Konsultasi Pertama

Melihat berapa banyak orang antri ingin konsultasi dengan dosen baru tersebut, pasti akan membutuhkan waktu lama untuk menunggu, ia memutuskan untuk ke kantin mengingat ia belum sempat sarapan tadi dirumah, sekarang masih jam setengah sepuluh. Setelah selesai dengan sarapannya ia duduk sebentar sambil membuka akun instagramnya, siapa tau keberuntungan menghampirinya hari ini dan Cristiano Ronaldo memfollow back akunnya.

Namun hal yang diharapkan tidak terjadi, setelah hampir satu jam ia sibuk di dunia maya, akhirnya ia memutuskan untuk kembali memeriksa apakah manusia di depan kantor Jurusannya sudah berkurang, namun masih tetap seperti tadi, ia melirik ke arah mbak Lis, dan perempuan ramah tersebut membalas senyumannya diiringi dengan gerakan mulut yang mengisyaratkan kata “Tunggu bentar lagi ya.”, ia membalasnya dengan mengangguk sambil tak lupa menyuguhkan senyum manisnya.

Hampir satu jam ia terjebak bersama ponselnya di tengah lautan manusia yang sibuk bergosip dengan suara pelan di sekitarnya

“Gila, dosen baru itu ganteng banget.” Ucap mahasiswa dengan rambut sebahu itu.

“Kalo gini mah, gue jadi betah seharian di kampus.” Sahut si jilbab biru.

"Kira-kira pak Aiman tu masih single gak ya, gue mau lho sama dia.” Kini giliran si rambut sepunggung yang bersuara.

“Dianya yang gak mau sama lo.” Gadis rambut sebahu mengeluarkan kata-kata pedasnya.

Dan masih banyak serentetan kata-kata lain yang ia dengar namun tak lepas dari satu nama yaitu “AIMAN” , apa benar yang dikatakan adik-adik tingkatnya ini, membuat ia semakin tak sabar untuk bertemu dengan dosen pembimbing barunya tersebut. Ia kembali melirik ke arah loket jendela kaca yang terbuka setengah itu, dan melihat mbak Lis yang memanggilnya dengan isyarat tangan.

 Ini pasti gilirannya untuk konsultasi, dengan langkah yang mantap ia memasuki ruangan kantor yang temperaturnya jauh lebih dingin dibandingkan dengan kondisi di luar ruangan tadi, dan entah kenapa, kini ia merasa sedikit gugup. Ruangan ini memiliki beberapa bilik setinggi satu meter setengah yang memisahkan setiap meja dosen, dan mbak Lis memberitahunya jika bilik pak Aiman nomor dua dari pojok dekat jendela. 

Dengan langkah sedikit tegang dan telapak tangan yang bertambah dingin ia mendekati bilik tersebut “Oh come on Billa, ini hanya konsultasi skripsi, bukan sidang kasus pembunuhan dimana kau adalah tersangka utamanya, jadi cobalah untuk rileks, tak perlu tegang dan segugup ini” hatinya menjerit lantang, dulu ketika ia ingin konsultasi dengan pak Anwar ia tak pernah merasakan hal ini,  itu dikarenakan pak Anwar merupakan dosen paling ramah dan terbaik di Jurusannya, tak heran jika beliau menjadi dosen favorit mahasiswa Ekonomi manajemen dari semua tingkatan yang pernah beliau ajar. 

Namun sekarang ia belum tau bagaimana sifat dosen barunya ini, apakah akan menyeramkan dan bersikap tidak ramah sedikit pun, ya tuhan, memikirkan hal itu saja membuat lututnya sedikit lemas.

“Permisi pak.” Iya menyapa dengan sangat pelan sosok yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu sambil menunduk karena sedang membaca sesuatu, bahunya terlihat bidang dibalut dengan kemeja berwarna biru dongkernya. Sosok itu menatap orang yang menyapanya dengan iris mata hitam pekatnya, seolah ia ingin menelan sosok yang ditatapnya.

“Maaf pak mengganggu, saya mau konsultasi skripsi.” Ia membuat suaranya menjadi setenang mungkin padahal jantungnya sedang menabuh genderang perang saat ini, ia begitu gugup.

“Duduk.” Gadis itu mendudukkan pelan pantatnya di kursi tepat didepan sosok dosen dingin di depannya.

“Mana skripsi kamu?” Ruangan ini sudah dingin karena Air Condnya bertambah dingin lagi dengan aura dosen bernama Aiman tersebut  sehingga membuat gadis itu serasa tengah berada di tengah badai salju.

"Ini skripsi saya pak.” Ia meletakkan dengan pelan skripsinya diatas meja, namun sorot mata dari dosennya tersebut terlihat tidak suka dengan kata-kata yang ia ucapkan barusan.

“Aduh gue salah ngomong ya, kok aura-auranya dia kayak gak suka sama omongan gue, sinis gitu lagi cara natapnya.” Ia membatin. Berulang kali ia menelan saliva ketika melihat dosen tampan itu membalikkan setiap halaman skripsinya.

***

Terpopuler

Comments

Altafani ZM

Altafani ZM

seperti apa ya visual pak dosen aiman/Grievance/

2024-11-20

1

💙ANGGUN💦

💙ANGGUN💦

knp hrs CR7?Timnas Indo skrg ganteng2 loh yakk

2024-11-19

0

Bang Ipul

Bang Ipul

lanjut

2024-11-03

0

lihat semua
Episodes
1 November dan Dosen Baru
2 Harapan
3 Hujan dan Rapuh
4 Konsultasi Pertama
5 Jangan panggil saya bapak
6 Tangisan
7 Panggilan telepon tidak jelas
8 Cafe
9 Limbad lu?
10 Janji untuk kesuksesan
11 Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12 Nasi Padang
13 Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14 Dijodohkan
15 Aruna
16 Ayo Menikah
17 Paman Gila
18 Difitnah
19 Akhirnya Sidang Juga
20 Dewa dan Aiman
21 Bertemu Aruna
22 Siapa perempuan itu?
23 Rapat Keluarga Aiman
24 Billa mulai gila
25 Bertemu Keluarga Aiman
26 Keluarga Aruna
27 Curhatan Aruna
28 Hari Yudisium
29 Bingung
30 Monyet Ragunan
31 Cerita ke Bunda
32 Pak, ayo nikah!
33 Juragan sawit buat cemburu
34 Bertemu keluarga Billa
35 Emosi
36 Akankah Bahagia itu datang?
37 Ancaman Bunda
38 Gelisah dan Khawatir
39 Pertemuan Keluarga
40 Pepet terus sampai KUA
41 Tanggal pernikahan
42 Tema pernikahan impian
43 Manis dan Iblis
44 Nikah secepatnya!
45 Seserahan
46 Akhirnya...
47 Setelah Akad
48 Tahan...
49 Hasrat
50 Penyatuan Cinta
51 Cobaan Awal
52 Bandung dan Impian
53 Galau Pekerjaan
54 Amukan
55 Bercanda berujung serius
56 Masalah belum terselesaikan
57 Keputusan Billa
58 Kedatangan Aruna dan Nayla
59 S3 ilmu gombal
60 Ocha Kecelakaan
61 Melaporkan tante Latifa
62 Ke Bandung lagi
63 Tengah malam di kota Bandung
64 Obrolan malam
65 Makan siang
66 Supermarket
67 Mantan
68 Merajuk
69 Ke Kawah putih
70 Rancabali
71 Nothing's gonna change my love for you
72 Bertemu Sheza
73 Over thinking bikin pusing
74 Testpack
75 Rezeki titipan Tuhan
76 Kembali ke Jakarta
77 Penderitaan Aiman
78 Kekesalan terhadap Sheza
79 Emosi ibu hamil
80 Kondangan
81 Saling menerima
82 Pertengkaran pertama
83 Penyesalan Billa
84 Meminta maaf dan Memaafkan
85 Mengingat pesan bunda
86 Bertemu Aruna dan Liam
87 Obrolan dengan Rania
88 Toko Roti
89 Suami aneh
90 Kekhawatiran calon ibu
91 LDR
92 Perempuan tidak tahu diri
93 Kemarahan terhadap Sheza
94 Curhat menantu dan mertua
95 Jangan sok ganteng
96 Mencari solusi
97 Bayi Gorila
98 Si anak Rektor
99 Bertemu Rektor
100 Keputusan Sang Rektor
101 Tamu mengejutkan
102 Semua panik
103 Selamat datang ke dunia
104 Gemas
105 Cupu
106 Cemburu
107 Terima Kasih
Episodes

Updated 107 Episodes

1
November dan Dosen Baru
2
Harapan
3
Hujan dan Rapuh
4
Konsultasi Pertama
5
Jangan panggil saya bapak
6
Tangisan
7
Panggilan telepon tidak jelas
8
Cafe
9
Limbad lu?
10
Janji untuk kesuksesan
11
Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12
Nasi Padang
13
Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14
Dijodohkan
15
Aruna
16
Ayo Menikah
17
Paman Gila
18
Difitnah
19
Akhirnya Sidang Juga
20
Dewa dan Aiman
21
Bertemu Aruna
22
Siapa perempuan itu?
23
Rapat Keluarga Aiman
24
Billa mulai gila
25
Bertemu Keluarga Aiman
26
Keluarga Aruna
27
Curhatan Aruna
28
Hari Yudisium
29
Bingung
30
Monyet Ragunan
31
Cerita ke Bunda
32
Pak, ayo nikah!
33
Juragan sawit buat cemburu
34
Bertemu keluarga Billa
35
Emosi
36
Akankah Bahagia itu datang?
37
Ancaman Bunda
38
Gelisah dan Khawatir
39
Pertemuan Keluarga
40
Pepet terus sampai KUA
41
Tanggal pernikahan
42
Tema pernikahan impian
43
Manis dan Iblis
44
Nikah secepatnya!
45
Seserahan
46
Akhirnya...
47
Setelah Akad
48
Tahan...
49
Hasrat
50
Penyatuan Cinta
51
Cobaan Awal
52
Bandung dan Impian
53
Galau Pekerjaan
54
Amukan
55
Bercanda berujung serius
56
Masalah belum terselesaikan
57
Keputusan Billa
58
Kedatangan Aruna dan Nayla
59
S3 ilmu gombal
60
Ocha Kecelakaan
61
Melaporkan tante Latifa
62
Ke Bandung lagi
63
Tengah malam di kota Bandung
64
Obrolan malam
65
Makan siang
66
Supermarket
67
Mantan
68
Merajuk
69
Ke Kawah putih
70
Rancabali
71
Nothing's gonna change my love for you
72
Bertemu Sheza
73
Over thinking bikin pusing
74
Testpack
75
Rezeki titipan Tuhan
76
Kembali ke Jakarta
77
Penderitaan Aiman
78
Kekesalan terhadap Sheza
79
Emosi ibu hamil
80
Kondangan
81
Saling menerima
82
Pertengkaran pertama
83
Penyesalan Billa
84
Meminta maaf dan Memaafkan
85
Mengingat pesan bunda
86
Bertemu Aruna dan Liam
87
Obrolan dengan Rania
88
Toko Roti
89
Suami aneh
90
Kekhawatiran calon ibu
91
LDR
92
Perempuan tidak tahu diri
93
Kemarahan terhadap Sheza
94
Curhat menantu dan mertua
95
Jangan sok ganteng
96
Mencari solusi
97
Bayi Gorila
98
Si anak Rektor
99
Bertemu Rektor
100
Keputusan Sang Rektor
101
Tamu mengejutkan
102
Semua panik
103
Selamat datang ke dunia
104
Gemas
105
Cupu
106
Cemburu
107
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!