"Alhamdulilah" ucap Ghalisa dan Mira saat mereka telah turun dari pesawat
"Adek!!!!" teriak Ghafi dan melambaikan tangannya
"Mir, itu Abang Halish udah jemput, yuk!" Ghalisa menggandeng tangan Mira
"Aaa rindu" saat telah berada di pelukan abangnya
"Fahri nya aunty sudah besar aja" ucap Ghalisa mengacak rambut Fahri
"Ah! Aunty jadi berantakan ini. Tapi, nggak papa pasti tambah ganteng kan aunty" ucap Fahri
mengundang tawa mereka
"Aaa" teriakan anak kecil yang ada didalam gendongan
"Iya kata adek, Abang nya memang ganteng" ucap Ghalisa mengambil alih Alya dalam gendongan Agnia
Mira bersalaman dengan Agnia dan menyatukan kedua tangannya pada Ghafi.
"Sekarang kita pulang ya" ajak Ghafi
"Mira bagaimana langsung mau kerumah Halish atau mau kerumah Destina dulu?" tanya Agnia
"Hem kerumah Destina aja dulu kak, soalnya mama sama papa Mira ada disana nungguin Mira"
"Yah...Mira" keluh Ghalisa
"Dek, Mira juga mau jumpa sama keluarga nya dulu" ucap Ghafi
"Ya udah deh, nanti Halish nyusul nya" ucap Ghalisa
----------------
Sesampainya dirumah
"Kak, kenapa sepi? Umi sama Abi mana?"
"Dirumah sakit dek"
"Ha!"
"Kamu tenang dulu, kakak belum selesai ngomong"
Agnia menceritakan kronologi kejadian itu, Ghalisa sedikit bernafas lega. Namun, ia juga khawatir.
"Terus keadaan nya gimana kak?"
"Belum ada kabar dek"
"Ya Allah...Semoga segera diberikan kesembuhan"
"Aamiin"
"Kak Halima mana?"
"Ada jam ngajar dek" jawab Agnia
"Bang Nasrul mana kak?" tanya Ghalisa
"Ikut nyusul Abi buat lihatin dirumah sakit dek"
"Kak, apa kita kesana juga ya kak"
"Nanti aja, kamu istirahat dulu aja" ucap Ghafi
"Iya dek, istirahat dulu" ucap Agnia
----------------
Keesokannya paginya....
Setelah melewati masa kritisnya akhirnya kakek Raid tersadar perlahan-lahan ia membuka matanya yang terasa silau dengan cahaya di penglihatannya.
"Alhamdulillah" ucap Hadrah
membuat semuanya melihat kearah bad, mengucapkan syukur atas semua nikmat yang Allah berikan.
Sungguh pertolongan Allah itu benar-benar ada.
Salman segera memencet bel tidak lama dokter dan perawat datang memeriksa keadaan kakek
"Alhamdulillah, perkembangan yang sangat pesat."
"Pak, bapak kenal dengan orang yang ada diruangan ini?" tanya dokter
Kakek Raid mengangguk
"Alhamdulillah"
"Semua baik-baik saja hanya butuh waktu pemulihan pada luka yang ada di kepala pak Raid"
"Istirahat yang cukup dan jangan lupa minum obatnya ya pak biar cepat sembuh"
"Iya dok, terima kasih"
"Pak Raid, saya berterima kasih karena bapak telah menyelamatkan saya. dan saya minta maaf karena bapak menyelamatkan saya bapak jadi terbaring dirumah sakit ini" ucap Sakhi
Kakek Raid tersenyum "Tidak masalah, nak Sakhi jangan merasa bersalah begitu. Saya ikhlas membantu"
"Bagaiman anak kalian sudah pulang?" tanya kakek Raid
sementara dalam fikiran Salman kenapa papa malah menanyakan anak ustadz Sakhi?
"Astagfirullah... Saya melupakan nya"
"Ya Allah umi... Gimana Ghalisa umi"
"Kalian terlalu menghawatirkan ku sampai-sampai anak sendiri lupa" kakek Raid terkekeh
"Arul, coba telpon Abang mu dulu nak" ucap umi Hadrah
Nasrul langsung menelpon Abang dan ia dapat bernafas lega.
"Bagaimana?"
"Tadi bang Ghafi yang jemput adek mi"
"Alhamdulilah"
"Kalian pulang lah dulu" ucap kakek Raid
"Iya benar, sebelum nya terima kasih ustadz sudah membantu menjaga" ucap Salman
"Kalau begitu kami pamit dulu. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
"Mas, kita belum beri kabar Naqeeb mas" ucap ifza
"Kenapa kita malah pelupa semua, beri kabar Naqeeb ma" ucap Salman
"Tidak perlu, dia pasti sibuk jangan buat dia khawatir"
"Tapi pa, Naqeeb harus tahu"
"Sampaikan saja padanya kakeknya menyetujui hubungan nya dengan Selina jika itu memang pilihannya"
Ifza dan Salman saling berpandangan, merasa heran dengan keputusan kakek Raid.
"Nggak! Pokoknya Ifah nggak setuju" ucap Ifah
"Kenapa?" tanya kakek
"Dia nggak baik buat bang Naqeeb kek. Kakek juga satu kenapa malah berubah fikiran." ucap Ifah
"Sampaikan saja Salman" ucap kakek Raid
"Kakek, kakek setelah terbentur apa kakek amnesia dengan penolakan hubungan bang Naqeeb dengan Selina itu?" tanya Ifah
Salman mengirimkan Naqeeb pesan kakek Raid
saat menerima pesan itu bukan main senangnya Naqeeb membaca isi pesan yang selama ini ia tunggu
"Kenapa? Senang banget" ucap galih
"Gimana nggak senang, kakek akhirnya merestui hubungan ku dengan Selina bro" ucap Naqeeb
"Ha!" galih terkejut mendengar kabar itu
Naqeeb segera memberi tahu Selina, dan akan melamar Selina setelah pulang.
"Kenapa tiba-tiba kakek Raid merestui mereka? Lalu bagaimana Naqeeb?" batin Galih
"Qeeb pikirkan lagi qeeb"
"Gue tetap akan melanjutkan hubungan gue"
"Lo nggak tahu gimana aslinya Selina qeeb"
"Apanya lih, Selina baik kok lih"
"Ya Allah..." batin Galih
...----------------...
"Akhhh! Akhirnya kakek tua itu merestui juga"
"Selangkah lagi sel" ucap nya.
"Sayang, cepat" ucap lelaki dari arah kamarnya
"Iya, ayo sayang"
...****************...
"Umi, Abi, Abang" sapa Ghalisa saat melihat mereka baru datang
"Anak umi makin MasyaaAllah" puji umi lalu memeluk putrinya
"Maaf ya Abi lupa jemput Halish, seharusnya Abi jemput Halish"
"Udah nggak papa, kan ada bang Ghafi"
"Adek, Abang Arul nggak dianggap nih. Sari tadi loh dek Abang berdiri disini"
"Kamu siapa ya?" canda Ghalisa
"Keterlaluan kamu dek" ucap Nasrul
"Hahaha bercanda bang" ucap Ghalisa lalu bersalaman dengan abangnya
"Abang gengsi Halish" ucap Halish
"Rindu berat" ledek umi
"Ih apaan sih umi, Nggak ada rindu berat itu untuk Halish dalam kamus Abang Arul"
"Mulai" ledek Abi
"Sudah jangan bertengkar, kak Agnia sudah siapin makanan tu. Kita sarapan dulu yuk!"
Setelah selesai makan mereka berkumpul diruang tamu.
"Umi, Abi gimana kabar orang yang nolongin Abi?"
"Alhamdulillah, beliau sudah sadar"
"Alhamdulillah" ucap mereka semuanya
"Pak Raid itu baik ya bi" ucap Agnia
"Iya, Abi jadi berutang Budi dengan beliau. Beliau sudah banyak membantu kita" ucap Abi
Suara kebisingan memenuhi ruangan tamu ditambah lagi dengan celotehan Naura dan Alya .
Di kediaman Destina tengah sibuk mendekorasi rumah dan kamar pengantin.
"Mira, halish kok belum datang-datang juga ya mir" ucap Destina
"Sabar atuh neng" ucap Mira
"Atau kita kumpul dirumah nya aja yuk mir nggak jauh kok"
"Ih yang benar saja. Mau diceramahi kamu keluar sana sini" ucap Mira
"Habisnya lama banget tuh Halish"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments