Hujan dan Rapuh

Kini Billa sudah tiba di depan kostnya, mengetuk pintu dan mengucapkan salam.

“Assalamu’alaikum.” Ia memasuki rumah

“Wa’alaikum salam, tadi katanya lagi badmood, perasaan sekarang baik-baik aja deh.” Sambut Ocha begitu Billa memasuki rumah.

“Tadi lo  itu ngechat gue di waktu yang gak tepat.” Balas Billa sewot.

“Kenapa emang, Lo lagi ngedate ya tadi?” Ocha memang suka sekali menggoda Billa, baginya wajah cemberut dan kesal Billa adalah hiburan tersendiri.

“Iya, sama Theo James?” Balas Billa asal.

“Ngayal mulu idup lo, emang kenapa sih.” Ocha tampak penasaran.

“Tadi gue tu lagi nunggu balasan chat dari dosen pembimbing gue yang baru yang gantiin pak Anwar, eh malah chat lo yang masuk.” Jujur Billa tetap memasang muka cemberutnya.

“Emang siapa dosen pembimbing yang baru?”

“Dosen baru, gue aja gak kenal, besok konsultasinya.”

“Oh,,, mana Yakult gue.”

Billa menyodorkan sebungkus plastik berwarna putih kepada Ocha, sambil berlalu menuju kamarnya. Setelah berganti pakaian Billa membuka laptopnya dan memeriksa  file skripsinya sedetail mungkin sebelum mencetak rangkaian kata-kata itu. 

***

Lagi-lagi hujan mengguyur tanah yang belum sempat kering, Billa duduk didepan jendelanya yang terbuka ditemani secangkir teh panas, beberapa tampias air hujan mengenai wajah manisnya, membuat  ia tersenyum. Namun  senyum itu bukanlah senyum bahagia, terlihat sekali jika senyum itu adalah senyum yang menyimpan sebuah sindiran disampingnya.

Sindiran terhadap dirinya sendiri, yang begitu rapuh dalam menjalani hidupnya. Kali ini air mata juga menemani malam dinginnya. Entahlah hal apa yang membuat hidup gadis ini menjadi begitu tak terbaca alurnya seperti ini. Setelah menenangkan diri dengan shalat isya dan mengaji beberapa ayat, akhirnya gadis itu bisa tidur dengan tenang malam ini.

Pagi yang mendung telah menyapa gadis manis dengan jeans hitam, kemeja tunik soft pink sepaha dilengkapi dengan hijab dan tote bag berwarna senada dengan jeans nya, ia sedang berdiri di depan rumah kostnya, mata coklatnya menatap ke langit, seolah dia sedang menonton drama Korea favoritnya.

“Lo ngapain bil, mau coba jadi pawang hujan?” ocha bersuara dari daun pintu

“Kali aja bisa kan.” Ia menjawab serius.

“Udah kekampus terus sana, jumpain itu dosen baru, merengek minta cepatin Acc-in sidang skripsi lo.”

“Bawel amat sih, serasa di omelin sama mamak gue tau ga?.” protes Billa

“Semua perempuan juga bakal jadi ibu nanti bil,”

“Yaelah dia baper, ya udah deh, gue berangkat dulu, assalamu’alaikum.”

“Wa’alaikumsalam, ntar pulang nitip siomay yang di kantin fakultas ya, kangen gue sama siomaynya.” Ucap Ocha sedikit berteriak karena posisi Billa yang semakin menjauh.

“Beli sendiri.” Balas Billa juga sambil berteriak.

“Yeeeeee, punya kawan gak ada sifat prihatin dikit pun.” Cibir Ocha.

Dengan langkah santai ia berjalan menuju kantor jurusannya, untuk sekedar melihat apakah ada orang, namun dahinya sedikit berkerut melihat keramaian  di depan kantor jurusannya, ia menghampiri beberapa adik letingnya yang sedang berkumpul  sambil senyum-senyum dan terlihat beberapa diantaranya sedang berbisik sesekali terdengar suara cekikikan halus dari mereka.

Hal itu membuatnya bertambah bingung, sebenarnya apa yang terjadi dengan semua manusia berjenis kelamin perempuan di sekitarnya ini. Ia memutuskan untuk mendekati jendela loket kantor jurusan dimana terlihat mbak Lis sedang memeriksa beberapa dokumen di tangannya.

“Permisi mbak, saya kemarin ada buat janji sama pak Aiman, beliau bilang jika hari ini saya bisa bertemu dengan beliau, apa pak Aiman sudah datang?” Billa bertanya sopan kepada mbak Lis.

“Oh, udah dek, tunggu bentar ya, karena rata-rata dari mahasiswa/i yang ada disini merupakan bimbingan dari pak Aiman.” Mbak Lis menunjuk kerumunan orang-orang di depan kantor jurusan. 

“Rame juga ya mbak, ya udah kalau gitu saya tunggu di sana aja mbak ya, makasih ya mbak.” Ucap Billa sambil berlalu.

“Iya sama-sama, ditunggu aja ya, mungkin agak sedikit lama.” Ucap mbak Lis lembut.

“Iya mbak.” Ucap Billa sembari berlalu dari depan kantor jurusannya

Terpopuler

Comments

Selly AWP

Selly AWP

jadi inget masa kuliah dulu 🤭

2025-01-07

0

Nur Syamsi

Nur Syamsi

lanjut

2024-12-16

0

Bang Ipul

Bang Ipul

hadir

2024-11-03

1

lihat semua
Episodes
1 November dan Dosen Baru
2 Harapan
3 Hujan dan Rapuh
4 Konsultasi Pertama
5 Jangan panggil saya bapak
6 Tangisan
7 Panggilan telepon tidak jelas
8 Cafe
9 Limbad lu?
10 Janji untuk kesuksesan
11 Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12 Nasi Padang
13 Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14 Dijodohkan
15 Aruna
16 Ayo Menikah
17 Paman Gila
18 Difitnah
19 Akhirnya Sidang Juga
20 Dewa dan Aiman
21 Bertemu Aruna
22 Siapa perempuan itu?
23 Rapat Keluarga Aiman
24 Billa mulai gila
25 Bertemu Keluarga Aiman
26 Keluarga Aruna
27 Curhatan Aruna
28 Hari Yudisium
29 Bingung
30 Monyet Ragunan
31 Cerita ke Bunda
32 Pak, ayo nikah!
33 Juragan sawit buat cemburu
34 Bertemu keluarga Billa
35 Emosi
36 Akankah Bahagia itu datang?
37 Ancaman Bunda
38 Gelisah dan Khawatir
39 Pertemuan Keluarga
40 Pepet terus sampai KUA
41 Tanggal pernikahan
42 Tema pernikahan impian
43 Manis dan Iblis
44 Nikah secepatnya!
45 Seserahan
46 Akhirnya...
47 Setelah Akad
48 Tahan...
49 Hasrat
50 Penyatuan Cinta
51 Cobaan Awal
52 Bandung dan Impian
53 Galau Pekerjaan
54 Amukan
55 Bercanda berujung serius
56 Masalah belum terselesaikan
57 Keputusan Billa
58 Kedatangan Aruna dan Nayla
59 S3 ilmu gombal
60 Ocha Kecelakaan
61 Melaporkan tante Latifa
62 Ke Bandung lagi
63 Tengah malam di kota Bandung
64 Obrolan malam
65 Makan siang
66 Supermarket
67 Mantan
68 Merajuk
69 Ke Kawah putih
70 Rancabali
71 Nothing's gonna change my love for you
72 Bertemu Sheza
73 Over thinking bikin pusing
74 Testpack
75 Rezeki titipan Tuhan
76 Kembali ke Jakarta
77 Penderitaan Aiman
78 Kekesalan terhadap Sheza
79 Emosi ibu hamil
80 Kondangan
81 Saling menerima
82 Pertengkaran pertama
83 Penyesalan Billa
84 Meminta maaf dan Memaafkan
85 Mengingat pesan bunda
86 Bertemu Aruna dan Liam
87 Obrolan dengan Rania
88 Toko Roti
89 Suami aneh
90 Kekhawatiran calon ibu
91 LDR
92 Perempuan tidak tahu diri
93 Kemarahan terhadap Sheza
94 Curhat menantu dan mertua
95 Jangan sok ganteng
96 Mencari solusi
97 Bayi Gorila
98 Si anak Rektor
99 Bertemu Rektor
100 Keputusan Sang Rektor
101 Tamu mengejutkan
102 Semua panik
103 Selamat datang ke dunia
104 Gemas
105 Cupu
106 Cemburu
107 Terima Kasih
Episodes

Updated 107 Episodes

1
November dan Dosen Baru
2
Harapan
3
Hujan dan Rapuh
4
Konsultasi Pertama
5
Jangan panggil saya bapak
6
Tangisan
7
Panggilan telepon tidak jelas
8
Cafe
9
Limbad lu?
10
Janji untuk kesuksesan
11
Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12
Nasi Padang
13
Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14
Dijodohkan
15
Aruna
16
Ayo Menikah
17
Paman Gila
18
Difitnah
19
Akhirnya Sidang Juga
20
Dewa dan Aiman
21
Bertemu Aruna
22
Siapa perempuan itu?
23
Rapat Keluarga Aiman
24
Billa mulai gila
25
Bertemu Keluarga Aiman
26
Keluarga Aruna
27
Curhatan Aruna
28
Hari Yudisium
29
Bingung
30
Monyet Ragunan
31
Cerita ke Bunda
32
Pak, ayo nikah!
33
Juragan sawit buat cemburu
34
Bertemu keluarga Billa
35
Emosi
36
Akankah Bahagia itu datang?
37
Ancaman Bunda
38
Gelisah dan Khawatir
39
Pertemuan Keluarga
40
Pepet terus sampai KUA
41
Tanggal pernikahan
42
Tema pernikahan impian
43
Manis dan Iblis
44
Nikah secepatnya!
45
Seserahan
46
Akhirnya...
47
Setelah Akad
48
Tahan...
49
Hasrat
50
Penyatuan Cinta
51
Cobaan Awal
52
Bandung dan Impian
53
Galau Pekerjaan
54
Amukan
55
Bercanda berujung serius
56
Masalah belum terselesaikan
57
Keputusan Billa
58
Kedatangan Aruna dan Nayla
59
S3 ilmu gombal
60
Ocha Kecelakaan
61
Melaporkan tante Latifa
62
Ke Bandung lagi
63
Tengah malam di kota Bandung
64
Obrolan malam
65
Makan siang
66
Supermarket
67
Mantan
68
Merajuk
69
Ke Kawah putih
70
Rancabali
71
Nothing's gonna change my love for you
72
Bertemu Sheza
73
Over thinking bikin pusing
74
Testpack
75
Rezeki titipan Tuhan
76
Kembali ke Jakarta
77
Penderitaan Aiman
78
Kekesalan terhadap Sheza
79
Emosi ibu hamil
80
Kondangan
81
Saling menerima
82
Pertengkaran pertama
83
Penyesalan Billa
84
Meminta maaf dan Memaafkan
85
Mengingat pesan bunda
86
Bertemu Aruna dan Liam
87
Obrolan dengan Rania
88
Toko Roti
89
Suami aneh
90
Kekhawatiran calon ibu
91
LDR
92
Perempuan tidak tahu diri
93
Kemarahan terhadap Sheza
94
Curhat menantu dan mertua
95
Jangan sok ganteng
96
Mencari solusi
97
Bayi Gorila
98
Si anak Rektor
99
Bertemu Rektor
100
Keputusan Sang Rektor
101
Tamu mengejutkan
102
Semua panik
103
Selamat datang ke dunia
104
Gemas
105
Cupu
106
Cemburu
107
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!