Berkali-kali ia berkunjung ke pesantren dan berkali-kali pula ia melihat Destina entah kapan dan sejak kapan ia menyukai sosok Destina tapi ia pun kurang percaya diri lebih tepatnya merasa insecure lebih dahulu.
"Tolong panggilkan Iffah Khaira Agni nak, bilang kakaknya menunggu nya di ndalem" pesan Abi
"Baik Abi. Kalau begitu Ana pamit ya bi" ucap Destina dan mengangguk lalu tersenyum pada tamu
Galih melirik ke arah Fikri dan menyenggol kaki Fikri sontak Fikri menoleh
"Lo kenapa?" tanya Galih
"Menundukkan pandangan" ucap Fikri kembali menatap kedepan
"MasyaaAllah.. Sttt sttt" ucap Galih
"Lo suka sama dia?" tanya Galih
"Gue sadar diri lih" ucap Fikri
Percakapan itu didengar oleh Ghafi sementara Naqeeb tengah sibuk berbicara dengan Abi Sakhi mengenai pembangunan ruangan tambahan yang direncanakan kakek Raid jadi mereka tidak mendengar pembicaraan Fikri dan Galih.
"Coba dulu" ucap Ghafi
Sontak Fikri melihat kearah Ghafi ia jadi malu terlihat ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ustadz" ucap Fikri cengengesan
"Keluarga kami sudah kenal dekat dengan Destina sudah kami anggap sebagai keluarga sendiri. Tapi dia masih kuliah kalau memang sudah ingin menghalalkan silahkan dicoba dulu. Diterima tidaknya itu urusan belakangan dari pada keduluan" ucap Ghafi
"Tapi saya minim ilmu bang" ucap Fikri
"Hanya Allah yang mampu menilai, Asalkan kita terus memperbaiki diri itu sudah bernilai dihadapan Allah"
"Jika memang ingin serius bicarakan pada Abi biar Abi yang menyampaikan pada orang tua Destina" ucap Ghafi
"Benar itu apa kata bang Ghafi. siapa bilang kamu nggak pantas? Kalau Allah berkehendak pasti akan dijadikan pantas. Iya kan bang?" ucap Galih
"Hem benar" ucap Ghafi
"Assalamu'alaikum" ucap iffah dan Destina yang telah sampai
"Wa'alaikumussalam" jawab mereka
"Abang!!!" iffah tampak senang dan berhamburan memeluk abangnya
"Gimana belajarnya?" tanya Naqeeb
"Alhamdulillah, lancar bang"
Sementara Destina langsung masuk kedalam tidak ikut bergabung.
"Jalan yuk! Mau?" ajak Naqeeb
"Mau banget bang!" ucap iffah
"Ustadz, bang kalau gitu saya pamit dulu ya ustadz" pamit Naqeeb
"Iya hati-hati kalian" ucap Abi
"Kalian gimana mau langsung pulang atau..." Naqeeb bertanya pada kedua sahabatnya yang tidak kunjung berdiri
"Kalian duluan aja" ucap Fikri
"Oh ya sudah duluan ya" ucap Naqeeb sedikit penasaran kenapa sahabatnya belum mau pulang biasanya bareng
Naqeeb dan iffah sudah meninggalkan ndalem mereka berjalan menuju parkiran dimana mobil Naqeeb terparkir.
Saat iffah masuk kedalam mobil ia terkejut dengan wanita yang ada didalam mobil abangnya
"Astagfirullahaladzim!" pekik iffah menutup mulutnya
"Kurang ajar ni anak! Dikira gue setan apa!" gerutu Selina dalam hatinya
"Kenapa dek?" tanya Naqeeb
"Abang kok bawa wanita malam sih didalam mobil Abang" ucap iffah
ia terkejut saat berjalan lebih dulu dibanding Abang nya sontak ia langsung membuka mobil depan dan terlihatlah Selina yang memakai pakaian kurang sangat kurang bahan didalam mobil
Semula Selina memang memakai pakaian tertutup lantaran diminta oleh galih dan Naqeeb tapi saat ia memilih dimobil ia membuka pakai gamisnya itu lantaran tidak tahan dengan panas dan gerah yang ia rasakan.
"Ha? Wanita malam?" Naqeeb bingung
"Iya bang! Tuh lihat aja didalam mobil Abang" ucap Iffah
Naqeeb membuka pintu mobil dan terlihat Selina didalam dan tersenyum
"Astagfirullah...jadi yang dimaksud Iffah itu Selina" batin Naqeeb
"Kenapa kamu buka gamis sama jilbab kamu Selina" ucap Naqeeb
"Shhhtttt aku gerah tahu sayang, aku nggak suka baju gituan. Aku bukan mau melayat" ucap Selina
"Tapi ini pesantren sel! Terlebih lagi adik aku anak pesantren" ucap Naqeeb memperingatkan kekasihnya
"Kita kan mau jalan-jalan sayang dan kita keluar dari lingkungan ini. I am fine dimana salah nya aku juga nggak keluar dari mobil selama di pesantren ini" ucap Selina mempertahankan kemauan nya
Naqeeb pasrah ia hanya menghela nafasnya dan kembali menutup pintu
"Ih! Adik kamu aja tuh tampilannya yang kuno!" ucap Selina
"Ada kan bang" ucap Iffah
"Hmm dek, dia wanita baik-baik kok. kakak yang didalam mobil itu pacar Abang kak Selina" jelas Naqeeb memberikan pengertian pada adiknya
"What!!!!"
"Jadi itu yang namanya kak Selina?"
"Iya" jawab Naqeeb
"Kalau gitu iffah ikut kakek, iffah juga nggak setuju Abang sama perempuan itu, titik." ucap iffah melipat kedua tangannya
"Aduh! Jangan gitu dong dek, cukup kakek aja kamu jangan ikut-ikutkan" ucap Naqeeb
"Nggak! Iffah nggak suka sama dia" tolak iffah dan merajuk
"Dek kita mau jalan-jalan ini nanti keburu habis waktu nya. Jadi kan?" Naqeeb mengalihkan pembicaraan
"Jadi lah" ucap Iffah lalu membuka pintu mobil belakang
"Dasar anak kecil! Kalau bukan ini mobil Abang kamu, kamu udah aku usir dari mobil ini" batin Selina menatap Iffah dari spion mobil
"Apa sih yang dilihat bang Aqeeb dari perempuan ini" batin iffah
Sesampainya di mall
Iffah tampak lesu tidak semangatnya seperti biasanya jika diajak jalan-jalan. Sementara yang bersemangat itu adalah Selina yang menunjuk sana sini barang yang ia inginkan.
"Belum jadi istri aja sudah begini kelakuannya gimana nanti" pikir Iffah
"Aku nggak akan biarin Abang sama perempuan ular satu ini" batin iffah geram melihat Selina yang bergelut di lengan abangnya
"Aku adiknya atau pembantunya" batin Iffah sebab berjalan dibelakang mereka
"Kamu pilih aja apa yang kamu mau" ucap Naqeeb melepaskan genggaman Selina agar ia mendekat ke adiknya sebab ia merasakan perubahan pada adik nya
"Adek sini sayang" ucap Naqeeb
Iffah pun mendekat, segera dirangkul adik nya
"Kamu mau beli apa dek?" tanya Naqeeb
"Terserah abang aja" ucap Iffah
"Ya sudah kita kesana ya, sayang aku tinggal dulu ya" ucap Naqeeb
Di pesantren Fikri dan Galih masih setia di ndalem. Sedari tadi Fikri ingin mengutarakan niatnya tapi ia dikalahkan dengan kegugupan nya akhirnya ia belum juga berbicara
"Ustadz, ada yang ingin saya sampaikan" ucap Fikri
"Iya, ada apa nak?" tanya Abi
"Jadi gini saya...saya"
"Iya..." Abi menunggu kelangsungan ucapan Fikri
"Saya...Hufff"
Akhirnya Fikri terdiam ia bingung lidahnya sekan terlipat sulit sekali untuk berbicara
Ghafi memberikan kode pada Galih lalu melihat kearah Fikri
"Fik, ngomong dong!" bisik Galih
"Gue gugup lih, Lo tahu gugup nggak sih!" ucap Fikri ikut geram sebab didesak
"Kalau gue yang bicara berarti gue yang bakalan ngelamar Destina" ancar Galih
"Saya mau mengkhitbah Destina" ucap Fikri dengan spontan
Galih tersenyum akhirnya berhasil membuat Fikri berbicara dengan lancar
"Apa kamu sungguh-sungguh?" tanya Abi
"Iya ustadz, jika ustadz berkenan membantu saya untuk menanyakan pada Destina dan juga orang tuanya tentu saya sangat senang ustadz. Saya tidak mau jatuh pada kemaksiatan." jawab Fikri
"MasyaaAllah...Abi akan menyampaikan niat baik nak Fikri" ucap Abi Sakhi
"Terima kasih banyak ustadz" ucap Fikri
"Iya nak, semoga Allah mempertemukan niat baik nak Fikri" doa Abi Sakhi
Di aamiin ni oleh mereka bertiga
"Kalau begitu kami pamit dulu ustadz, bang. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments