Dewa dan Aiman

Billa memijat pelipisnya untuk kesekian kali, denyutan di kepalanya belum berkurang sedikitpun sejak panggilan telepon dengan Safa, adiknya berakhir sepuluh menit yang lalu. Safa menceritakan kepada Billa, jika pamannya bertingkah semakin gila, dan bersikeras memaksa Bundanya untuk membujuk Billa agar mau menikah dengan Dewa, yang merupakan putra dari rekan kerja sang paman. 

Pamannya mengatakan jika Dewa memang sudah mengenal Billa, dan Dewa sendiri yang meminta orang tuanya untuk meminang Billa melalui pamannya. Billa bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya Dewa, dan apa benar Dewa memang mengenal Billa, dan apa yang membuat pamannya begitu semangatnya untuk menyatukan Billa dengan Dewa. 

“Bener gak ya si Dewa ini kenal sama gue?” Billa bertanya pada kehampaan kamarnya.

“Tapi kenal dimana dia sama gue, apa temen SMA gue dulu?” Ia kembali bermonolog. Hingga akhirnya Billa berniat menghubungi salah satu teman dekatnya di SMA dulu, ia ingin menanyakan tentang Dewa, mungkin saja temannya mengenal Dewa. Entah mengapa pikirannya penuh dengan nama Dewa. Iya sudah berekspektasi macam-macam tentang bagaimana sosok Dewa ini.

“Kenapa gue jadi mikirin Dewa sih, kurang kerjaan banget, mending nonton Drakor.”

Aktivitas menonton Billa terganggu oleh sebuah panggilan masuk ke ponselnya dari nomor tak dikenal, membuat Billa mengerutkan keningnya, dan menjawab panggilan itu setelah berpikir beberapa detik.

“Halo, Assalamualaikum.” Ucap Billa.

“Waalaikumsalam.” Sebuah suara bariton terdengar dari seberang telepon.

“Maaf, ini siapa ya?” Billa bertanya dengan sedikit takut.

“Sebelumnya saya mau tanya, benar ini Billa?” Suara dari seberang telepon bertanya.

“Iya, saya Billa.” 

“Maaf jika mengganggu waktunya, ini saya Dewa.”

Degh

Billa merasakan panas dingin di sekujur tubuhnya hanya karena ia mendengar si penelepon menyebutkan namanya. Namun Billa tidak ingin terlihat terkejut, ia berusaha menormalkan intonasi suaranya.

“Maaf Dewa yang mana ya, saya tidak kenal.” Ucap Billa ragu-ragu.

“Saya sahabatnya Rivan sepupu kamu itu.” 

Billa berpikir keras mengingat teman-teman dari Kak Rivan, namun dia tidak pernah ingat jika Kak Rivan memiliki teman yang bernama Dewa. Otaknya benar-benar dipaksa untuk berpikir, namun tetap saja tidak membuahkan hasil.

“Maaf Kak, saya gak ingat kalo Kak Rivan punya teman yang namanya Dewa.” Ujar Billa.

“ Oh saya lupa, kalo Rivan dulu selalu memanggil saya Angga bukan Dewa, nama saya Dewangga.”

Refleks mata Billa melebar begitu mendengar nama Angga. 

“Kak Angga yang dulu ngantar saya pulang ketika kaki saya terkilir di Bukit Seguntang bukan?” Billa ingin memastikan apakah dia salah orang atau tidak.

“Syukur kamu masih ingat Bil.” Nada bicara Dewa menjadi lebih ceria karena Billa mengingatnya.

Ia ingat betul dengan laki-laki yang ia kenal lewat Rivan dengan nama Angga itu. Bahkan Billa dulu pernah menaruh rasa pada sahabat kakak sepupunya tersebut. “Apa kabar Billa?” Tanya Dewa hangat.

“ Alhamdulillah kabar baik Kak, kakak apa kabar?”

“ Kabar saya baik juga. Kamu masih di Jakarta ya Bil?”

“Iya kak masih, kuliah saya belum selesai kak.”

“ Semangat untuk kuliahnya Bil. oh iya Bil, saya rasa kamu pasti sudah dengar kan sesuatu tentang saya dari Paman kamu.”

Billa merasakan keringat dingin mengucur di dahinya, lidahnya kelu untuk berucap. Apa yang harus ia jawab atas pertanyaan yang Dewa tanyakan. Billa terdiam beberapa saat, denyutan di kepalanya yang sudah sedikit berkurang kini bertambah lagi.

“Bil, Billa.” Suara Dewa menyadarkan Billa dari lamunannya.

“Eh iya kak, kenapa?” Gugup Billa.

“Saya berniat untuk menjalin sebuah hubungan serius dengan kamu Bil, saya tidak menuntut kamu untuk menjawabnya sekarang, pasti kamu akan butuh waktu untuk berpikir, berikan saya jawaban jika kamu sudah berpikir.” Suara Dewa terdengar lembut di seberang telpon sana.

“Apalagi ini ya Tuhan, saya harus senang atau sedih kalo gini ceritanya, Pak Aiman ngajak nikah, tapi ga tau serius atau engganya, lah ini datang satu lagi ngajak serius juga, kenapa harus di bombardir sama ajakan nikah gini sih.” Billa menjerit dalam hatinya.

“Billa, kamu kenapa diam?” Dewa bertanya dengan nada khawatir.

“Saya kaget kak dengan ajakan serius dari kakak yang tiba-tiba, saya gak tau mau jawab apa.” Billa menjawab dengan suara yang pelan.

“Saya tidak memaksa kamu untuk menjawab sekarang Bil, jawablah kalau kamu sudah memikirkannya dengan matang, saya akan tunggu itu.” Jelas Dewa.

“Iya kak,” kacau sekali pikiran Billa saat ini.

“Baik, saya tutup dulu teleponnya, Assalamualaikum.” Ucap Dewa.

“ Waalaikumsalam kak.” Balas Billa.

Billa menghela nafasnya dengan berat, lalu merebahkan tubuhnya di kasur. Pandangan kosongnya tertuju ke arah langit-langit kamarnya yang berwarna putih. Ia benar-benar tidak menyangka jika alur hidupnya akan serumit ini. Entah dosa apa yang pernah dilakukannya dimasa lalu, sehingga harus menerima balasan hidup sekacau ini.

Belum selesai ia memikirkan permasalahan dengan Dewa, kini sudah ada panggilan telepon masuk dari Aiman.

“Assalamualaikum pak.” Ucapnya dengan tidak bersemangat.

“Waalaikumsalam, kenapa dengan suara kamu?” Tanya Aiman.

“ Gak kenapa-kenapa pak, cuma lagi galau aja pak.” Jawab Billa asal.

“ Galau memikirkan apa?” Tanya Aiman yang memang serius menganggap jika Billa sedang menggalaukan sesuatu.

“Galau mikirin bapak.” Billa tidak menyadari jika jawaban asal yang keluar dari mulutnya itu berhasil membuat Aiman salah tingkah dengan pipi yang sedikit memerah.

“Ya sudah, sekarang kamu keluar, saya ada di depan kost kamu.” Intonasi suara Aiman dibuat setenang mungkin, padahal ia sedang menahan rasa gugupnya.

“Yang bener Pak? Bapak ngapain ke kost saya?” Tanya Billa panik dan segera beranjak dari kasurnya, lalu mengambil sebuah jilbab instan berwarna navy. Sekilas ia melirik pantulannya di cermin yang menggunakan celana training berwarna merah, dengan baju kaos lengan panjang berwarna kuning. Terlihat begitu aneh penampilannya, namun ia mengabaikan hal itu. Dengan cepat ia melangkahkan kaki untuk melihat apa benar jika Aiman berada di depan kostnya.

Betapa terkejutnya Billa begitu membuka pintu, di sana sudah berdiri Aiman dengan menggunakan celana chino berwarna hitam dan kaos lengan panjang yang lengannya sedikit ditarik ke atas dan juga berwarna hitam. Billa mengedipkan matanya beberapa kali dan menelan saliva dengan susah ketika melihat ketampanan wajah Aiman. Kemudian ia sadar akan penampilannya yang acak-acakan, ditambah lagi warna pakaiannya yang saling bertabrakan.

“Bapak ngapain kesini?” Tanya Billa sedikit menahan malu di depan Aiman.

“Ya mau ketemu kamu lah.” Ketus Aiman.

“Untuk apa ketemu saya pak?” Tanya Billa sedikit heran.

“ Ya cuma mau lihat kamu saja.” Mata Aiman menatap lekat ke arah wajah Billa ketika berbicara.

“Bapak rindu sama saya?” Goda Billa.

“Iya.” Jawab Aiman singkat.

Blush

Billa sangat yakin jika saat ini pipinya pasti sudah sangat merah seperti tomat.

“Sial, niat mau ngerjain Pak Aiman eh kenapa malah gue yang jadi salting gini.” Batin Billa.

“Outfit kamu cerah sekali Bil, seperti Barongsai.” Ucap Aiman santai tanpa beban, yang tentu saja membuat Billa menahan malu setengah mati mendengar komentar Aiman, namu ia berusaha tetap terlihat tenang.

“Tapi tetap cantik kan Pak?” Ucap Billa di buat setenang mungkin, dan hanya di balas anggukan dan senyuman dari Aiman.

***

Terpopuler

Comments

Bang Ipul

Bang Ipul

kamu pilih yg mana aku atau dia

2024-11-04

2

Nur Syamsi

Nur Syamsi

milih pak dosbing bill dia yg lebih duluan ngelamar kamunya

2024-12-17

0

Fitri Nurhalimah

Fitri Nurhalimah

bisa2 nya dikatain batongsai 🤣🤣

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 November dan Dosen Baru
2 Harapan
3 Hujan dan Rapuh
4 Konsultasi Pertama
5 Jangan panggil saya bapak
6 Tangisan
7 Panggilan telepon tidak jelas
8 Cafe
9 Limbad lu?
10 Janji untuk kesuksesan
11 Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12 Nasi Padang
13 Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14 Dijodohkan
15 Aruna
16 Ayo Menikah
17 Paman Gila
18 Difitnah
19 Akhirnya Sidang Juga
20 Dewa dan Aiman
21 Bertemu Aruna
22 Siapa perempuan itu?
23 Rapat Keluarga Aiman
24 Billa mulai gila
25 Bertemu Keluarga Aiman
26 Keluarga Aruna
27 Curhatan Aruna
28 Hari Yudisium
29 Bingung
30 Monyet Ragunan
31 Cerita ke Bunda
32 Pak, ayo nikah!
33 Juragan sawit buat cemburu
34 Bertemu keluarga Billa
35 Emosi
36 Akankah Bahagia itu datang?
37 Ancaman Bunda
38 Gelisah dan Khawatir
39 Pertemuan Keluarga
40 Pepet terus sampai KUA
41 Tanggal pernikahan
42 Tema pernikahan impian
43 Manis dan Iblis
44 Nikah secepatnya!
45 Seserahan
46 Akhirnya...
47 Setelah Akad
48 Tahan...
49 Hasrat
50 Penyatuan Cinta
51 Cobaan Awal
52 Bandung dan Impian
53 Galau Pekerjaan
54 Amukan
55 Bercanda berujung serius
56 Masalah belum terselesaikan
57 Keputusan Billa
58 Kedatangan Aruna dan Nayla
59 S3 ilmu gombal
60 Ocha Kecelakaan
61 Melaporkan tante Latifa
62 Ke Bandung lagi
63 Tengah malam di kota Bandung
64 Obrolan malam
65 Makan siang
66 Supermarket
67 Mantan
68 Merajuk
69 Ke Kawah putih
70 Rancabali
71 Nothing's gonna change my love for you
72 Bertemu Sheza
73 Over thinking bikin pusing
74 Testpack
75 Rezeki titipan Tuhan
76 Kembali ke Jakarta
77 Penderitaan Aiman
78 Kekesalan terhadap Sheza
79 Emosi ibu hamil
80 Kondangan
81 Saling menerima
82 Pertengkaran pertama
83 Penyesalan Billa
84 Meminta maaf dan Memaafkan
85 Mengingat pesan bunda
86 Bertemu Aruna dan Liam
87 Obrolan dengan Rania
88 Toko Roti
89 Suami aneh
90 Kekhawatiran calon ibu
91 LDR
92 Perempuan tidak tahu diri
93 Kemarahan terhadap Sheza
94 Curhat menantu dan mertua
95 Jangan sok ganteng
96 Mencari solusi
97 Bayi Gorila
98 Si anak Rektor
99 Bertemu Rektor
100 Keputusan Sang Rektor
101 Tamu mengejutkan
102 Semua panik
103 Selamat datang ke dunia
104 Gemas
105 Cupu
106 Cemburu
107 Terima Kasih
Episodes

Updated 107 Episodes

1
November dan Dosen Baru
2
Harapan
3
Hujan dan Rapuh
4
Konsultasi Pertama
5
Jangan panggil saya bapak
6
Tangisan
7
Panggilan telepon tidak jelas
8
Cafe
9
Limbad lu?
10
Janji untuk kesuksesan
11
Linglung, Budek dan Suka Suudzon
12
Nasi Padang
13
Ciyee, lagi jatuh cinta ya?
14
Dijodohkan
15
Aruna
16
Ayo Menikah
17
Paman Gila
18
Difitnah
19
Akhirnya Sidang Juga
20
Dewa dan Aiman
21
Bertemu Aruna
22
Siapa perempuan itu?
23
Rapat Keluarga Aiman
24
Billa mulai gila
25
Bertemu Keluarga Aiman
26
Keluarga Aruna
27
Curhatan Aruna
28
Hari Yudisium
29
Bingung
30
Monyet Ragunan
31
Cerita ke Bunda
32
Pak, ayo nikah!
33
Juragan sawit buat cemburu
34
Bertemu keluarga Billa
35
Emosi
36
Akankah Bahagia itu datang?
37
Ancaman Bunda
38
Gelisah dan Khawatir
39
Pertemuan Keluarga
40
Pepet terus sampai KUA
41
Tanggal pernikahan
42
Tema pernikahan impian
43
Manis dan Iblis
44
Nikah secepatnya!
45
Seserahan
46
Akhirnya...
47
Setelah Akad
48
Tahan...
49
Hasrat
50
Penyatuan Cinta
51
Cobaan Awal
52
Bandung dan Impian
53
Galau Pekerjaan
54
Amukan
55
Bercanda berujung serius
56
Masalah belum terselesaikan
57
Keputusan Billa
58
Kedatangan Aruna dan Nayla
59
S3 ilmu gombal
60
Ocha Kecelakaan
61
Melaporkan tante Latifa
62
Ke Bandung lagi
63
Tengah malam di kota Bandung
64
Obrolan malam
65
Makan siang
66
Supermarket
67
Mantan
68
Merajuk
69
Ke Kawah putih
70
Rancabali
71
Nothing's gonna change my love for you
72
Bertemu Sheza
73
Over thinking bikin pusing
74
Testpack
75
Rezeki titipan Tuhan
76
Kembali ke Jakarta
77
Penderitaan Aiman
78
Kekesalan terhadap Sheza
79
Emosi ibu hamil
80
Kondangan
81
Saling menerima
82
Pertengkaran pertama
83
Penyesalan Billa
84
Meminta maaf dan Memaafkan
85
Mengingat pesan bunda
86
Bertemu Aruna dan Liam
87
Obrolan dengan Rania
88
Toko Roti
89
Suami aneh
90
Kekhawatiran calon ibu
91
LDR
92
Perempuan tidak tahu diri
93
Kemarahan terhadap Sheza
94
Curhat menantu dan mertua
95
Jangan sok ganteng
96
Mencari solusi
97
Bayi Gorila
98
Si anak Rektor
99
Bertemu Rektor
100
Keputusan Sang Rektor
101
Tamu mengejutkan
102
Semua panik
103
Selamat datang ke dunia
104
Gemas
105
Cupu
106
Cemburu
107
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!