puas?"

Arzan tersenyum puas, "iya aku puas, sekarang buatkan aku kopi!" perintah Arzan.

"Ogah! aku mau tidur!" Ruby pergi dari dapur dengan membawa segelas air dan meninggalkan Arzan begitu saja.

"Hei Ruby! kamu mau jadi istri durhaka sekarang!" teriak Arzan menggelegar di dalam rumah.

Ruby tetap tidak menghiraukannya dia terus berjalan menuju kamarnya. Akhirnya Arzan membuat kopinya sendiri, karena sudah jarang di dapur semenjak menikah dengan Ruby membuat Arzan lupa dengan tata letak barang-barang.

Semenjak menikah dengan Ruby semua selalu sudah di siapkannya di meja. Saat kopinya sudah jadi, Arzan langsung meminumnya. Sekali menyeruput Arzan langsung menyembuhkan kopinya.

"Sial! kenapa kopinya menjadi asin begini perasaan aku tadi masukin gula deh bukan garam" Arzan melihat isi toples yang dia masukkan tadi ke dalam kopi.

Arzan menjemput isinya lalu dirasakan, seketika lidahnya merasakan rasa asin. Ternyata yang dia masukkan tadi garam bukan gula. "Sejak kapan garam bisa sehalus gula begini biasanya garam bukan seperti ini."

Karena sudah capek dan tidak mood lagi Arzan pun tidak membuat kopi lagi. Akhirnya kopi yang dia buat tadi berakhir di buang ke wastafel. Karena suasana hatinya kurang baik akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke club. Sebelum pergi dia menghubungi teman-temannya agar segera ke club.

Sesampainya di club ternyata sudah ada Yuda, dia tengah duduk ditemani satu wanita seksi. "Kok kamu udah sampai sini aja?" tanya Arzan saat sudah berada di dekat Yuda.

"Kebetulan aku tadi udah ada disini saat kamu ngehubingin suruh kumpul di club, tumben kamu suruh kita-kita ke club?"

"Aku suntuk aja di rumah makanya ngajak kalian kumpul."

"Suntuk gara-gara apa sih kamu? apa gara-gara kemarin malam?"

"Enggak kok, ini beda lagi" Arzan diam dan mulai menuangkan minuman.

Tidak lama kemudian Akbar sampai di susul juga Yudi. "Tumben banget nih anak suruh kita kumpul ke club" ucap Yudi

"Enggak tahu tuh katanya suntuk di rumah kayaknya sih habis bertengkar sama istrinya" ucap Yuda menimpali.

"Kamu kenapa bisa bertengkar dengan Ruby Zan?" tanya Akbar.

Arzan diam dan tetap fokus minum, "mereka bertengkar karena masalah foto" jawab Yuda.

"Hanya gara-gara foto?" mendengar ucapan Akbar Arzan langsung meliriknya tajam.

"Itu bukan foto biasa! foto itu kenangan satu-satunya Chelsea yang masih aku punya!"

"Kamu belum buang semua barang-barang Chelsea? ku kira kamu sudah membuangnya waktu itu" ucap Yudi.

"Hanya foto itu yang tersisa, aku juga menyisakan foto itu agar di saat aku rindu dengan Chelsea aku bisa langsung melihat fotonya."

"Kenapa kamu tidak bisa melupakannya? padahal kamu sudah memiliki Ruby, seharusnya kamu bisa melupakan dia dan mencoba membuka hati untuk Ruby" itulah kalimat terpanjang yang di ucapkan Akbar.

"Aku enggak mau, lagian pernikahan ini cuma taruhan aja dan beberapa bulan lagi akan selesai. Jadi buat apa aku membuka hati untuknya."

"Arzan seharusnya kamu jangan mempermainkan pernikahan kamu enggak usah turutin ide gila dua orang itu untuk menjadikan pernikahan kamu dengan Ruby menjadi bahan taruhan" memang diantara empat orang itu hanya Akbar yang waras.

Yuda dan Yudi hanya diam saat Akbar menyalahkan mereka. Memang pernikahan Arzan dan Ruby adalah hasil taruhan dari Yuda dan Yudi. Mereka melakukan taruhan itu karena pada saat itu Ruby datang ke club dan tiba-tiba menampar seorang laki-laki yang sedang bercumbu mesra dengan jalang yang ada di club.

Yuda dan Yudi yang melihat itu pun menantang Arzan untuk bisa menaklukkan Ruby dan kalau bisa sampai melakukan pernikahan dengannya. Arzan yang saat itu sedang frustasi karena di tinggalkan Chelsea akhirnya menyanggupi tantangan mereka berdua. Arzan mendekati Ruby dan memperlakukannya dengan baik seperti sangat mencintai Ruby.

Dan akhirnya Arzan melamar dan menikahi Ruby tiga bulan kemudian. Dia mengaku kepada keluarga Ruby bahwa dia yatim piatu jadinya dia hanya sendiri tanpa di temani siapa pun. Padahal Arzan tidak yatim piatu dia memiliki orang tua yang masih lengkap.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Wadduuhhhh... parah itu mahhh😡

2024-08-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!