20. Apartemen

Hari demi hari mereka lewati bersama dengan kebahagiaan yang begitu ketara di dalam diri mereka berdua, ingin rasanya waktu untuk berhenti pada saat itu juga, agar mereka bisa selalu bersama dalam waktu yang lebih lama lagi. Akan tetapi mereka mengharapkan sesuatu yang teramat mustahil, karena kenyataannya waktu terus bergerak maju dan berada dalam frekuensi yang sama. Mereka tidak bisa menghentikan sang waktu untuk memuaskan rasa ingin berlama-lama mereka dalam momen kebahagiaan, karena waktu tidak memberikan toleransi. Maka manfaatkan waktu itu sebaik mungkin karena waktu tidak akan terulang kembali.

Waktu bulan madu mereka telah berakhir, kini saatnya mereka menjalani aktivitas seperti hari-hari biasanya. Alexa dan Samudra memanfaatkan waktu bulan madu dengan baik, mereka memanfaatkan waktu tersebut untuk saling mengenal satu sama lain. Sehingga hubungan mereka menjadi baik, walau ada sedikit konflik yang mengharuskan mereka dalam drama konyol. Tetapi Alexa dan Samudra bisa melewati itu semua.

"Selamat datang di rumah baru, Alexa. "

Samudra segera membukakan pintu untuk Alexa agar istrinya masuk lebih dulu ke dalam apartemen yang akan menjadi tempat tinggal mereka berdua, apartemen ini lah yang akan menjadi saksi kehidupan Alexa dan Samudra kedepannya.

Alexa segera masuk ke dalam sana lebih dulu, bertapa kagumnya Alexa saat dirinya baru saja memasuki apartemen tersebut. Padahal Alexa baru saja mengambil beberapa langkah, tetapi penglihatannya langsung di suguhi oleh pemandangan yang mampu memanjakan kedua bola matanya.

Ruangan yang hanya berlapis kaca tebal seakan memberikan suguhan pemandangan di balik dingding tersebut, gedung-gedung yang berjejer rapih tampak jelas di lihat dari setiap sudut ruangan ini. penglihatan mereka seakan di manjakan oleh panorama alam, apalagi saat momen matahari terbenam. Itu adalah momen yang paling di tunggu oleh Alexa.

"Bagaimana? Apa kau menyukainya, Alexa? " Samudra melingkarkan kedua tangannya di bahu Alexa, sesekali tangannya bergerak untuk mengelus bahu istrinya "Kalau tidak, kita bisa mencari tempat lain untuk di tinggali. Hanya saja perlu waktu untuk memindahkan barang mu dan barang ku. "

Itulah adalah pertanyaan terbodoh yang di ajukan oleh suaminya, bagaimana bisa Alexa tidak menyukai tempat ini? Tentu saja Alexa sangat menyukai tempat ini, tempat ini sangat sempurna. Alexa yakin bahwa dirinya akan betah berada di dalam sini sambil menunggu kedatangan Samudra saat pergi bekerja.

"Alexa!, " ada nada khawatir di dalam intonasi suara Samudra ketika istrinya belum juga merespon perkataannya "Apa kau baik-baik saja? " Samudra menatap manik Alexa lekat.

Alexa tersenyum geli melihat wajah Samudra yang menujukan kekhawatiran penuh kepadanya.

"Aku baik-baik saja, Samudra. Hanya saja tempat ini membuat ku tidak bisa mengeluarkan kata-kata. "

Kerutan seketika muncul di kening Samudra saat mendengar kalimat itu keluar dari bibir cantik milik istrinya.

"Jadi kau menyukainya atau tidak? " tanya Samudra dengan nada tidak sabaran.

"Aku suka, " jawab Alexa tersenyum begitu lebar "Hanya saja tempat ini terlalu luas dan mewah, pasti sangat melelahkan jika aku membersihkan seluruh tempat ini. "

Samudra terkekeh mendengar perkataan Alexa.

"Kau tidak perlu melakukan itu, Alexa. Aku sudah mencari asisten rumah tangga dan seorang koki yang akan mengurus semuanya. "

"Hei, kenapa kau melakukan itu? Tadi itu aku hanya bercanda, Samudra. Aku bisa melakukan semuanya tanpa koki dan asisten rumah tangga, " protes Alexa "Seharusnya kau membicarakan itu dengan ku terlebih dahulu. "

Samudra melayangkan kecupan di pipi Alexa saat istrinya tampak cemberut.

"Aku minta maaf untuk hal itu ok, " Samudra berkata dengan nada lembutnya, berusaha melunakkan kembali Alexa yang sedang merajuk "Aku hanya ingin membuat mu senang, Alexa. Aku sudah tahu kalau kau tidak akan setuju jika aku mempekerjakan orang lain untuk mengurus semuanya, hanya saja aku tidak mau kau lelah karena mengurus apartemen sebesar ini seorang diri. "

Hati wanita mana yang tidak akan meleleh jika di perlakukan semanis ini oleh suaminya, sungguh Samudra selalu membuat Alexa tidak bisa berkata-kata.

"Pengeluaran kita akan jauh lebih besar jika mempekerjakan mereka, Samudra, " kesal Alexa.

Samudra tersenyum geli.

"Kau tidak perlu merasa khawatir kalau uang kita akan habis karena mempekerjakan dua orang di rumah kita, Alexa, " Samudra semakin tidak mengerti dengan jalan pikiran Alexa "Kau harus ingat bahwa suami mu seorang miliarder kaya yang bisa menghasilkan banyak uang setiap menit nya, " ucap Samudra sombong.

Alexa memutar kedua bola matanya jengah.

"Tapi tetap saja kau harus bisa mengelola uang mu dengan baik, " Alexa melayangkan tatapan kesalnya kepada Samudra "Kau menghamburkan uang mu seperti membagikan brosur secara cuma-cuma. "

"Uang kita Alexa, " kesal Samudra karena Alexa masih menganggap uang yang di hasilkan olehnya hanya miliknya sendiri, padahal uang yang di hasilkan olehnya milik Alexa juga "Baiklah untuk urusan uang aku akan menyerahkan seluruhnya kepada mu. "

"Kepada ku? " Alexa menujuk dirinya sendiri "Aku tidak yakin bisa mengelola uang sebanyak itu, Samudra. "

Samudra memutar kedua bola matanya jengah.

"Maka belajarlah pelan-pelan mulai sekarang, agar kau bisa mengelolanya. "

Alexa menghela napas kasar.

"Baik tuan Young, aku akan melakukan tugas itu sebaik mungkin, " Alexa tersenyum penuh hormat kepada Samudra, seolah dirinya adalah karyawan yang baru saja di beri amanat oleh atasnya.

Samudra tertawa ngakak melihat tingkah konyol yang di lakukan oleh Alexa, sungguh Alexa membuat perutnya terasa geli.

Seketika pikiran gila terlintas di benak Alexa saat membayangkan uang yang di hasilkan oleh Samudra berbentuk tunai.

"Seketika aku ingin mandi uang, " gumam Alexa dengan nada pelan.

Suara tawa Samudra yang sejak tadi menggema di dalam setiap sudut apartemen mendadak terhenti saat telinga nya tidak sengaja mendengar perkataan yang keluar dari mulut Alexa.

"Kalau begitu ayo mandi uang. "

Entah siapa yang dari awal sudah menularkan penyakit gila nya itu, mereka berdua sudah sama-sama terjangkit penyakit gila yang kronis. Sungguh pasangan pengantin baru yang malang.

*****

"Jadi ini kamar kita? " Alexa langsung menoleh kearah Samudra yang sedang berdiri di sampingnya.

"Tentu saja, "

"Bukankah kita akan tidur terpisah? "

Samudra memutarkan kedua bola matanya jengah dengan pertanyaan itu.

"Kita sudah tidur bersama selama di rumah pohon, Alexa. Kau pikir aku akan menbiarkan kita tidur terpisah, jangan harap!. Aku tidak mau kehilangan guling terbaru ku yang versi manusia, " wajah Samudra tampak memerah karena menahan kesal atas pertanyaan Alexa.

Alexa tersenyum geli.

"Aku hanya bercanda ok. "

Lagi pula Alexa sudah mulai terbiasa tidur bersama Samudra, jadi tidak masalah jika mereka akan tidur bersama sepanjang hari.

Kedua bola matanya terus menelusuri kamar tersebut dengan pandangan meneliti, walau nuansa kamar ini di dominasi oleh warna gelap. Tetapi, tetap memberikan kesan elegen dan maskulin. Cocok seperti kepribadian Samudra.

"Kau bisa mengganti warnanya jika tidak suka, " Samudra memberikan tawaran kepada istrinya yang sejak tadi terus menatap sekeliling kamar.

"Tidak, ini sudah bagus, " ungkap Alexa.

Alexa memutuskan untuk melangkahkan kedua kakinya semakin memasuki kamar tersebut, ia memutuskan untuk mendudukkan bokongnya di tepi ranjang. Bahkan permukaan seprai nya pun terasa begitu lembut seperti sutra, Alexa pasti akan selalu bermimpi indah jika keadaan kamarnya seperti ini.

Samudra segera mengikuti apa yang di lakukan oleh istrinya.

"Ini tempat tinggak kita untuk sementara, " ungkap Samudra tiba-tiba.

"Sementara? "Alexa segera memalingkan wajahnya kearah Samudra, di tatap lah pria itu dengan lekat "Aku tidak mengerti apa maksud mu? "

Samudra menghela napas panjang.

"Aku tidak mau anak ku tumbuh di dalam lingkungan tertutup seperti ini, maka dari itu kita akan pindah kalau kita sudah memiliki seorang anak, " jelas Samudra dengan nada datarnya.

Akexa mengejapkan kedua bola matanya saat mendengar penuturan Samudra yang berhasil mengejutkan dirinya, sungguh Alexa tidak pernah memikirkan pernikahan mereka akan sejauh itu.

"Ada apa dengan raut wajah mu? " Samudra menatap wajah Alexa dengan kesal "Kau menujukan seolah tidak suka dengan rencana ku. "

"Tidak, bukan itu maksud ku Sam. Aku hanya tidak memikirkan hal itu sampai sejauh ini, " Alexa memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan ketika Samudra mengatakan kalimat itu "Bukankah kita hanya menikah karena sebuah kesepakatan semata. "

"Ya memang begitu, hanya saja aku ingin memiliki akhir yang bahagia bersama mu, Alexa. Aku ingin menjalani hari-hari ku bersama mu, memiliki keluarga, dan mengurus anak-anak kita. "

Samudra tentu saja sudah bisa membayangkan, bertapa bahagianya dirinya kelak. Tentu saja kehadiran Alexa menjadi titik cahaya untuk melihat masa depannya, itu membuat dirinya begitu bergantung dengan Alexa. Jika Alexa tidak ada, maka Samudra akan tetap berada di kegelapan.

"Aku belum memikirkan sejauh itu, Samudra. Aku masih ingin menikmati waktu penyembuhan kita, " Alexa menggerakan sebelah tangan kanannya, kemudian di genggaman lah tangan Samudra dengan erat "Kita coba pelan-pelan, tidak perlu terburu-buru. "

"Tentu. "

Terpopuler

Comments

Ela Nurlaela

Ela Nurlaela

mana visual nya thor...biar semakin kereennn..

2020-11-08

0

@khairunnisaica05

@khairunnisaica05

aduhhh thorrr aku nya baper terusss😂😗

2020-11-08

0

🌸Ririn🌸

🌸Ririn🌸

Sukaaa 😍

2020-11-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!