Samudra menatap wajah Reza dengan tatapan tidak percaya nya, bagaimana bisa pria ini mengatakan hal segila itu? Apa Reza benar-benar menyukai Alexa, tapi mengapa? Bukankah Reza memiliki banyak wanita di sekelilingnya. Seharusnya Reza tidak kekurangan satu wanita pun di sisi nya, lalu mengapa Reza ingin merebut Alexa darinya?.
"Apa kau sudah kekurangan stok wanita, Reza? "tanya Samudra dengan nada dingin nya.
"Tidak, aku telah mengosongkan stok wanita di hidup ku setelah bertemu dengan Alexa, " Reza tersenyum miring karena berhasil membalas perkataan Samudra "Sebaiknya kau pergi dari sini!. "
Samudra menghembuskan napasnya kasar, sebenarnya ia enggan untuk pergi dari sini. Tetapi situasi Alexa sedang tidak baik-baik saja, sepertinya Samudra harus pergi dari sana. Lagi pula keadaan Alexa terlihat baik-baik saja, sehingga perasaan cemas nya sedikit demi sedikit berkurang.
"Jaga istriku, " Samudra menyentuh bahu Reza sekaligus menekan kata 'istriku' agar Reza sadar kalau Alexa adalah milik Samudra Young. Setelah mengatakan itu, Samudra melenggang pergi meninggalkan Reza yang masih terdiam di tempatnya berdiri.
Hembusan napas panjang keluar begitu saja di lipatan bibir Reza, ia hanya terdiam memperhatikan punggung Samudra yang langsung menghilang di balik pintu apartemen nya.
"Sial!, " umpat nya.
Sepertinya Samudra tidak akan melepaskan Alexa begitu saja, pria itu pasti akan menghalalkan segala cara apa pun untuk mempertahankan Alexa supaya berada di genggaman nya. Damn it!.
"Alexa!, " panggil Reza.
Tidak ada suara apa pun di dalam sana, Reza memutuskan untuk mengetuk pintu kamar nya yang terkunci dari dalam.
"Buka pintunya!. "
Perasaan Reza berubah jadi cemas, saat Alexa belum juga membukakan pintu. Padahal berulang kali Reza mengetuk sekaligus memanggil-manggil nama Alexa, tetapi tidak kunjung ada respons di dalam.
"Alexa!!. "
Akhirnya Reza tidak punya pilihan lain selain mendobrak pintu kamarnya dengan kuat. Persetan dengan pintunya yang bisa saja rusak! Yang terpenting Reza bisa melihat keadaan Alexa di dalam sana.
Brak...
Seketika pintu kamar nya langsung terbuka dengan kencang. Reza terperangah kaget saat melihat ada bercak darah di atas permukaan lantai kamarnya, sungguh hal itu membuat jantung nya berdebar begitu cepat. Reza segera mengikuti jejak darah itu, hingga mata nya terbelalak kaget.
"Ya tuhan. "
Reza langsung masuk ke dalam kamar mandi, ketika penglihatannya menangkap sosok Alexa yang berada di dalam bathup.
"Alexa!!. "
Reza menepuk-nepuk pipi Alexa yang sudah sangat pucat itu.
"Sial!. "
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Reza segera membopong tubuh Alexa keluar dari apartemen nya. Wajah nya tampak begitu panik ketika melihat keadaan Alexa seperti ini, jantungnya seakan mau melompat dari tempatnya berada. Sungguh, Reza tidak pernah merasakan hal itu.
Reza memutuskan untuk langsung membawa Alexa ke rumah sakit yang berada di dekat lokasi apartemen nya berada, beruntunglah Reza karena dia membawa Alexa ke apartemen yang berada di lokasi yang berdekatan dengan rumah sakit.
"Dokter!!. "
Teriakan Reza menggema di setiap sudut lobi rumah sakit yang di penuhi oleh para pekerja, pasien dan pengunjung rumah sakit. Reza begitu panik hingga dirinya tidak menggubris tatapan orang-orang di sana.
Tidak butuh waktu lama seorang dokter dan beberapa perawat langsung menghampiri Reza yang sedang membopong tubuh Alexa yang tidak sadarkan diri.
"Letakan di sini tuan. "
Reza segera membaringkan tubuh Alexa di atas brankar. Dokter segera melakukan pertolongan pertama, semenetara perawat segera mendorong brankar menuju ruang UGD. Reza pun berinisiatif untuk ikut mendorong brankar tersebut.
Sesampainya di ruang UGD, Reza di tahan oleh salah satu pesawat agar dirinya tidak ikut masuk ke dalam sana. Pada akhirnya Reza memilih untuk mengikuti perintah perawat itu, lagi pula Reza yakin kalau mereka akan menyelamatkan nyawa Alexa.
Reza hanya bisa terduduk lemas di kursi tunggu.
Pakaiannya basah oleh air sekaligus darah milik Alexa yang menempel di baju yang di kenakan oleh nya.
"Sial!. "
Reza mengacak rambutnya frustrasi.
"Alexa, orang gila mana yang sudah membuat mu mengalami trauma seperti ini. "
*****
"Hei. "
Samudra melirik kearah Jason yang sedang berbaring di sampingnya.
"Apa yang kau pikirkan? "
Samudra membalas dengan gelengan sambil tersenyum tipis.
"Samudra!, " Jason segera mendongakkan kepalanya agar bisa melihat wajah Samudra lebih jelas lagi "Apa kau memikirkan Alexa? "
Samudra menghembuskan napasnya kasar. Jason selalu tahu soal isi kepalanya, apa dia terlalu ketara saat memikirkan Alexa dan Reza?.
"Ya, " jawab Samudra jujur.
"Kenapa? " ada wajah tidak suka yang tercetak di wajah Jason saat kekasihnya memikirkan orang lain, padahal saat ini mereka sedang menikmati waktu bersama.
"Aku telah membuat kesalahan. "
"Kesalahan? Kesalahan apa? "
"Aku telah mencium nya. "
Kedua mata Jasoan seketika membulat sempurna, bagaimana bisa Samudra mencium Alexa? Bukankah Samudra tidak bisa melakukan itu kepada seorang wanita, lalu Alexa?. Pikiran Jason seketika berkecamuk, ada perasaan takut saat Samudra mengucapkan itu. Jason tidak mau kehilangan Samudra!.
"Bukankah kau tidak bisa melakukan kontak fisik seintim itu, Samudra? " tanya Jasoan dengan wajah khawatir.
"Aku tidak tahu, " jawab Samudra dengan wajah frustrasi nya "Aku benar-bwnar tidak mengerti, kenapa aku bisa melakukan itu kepada Alexa? "
Jason menghela napas kasar.
"Mungkin karena kau ingin mencobanya, siapa tahu rasa jijik mu terhadap seorang wanita mulai berkurang. "
"Apa maksud mu? "
"Kalian sama-sama memiliki trauma di masa lalu, Samudra. Kau memilih Alexa agar dia juga bisa merasakan apa yang kau rasakan, bukan? "
"Aku tidak mengerti. "
Jason berdecak sebal.
"Kau memilih Alexa karena dia memiliki trauma dengan seorang pria, maka dari itu kau memutuskan untuk menikah dengan nya. Dan kau, percaya bahwa Alexa tidak akan menginginkan kontak fisik lebih jauh lagi dari sekadar menyentuh kulit, bukan? " Jason menatap wajah Samudra dengan lekat "Tetapi hari ini kau menyentuh dia lebih. "
Samudra hanya diam.
"Kau menginginkan perempuan itu, Samudra. Kau yang telah melanggar pembatas, di antara kalian berdua. "
Samudra menghembuskan napasnya kasar.
"Tidak Jason! Aku hanya menginginkan mu, bukan Alexa!. Alexa adalah perempuan, aku tidak mungkin menginginkan dia, " tegas Samudra "Mungkin aku sedang membayangkan wajah mu, jadi aku tidak sengaja mencium bibirnya. "
Perasaan Jason berubah hangat ketika Samudra mengatakan hal manis kepadanya.
"Jadi apa kita bisa memasuki ronde ke-2 ?"
"Tentu. "
*****
Perlahan tapi pasti kedua mata Alexa mulai terbuka, ia mengerjakan matanya berulang kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah penglihatannya sudah jelas, barulah Alexa menelusuri tempat yang saat ini di tempati oleh nya.
Alexa menghela napas kasar saat dirinya berada di dalam rumah sakit, tempat yang paling menyebalkan yang tidak ingin di kunjungi oleh nya.
Penglihatan Alexa seketika jatuh kearah seseorang yang sedang tidur dalam posisi terduduk, tidak lupa dengan tangan besarnya yang terus menggenggam tangan kecil milik nya.
"Reza, " gumam Alexa pelan.
Rasa bersalah menyeruak masuk ke dalam rongga dadanya saat memperhatikan wajah Reza yang tampak lelah. Pasti dirinya begitu merepotkan hingga Reza sampai tidur di posisi yang tidak nyaman, seharusnya Alexa tidak perlu melakukan hal gila itu.
"Maafkan aku, " gumam Alexa dengan nada nya yang pelan.
Tepat saat itulah mata Reza mulai terbuka secara perlahan-lahan.
"Kau sudah bangun? " Reza segera menegakkan tubuhnya yang terasa agak kaku, mungkin karena Reza ketiduran dalam posisi yang tidak nyaman.
"Kau seharusnya tidak melakukan ini, Reza. "
"Melakukan apa? "
Reza menguap beberapa kali saat rasa kantuk masih menguasai dirinya.
"Melakukan ini, " jawab Alexa "Kau tidak perlu melakukan ini, ini bukan tugas mu. "
Reza tersenyum tipis.
"Ayolah jangan menolak kebaikan seseorang, "kesalnya "Kau harusnya bersyukur memiliki seseorang seperti aku di sisi mu. "
Alexa memutar kedua bola mata nya jengah.
"Iya, aku sangat bersyukur. "
Reza tersenyum lebar. Tangannya terulur untuk menyentuh permukaan wajah cantik Alexa yang terlihat pucat, permukaan kulit Alexa terasa begitu lembut.
"Itu baru Alexa, " Reza terkekeh pelan "Apa kau lapar? Aku sangat lapar, " Reza menarik tangannya menjauh dari wajah Alexa, tangan itu beralih mengelus perutnya.
Alexa tersenyum kecil.
"Kalau begitu ayok makan. "
Reza tersenyum.
"Kalau begitu aku akan meminta pesawat untuk membawakan kursi roda untuk mu. "
"Aku bisa menggunakan kaki ku!. "
"Tidak!, " Reza menggelengkan kepalanya tegas "Mau naik kursi roda atau mau aku gendong saja? "
Alexa menghela napas kasar.
"Lebih baik aku memilih naik kursi roda dari pada di gendong oleh mu. "
"Ok, tunggulah di sini. "
Alexa hanya bisa memperhatikan kepergian Reza dari kamar rawatnya.
"Reza Young, " gumam Alexa sambil tersenyum tipis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
the block of minecraft
kacau deh si Samudera....👿👿👿
2021-02-06
0