"Kamu bisa bereskan semua barang mu di sini, Alexa. Untuk sementara sampai hari pernikahan tiba, kau tinggal bersama kami. " Sean memberikan perintah kepada calon menantu nya dengan tegas, ia tidak mungkin membiarkan Alexa tetap berada di dalam lingkungan keluarga yang secara terang-terangan menujukan kebencian nya kepada Alexa "Kamu mau kan nak? "
"Tapi Om, saya bisa mencari tempat tinggal untuk sementara waktu. Saya bisa tinggal di toko buku. " Alexa berusaha menolak kebaikan ayah Samudra dengan halus, ia tidak mau merepotkan.
"Saya tidak mau terjadi sesuatu kepada calon menantu saya, Alexa, " tegas Sean melayangkan tatapan tajam nya.
"Baik om, terimakasih atas kebaikannya. "
"Panggil aku ayah, Alexa," Sean berkata dengan nada kesal "Lagi pula sebentar lagi kau akan menjadi anak ku juga. "
Alexa tersenyum lembut.
"Iya Ayah, maafkan aku. "
Amelia tersenyum penuh haru.
"Akhirnya aku memiliki anak perempuan yang cantik juga. " Amelia terkekeh pelan sambil melayangkan kecupan di pipi putih Alexa "Aku harap kau betah tinggal bersama kami, Alexa. "
"Tentu bu. "
Sebenarnya Alexa bisa saja memiliki tempat tinggal sendiri sampai hari pernikahan nya tiba, akan tetapi keluarga Young menolak dengan tegas keinginan nya itu.
"Kalau begitu ayok, Alexa. Kita bereskan beberapa barang mu lebih dulu, sisa nya biarkan orang ku yang membawa nya, " Samudra segera beranjak dari sofa lalu menatap kearah Alexa yang masih berada di rangkulan ibu-nya.
"Kenapa kau tidak bereskan barang Alexa sendiri saja?" Kesal Amelia menatap putra sulungnya dengan marah "Kau pasti tahu mana yang harus di bawa lebih dulu. "
Sepertinya Samudra baru saja jadi anak tiri dari keluarga Young.
"Tidak apa apa bu. "
Amelia dengan enggan melepaskan rangkulan nya di tubuh Alexa.
"Baiklah, bereskan barang mu dengan cepat nak. "
"Baik bu. "
Alexa segera beranjak dari sana lalu berjalan melewati Samudra begitu saja.
Kaki nya bergerak mengikuti langkah Alexa di belakang.
Samudra bisa melihat dengan jelas jika saudara tiri perempuan Alexa tampak menghujani Alexa dengan tatapan tajam nya, pasti sangat berat bagi Alexa untuk tumbuh di dalam keluarga seperti ini. Terkadang Samudra merasa tidak enak hati ketika ia memiliki tujuan tertentu di balik pernikahan ini.
"Lama tidak bertemu, Alexa. "
Tubuh Alexa seketika membeku di tempat ketika melihat kehadiran sosok Reynard Capaldi Smith di hadapannya. Perasaan takut seketika menjalar di sekitar tubuhnya hingga keringat dingin membanjiri sekujur tubuh nya.
"Bisakah kau menyingkir? " Samudra berkata dingin sambil melayangkan tatapan tajam kepada pria yang ada di depannya, tentu saja Samudra tahu pria ini "Apa kau tuli? "
Rey tersenyum melihat kemarahan yang di tunjukkan oleh Samudra secara terang-terangan.
"Apa kau yakin ingin menikahi wanita ini? " Rey melayangkan tatapan mengejek kepada Samudra "Wanita ini lahir dari seorang wanita penghibur. "
"Itu bukan urusan mu!, "tegas Samudra.
Kedua kakinya melangkah melewati Alexa sehingga tubuh Samudra yang jangkung menjadi tameng untuk Alexa.
"Dia tidak akan jauh berbeda dari ibu kandungnya, " tambah Rey.
Saat itu juga Samudra tidak bisa menahan diri untuk tidak menghajar wajah pria kurang ajar ini.
"Aishhh, " ringis Rey ketika sudut bibirnya sobek karena di hajar oleh Samudra.
"Kau pantas mendapatkan itu, " Samudra tersenyum miring "Orang bodoh seperti mu memang harus di beri pelajaran. "
"Cukup!!. "
Teriakan Alexa yang begitu kencang berhasil mengalihkan perhatian semua orang yang mendengar suaranya.
"Aku mohon berhentilah!!. " Alexa berteriak dengan kencang walau suaranya terdengar gemetaran karena menahan ketakutan yang menjalar disekujur tubuh nya "Aku mohon hentikan!. "
Samudra di buat kebingungan ketika tubuh Alexa luruh keatas lantai, melihat tubuh Alexa yang gementaran membuat insting di dalam dirinya untuk segera menenangkan Alexa. Akan tetapi Samudra bingung harus melakukan apa? Ia tidak mungkin melakukan kontak fisik, jika sampai ia melakukan itu maka Alexa akan semakin ketakutan. Trauma yang di alami oleh Alexa membuat gadis itu tidak bisa melakukan kontak fisik dengan pria mana pun.
"Alexa, tenanglah. "
Samudra berjongkok di hadapan Alexa, tetapi masih menyisakan ruang yang bisa membuat Alexa merasa nyaman ketika berdekatan dengannya.
"Kita akan segera pergi dari sini, ok. Aku akan melindungi mu dari siapa pun, termasuk keluarga mu. " Tanpa Samudra sadari ia telah mengucapkan kalimat yang cukup membuat Alexa merasa telindungi "Kamu yang tenang ok, aku akan membawa mu pergi jauh dari sini. "
Perasaan nyaman dan merasa terlindungi langsung tercipat begitu saja, ia bisa melihat kesungguhan di wajah Samudra. Tidak ada sedikit pun kebohongan disana. Perkataan yang Samudra ucapkan berhasil membuat dirinya merasa sedikit tenang, perasaan takut itu mulai memudar dengan sendirinya.
"Kamu hanya perlu mempercayai ku, Alexa. "
Alexa merasa ter-sugesti oleh penuturan Samudra sehingga tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya dan memilih untuk mempercayai Samudra.
"Pergilah lebih dulu ke kamar, aku akan menyusul mu. Aku harus mengamakan pria berengsek ini dari mu. "
Senyum tipis seketika terukir di wajahnya ketika melihat raut wajah Alexa jauh lebih tenang dari pada sebelumnya, ia memutuskan untuk segera beranjak dari posisi jongkok nya menjadi berdiri. Setelah itu barulah Samudra memposisikan tubuh nya hingga berhadapan langsung dengan Rey, mata nya terus menghujani mata Rey dengan tatapan penuh kemarahan.
"Tingkah mu seperti seorang pahlawan, " ejek Rey menatap Samudra dengan senyum miringnya "Apa sikap mu tulus untuk melindungi wanita jal*ng itu? "
"Tentu saja. " Jawab Samudra yakin.
"Kalau begitu buktikan, " Senyum misterius seketika tercetak di wajah Rey "Jangan pernah alihkan pandangan mu dari Alexa, Samudra. Jika sampai kau melakukan itu, maka aku akan memanfaatkan celah itu. "
"Itu tidak akan terjadi!, "geram Samudra.
Rey tersenyum tipis, ia melayangkan tepukan di bahu Samudra beberapa kali.
"Jaga adik tiri ku baik-baik, calon adik ipar. "
Tangan Samudra terkepal dengan begitu kuat, amarah di dalam dirinya berusaha mengambil alih kesadaran dirinya. Akan tetapi Samudra berusaha menahan emosinya sebisa mungkin, ia tidak mungkin meledak sekarang. Ia tidak mau jika rencana yang sudah tersusun rapih akan kacau karena ia tidak bisa mengendalikan emosi nya. Samudra sudah tahu jika ia memilih Alexa sebagai pendamping nya maka akan serumit ini, tidak heran jika kemungkinan buruk bisa terjadi kapan pun. Samudra telah memperhitungkan semuanya, ia hanya perlu menghadapi itu semua.
Setelah selesai larut dalam pikiran nya, Samudra memutuskan untuk segera menyusul Alexa yang sudah masuk ke dalam kamar.
Samudra memilih untuk berdiam diri di ambang pintu sambil menyenderkan tubuh jangkung nya ke sisi pintu, mata nya yang tajam sedang memperhatikan Alexa yang terduduk diam di pinggir ranjang.
"Apa kau sudah selesai memasukkan barang mu kedalam tas? "
Mata Samudra menangkap reaksi terkejut di wajah Alexa ketika suaranya menggema di dalam setiap sudut kamar ini.
"Sudah jangan terlalu di pikiran, segera kemasi barang mu, " Samudra memberi instruksi kepada Alexa agar segera merapihkan barang nya "Sisa nya biarkan bawahan ku yang membawanya. " Tambah Samudra.
Alexa segera bergerak untuk mengikuti perintah Samudra.
"Perlu ku bantu? "
"Tidak perlu, " tegas Alexa cepat.
Samudra tersenyum tipis ketika ia mendapatkan penolakan dari niat baik nya.
"Aku merasa tidak enak jika harus tinggal bersama keluarga mu. " Alexa akhirnya memilih untuk mengungkapkan apa yang menjadi beban pikiran nya sejak tadi "Kita baru saja mengenal hari ini, mana mungkin aku tinggal di kediaman mu. "
Samudra mengelus elus rahang nya yang di tumbuhi oleh bulu-bulu tipis.
"Aku si terserah pada mu, tapi akan sulit untuk mendapatkan izin dari ibu dan ayah ku. Apalagi melihat situasi keluarga yang seakan akan ingin membunuh mu, pasti mereka akan menolak dengan tegas keinginan mu itu, " jelas Samudra panjang lebar "Hmmm kau juga harus tetap berada di bawah pengawasan ku, aku takut jika Rey melakukan hal buruk kspada mu. "
Alexa menghembuskan napasnya kasar.
"Ini membuat ku pusing. "
Samudra tersenyum geli.
"Sebaiknya cepatlah berkemasa, aku tidak mau orang tua ku berfikir yang tidak-tidak tentang kita. "
"Apa maksud mu? "
"Kau pikir saja sendiri. Seorang pria dan wanita berada di dalam kamar dalam waktu lama. Kau pikir siapa yang tidak akan berpikir negatif? "
"Ah baiklah. "
Samudra hanya bisa geleng-geleng ketika melihat Alexa yang mengemasi barang nya seperti sedang di kejar deadline.
"Apa kau yakin itu sudah semuanya? " Samudra menatap tas ukuran sedang yang sudah di letakan di atas ranjang.
"Iya. "
Drrrtttttt....
Mereka berdua seketika mengalihkan perhatiannya saat sebuah notifikasi pesan berbunyi.
Samudra segera merogok ponsel nya dan menatap layar ponsel nya untuk melihat seseorang yang mengirim pesan kepadanya.
Aku harap rencana mu akan berjalan lancar, Samudra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Ela Nurlaela
semoga bukan rencana jahat tuk alexa
2020-11-08
1
Anna Aja
menarik ...lanjutkan
2020-11-07
0