13. Bercerai?

Ternyata taman rumah sakit tampak ramai di penuhi oleh orang-orang yang mengajak jalan-jalan para pasien yang memang membutuhkan udara yang segar. Sama seperti hal nya yang di lakukan oleh Reza kepada Julia, pria itu membawa Julia untuk jalan-jalan mengitari taman rumah sakit yang lumayan luas. Tidak ada percakapan di antara ke duanya, mereka larut dalam ke terdiaman. Reza berusaha sepelan mungkin untuk mendorong kursi roda yang membawa Alexa di atasnya, ia hanya ingin membuat Alexa merasa nyaman.

Reza mengarahkan kursi roda itu ke sebuah pohon yang rindang, mungkin itu lokasi yang cocok untuk Reza mengistirahatkan kedua kakinya yang sejak tadi terus berjalan sambil mendorong kursi roda.

"Kaki ku sangat pegal, kita istirahat di sini dulu. "

Reza segera mengunci kursi roda yang di naiki oleh Alexa agar tidak bergerak-gerak, setelah itu barulah Reza mendudukkan bokong nya di atas rumput tepat di hadapan Alexa yang duduk di atas kursi roda.

"Ah rasanya kaki ku mau patah, " Reza memijat- mijat betis kaki yang masih berbalut celana jeans panjangnya.

"Sudah aku katakan aku bisa jalan, " kesal Alexa.

Sepertinya Reza tidak jauh berbeda dengan Samudra, sama-sama keras kepala.

"Tetap saja akan merepotkan, "kesal Reza "Kau tidak mungkin kuat berjalan sampai sini, bisa-bisa nanti aku harus menggendong mu. "

Alexa memutar kedua bola matanya jengah.

"Ya terserah, " percuma berdebat dengan Reza, dia akan tetap kalah.

Reza memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas rumput yang tertata rapih itu, matanya terpejam erat saat sinar matahari menerpa permukaan wajahnya.

"Maafkan aku. "

Perkataan itu berhasil membuat Reza membuka matanya kembali, ia memiringkan tubuhnya untuk melihat wajah Alexa yang berada tepat di depannya.

"Maaf? Untuk apa? " tanya Reza bingung.

"Kalian bertengkar karena aku. "

Alexa menghela napas kasar. Sorot matanya menujukan rasa bersalah yang begitu ketara, tetapi Alexa tidak tahu apa yang harus ia lakukan selain mengatakan 'maaf'.

"Tidak masalah, kami sudah terbiasa bertengkar, " Reza menujukan senyum terbaik nya agar Alexa tidak perlu merasa bersalah "Lagi pula kakak ku salah, tidak seharusnya dia melakukan hal itu kepada mu. Walau pun dia berhak atas diri mu, tapi tetap saja cara dia salah!. Aku tidak mungkin diam saja saat kak Samudra bertindak salah. "

Alexa menghela napas kasar.

"Seharusnya aku tidak pernah menyetujui kesepakatan itu, " Alexa mendongakkan kepalanya menatap langit yang cerah "Mungkin semuanya tidak akan seperti ini. "

Menikah karena sebuah kesepakatan memang sangat menyiksa, kerap kali ada pihak yang merasa di rugikan. Tentu saja hal itu menjadi sebuah pertentangan di antara kedua belah pihak, pada akhirnya mereka akan menyesali kesepakatan itu.

"Mungkin aku terlalu ingin keluar dari neraka itu sehingga aku langsung menyetujui kesepakatan itu. "

Nasib yang di alami oleh Alexa memang sangat buruk, tetapi Alexa yakin suatu saat nanti nasib nya akan membaik.

"Alexa. "

Panggilan itu berhasil membuat Alexa mendongakkan kepalanya hingga bertemu dengan mata Reza yang juga sedang melihatnya.

"Jika aku bertemu dengan mu lebih awal dari kak Samudra, apakah kamu bersedia menikah dengan ku? "

Pertanyaan itu berhasil membuat jantung Alexa berdebar begitu cepat. Kerongkongan nya terasa terhalang oleh sesuatu sehingga dirinya tidak bisa mengeluarkan suara dari mulutnya.

Reza tersenyum tipis melihat Alexa yang hanya terdiam.

"Lupakan pertanyaan ku, aku hanya bercanda. "

"Hahahah itu sangat lucu, " Alexa tertawa hambar.

Reza berdecak sebal.

"Suara tawa mu seperti di buat-buat "kesalnya "Sudah lah jangan tertawa, kau hanya akan membuat ku merasa merinding saja. "

Alexa memasang wajah kesalnya saat Reza mengatakan hal yang membuat dirinya merasa terhina.

"Alexa, aku ingin menanyakan sesuatu. Kali ini aku serius. "

"Apa? " tanya Alexa bingung.

"Aku tahu kalian baru saja melangsungkan pernikahan, tetapi apakah kau mau terlepas dari Samudra? " tanya Reza dengan wajah yang serius.

"Aku tidak tahu, " jawab Alexa gugup.

Reza tersenyum penuh pengertian.

"Katakan pada ku jika kau ingin terlepas dari Samudra, aku pasti akan membantu mu Alexa. "

*****

"Jadi kalian akan pulang sekarang? " Samudra menatap wajah kedua orang tuanya secara bergantian, lalu matanya melihat koper yang ada di tangan Sean.

"Iya, " jawab Sean "Aku tidak ingin meninggalkan hewan peliharaan ku lama-lama. "

Samudra menghembuskan napasnya panjang.

"Baiklah. "

"Jika kau sudah selesai segera pulang nak, aku tidak sabar ingin memasak bersama dengan Alexa, " wajah Amelia tampak berbinar saat membayangkan keinginannya itu terkabul.

"Aku akan pulang secepatnya. "

"Baiklah kalau begitu kami pergi dulu, ah aku hampir lupa. Sampaikan kata maaf ku kepada Alexa karena aku tidak bisa berpamitan langsung, dan... Tolong jaga adik mu agar tidak terlalu sering jajan, " Sean sengaja menekan kata 'jajan' agar Samudra paham maksud dari kata itu.

"Baik Yah. "

"Kalau begitu kami harus pergi, " Sean segera merangkul istrinya dan berjalan keluar dari gedung hotel.

Samudra hanya bisa terdiam, memandangi punggung kedua orang tuanya yang semakin jauh dari penglihatannya.

"Sial!. "

Umpatan itu seketika keluar dari mulut Samudra ketika punggung orang tuanya telah menghilang dari penglihatannya.

"Apa yang harus aku lakukan? "

Samudra mengacak rambutnya frustrasi ketika dirinya tidak menemukan keberadaan istrinya di dalam apartemen milik Reza, ia bingung sebenarnya Reza membawa Alexa kemana? Apa Reza benar-benar akan membawa Alexa menjauh darinya? Sial, ia tidak akan membiarkan Reza membawa Alexa.

Drttttt...

Seketika perhatian Samudra teralihkan ke ponsel yang bergetar di dalam kantung celananya.

"Hallo, " bentak Samudra dengan nada kesal nya.

"Sir saya menemukan keberadaan nyonya dan tuan muda. "

"Kirim titik lokasinya kepada ku. "

Samudra kembali memasukkan ponsel miliknya ke dalam kantung celana, tanpa menunggu lebih lama lagi Samudra bergegas pergi menuju lokasi yang di kirimkan oleh orang suruhannya untuk mencari keberadaan Alexa dan Reza.

*****

"Alexa!!. "

Suara berat nan tegas itu berhasil mengejutkan Alexa yang sedang asik memperhatikan orang-orang yang sedang sibuk berinteraksi, hal itu membuat dirinya merasa sedikit iri.

"Samudra, " gumam Alexa.

Kedua mata Alexa terbelalak kaget saat melihat sosok Samudra sedang berjalan ke arahnya, hal itu membuat sekujur tubuh nya mendadak gemetar.

"Kenapa kau tidak memberiku kabar jika kau masuk rumah sakit, " bentak Samudra menatap wajah Alexa dengan kesal dan marah.

Tangan Alexa terkepal dengan kuat, berusaha mengalihkan perasaan takut nya kepada sosok Samudra. Alexa takut jika Samudra akan melakukan tindakan itu lagi.

"Alexa!!, " bentak Samudra, ia di buat meradang atas ke terdiaman istrinya.

Bagaimana bisa Alexa tidak memberikan kabar apa pun tentang perkara masuk rumah sakit? Seharusnya Alexa memberikan Samudra kabar, agar dirinya tidak uring-uringan mencari keberadaan Alexa. Itu membuat Samudra frustrasi, ia takut jika Reza benar-benar akan membawa Alexa pergi menjauh darinya.

"Maafkan aku. "

Hanya kalimat itulah yang bisa keluar dari mulut Alexa dengan nada pelan yang nyaris menghilang. Alexa bahkan tidak berani untuk sekadar menatap Samudra, ia terlalu takut untuk melakukan kontak mata dengan Samudra. Alexa hanya bisa menundukkan kepalanya dalam, agar ia tidak perlu melihat Samudra yang saat ini sedang berdiri di hadapannya.

Melihat reaksi Alexa yang seperti ini, membuat rasa frustrasi Samudra semakin menjadi-jadi. Sial!, kenapa jadi serumit ini? Bagaimana bisa Alexa setakut ini kepadanya? Padahal Samudra hanya mencium bibirnya saja. Itu pun Samudra tidak sadar melakukan nya.

"Samudra, bisakah kita bercerai. "

Perkataan itu berhasil membuat mata Samudra membulat sempurna.

"Kau gila!, " bentak Samudra tiba-tiba.

Suara itu berhasil membuat ketakutan di dalam diri Alexa semakin bertambah.

Rahang Samudra mengeras saat perkataan 'bercerai ' keluar dari mulut Alexa dengan begitu mudah, padahal masa pernikahan mereka tidak lebih dari 5 hari. Apa Alexa berusaha mempermainkan dirinya? Sial! Samudra benar-benar di buat marah dengan perlakuan Alexa kepadanya.

"Apa kau tidak tahu rasa terimakasih, " Samudra tersenyum miring "Apa kau melupakan kesepakatan kita sejak awal, Alexa!. "

Suara dingin milik Samudra berhasil membuat bulu kuduk nya meremang, hal itu sukses membuat Alexa semakin bergetar ketakutan.

"Aku sudah memenuhi kesepakatan ku untuk mengeluarkan mu dari neraka, sekarang apa balasan mu terhadap ku Alexa? Kau ingin bercerai dengan ku setelah kau mendapatkan sesuatu yang kau mau. "

Samudra menatap wajah Alexa dengan tatapan tidak percaya nya, Samudra tidak terima! Ia tidak akan melepaskan Alexa bagaimana pun caranya.

"Persetan dengan mu, Alexa. "

Samudra segera melangkahkan kedua kakinya dan berdiri tepat di belakang kursi roda yang di naiki oleh Alexa.

"Samudra jangan lakukan itu!. " air mata Alexa meleleh hingga membasahi permukaan wajahnya yang tampak pucat itu.

"Kau yang memaksa ku untuk melakukan ini, Alexa!, " tanpa menunggu lama Samudra segera mendorong kursi roda yang di naiki oleh Alexa menuju mobil yang terparkir di area dekat taman rumah sakit "Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan mu!. "

Terpopuler

Comments

MEDUSA

MEDUSA

bagus kak 😍😍

2021-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!