Insiden

Kalian Hati-hati ya"

"Iya mbak"

"Ingat pulang lagi kesini"

"InsyaaAllah iya, lagian kita masih ada study disini mbak, gimana nggak balik"

"Ya Kali kan, keenakan disana nggak balik lagi kesini"

"Kalau mas jodohnya orang sana ya disana dong! Iya nggak lish" ucap Mira

"Nggak tahu! Lagian nih ya kita itu sekarang fokus belajar bukan tentang cinta" ucap Ghalisa, membuat Mira manyun

"Oh iya Mira kan lupa kalau Halish kan hatinya ada di mesir, iya kan lish?" goda Mira

"Maksudnya?" Hira penasaran

"Ih Mira apaan sih! Nggak mbak, jangan percaya sama ucapan Mira. Mira itu, suka mengada-ada kalau ngomong"

"Kalau suk...."

Belum sempat Mira melanjutkan ucapannya pengumuman telah terdengar sebagai perintah para penumpang untuk bersiap menaiki pesawat.

"Barang kalian nggak ada yang ketinggalan kan? Coba cek dulu" ucap Hira

"lengkap mbak, ya sudah kalau gitu kami berangkat dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam. Fii amanillah ya buat kalian"

"Aamiin"

"Kabari mbak ya kalau sudah sampai" Hira sedikit berteriak

"Iya mbak" ucap mereka berdua

Sementara disisi lain,

Naqeeb beberapa hari yang lalu disibukkan dengan pekerjaan nya. Bahkan sekarang ia sedang berada diluar negeri untuk mengurus bisnisnya disana. Dengan itu, membuat Selina bebas bersama pacar kesana kemari tanpa sepengetahuan Naqeeb.

Justru Kakek Raid lah yang mengawasi Selina tanpa sepengetahuan nya.

"Bagaimana?" tanya kakek Raid to the point

"Saya sedang mengawasi nya tuan, Selina sedang bersama laki-laki lain tuan"

"Apa dengan orang yang sama?"

"Tidak tuan"

"Kurang ajar wanita siluman itu"

"Awasi terus setiap pergerakannya Yo, ingat! Sertakan bukti yang kamu lihat itu! Saya tidak mau tahu caranya bagaimana semua harus terkumpul" titah Kakek Raid

"Baik tuan"

"Tuan"

Tut!

"Kebiasaan kakek ini" gerutu Rio

"Sayang, kapan kamu tepati janji kamu buat ninggalin Naqeeb"

"Sabar ya sayang... Misi aku belum selesai"

"Kapan?"

"Ya sabar ya sayang, satu yang harus kamu percaya aku itu cinta sama kamu"

"Lalu, Naqeeb?"

"Nggak sama sekali. Dia itu hanya aku jadikan alat sebagai sumber uang"

"Tapi sampai kapan?"

"Hey, sampai aku berhasil menikah dengannya setelah itu aku akan mengambil harta yang akan menjadi milik aku. Dan ini akan bermanfaat buat kita nanti sayang"

"Hah!"

"Kamu percaya sama aku ya"

"Yes! Dapat juga ni bukti yang kuat" gumam Rio

Rio segera pergi dari tempat itu, sebelum keberadaannya di curigai.

Sementara Fikri tengah sibuk di kamarnya membolak balik kertas.

"Bos apa-apaan ini! acara gue tinggal ngitung hari dan dia ngirimin gue pekerjaan sebanyak ini" gerutu Fikri

"Ini tidak bisa dibiarkan"

"Hallo!" ucap Fikri

"Wah! Santai dong Fik" ucap Galih

"Kenapa Lo yang angkat, mana bos Naqeeb yang terhormat itu"

"Lagi ada urusan sama klien"

"Gue mau ngomong sama dia"

"Lagi nggak bisa diganggu"

"Lo juga satu lih, apa maksudnya gue dikirimin pekerjaan kantor"

"Maksudnya?"

"Gak bisa ya lihat gue tenang, ini acara gue udah nggak lama lagi, kenapa malah beri gue pekerjaan sampai kerumah. Gue kan cuti"

Tepat disaat itu Naqeeb berjalan disamping galih.

"Kenapa lih?"

"Wah! eh Naqeeb! Gue cuti"

"Itu pekerjaan harus Lo kerjakan kalau nggak gaji gue potong"

"Acara Lo masih 3 hari lagi kerjakan aja masih bisa" ucap Naqeeb lalu pergi lagi

"Ha?"

Galih tertawa membayangkan penderitaan sahabat nya itu.

"Bagus ketawa aja terus!"

"Sorry-sorry selamat bekerja bro"

Tut!

"Punya teman begini banget" keluh Fikri

...----------------...

"Tuan"

"Astagfirullah!, Rio kamu bisa jangan seperti jelangkung"

"Maaf tuan"

"Ada apa?"

Rio memberikan handphone nya dan memperlihatkan video yang ia dapatkan

"Itu tidak akan terjadi! cucuku benar-benar dibutakan oleh cinta" kakek Raid tampak geram

"Lalu apa rencana selanjutnya tuan?"

"Selama Naqeeb tidak ada disini gunakan hari-hari itu untuk mengumpulkan semuanya, dan aku akan mengatur rencana ku"

Kakek Raid tampak tersenyum smirk

"Rio, siapkan mobil sekarang antarkan saya ke pondok pesantren Al Fath"

"Baik, tuan"

"Pa, mau kemana?" tanya ifza

"Papa mau ke pesantren Al Fath, kamu mau ikut?" tanya kakek pada menantunya

"Boleh pa, tapi belum izin sama mas Salman"

"Itu gampang biar papa yang bilang ke Salman nanti. Ayo nak" ajak kakek

...----------------...

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab umi Hadrah

"Silahkan masuk pak, buk"

"Iya, terimakasih"

"Kebetulan sekali Ifah ada didalam sedang bantu kami didalam"

"Oh iya ustadzah? Memangnya mau ada acara ya?"

"oh tidak. Hanya membuat hidangan untuk anak saya yang akan pulang"

"Menjalankan pendidikan ustadzah? Dimana?"

"Di mesir"

"Oh MasyaaAllah"

Sementara kakek.m Raid hanya mendengarkan percakapan dua wanita itu.

ia tersenyum seraya dalam hati mengatakan ' itu adalah Ghalisa calon cucu menantu ku"

"Assalamu'alaikum" ucap Salman dan Ghafi

"wa'alaikumussalam"

"Eh... Ada tamu ternyata"

"Apa kabar pak?" tanya Sakhi

"Alhamdulillah... Baik"

"Ayo pak diminum dan makan dulu cemilannya"

"Iya, terimakasih"

Hadrah masuk kedalam memanggil ifza tidak lama kemudian ifza pun muncul.

"Mama!"

"Jangan teriak-teriak dek... Seperti dihutan aja"

ifza terkekeh" habisnya seneng ma"

"Abang mana mah, papa?"

"Papa lagi kerja, Abang juga lagi kerja diluar negri"

"Kakek ada disini, nggak mau disapa ni" sendir kakek Raid

"Aaa kakek ku sayang" Ifah beralih memeluk kakeknya

"Cucu Kakek yang satu ini mulai manjanya"

Semua orang terkekeh melihat nya

"Bagaimana pembagunan nya nak?"

"Alhamdulillah lancar pak, dan sebentar lagi seperti selesai"

"Saya ingin melihatnya apa nak Sakhi sibuk?"

"Oh tidak-tidak, mari pak saya temani"

Abi Sakhi dan kakek Raid berjalan mengelilingi pembangunan itu melihat-lihat kedalam isi pembangunan yang hampir selesai itu.

Tapi saat itu ada pekerja yang sedang pusing ia mengangkat bebatuan diatas tapi tidak tersadar ia pusing akhirnya bebatuan itu terjatuh.

"Nak Sakhi, awas!" ucap kakek Raid lalu mendorong Sakhi hingga terpental didinding

"Astagfirullah!"

"Pak Raid!"

Kakek Raid pingsan tidak sadarkan diri lumuran darah pun bercucuran di kepalanya

"Kamu ini kerja apa-apaan sih!" bentak mandor pada pekerjanya

"Maafkan saya pak, saya betul-betul tidak sengaja"

"Sudah-sudah tolong jangan bertengakar. tolong panggilkan keluarga di ndalem" ucap Abi Sakhi

Gemuruh yang dirasanya tidak dapat dipungkiri ia merasa bersalah saat melihat ini semua.

Ia segera merobek ujung sarungnya dan melilitkan di kepala kakek Raid dengan cepat.

"Bismillahirrahmanirrahim"

Sementara di ndalem mendengar berita yang sampai pada mereka.

"Ya Allah papa" ucap Ifza

"Kita susul kesana sekarang, ayo!"

"Rio!!!" teriak Ifza

"Iya Bu" Rio mempercepat langkahnya

Ia sedari tadi hanya menunggu diparkiran, itulah sebabnya ia tidak tahu keadaan tuannya.

"Cepat tolong kakek Raid" ucap Ifza dengan cepat menyusul kearah pembangunan

"Tuan" Rio melihat tuannya tidak sadarkan diri ikut merasa bersalah

"Cepat sekarang kita bawa kerumah sakit" ucap Hadrah

Dirumah sakit

"Ma gimana kabar papa?" tanya Salman

"Belum ada kabar pa" ucap ifza dengan mata memerah

Sakhi berdiri dan menghambat Salman lalu berlutut

Salman terkejut dengan tindakan itu ia langsung memegang bahu Sakhi dan menuntun nya untuk berdiri

"Astagfirullah ustadz!"

"Tolong maafkan saya, kakek Raid menolong saya dan akhirnya ia yang terkena bebatuan itu sampai terbaring dirumah sakit ini. Saya minta maaf"

"Itu kehendak Allah. Jangan salahkan diri ustadz sendiri, Ustadz tidak bersalah dalam hal ini" ucap Salman dengan bijak

Pintu ruangan terbuka

"Dok, bagaimana keadaan papa saya dok?" tanya Salman

"Keadaan pak Raid kritis"

Mendengar kabar dari dokter membuat semua orang terkejut terlebih Salman.

"Tolong lakukan yang terbaik dok" ucap Salman

"Pasti pak, kami akan berusaha. Kita berdoa sama-sama untuk kesembuhan pak Raid ya" ucap dokter

Tampak Sakhi kini semakin merasa bersalah

"Sudah ustadz, jangan dipikirkan hal itu. Kami hanya minta doa untuk kesembuhan papa" ucap Ifza

"Pasti, pasti kami akan mendoakan"

"Terimakasih atas kemurahan hati kalian" ucap Sakhi

Ifah menangis di pelukan mama nya, sementara Salman hanya berdiam menyandarkan tubuhnya didinding

Berjam-jam mereka disana menjaga kakek Raid. Hingga lupa dengan sambutan kedatangan putrinya.

......

"Mas, mau kemana?" tanya Agnia

"Mas mau jemput Ghalisa dulu ya dek, sebenarnya tadi Abi yang mau menjemput nya. Tapi, Abi masih ada dirumah sakit belum pulang"

"Nia ikut ya mas" ucap Agnia

"Fahri ikut juga!" ucap Fahri yang baru keluar dari kamarnya

"Iya, siap-siap sana"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!