BAB 20

Diputaran kedua giliran Akbar yang kena, dia memilih kejujuran dan yang memberi pertanyaan adalah Yudi. "Kira-kira sampai kapan kamu akan tetap menjomblo?"

"Sampai aku menemukan perempuan yang cocok denganku atau mungkin sampai teman-temanku tobat."

"Kenapa kamu menunggu kita tobat? kita aja enggak buat kesalahan kok" ucap Yuda.

"Inilah pentingnya sadar diri sejak dini, orang yang sadar diri pasti mau mengakui kesalahannya" seketika suasana langsung senyap.

"Ayo kita mulai lagi Akbar udah jawab pertanyaannya" ucap Yudi memecahkan keheningan, semua orang yang semula terdiam pun kembali bersorak ramai.

Putaran ketiga giliran Ruby yang terkena, "kamu pilih truth atau dare?" tanya Yudi.

"Aku pilih truth aja deh."

"Enggak asih masa pada pilih truth semua sih mending kamu pilih dare aja loh" saran Yuda yang mana di balas delikan oleh Arzan.

Arzan curiga pasti ada yang di rencanakan oleh Yuda hingga menyuruh Ruby untuk memilih dare saja dan itu benar terjadi. "Ya udah kalau gitu aku milih dare aja, ayo apa tantangannya?"

Yuda tersenyum smirk, "tantangannya kamu harus harus kissing sama Arzan dalam lima belas menit tanpa henti, gimana kamu berani Ruby?" Ruby kaget dengan tantangan yang diminta oleh Yuda tapi saat jiwa kompetitifnya keluar dia akan tetap melakukannya tidak mau kalah.

Arzan yang mendengar itu sontak melototkan matanya kaget, "gimana Arzan kamu sanggup kan? kalian kan udah nikah pasti udah sering dong?" Arzan akan berdiri dan menonjok muka Yuda tapi langsung ditahan Ruby.

"Kita mau" Arzan yang kaget dengan kesanggupan Ruby pun menoleh ke arah Ruby dan langsung di hadiahi ciuman.

Semua orang yang di sana melongo tidak percaya dengan yang di lakukan oleh Ruby. Ruby mulai mencium bibir Arzan pelan hingga kemudian ciuman mulai menuntut saat Arzan mulai membalas ciuman itu.

Tangan Ruby yang berada di belakang tengkuk Arzan mulai menekan tengkuknya memperdalam ciuman. Yuda, Luna, Yudi, Selvia dan Akbar hanya menjadi penonton dalam ciuman panas itu. Hingga dirasa sudah lima belas menit akhirnya mereka berdua melepaskan ciuman.

Yuda memberi tepuk tangan karena takjub akan ciuman yang dilakukan oleh Ruby dan Arzan yang terkesan hot itu. "Wah hebat kalian berdua."

Setelah ciuman itu Ruby dan Arzan menjadi canggung, "ok kita mulai lagi permainannya" ucap Yudi memecahkan kecanggungan.

Putaran keempat botol itu berhenti di hadapan Luna, Luna memilih truth dan yang memberi pertanyaan adalah Yudi. "Luna apakah kamu benar-benar mencintai Yuda?"

"Kenapa tanya begitu? ya jelas aku sangat mencintai Yuda begitu besar hingga saat melihatnya jalan dengan perempuan lain membuat hatiku robek tak berbentuk dan saat Akbar bertanya tadi aku berharap dia menjawab akan menghentikan kegilaannya itu tapi mungkin ekspetasiku terlalu tinggi" Luna mengeluarkan semua unek-uneknya yang selama ini dia pendam dalam hatinya.

Mendengar itu tentu membuat sudut hati Yuda tersentil, "sayang aku tadi tidak bermaksud seperti itu" ucap Yuda sambil mengambil salah satu tangan Luna lalu menggenggamnya tapi Luna menolaknya.

"Mungkin saat ini waktu yang tepat untuk mengakhiri hubungan kita, dengan disaksikan banyak orang aku meminta kita untuk putus saat ini. Aku sudah tidak tahan dengan perilaku kamu selama ini yang selalu main wanita di belakang aku" sorot mata Luna menampilkan kekecewaan, kesedihan dan perih yang mendalam.

"Sial kenapa kamu mengatakan itu! aku tidak mau putus dengan kamu, kita akan tetap pacaran!"

"Kita udah enggak bisa bersama Yuda kenapa kamu menahanku sedangkan kamu sudah memiliki banyak wanita di luaran sana!" Luna mulai menangis lalu meninggalkan apartemen Yuda dengan berlari, Yuda pun mengikuti Luna.

Ruby dan juga Selvia ikut sedih dengan apa yang dialami oleh Luna, mereka juga membayangkan ada diposisi Luna pasti akan sama sakitnya. Lagi-lagi suasananya kembali hening, "bagaimana ini apakah permainannya akan dilanjutkan kembali?"

"Ayo kita lanjutkan saja biarkan Yuda mengejar Luna dan memperbaiki hubungannya kalau masih bisa di perbaiki, ayo putar kembali botolnya" ucap Akbar panjang.

Botol kembali di putar dan berhenti kearah Arzan, "Kamu memilih truth or dare? "Arzan memilih dare.

"Lakukan push up lima puluh kali" suruh Yudi dan Arzan menyanggupi itu.

Arzan mulai push up dan dihitung oleh Selvia, sesudah melakukan itu botol kembali di putar. Botol itu berhenti kembali ke arah Arzan, dan Arzan memilih dare kembali. Kali ini Arzan harus makan cabai sebanyak seratus biji dan Arzan pun lolos dengan tantangan itu.

Diputaran ketujuh botol kembali berhenti kearah Arzan, entah kesialan apa yang sedang menimpa Arzan hingga botol itu berhenti berkali-kali kearah Arzan. Arzan kembali memilih dare tapi Yudi tidak setuju.

"Jangan milih dare terus dong coba milih truth biar seru" Yudi memaksa terus memaksa Arzan.

"Kenapa kamu maksa sih, aku maunya dare" Arzan tetap pada pendiriannya.

"Udah Zan pilih truth aja sekali-kali jangan dare terus" ucap Akbar ikut memihak Yudi.

Akhirnya Arzan mengalah, "ok kalian mau nanya apa?"

"Kamu sebenarnya cinta enggak dengan Ruby?" tanya Akbar.

"Aku enggak mau jawab itu urusan pribadiku dengan Ruby, ganti pertanyaan lain."

"Sekarang aku yang akan nanya, apakah kalian sudah pernah melakukan hubungan itu setelah menikah?" Yudi bertanya dengan menekan kata 'itu'. Mendengar apa yang ditanyakan Yudi membuat pipi Ruby seketika memerah.

"Itu juga urusan pribadi, sudah aku tidak akan menjawab lagi mending aku minum satu botol alkohol ini saja daripada menjawab pertanyaan kalian" Arzan mengambil satu botol alkohol yang ada atas meja lalu menegaknya langsung dari botol hingga tumpah-tumpah ke bajunya.

Semua yang ada di sana meringis menyaksikan Arzan yang dengan gilanya meneguk semua hingga tersedak-sedak. "Sepertinya malam ini kamu harus membawa pulang Arzan dalam keadaan mabuk Ruby" ucap Yudi yang tahu bahwa toleransi alkohol Arzan kurang kuat.

"Tidak apa" ucap Ruby menanggapi.

"Kamu bisa nyetirkan Ruby? kalau kamu tidak bisa nyetir mending diantar sama Yudi kalau enggak sama Akbar aja" ucap Selvia.

"Tenang aja aku bisa menyetir kok tapi kurang lihai aja" ucap Ruby pelan pada akhir kalimat.

"Kalau gitu mending dianterin aja" ucap Selvia memaksa.

"Siapa yang akan diantar?" tanya Arzan yang mulai kehilangan kesadaran.

"Kamu! siapa lagi emang, lihat kamu mulai mabuk begitu kalau kamu nyetir akan membahayakan kalian berdua" ucap Yudi.

"Kalau untuk menyetir mobil aku masih bisa kok, mending sekarang kita pulang yuk Ruby ini sudah mulai malam" ucap Arzan lalu mulai bangkit dari kursi.

Ruby yang melihat Arzan berjalan keluar dari apartemen dengan sempoyongan pun menyusulnya tapi sebelum itu dia sempat berpamitan dengan Selvia, Yudi dan Akbar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!