Akhirnya Sidang Juga

Hari ini Billa sudah menyelesaikan sidang skripsinya, pikirannya terasa jauh lebih ringan dan lega, dikarenakan satu bebannya telah lepas, terlebih lagi sidangnya hanya berlangsung tidak lebih dari 20 menit, dan tanpa revisi apapun. Billa benar-benar beruntung kali ini. Sebelum keluar dari ruangan sidang, ia sempat melirik sekilas ke arah Aiman selaku Dosen pembimbingnya yang sudah pasti wajib ada di saat dia sidang skripsi. Billa melemparkan seulas senyum tulusnya ke arah Dosennya itu, dan hanya di balas dengan senyum tipis, bahkan sangat tipis.

Ocha sudah menunggunya di luar ruang sidang dengan buket bunga dan selempang berwarna hitam dengan tulisan, YASMINA SALSABILLA, S.E.

“ Selamat sayangku.” sambut Ocha begitu melihat Billa keluar dari ruangan sidang.

“ Makasih cintaku.” balas Billa dan langsung memeluk sahabatnya itu.

“ Gimana tadi di dalam, deg degan gak?”

“Parah Cha, lemes sebadan-badan gue, tapi alhamdulilah sidang gue tanpa revisian Cha, perfect.” ucap Billa yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

“ Gila mantep banget nih bimbingannya Pak Aiman, tanpa revisian.” ucapan Ocha disambut tawa oleh mereka berdua.

“ Eh bentar Cha, gue mau hubungin Bunda dulu.”

Billa mengeluarkan ponselnya dari tas, dan langsung melakukan panggilan video dengan Bundanya, terlihat raut wajah bahagia dari Bunda dan kedua adiknya yang tidak berhentinya memberikan selamat kepadanya.

Kini Billa dan Ocha berencana untuk pulang ke kost mereka, mengingat Billa sangat membutuhkan istirahat, dikarenakan ia tidak tertidur semalaman untuk mempersiapkan sidang skripsinya hari ini.

“ Bentar ya, gue pesan taxi online dulu.” ucap Billa yang sekarang tengah sibuk dengan ponselnya.

“ Jangan dulu Bil, gue belum pernah ngeliat yang namanya Pak Aiman, buruan kenalin gue sama dia, gue kan pengen tau juga calon suami lo itu yang mana.” goda Ocha.

“ Calon suami mata lo. Asal aja kalo ngomong ni anak.” bantah Billa.

“ Ya iyalah calon suami, kan dia udah ajak lo nikah, lo nya aja yang bego, kebanyakan mikir, kalo gue mah langsung iyain aja, mana duitnya banyak kan kata lo.” 

“ Yeee dasar lo ya, gue sumpal kerikil tuh mulut lo biar diam.” Ocha terkekeh.

“Ehmmm.” Sebuah deheman membuat kekehan  mereka berdua berhenti dan menoleh ke arah sumber suara, dan disana sudah berdiri Aiman dengan kemeja putih yang lengannya digulung dan celana bahan berwarna hitam.  Entah kenapa aura Aiman hari ini berkali-kali lipat lebih tampan di mata Billa.

“ Masya Allah Bil, ini siapa kok ganteng banget, berasa ngeliat duplikat Mingyu Seventeen gue mah.” bisik Ocha ke arah Billa.

“ Bego, diem lu jangan banyak omong, itu Pak Aiman cok.” ucap Billa yang juga berbisik ke arah Ocha.

“ Gila lo ya, kenapa gak pernah bilang kalo Pak Aiman tuh seganteng ini, eh Bil, kalo lo gak mau kasih gue aja ya.” Ocha masih setia dengan acara berbisik ya.

“ Lo yang gila, asal nyerocos ga jelas.” lanjut Billa juga masih berbisik.

“ Sudah acara bisik-bisiknya, atau mau dilanjutkan lagi?” tanya Aiman menatap heran ke arah 2 orang gadis aneh di depannya ini.

“ Udah pak, bapak ada perlu apa ya?”

“ Ayo saya traktir kalian makan, sebagai bentuk ucapan selamat dari saya atas suksesnya sidang kamu.” 

“ Eh Pak, ga usah repot-repot.” tolak Billa.

“ Ayo pak, ga usah didengar dia.” ucap Ocha yang membuat Billa membelalak kaget.

“ Gila ya lo, gue udah ngantuk banget ini.” Billa kembali berbisik ke telinga Ocha.

“ Ntar malam lo tidur deh sampe malam lagi, gak bakal gue ganggu, pokoknya tawaran makan itu gak boleh ditolak, dosa menolak rezeki.” 

Dua orang gadis di depan Aiman masih terus berdebat membuat Aiman jengah dengan tingkah keduanya. 

“ Saya tunggu di parkiran, kalau sudah selesai debatnya, segera ke parkiran.”

“ Baik pak.” ucap Ocha semangat.

Billa masih enggan untuk ikut dengan ajakan Aiman, karena ia merasa benar-benar butuh tidur saat ini, tapi Ocha tetap mempertahankan pendapatnya untuk ikut ajakan makan siang dari Aiman.

“Ayolah Bil, kapan lagi coba gue nikmatin traktiran dari Pak Aiman, lu tega banget sama gue.” 

Akhirnya Billa luluh dengan muka memelas Ocha yang terlihat seperti kucing minta makan.

“ Pengen gue jambak lo Cha, sumpah deh, muka lo ngeselin banget.”  ucapan Billa membuat Ocha terkekeh. Mereka berdua kini tengah berjalan menuju parkiran, dan melihat Aiman yang sudah terduduk di mobilnya dengan kaca jendela terbuka.

“ Bil lo duduk depan aja, biar gue duduk di belakang.” ucap Ocha pelan.

“ Ga mau, kita duduk di belakang aja berdua.” bantah Billa.

“ Kalo gitu mah, kita berasa lagi naik Taxi online ga sih.” mereka terkikik, membuat Aiman menatap aneh ke arah mereka.

Kini mereka sudah berada di mobil Aiman, dan tetap memilih untuk duduk di belakang, membiarkan Aiman terlihat persis seperti driver taxi.

“ Mau makan apa?” tanya Aiman.

“ Kami berdua sebenarnya pemakan segalanya pak, kalo Billa sih pak favoritnya nasi padang.” Ocha menjelaskan dengan santai.

“Oke kalau gitu kita makan nasi padang.” ucap Aiman.

“ Jangan. Jangan nasi padang yang kemarin pak, saya ngeri harus balik kesana lagi.” sergah Billa cepat.

“ Kan saya yang bayarin sebagai ucapan selamat buat kamu.” 

“ Ingat Bil, rezeki tidak boleh ditolak.” Ocha mengingatkan.

Billa mengutuk Ocha dalam hatinya, dia menganggap jika sahabatnya ini benar-benar tidak bisa di ajak kerja sama. Dalam perjalanan menuju tempat makan, Billa menguap beberapa kali dan hal itu tidak luput dari pantauan Aiman lewat vision mirror. Billa pasti sudah bekerja keras mempersiapkan sidangnya hari ini dengan melewatkan istirahat pikir Aiman.

Kini mereka sudah sampai di tempat makan yang mereka tuju. Billa duduk disamping Ocha dan Aiman duduk tepat di depannya.

“ Kamu tidak tidur semalaman?” tanya Aiman membuat Billa melihat ke arahnya.

“ Saya deg degan mikirin sidang pak, sampe-sampe gak bisa tidur, tapi sekarang udah tenang pak.” ucap Billa santai.

“ Kamu, Ocha ?” kini mata Aiman beralih ke arah Ocha.

“ Iya pak, saya Ocha teman satu kost nya Billa.” Aiman hanya mengangguk menanggapi jawaban Ocha.

***

Kini Aiman sudah mengantarkan mereka berdua untuk pulang, Aiman sudah tidak tega melihat Billa yang terus-terusan menguap dan dengan susah payah menahan kantuknya.

“ Makasih banyak pak ya.” ucap dua gadis itu begitu sudah turun dari mobil Aiman dan hanya di balas anggukan oleh Aiman. Setelah itu langsung menjalankan mobilnya.

Dalam perjalanan pulang, Aiman tidak berhenti tersenyum mengingat bagaimana hebatnya Billa ketika menjawab setiap pertanyaan dari Dosen Pengujinya selama proses sidang berjalan. Billa terlihat berbeda ketika sedang serius, kecerdasannya dalam mengolah kata-kata untuk menjawab setiap pertanyaan itu benar-benar memikat hati Aiman.

“ Kenapa bisa sih dia terlihat seperti seseorang yang punya dua kepribadian ganda. Dan dua-duanya membuat jatuh cinta.” Batin Aiman

Terpopuler

Comments

Bang Ipul

Bang Ipul

lanjuut

2024-11-04

1

Sri Astuti

Sri Astuti

selamat ya Bil.. sukses utk mu ..
jgn sia" kan lamaran mantan disbing mu🤣

2024-09-08

1

Jamayah Tambi

Jamayah Tambi

Bella2 kok kamu lain.Klu org lain berebut sama Pak Aiman/Toasted//Toasted//Toasted//Toasted/

2024-08-21

0

lihat semua
Episodes
1 November dan Dosen Baru
2 Harapan
3 Hujan dan Rapuh
4 Konsultasi Pertama
5 Jangan panggil saya bapak
6 Tangisan
7 Panggilan telepon tidak jelas
8 Cafe
9 Limbad lu?
10 Janji untuk kesuksesan
11 Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12 Nasi Padang
13 Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14 Dijodohkan
15 Aruna
16 Ayo Menikah
17 Paman Gila
18 Difitnah
19 Akhirnya Sidang Juga
20 Dewa dan Aiman
21 Bertemu Aruna
22 Siapa perempuan itu?
23 Rapat Keluarga Aiman
24 Billa mulai gila
25 Bertemu Keluarga Aiman
26 Keluarga Aruna
27 Curhatan Aruna
28 Hari Yudisium
29 Bingung
30 Monyet Ragunan
31 Cerita ke Bunda
32 Pak, ayo nikah!
33 Juragan sawit buat cemburu
34 Bertemu keluarga Billa
35 Emosi
36 Akankah Bahagia itu datang?
37 Ancaman Bunda
38 Gelisah dan Khawatir
39 Pertemuan Keluarga
40 Pepet terus sampai KUA
41 Tanggal pernikahan
42 Tema pernikahan impian
43 Manis dan Iblis
44 Nikah secepatnya!
45 Seserahan
46 Akhirnya...
47 Setelah Akad
48 Tahan...
49 Hasrat
50 Penyatuan Cinta
51 Cobaan Awal
52 Bandung dan Impian
53 Galau Pekerjaan
54 Amukan
55 Bercanda berujung serius
56 Masalah belum terselesaikan
57 Keputusan Billa
58 Kedatangan Aruna dan Nayla
59 S3 ilmu gombal
60 Ocha Kecelakaan
61 Melaporkan tante Latifa
62 Ke Bandung lagi
63 Tengah malam di kota Bandung
64 Obrolan malam
65 Makan siang
66 Supermarket
67 Mantan
68 Merajuk
69 Ke Kawah putih
70 Rancabali
71 Nothing's gonna change my love for you
72 Bertemu Sheza
73 Over thinking bikin pusing
74 Testpack
75 Rezeki titipan Tuhan
76 Kembali ke Jakarta
77 Penderitaan Aiman
78 Kekesalan terhadap Sheza
79 Emosi ibu hamil
80 Kondangan
81 Saling menerima
82 Pertengkaran pertama
83 Penyesalan Billa
84 Meminta maaf dan Memaafkan
85 Mengingat pesan bunda
86 Bertemu Aruna dan Liam
87 Obrolan dengan Rania
88 Toko Roti
89 Suami aneh
90 Kekhawatiran calon ibu
91 LDR
92 Perempuan tidak tahu diri
93 Kemarahan terhadap Sheza
94 Curhat menantu dan mertua
95 Jangan sok ganteng
96 Mencari solusi
97 Bayi Gorila
98 Si anak Rektor
99 Bertemu Rektor
100 Keputusan Sang Rektor
101 Tamu mengejutkan
102 Semua panik
103 Selamat datang ke dunia
104 Gemas
105 Cupu
106 Cemburu
107 Terima Kasih
Episodes

Updated 107 Episodes

1
November dan Dosen Baru
2
Harapan
3
Hujan dan Rapuh
4
Konsultasi Pertama
5
Jangan panggil saya bapak
6
Tangisan
7
Panggilan telepon tidak jelas
8
Cafe
9
Limbad lu?
10
Janji untuk kesuksesan
11
Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12
Nasi Padang
13
Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14
Dijodohkan
15
Aruna
16
Ayo Menikah
17
Paman Gila
18
Difitnah
19
Akhirnya Sidang Juga
20
Dewa dan Aiman
21
Bertemu Aruna
22
Siapa perempuan itu?
23
Rapat Keluarga Aiman
24
Billa mulai gila
25
Bertemu Keluarga Aiman
26
Keluarga Aruna
27
Curhatan Aruna
28
Hari Yudisium
29
Bingung
30
Monyet Ragunan
31
Cerita ke Bunda
32
Pak, ayo nikah!
33
Juragan sawit buat cemburu
34
Bertemu keluarga Billa
35
Emosi
36
Akankah Bahagia itu datang?
37
Ancaman Bunda
38
Gelisah dan Khawatir
39
Pertemuan Keluarga
40
Pepet terus sampai KUA
41
Tanggal pernikahan
42
Tema pernikahan impian
43
Manis dan Iblis
44
Nikah secepatnya!
45
Seserahan
46
Akhirnya...
47
Setelah Akad
48
Tahan...
49
Hasrat
50
Penyatuan Cinta
51
Cobaan Awal
52
Bandung dan Impian
53
Galau Pekerjaan
54
Amukan
55
Bercanda berujung serius
56
Masalah belum terselesaikan
57
Keputusan Billa
58
Kedatangan Aruna dan Nayla
59
S3 ilmu gombal
60
Ocha Kecelakaan
61
Melaporkan tante Latifa
62
Ke Bandung lagi
63
Tengah malam di kota Bandung
64
Obrolan malam
65
Makan siang
66
Supermarket
67
Mantan
68
Merajuk
69
Ke Kawah putih
70
Rancabali
71
Nothing's gonna change my love for you
72
Bertemu Sheza
73
Over thinking bikin pusing
74
Testpack
75
Rezeki titipan Tuhan
76
Kembali ke Jakarta
77
Penderitaan Aiman
78
Kekesalan terhadap Sheza
79
Emosi ibu hamil
80
Kondangan
81
Saling menerima
82
Pertengkaran pertama
83
Penyesalan Billa
84
Meminta maaf dan Memaafkan
85
Mengingat pesan bunda
86
Bertemu Aruna dan Liam
87
Obrolan dengan Rania
88
Toko Roti
89
Suami aneh
90
Kekhawatiran calon ibu
91
LDR
92
Perempuan tidak tahu diri
93
Kemarahan terhadap Sheza
94
Curhat menantu dan mertua
95
Jangan sok ganteng
96
Mencari solusi
97
Bayi Gorila
98
Si anak Rektor
99
Bertemu Rektor
100
Keputusan Sang Rektor
101
Tamu mengejutkan
102
Semua panik
103
Selamat datang ke dunia
104
Gemas
105
Cupu
106
Cemburu
107
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!