BAB 17

"Karena nanti takutnya ayah dan ibu tahu dari orang lain terlebih dahulu dan nanti di takutkan akan terjadi hal buruk dengan ibu."

"Memang ada apa dengan ibumu?"

"Ibuku itu memiliki lemah jantung apabila mendengar berita besar secara mendadak dia akan terkena serangan jantung mendadak, aku tidak ingin sampai itu terjadi nanti saat waktunya tiba aku akan mengenalkanmu secara pribadi ke keluargaku bagaimana kamu setuju kan?"

"Astaga bagaimana bisa ibumu memiliki penyakit jantung, kalau begitu nanti saat kamu akan mengenalkan aku ke keluargamu bilang langsung kepadaku."

"Iya, pasti aku langsung memberitahumu" 'tapi itu tidak akan terjadi' batin Arzan sambil tersenyum ke arah Ruby.

"Ada yang mau kamu tanyakan lagi?" tanya Arzan.

"Untuk saat itu sudah tidak ada lagi, maaf ya membuat kamu tambah capek habis pulang kerja karena menjawab semu pertanyaan aku" Arzan akhirnya bisa bernafas lega.

"Iya tidak apa kalau sudah tidak ada yang di tanyakan lagi aku akan tidur" Ruby mengangguk mengizinkan Arzan pergi.

"Akhirnya aku lega bisa menanyakan itu semua ke mas Arzan" Ruby tersenyum bahagia lalu beranjak ke kamar dan tidur dengan nyenyak.

Ruby terlalu mudah dibohongi oleh Arzan begitu saja, mungkin dia bisa tenang untuk sementara waktu. "Huft...untung saja dia percaya begitu saja dan tidak menanyakan pertanyaan lagi" ucap Arzan dengan lega.

bulan sudah mulai berganti dengan matahari yang menyinarkan sinarnya dengan terang. Pagi ini Ruby kelabakan karena bangun terlalu siang, akhirnya setelah selesai bersiap-siap Ruby langsung ke kantor tanpa memasak dan membersihkan rumah.

Sampai di kantor Luli sudah menunggunya di lobby, "maaf aku telat" ucap Ruby tidak enak.

"Sudah tidak papa, ayo kita segera masuk katanya model cowok yang akan berpose bersama kamu sudah datang dan sedang menunggu saat ini" Luli dan Ruby berjalan dengan cepat menuju ke lift, di dalam lift Luli menjelaskan beberapa hal ke Ruby.

"Saat bersama model itu kamu harus menjaga kata-kata kamu yang aku dengar model itu begitu sensitif dan gampang tersinggung oleh kata-kata orang yang tidak dikenalnya lalu jangan menyentuhnya tanpa seizinnya dan jangan melihatnya terlalu lama atau nanti mata kamu akan dia colok!"

"Kenapa banyak sekali peraturannya emang dia siapa?" mendengar banyak peraturan sebanyak itu membuat Ruby malas menjalani pemotretan hari ini.

"Dia itu seorang model papan atas dan juga model internasional" Ruby manggut-manggut mengerti, pantas banyak peraturan yang harus dia patuhi.

Sampai di ruangan divisi pemasaran orang-orang langsung melihat ke arah mereka. "Wow ternyata itu model pendatang barunya? pendatang baru saja sudah telat apalagi nanti kalau sudah terkenal" ucap seorang pria yang sedang duduk di salah satu sofa khusus, melihat Ruby dengan tatapan mencemoh.

Atensi Ruby pun langsung menuju pria itu, dia memandang pria itu dengan tatapan tidak suka. Saat akan menjawab perkataan pria itu Luli terlebih dulu menghentikannya. "Tahan Luli jangan emosi dan buat keributan dengan dia" bisik Luli pelan.

Di peringatkan seperti itu membuat Ruby menahan diri, lalu tiba-tiba pria itu berdiri dan berjalan menuju ke arah Ruby lalu memperhatikan penampilan Ruby dari atas sampai bawah berulang-ulang.

"Tampang kamu lumayan untuk sekelas model pendatang baru, hmm...bisa aku terima untuk menjadi teman berpose di depan kamera. Cepat sana ganti baju kamu dan dandan secantik mungkin agar tidak jomplang saat di depan kamera nanti" ucap pria itu congak dan memberikan tatapan merendahkan ke arah Ruby.

Buru-buru Luli menggeret Ruby menuju ruang makeup sebelum Ruby mengeluarkan tanduknya. "Gaya banget sih itu orang bikin kesel aja, siapa sih dia Li?"

"Dia itu Reynand model papan atas yang memiliki bayaran paling mahal dan dia itu model yang sangat susah untuk di ajak bekerja sama karena dia orangnya sangat selektif makanya dia banyak yang menghormati."

"Enggak perduli mau model papan atas atau apapun yang kamu bilang tadi seharusnya dia bisa dong menghormati sesama manusia. Aku kesel banget mana tatapannya tadi loh serasa direndahkan aku tadi" ucap Ruby dengan kekesalan tinggi mukanya pun sudah memerah.

Luli mengelus punggung Ruby untuk menenangkan emosinya, "yang sabar By memang seperti itu di dunia ini tidak ada yang adil, udah sekarang kamu cepat di dandani agar Reynand tidak tambah marah" Luli pun mengkode makeup artis yang ada di sana untuk segera mendandani Ruby.

Sekitar lima belas menit akhirnya Ruby selesai bersiap-siap, dia segera keluar dan segera di arahkan untuk segera berpose di depan kamera dengan Reynand. Di pose pertama Ruby agak canggung untung saja di pose berikutnya Ruby mulai bisa mengimbangi Reynand.

"Oke sip bagus, nah perfect" ucap fotografer puas melihat hasil jepretannya.

"Baik kita istirahat sebentar" ucap Arizal menginterupsi.

Saat Ruby akan berjalan dia menghentikan sejenak langkahnya saat mendengar gumaman dari Reynand. "Bagus aku suka cara kerja kamu, sangat profesional" puji Reynand, Ruby yang mendengar pujian itu pun hanya tersenyum dan melanjutkan jalannya menuju kursi lipat yang selalu dia duduki.

Sekitar lima belas menit waktu istirahat pun selesai, semua kru mulai mengambil bagiannya masing-masing. Ruby pun mulai di touch up kembali, setelah itu Ruby berpose kembali di depan kamera dengan Reynand. Di set kedua posenya di depan kamera lebih intim dari yang pertama.

Di set kedua ini Ruby duduk menyamping di pangkuan Reynand lalu tangan kirinya berada di pundak Reynand, sedangkan Reynand duduk tegak lalu tangan kanannya berada di pinggang Ruby dan tangan kirinya berada di atas paha Ruby.

"Nah pertahankan seperti itu, nice!" ucap fotografer keras memecah fokus Ruby.

"Kamu jangan terlalu tegang rileks aja" bisikan Reynand tepat di telinganya.

Bukannya malah rileks Ruby malah tambah tegang mendengar bisikan Reynand itu. Karena terdengar sangat sensual di telinganya. "Ekhm... iya" ucap Ruby dengan canggung.

"Oke selesai, sekarang berganti pose" ucap fotografer lagi membuat dua orang itu langsung melihat ke depan.

Ruby buru-buru turun dari pangkuan Reynand, setelah pose itu Ruby sedikit canggung dengan Reynand. Yang mana membuat chemistry mereka hilang seketika. Di pose kedua tidak seintim pose sebelumnya.

Kali ini pose mereka dengan menggunakan produk, Reynand membawa produknya seolah-olah mengaplikasikannya ke bibir Ruby, Ruby pun mendongakkan kepalanya dan memegang tangan Reynand. Saat itu tatapan mata mereka bertemu.

"Reynand tolong lebih dekatkan lagi produknya ke bibir Ruby" Reynand pun melaksanakan, sekarang fokus matanya kearah bibir Ruby.

Di saat asyik-asyiknya berpose tiba-tiba lampu spotlight yang ada di atas mereka berdua akan jatuh.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

Ruby ne tolol bgt

2025-04-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!